Dialog:
Suatu hari di kelas XI IPS SMAN 77, Bu Novi yang merupakan wali kelas dari kelas XI
IPS memperkenalkan kepada murid-muridnya seorang siswi baru bernama Nadya.
Bu Novi: “Anak-anak, hari ini Ibu akan memperkenalkan siswi baru pindahan dari
SMAN lain. Ayo, Nadya, perkenalkan dirimu kepada teman-teman barumu.”
Nadya (dengan nada datar): “Hai semua, nama saya Nadya. Saya pindahan dari SMAN
lain. terima kasih.”
(murid-murid lain tidak bereaksi apapun, selain menatap heran Nadya yang
memperkenalkan dirinya dengan nada suara yang datar)
Bu Novi: “Terima kasih, Nadya. Oke, mulai hari ini dan seterusnya, Nadya akan menjadi
bagian dari kelas kita. Ibu mohon kepada kalian supaya kalian memperlakukan Nadya
dengan baik. Mengerti?”
Bu Novi: ” Nah, Nadya, ayo silakan duduk. Kamu duduk di sebelah Elvira ya (sambil
menunjuk bangku Elvira yag ada di sebelah kanan Bu Novi)”
Elvira: Huh, kenapa sih perempuan ini? Diajak kenalan malah ketus jawabannya.
Nadya, Elvira, dan mrid-murid lainnya pun kemudian belajar seperti biasa. Singkat cerita,
bel pulang pun berbunyi. Itu artinya, pelajaran pun telah usai, dan murid-murid pun
dipersilakan untuk pulang ke rumah masing-masing. Saat bel pulang tersebut berbunyi,
Elvira pun mengajak Nadya untuk pulang bersama.
Nadya: “Kamu nggak usah tahu di mana rumahku. Lagian, aku bisa pulang sendiri.”
Elvira: Huh, menyebalkan sekali anak itu. Apa dia aku gampar saja ya, supaya dia tidak
begitu padaku? Ah, nggak usahlah! Nanti ujung-ujungnya ada masalah! Mending aku
ceritakan saja kelakuannya pada Bu Novi, sekaligus aku tanya beliau soal kelakuannya
itu. Kali aja Bu Novi tahu dari orang tua Nadya soal kelakuan anaknya tersebut.
Di ruang guru
Elvira: “Assalamualaikum.”
Elvira: “Eh, Ibu, kebetulan Ibu di sini. Begini Bu, saya ingin cerita soal perlakuan Nadya
ke saya.”
Bu Novi: “Loh, memangnya apa yang Nadya lakukan ke kamu sampai kamu mengadu ke
Ibu?”
Bu Novi: “Oh, jadi begitu. Kebetulan, sebelum Nadya Ibu perkenalkan ke kelas, Ibu
sempat berbincang sebentar dengan orang tuanya. Kata orang tuanya, Nadya itu pindah
ke sini karena di sekolah sebelumnya dia sering diperlakukan tidak baik oleh teman-
temannya. Oleh karena itu, dia jadi tertutup dan trauma atas kejadian tersebut. Tadinya
Nadya ingin di-himeschooling-kan leh orang tuanya. Tapi, orang tuanya tidak mau karena
mereka ingin Nadya punya teman dan bisa berbaur dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi,
saran Ibu buat kamu, kamu jangan marah atau benci sama Nadya. Tapi, kamu justru
harus membuat Nadya nyaman di sekolah kita. OK?”
Elvira: “Nad, aku mau bicara sesuatu sama kamu. Bolah kan?”
Elvira: “Nad, maaf kalau aku lancang. Nad, aku tahu dari Bu Novi soal alasan kamu
pindah ke sekolah ini. Aku tahu bahwa apa yang kamu alami di sekolah bikin kamu jadi
waspada dan enggan bergaul sama aku dan yang lain. Tapi Nad, murid-murid di sini tidak
sama seperti di sekolah kamu dulu. Insya Allah aku dan teman-teman lainnya tidak akan
melakukan apa yang dilakukan oleh murid-murid di sekolah kamu yang dulu. Aku tahu
mungkin kamu nggak bakal langsung terbuka sama kami. Tapi, kalau kamu ada apa-apa,
Insya Allah kami akan bantu kamu sebisa kami.”
Nadya: “Vir, maafkan aku kalau aku belum bisa terbuka sama kamu dan yang lain. Aku
memang masih trauma sama apa yang aku alami di sekolahku yang dulu. Aku takut kalau
kalian itu hanya baik di awal sama aku, terus kalian akan nge-bully aku
dan ngegosipin aku di belakang. Mungkin aku butuh banyak waktu supaya aku bisa
terbuka dan percaya sama kalian.”
Dan Elvira pun memeluk Nadya. Semenjak itu, Nadya pun mulai membuka dirinya
kepada Elvira dan teman-teman lainnya.
Demikianlah contoh naskah drama anak sekolah dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca
ingin mengetahui beberapa jenis drama, pembaca bisa membuka artikel jenis-jenis
drama dan juga jenis-jenis drama berdasarkan wujud pementasan. Semoga bermanfaat
untuk para pembaca sekalian.