Anda di halaman 1dari 7

Hard to say goodbye

“There’s a reason why i have to say

Goodbye”

Pagi yang indah Menurut ku , ya mungkin terdengar klasik tapi mau bagaimana lagi, hidup ku tak
akan lama lagi, penyakit ku yang bukanlah hal yang sepele membuat ku pusing, arghhh... rasanya aku
ingin menjadi gila saja.

“ Pagi semuanya “ sapa ku Dengan lesu.

“Pagi juga na” jawab nuri, Riri dan Rara kompak

Perkenalkan para sahabatku mereka adalah Nuri, Rara dan Riri. Nuri adalah sahabat pertama ku
meski tempramen namun ia memiliki sifat keibuan yang sangat besar tenang dia kalem kok,
emosiannya kalo udah muak saja. Kedua Rara dan Riri mereka adalah anak kembar yang sangat
bertolak belakang, yang satu golongan nya biasa saja, kalem adem ayem tenang no debat, yang satu
nya lagi petakilannya minta ampun, Mungkin dia nggak gerak sedikit bisa kesambet kali ya?, for your
information mereka adalah sahabat ketika aku sedang di rawat pertama kali.

Setelah itu banyak tatapan kagum dan ada pula yang menghampiri ku hanya untuk basa basi dari
para fans ku yang lumayan terbilang banyak.

Meski aku tertutup tapi aku lumayan populer di lingkungan sekolah ku ini, mungkin karena
kepintaran ku yang lumayan bagus dan sering mengikuti beberbagai lomba dan membawa banyak
piala untuk sekolah, teman-temanku pernah juga bilang mungkin juga karena aku cantik? Padahal
diriku biasa saja.
“ Tumben lesu na? Biasanya pagi-pagi kek gini semangat 45 “ tanya si bawel Riri.

“ Berisik Ri elah gue gantung juga lu di pohon toge.”ancam ku, biarkan saja ancaman ku absurd toh
aku sedang lesu anak satu ini malah ngajak baku hantam.

“ Ehh... Santai bro, bersyandyaa, bersyandaa..“ jawab nya dan muka watados nya itu lah yang
menambah buruk suasana pagi ku, hah.. Ingin sekali ku lakban anak ini di pohon nangka, biarkan saja
kalau dia di ganggu ‘penunggunya’ maupun di gigit semut, tawon, lebah dan temen sebagainya jujur
aku bertanya-tanya kok rara kuat punya saudara titisan gorila lepas kandang seperti itu.

“ Udah ri jangan di ganggu, kasian anak orang “ ucap Rara yang lumayan bisa membuat ku sedikit
tenang.

“ Duain aja “ timpal Nuri.

Tak lama kemudian bel pun berbunyi, dan pelajaran pun mulai seperti biasa nya tanpa hambatan.

🕊🕊🕊

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, aku dan teman-temanku pergi ke kantin untuk
istirahat. Saat kami masuk ke dalam kantin banyak fans ku yang menyerbu ke arah kami berempat,
aku sih diam saja kecuali yang Lain sedang melindungi ku, kami pun mencari tempat duduk di bagian
pojok karena tempat itu lah yang paling nyaman menurut kami.

“ Ada yang mau nitip ? “ Tanya Nuri

“ Aku nitip seperti biasa ya,” ucap Rara bersemangat, dia ini giliran soal makanan pasti semangat
banget, di banding selain makanan pasti kalem.. Banget.

“ Aku nitip minum aja “ ucapku masih lesu tapi tak seperti tadi pagi.

“ Ohh ok.” Jawab nuri lalu pergi mulai membelikan pesanan kami.

“ Aku ikut nur!” Teriak Riri saat nuri mulai menjauh, lulu segera berlari menyusul Nuri saat ia
mengengok.

“ Eum na,” panggil rara.

“ Paan. “ jawab ku dingin.

“ Itu--. “ Wait , kalo gak penting mending jangan. “ Potong ku cepat, karena kalau rara udah ngomong
bisa panjang x lebar x tinggi, pasti gak selesai kayak rumus matematika, mumpung ada makanan jadi
dia pasti mau ngomongin soal ‘itu’.

“ Ish..., Dengerin dulu ngapa main potong ae bocah” kesalnya.


“ Terserah” ujar ku dingin.

“ Yaudah.” Jawab nya sedikit dingin?, Karena tak biasanya Rara berucap dingin, meski kami
bertengkar pun dia biasa-biasa saja, dan ya.. Akhirnya Rara tidak jedi cerita

Hening seketika hingga akhirnya.

“ Hay gais Nuri and Riri comeback!!” Teriak Riri yang menarik perhatian beberapa orang, hah.. aku
bingung mengapa aku punya sahabat seperti ini.

“ Berisik Ri, gue plester juga tu mulut lama-lama” kesal Nuri, well kalo dia udah marah siap-siap aja
kena amarahnya.

“ Ok stop gue mau nanya ke Nana” ujar Rara cepat, mungkin dia takut ada perang lagi ehe, sekalian
nanya yang ‘itu’ maklum mumpung ada makanan.

“ ahsiap” jawab nuri dan Riri cepat.

“ Jadi gimana penyakit lu na?” Tanya Rara.

“ Gak papa kok katanya sih udah mulai membaik hehe” Jawab ku bohong.

Ya... Mereka semua tau penyakit yang aku alami. Kanker jantung, kanker yang paling langka yang
tumbuh di jantung, sebenarnya aku sudah mendapatkan penyakit jantung ini dari kelas 1 SMP,
namun aku baru menyadari nya di saat kelas 2 SMP haha lumayan lama aku tak menyadari nya,
sebenarnya penyakit ini sudah semakin parah namun aku bisa menutupinya dengan baik agar teman-
temanku tidak curiga.

“ Kau yakin na? “ Kali ini Riri yang bertanya

“ Iya Riri ku” jawabku jail.

Lalu kami mulai makan dan mengobrol hingga waktu istirahat habis.

🕊🕊🕊

Waktu pulang sekolah pun tiba, sekarang aku tengah berada di halte menunggu bis untuk pulang ke
rumah. Sesampainya aku di rumah aku mulai membersihkan diri dan mulai mengerjakan PR serta
pekerjaan rumah lainnya, selama ini aku hanya hidup sendirian jadi aku lebih mandiri meski
terkadang ada keluarga ku yang mengunjungi ku.

Pkl : 15.30

Aku sudah berada di dapur untuk memasak makan malam ku, aku mulai memasak sayur dan
beberapa lauk untuk makan malam ku.
Beberapa menit kemudian..

Aku sudah menyelesaikan masakan ku, lalu aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu
memakan makan malam yang tadi sudah ku buat.

Saat ini aku sedang berada di ruang keluarga untuk menonton TV, namun tiba-tiba aku merasakan
sesak nafas dan kepala ku terasa berputar-putar, aku ingin segera beranjak mengambil obat ku
namun pandangan ku seketika langsung menghitam ketika aku hampir meraih obat ku.

🕊🕊🕊

Saat aku membuka mata aku mulai mencium bau obat-obatan khas rumah sakit, ketika pandangan
ku sudah lebih baik aku melihat kakak ku sedang duduk di sebelah ku Dengan raut muka yang
menurut ku sedikit mengerikan.

“ K.- “

“ Jangan bicara dulu minum airnya.” Ucapnya sambil memberikan ku segelas air putih di nakas.

“ Hah.. lain kali jangan lupa penyakit mu, sudah ku bilang untuk tinggal saja bersama ku namun kau
terlalu keras kepala”omel kakak ku, aku hanya mengangguk karena aku masih terlalu lemah untuk
menjawabnya. Lalu datang lah para sahabat ku dan kami mengobrol hingga malam, mereka pun
pulang karena sudah ditelpon orang tua mereka masing-masing.

Keesokan harinya.

Ketika aku mulai terbangun aku merasa begitu sesak nafas kakak ku yang ikut terbangun di sebelah
ku pun segera memanggil dokter untuk memeriksa ku, dan memberi alat bantu pernapasan. Setelah
itu aku mulai bernafas dengan tenang kembali dan kakak ku dipanggil ke ruangan dokter untuk
mengetahui sesuatu. Tak lama, kemudian teman-temanku datang bersama kakak ku dan langsung
memeluk ku.

“ Kau menjadi lebih tirus na, sepertinya kemarin kau baik-baik saja apalagi sekarang kau sedikit
menjadi dingin dan pucat,” ujar Nuri menilai keadaan ku.

“Aku baik-baik saja” jawab ku lemah.


Lalu kami mulai membicarakan tentang sekolah dan pelajaran, karena hari ini hari libur jadi kami
berempat bisa leluasa untuk bercerita.

Pkl 12.30

Teman-temanku sedang mencari makan siang sedangkan aku sedang di suapi makan oleh ibuku yang
datang, mereka datang setelah kakak memberi tahukan keadaan ku, aku sudah di beritahu oleh
kakak ku apa yang terjadi, yap penyakit ku semakin parah mungkin aku tak akan lama lagi, namun
aku harus positive thinking dulu sebelum pergi ke sana.

Dan malam pun tiba, teman – temanku sudah pulang dan aku hanya berdua dengan kakak ku karena
orang tua ku harus pulang karena ada urusan mendadak. Karena bosan akhirnya aku tertidur.

Hari berganti, Minggu terlewati, siang dan malam aku menetap di rumah sakit untuk menjalankan
pengobatan, teman-teman ku yang selalu Hadir setiap ada kesempatan, orang tua ku yang sesekali
menjenguk, dan kakak ku yang ada di samping ku menemani ku, tentunya setelah ia pulang sekolah,
ia anak Kelas akhir jadi nilai sangat beresiko jika ia banyak izin. Jujur tidak terasa sudah sebulan
penuh aku seperti ini bahkan aku tak merasakan penyakit ku membaik.

Semakin hari tubuh ku kian lemah, bahkan aku sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi , dokter berkata
bahwa aku sudah tidak akan lama lagi tinggal di dunia, maka dari itu aku meminta teman-temanku
datang.

“ Nuri bisa tolong ambil surat di atas nakas ku.”pinta ku pada Nuri, ia pun segera mengambil nya.

“ Bagikan sesuai nama kalian, lalu bukalah nanti ketika aku sudah pergi, “ Lanjut ku setelah mereka
mendapatkan surat masing-masing.

“ Heh mulut lu mungkin harus gue obras dulu ya, jangan sembarangan kamu na!”Teriak Nuri Ouhhh
ok kurasa Nuri marah.

“ Na ini bukan waktunya bercanda !” Marah Riri, ok ini pertama kalinya nya aku dengar dia marah,
tak lama kemudian aku mendengar suara isakan dan itu Rara.

“ K-kamu bercanda k-kan.” tangis Rara.


“ Hey dengar, aku tidak akan kemana-mana, meski raga ku hilang kenangan dan jiwa ku masih ada
bersama kalian, ingat kalian tidak akan kehilangan diriku ok” Ucapku tulus aku tau mereka sedih jadi
sedikit ku rentangkan tangan ku, memberi gestur ingin memeluk , dan kami pun berpelukan untuk
terakhir kali nya karena besok mereka sudah ujian kelulusan.

Beberapa hari kemudian kondisi ku semakin hari kian memburuk, aku sengaja tak memberi tahukan
mereka karena aku takut mereka tak fokus ujian kelulusan mereka.

Namun, di hari... Itu...

Hari di mana mereka semua bahagia, teman-teman ku yang lulus dengan nilai terbaik, kakak ku yang
masuk universitas ternama, dan perusahaan ayah yang sudah berkembang pesat, mereka
mendapatkan kabar buruk. Yap, kondisi ku menurun drastis, namun tak banyak waktu tersisa. Di hari
itu pula aku mengucapkan kata-kata terakhir.

“ Ibu, ayah dan kakak, aku mau bilang terima kasih atas perhatiannya kalian selama ini maaf aku tak
bisa membuat kalian bahagia namun aku ingin meminta sesuatu apabila aku pergi jangan terlalu
larut dalam kesedihan terutama dirimu kak, kau masih punya banyak masa depan yang harus kau
gapai, ibu jangan lah menangis terlalu larut, dan ayah tolong jaga ibu dan sukses lah selalu,”
perkataan ku membuat ibuku menghambur memeluk ku Dengan erat dan menangis di sana.

“ Dan untuk kalian bertiga, tetap bersama ya aku tak mau melihat kalian bertengkar karena alasan
yang tak jelas dan Jangan terlalu sedih ketika aku pergi nanti aku sangat menyayangi kalian semua”
lanjut ku mereka terlihat mulai menitihkan air mata.

“ Selamat tinggal semuanya aku sangat menyayangi kalian dan maaf aku harus pergi” ucapan terakhir
ku langsung diiringi dengan bunyi dari alat pendeteksi detak jantung dan tangisan serta teriakan
orang-orang yang aku sayangi.

Selamat tinggal semua aku berharap kalian bahagia dan kita bisa bertemu di kehidupan selanjutnya,
aku menyanyangi kalian, you know it’s hard to say goodbye, but I have a reason why I have to say
goodbye. ~ nana
Isi surat Nana

Hai kalian, apakabar?

Hehe

Pastikan kalian membaca ini saat aku pergi, karena aku tak mau kalian ingkar janji

Aku sangat menyayangi kalian, aku selalu berada di sisi kalian saat kalian susah meski aku telah tiada

Jadi jangan putus asa setelah aku pergi, aku tau kalian kuat , gapai mimpi kalian, aku mengawasi
kalian loh... Awas ya kalian jika macam-macam

Berjanji lah

Ayo kita bertemu di kehidupan selanjutnya

~nana

Anda mungkin juga menyukai