Anda di halaman 1dari 3

Cerpen Karangan: Peggy Nuzul Syaharani

Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Remaja


Lolos moderasi pada: 10 August 2018

Dinginnya udara malam arang limbung, malam sunyi menuju hari esok, aku tak bisa tidur karena
amat menggigilnya aku saat ingin tidur. Tepat tengah malam ibu datang ke kamarku.

“Sudah malam Ani, kenapa kau belum tidur?”


“Aku tak bisa bu, udara malam ini amatlah dingin”
“Pakailah minyak kayu putih di kaki dan tanganmu. Lalu pejamkan matamu, jangan lupa pakai
selimut”
“Iya bu, akan kulakukan”
Tak lama, aku pun tertidur

Adzan subuh pun mulai terdengar dan aku pun bergegas mandi, shalat subuh, dan bersiap siap ke
sekolah, dengan seragam yang amat rapi ditambah aku mengenakan sehelai kerudung.

Aku berjalan kaki menuju sekolah, aku hanya membutuhkan 25 menit menuju sekolah, aku
hanyalah anak perempuan sederhana, dengan tubuh sedikit berisi, aku tak secantik temanku tapi
syukur Alhamdulillah aku imut dengan adanya pipi tembem dan gigi gingsul.

Sesampai di sekolah aku membereskan kelas yang sedikit berantakan, daya ingatku tentang
pelajaran tidak terlalu kuat dan sering lupa, jarang pula mendapat juara.

Saat bel pulang aku beranjak pergi dari ruang kelas, saat di perjalanan aku ingat dengan facebook
dan hp di rumah, lantas aku pun berlari-lari sedikit menuju rumah.

Sesampai di rumah, salam ibu, ganti baju, shalat dzuhur, makan, lalu ke kamar langsung
mengambil laptop dan hp.
Membuka facebook dan ternyata banyak yang mengirim pertemanan dan chat. Kukonfirm
semuanya dan membalas semua chat, setelah itu aku membuka pemberitahuan ternyata ada yang
mengelike kornologiku, karena aku tak suka membuat status jadi hanya di chat saja, dia laki laki
bernama Faisal.

Percakapan kami berdua:


“TFBL kak”
“Oke dek”
Awalnya aku yak ingin membalasnya lagi tapi mungkin bisa kenal lebih jauh.

“Kak, kakak asal mana?”


“Pontianak” dan bla bla bla.
Akhirnya aku berhenti bermain facebook Shalat ashar, dan pergi kerja kelompok.

Sepulangnya mandi, shalat magrib, mengaji, makan malam, shalat isya, belajar sebentar, main
facebook lagi, dan ternyata faisal ada ngechat aku lagi dan sampai jam tidurku tiba.

Keesokan harinya,
Aku menjalankan aktivitasku seperti biasa namun hari ini sedikit berbeda karena Faisal
mengungkapkan rasanya
“Aku suka dan sayang padamu, aku janji tak kan meninggalkanmu”
“Tapi maaf aku tak bisa karena aku tak ingin seperti teman temanku, mengisi masa remajanya
dengan berpacaran, masa remaja tak harus pacaran, karena masih banyak hal baru tapi tak harus
pacaran, dengan pacaran sepertinya hanya akan merusak moral, kita berteman saja sudah cukup”
“Tapi aku tidak akan mengecewakanmu”
“Dan jika memang iya katakan itu nanti bila kau telah sukses dan telah mengejar cita citamu”

Kami sangat dekat namun tanpa status pacaran. aku yakin hidup tanpa pacaran itu lebih baik
Karena ALLAH SWT. Melarang umatnya berpacaran.
SAHABAT ADALAH SEGALANYA

“Sahabat adalah dia yang tau kekuranganmu, namun menunjukkan kelebihanmu. Sahabat adalah dia
yang tau tentang ketakutanmu, namu ia menunjukan keberanianmu”

Mempunyai sahabat memang menyenangkan. Setiap hari selalu bersama sambil menceritakan
banyak hal yang dialami. Kadang bercerita tentang sesuatu hal yang menyedihkan, tapi terkadang
juga menceritakan hal yang menyenangkan hingga membuat kami tertawa bersama. Seperti itulah
hubungan persahabatan yang telah kami jalin dalam beberapa tahun ini.

Namaku Fildza Hasnamudhia, biasa di panggil ody atau audy. Saat ini usiaku baru menginjak
14 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SMP. Tak ada yang istimewa dariku. Aku hanyalah gadis biasa,
yang tidak terlalu pintar, dan

Tiga tahun lalu aku bertemu dengan 3 orang gadis yang seumuran denganku. tepatnya pada
saat upacara penerimaan murid tahun ajaran baru di SMP tempatku bersekolah saat ini. Bella,
Salsha, dan Cassie. Itulah nama ketiga gadis itu dan sekarang mereka telah menjadi sahabatku. Aku
juga mempunyai 7 orang sahabat yang berteman denganku dari SD, dan 1 orang sahabat yang
berteman denganku dari TK , yaitu Zulfa. Jadi, sekarang kami bersahabat menjadi 11 orang. memang
sangat banyak, tetapi mereka sangat menyenangkan. Sejak berteman dengan mereka hidupku
berubah menjadi lebih baik dan menyenangkan.

Hari ini masih sama seperti biasanya. Di bawah langit yang cerah, kami berkumpul di sini,
membuat lingkaran seperti biasannya. Di pinggir lapangan sekolah dekat kelas kami. Sebelum bel
masuk berbunyi , kami memang sering bercerita di tempat ini. Tempat ini memang hanya sebuah
lapangan sekolah yang sangat ramai dengan para siswa yang baru datang ke sekolah dan mondar-
mandir untuk menunggu bel masuk dibunyikan. Namun, kami selalu merasa kalau tempat ini sangat
nyaman. Yaah kecuali saat panas atau hujan kita akan langsung mencari tempat untuk berteduh.
Biasanya yang kami lakukan di sini hanya bermain bersama sambil menceritakan banyak hal yang
telah kami alami dan kami ketahui.

“Oh, ya. Bukannya satu minggu lagi kita Ujian Tengah Semester, ya?” tanya Bella memastikan.
“Hm… kurasa itu akan menjadi saat-saat yang menyiksa bagi otakku yang pelupa ini,” gumam Shanin
sambil memukul-mukul kepalaku pelan.
“Tenang saja! Kan, di setiap nomor ada pilihan jawaban. Tinggal pilih saja salah satunya. Kalau
beruntung mungkin hasilnya akan memuaskan,” ujar Cassie santai sambil tertawa.
“Iya, kalau beruntung. Kalau nggak beruntung, kan nanti nilainya jelek,” sahut Salsha sambil melirik
Cassie dengan tertawa. Sementara Salsha tak menjawab dan terus tertawa.
“Eh, tadi malam aku mimpi buruk,” kata Tival secara tiba-tiba, sehingga membuat pandangan kami
langsung tertuju padanya.
“Mimpi apa?” tanya kami kompak.
“Tapi jangan marah, ya? Soalnya mimpiku benar-benar buruk,” jawab Tival dengan wajah yang
tampak ragu.
“Udah, cerita aja!” kata Steffi tak sabar. Sepertinya ia benar-benar merasa penasaran dengan mimpi
yang dialami Tival.
“Semalam aku mimpi kalau kita gak lulus UN” kata Tival dengan pelan
“Jangan gitu donk, aku takut ntar benar-benar terjadi” ucap Salsha
“Udah gak usah dipikirin. mudah-mudahkan gak, itu kan hanya mimpi.” Ucapku sambil
menenangkan mereka
“Iya , itu kan hanya mimpi. Gak usah terlalu dipikirin, yang penting kita belajar dan berdoa” kata
Zulfa
“Yaudah yuk masuk kelas, udah bel tuh” kata Tival.

Setelah beberapa jam belajar, akhirnya bel pulang berbunyi bertanda jam pelajaran telah usai.
sebelum pulang kami yang muslim diwajibkan untuk sholat zuhur berjamaah di masjid dekat
sekolah. Setelah selesai sholat kami beranjak pulang kerumah. Cuaca yang panas tidak menyurutkan
kami dan para siswa lain untuk pulang kerumah.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya taksi langganan kami datang. Kami cepat-cepat masuk
ke dalam taksi sebelum tidak mendapat tempat duduk, yang tidak mendapat tempat duduk akan
duduk di bawah dan siap-siap roknya panas.

“Sebentar sore ke rumahku yuuk” kata Zulfa


“Ngapain?” tanya Cassie
“Bermain atau ngapain kek, aku bosan sendiri di rumah” jawab Zulfa
“Yaudah, aku Insya Allah yaa” kataku
“Oke , di rumahku jam setengah 4 yaa” ucap Zulfa
“Sipp” jawab kami serentak

Setelah sampai dirumah, aku cepat-cepat ganti baju dan segera makan siang. Sehabis makan
siang aku tidur sebentar sebelum ke rumah Zulfa.

Sebelum ke rumah Zulfa , aku minta izin sama mama aku . Mamaku sih izinin aku keluar-
keluar asalkan hanya dirumah saja dan tidak keluyuran kemana-mana
“Yang lain mana?” tanyaku

“Belum datang, taulah mereka jam karet haha” jawab Zulfa

“Iya nih, kan udah di bilang datang jam setengah 4, palingan mereka datang jam 4” kata aku

“Yaudah nunggu di kamar yuuk , panas nih” kata Zulfa

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya mereka datang satu per satu

“Beli es krim yuk di kios sebelah” ucap Tival

“Yuk udah. aku mau beli minuman juga, udah haus banget nih” kata Steffi

Memang setiap kumpul-kumpul kami selalu membeli es krim. Tival tuh yang paling doyan
sama es krim. Yang lain hanya beli satu es krim , dia malah beli dua es krim. Di antara kami semua,
Tival yang paling besar dan tinggi, tetapi dia yang paling penakut tentang hal-hal mistis.

Seperti biasa, sebelum bel masuk kami selalu duduk di pinggir lapangan sambil membentuk
lingkaran. Tetapi, sekarang kami sedang belajar bersama untuk persiapan UAS, sambil bercerita sih.
Walaupun niatnya untuk belajar , pasti bukan hanya belajar tetapi sambil bercerita. Itulah kami. Hal
yang paling menyenangkan adalah dimana saat kami semua berkumpul sambil tertawa bersama-
sama.

Kata guru-guru kami UN bulan April. Sebenarnya takut sih kalau aku tidak lulus. Maka dari itu
setiap malam aku belajar dengan giat agar bias dapat nilai yang memuaskan.

Kami telah merencanakan mau masuk SMA dimana. Kebanyakan sih mau masuk SMA di luar
kota, nanti kalau tidak lulus baru masuk SMA di sini. Ada juga yang tidak mendaftar SMA diluar kota
karena belum di kasih orangtua untuk sekolah di luar kota. Aku Insya Allah mau masuk SMA 17
Makassar, yaa itu pun kalau lulus. Yang lain ada yang mau masuk di Surabaya, Kalimantan, atau Palu.

Sedih sih karena sudah mau pisah dari mereka. Maunya satu sekolah bareng lagi. Maunya SMP terus,
tapi kan gak mungkin. Masa yang lain udah SMA kita masih SMP.

Kami mempunyai janji, kalau sudah SMA nanti kami akan tetap berkomunikasi walaupun jauh, kalau
ada waktu kami akan kumpul-kumpul, dan tidak akan melupakan satu sama lain.

“Senyuman seorang sahabat hanya akan terlihat jika kamu tersentum dan mendapat kebahagiaan”

Anda mungkin juga menyukai