net/publication/301283484
CITATIONS READS
0 1,880
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Rohmatulloh Rohmatulloh on 14 April 2016.
(SM-1)
Evaluasi Prioritas Strategi SWOT dengan Analytical Hierarchy
Process
ABSTRAK
1. Pendahuluan
Organisasi pada umumnya memiliki rumusan strategi sebagai sarana tujuan
jangka panjang yang akan dicapai. Strategi merupakan tindakan potensial yang
membutuhkan keputusan pimpinan pucak dan sumberdaya organisasi dalam jumlah
yang banyak (David, 2011). Strategi dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor
internal dan eksternal organisasi. Oleh karena itu, para pengambil keputusan
strategis begitu bersahaja dengan teknik SWOT (strengths, (strengths, weaknesses,
threats . Teknik klasik ini awalnya digunakan untuk mengevaluasi
opportunities, threats).
organisasi bisnis dan dalam perkembangannya SWOT banyak juga diterapkan oleh
organisasi publik.
Hasil pemetaan faktor SWOT dengan bantuan matrik oleh para perumus
digunakan untuk menghasilkan beberapa
beberapa pilihan strategi dengan memanfaatkan
kekuatan dan peluang serta memperkecil kelemahan dan ancaman. Banyaknya
pilihan strategi yang dibangkitkan oleh perumus strategi menjadi tatangan
berikutnya bagi para pimpinan organisasi untuk mengambil keputusan. UntukUn itu
diperlukan evaluasi strategi guna diperoleh prioritas pilihan strategi berdasarkan
bobot tingkat kepentingannya agar dalam pelaksanaannya dapat difokuskan pada
strategi yang memiliki dampak tinggi terhadap kebutuhan pelanggan organisasi dan
pemangku u kepentingan. Walaupun begitu, bukan berarti strategi yang nilai bobot
kepentingannya rendah akan diabaikan dalam pelaksanaannya.
Analytical hierarchy process (AHP) sering digunakan para pengambil
keputusan untuk menganalisis berbagai pilihan prioritas keputusan yang bersifat
majemuk dan banyak kriteria atau sub kriteria.
kriteria. Prinsip kerja AHP adalah
2. Metodologi
Perumusan strategi Badan Diklat ESDM senantiasa mengikuti perkembangan
dinamika lingkungan strategis internal dan eksternal organisasi yang diselaraskan
dengan misi Badan Diklat ESDM. Pemantauan lingkungan internal organisasi terkait
dengan aspek kekuatan dan kelemahan sumber daya yang dimiliki organsisasi
seperti SDM kediklatantan (widyaiswara, dosen, dan tenaga penunjang kediklatan),
kelembagaan, kebijakan diklat, sarana dan prasarana, jejaring kerjasama dan
promosi, dan sistem informasi diklat. Sedangkan pemantauan lingkungan eksternal
meliputi aspek peluang dan ancaman yang dihadapi
dihadapi Badan Diklat ESDM bersumber
dari kebutuhan pelanggan pengguna jasa diklat dan harapan pemangku
kepentingan terhadap kualitas SDM yang berkompeten, munculnya pesaing lembaga
jasa diklat, serta dinamika sosial, politik, dan perkembangan teknologi kediklatan.
ke
Pemantauan lingkungan strategis tersebut selanjutnya di analisis dengan matrik
SWOT untuk mendapatkan pilihan strategi terbaik dan sesuai dengan harapan
pelanggan pengguna jasa diklat dan pemangku kepentingan.
Dalam pelaksanaannya, pengambil keputusan keputusan di organisasi tidak
memperlakukan pilihan strategi secara merata. Pengambil keputusan mesti
mendahulukan strategi yang memiliki dampak paling besar terhadap kepuasan
pelanggan dan harapan pemangku kepentingan. Penekanan terhadap pelaksanaan
strategi yang memiliki bobot priotitas tinggi juga terkait dengan pertimbangan dari
faktor SWOT yang dimiliki dan dihadapai Badan Diklat ESDM. Pada tahap ini teknik
AHP digunakan untuk menentukan prioritas pilihan strategi pengembangan SDM
sektor ESDM. Ringkasan kerangka
kerangka pemikiran disajikan seperti pada Gambar 1.
Kajian penerapan pendekatan SWOT dan AHP ini mengacu pada tahapan
Saaty (2008) dan Kangas (2001), sebagai barikut :
a. Lakukan analisis SWOT. Faktor
Faktor lingkungan internal dan eksternal yang relevan
diidentifiksi untuk dimasukkan ke dalam analisis.
b. Gambar struktur hirarki hasil analisis SWOT yang telah dipetakan. Tingkat
paling tinggi adalah tujuan atau fokus permasalahan yang dikaji dan pada
tingkat
at kedua diturunkan menjadi kelompok SWOT. Tingkat ketiga menguraikan
faktor yang berhubungan dengan masing-masing
masing masing kelompok SWOT. Tingkat
paling rendah adalah pilihan strategi yang berhubungan dengan seluruh faktor
SWOT.
c. Bangun matrik perbandingan berpasangan
berpasangan pada setiap tingkat hirarki yang
saling memiliki hubungan dengan tingkat di atasnya. Matrik perbandingan
berpasangan ini dibangun berdasarkan persepsi atau pendapat penilai dengan
membandingkan antar kriteria atau pilihan. Nilai yang digunakan untuk menilai
m
seberapa penting dua kriteria yang diperbandingkan yaitu acuan skala Saaty
terdiri dari nilai 1 sampai 9 mencerminkan ekspresi penilaian seorang pakar
terhadap tingkat kepentingan dua kriteria (Tabel 1). Jumlah penilaian yang
dibutuhkan dapat dihitung
dihitu dengan persamaan n(n-1)/2.
1)/2. Misalnya matrik
berjumlah 4 kriteria yang dibandingkan (n=4),
( 4), diperlukan jumlah pendapat
sebanyak 6 penilaian. Hasil perhitungan matrik perbandingan berpasangan
diperoleh nilai eigenvector sebagai nilai bobot prioritas pada masing-masing
m
kelompok SWOT, faktor SWOT, dan pilihan strategi.
3. Contoh Penerapan
Badan Diklat ESDM merupakan organisasi pemerintah memiliki tugas dalam
pembangunan SDM sektor ESDM. Pembangunan SDM sektor ESDM seperti
pembangunan SDM sektor lain pada umumnya, senantiasa tidak luput dari
perkembangan lingkungan strategis
strategis yang dinamis. Tabel 2 adalah hasil formulasi
perumusan strategi yang diperoleh dari dokumen Draft Grand Design Badan Diklat
ESDM tahun 2011. Untuk keperluan contoh, penulis hanya mengambil empat
strategi yang akan dievaluasi dengan label ST1 sampai dengan
dengan ST4. Struktur hirarki
evaluasi strategi SWOT disajikan pada Gambar 2.
ST1 0,4385 0,0765 0,3718 0,1000 0,1760 0,1826 0,3754 0,3780 0,1650 0,1739 0,2426 0,3116 0,2979 (1)
ST2 0,3564 0,5419 0,1980 0,7000 0,1392 0,3479 0,3177 0,1185 0,1650 0,5913 0,1416 0,3788 0,2617 (3)
ST3 0,1509 0,3091 0,3718 0,1000 0,6286 0,3979 0,2357 0,0730 0,6252 0,1814 0,5792 0,1957 0,2694 (2)
ST4 0,0543 0,0725 0,0584 0,1000 0,0562 0,0715 0,0712 0,4306 0,0448 0,0534 0,0367 0,1139 0,1710 (4)
4. Penutup
Evaluasi prioritas strategi SWOT dengan AHP memberikan masukan bagi
pengambil keputusan dalam pelaksanaan pilihan strategi untuk menjawab harapan
pelanggan dan kebutuhan pemangku kepentingan organisasi. Strategi yang memiliki
tingkat kepentingan tinggi perlu
perlu mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan
strategi dengan tingkat kepentingannya rendah. Berdasarkan contoh penerapan
AHP diperoleh rumusan prioritas strategi paling tinggi yaitu wujudkan
ujudkan Pusdiklat,
BDTBT, dan PTK Akamigas sebagai center of excellence, dan akreditasi
kreditasi lembaga dan
sertifikasi program. Prioritas strategi ini dihasilkan dari pengaruh faktor peluang
(kelembagaan PTK Akamigas, dan pengembangan SDM sektor ESDM) dan kekuatan
organisasi (Lembaga Diklat Pemerintah, dan memiliki kebijakan operasionalopera
penyelenggaraan diklat).
5. Daftar Pustaka
[1] [Badiklat ESDM] Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya
Mineral, (2011) ‘Draft Grand Design Badan Diklat ESDM’, Jakarta : Badiklat
ESDM.
[2] David, F.R, (200
2007) ‘Strategic Management : Concepts’, New Jersey : Pearson
Education, Inc.
[3] Kangas,, J., M. Psonen, M. Kurtilla, and M. Kajanus, (2001) ‘A’WOT : Integrating
Analysis Proceedings : 6th ISAHP,, August 2-4,
The AHP With SWOT Analysis, 2 Berne,
Switzerland, 189-198.
189
[4] Marimin, (2004
2004) ‘Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk’,’, Jakarta : Grasindo.
[5] Rochman, N.T, E. Gumbira-Sa’id,
Gumbira Sa’id, A. Daryanto, and N. Nuryartono, (2011)
‘Analysis
Analysis of Indonesian Agroindustry Competitiveness in Nanotechnology
Development Perspective Using SWOT-AHP
SWOT Method’, International
national Journal of
Management Vol. 6 No. 8, August, 235-244.
Business and Management,
[6] Saaty, T.L, (2008) ‘Decision
‘Decision Making with The Analytic Hierarchy Process’,
Process Int. J.
Service Science,, Vol. 1 No. 1, 83-98.
83
[7] Young, R.D, (2003) ‘Perspectives
‘Perspectives on Strategic Planning in the
th Public Sector’,
http://www.ipspr.sc.edu/publication/perspectives on Strategic Planning.pdf
[29 Mei 2009].
0,3820
1. Eigenvector kelompok SWOT
0,0864
' /
0,4320
0,0996
1 5 1 3 1,5447
2. Weighted sum vector
EqA´ µ 4,0329 µ 4
5. Consistency index
`w 0,0110
µ1 4µ1
`w 0110
0,0110
6. Consistency ratio
`Z 0,0122
Zw 0,90
90