Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian TBC (Tuberkulosis)


TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru
akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala
berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak,
dan terkadang mengeluarkan darah.
Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang
tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang
keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih
rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya
penderita HIV.

2. Penyebab Tb

TBC (tuberkulosis) disebabkan oleh infeksi kuman dengan nama yang sama,
yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara
melalui percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk, atau bersin.
Meski demikian, penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan
cukup lama dengan penderita, tidak semudah penyebaran flu.

3. Tanda & Gejala Tuberkulosis

a. Batuk. Pada tahap selanjutnya, batuk bisa menghasilkan dahak berwarna


abu-abu atau kuning yang bisa bercampur dengan darah
b. Perhatikan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
c. Kelelahan
d. Demam
e. Berkeringat di malam hari adalah salah satu cara tubuh melindungi
darpenyakit. Berkeringat di malam hari dapat dimulai dengan demam dan
akhirnya menyebabkan keringat berlimpah diikuti oleh menggigil.
f. Panas dingin
g. Kehilangan nafsu makan
h. Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini
merupakan gejala yang muncul pada tahap selanjutnya

4. Komplikasi Tb
a. Kerusakan Otak (Meninggal Tuberculosis)
TBC adalah penyakit yang menular melalui udara dan biasanya berimbas
pada paru-paru. Bila tidak ditangani segera, bakteri yang menyebabkan
penyakit ini dapat mengalir pada aliran darah sehingga dapat merusak organ
tubuh yang lain.
Terkadang, bakteri ini akan berpindah ke sekeliling otak dan cincin tulang
belakang (meninges). Inilah yang disebut dengan meningeal tuberculosis.
Komplikasi yang terjadi pada otak ini bisa menyebabkan hilangnya
kemampuan mendengar, meningkatkan tekanan pada otak (intracranial
pressure), kerusakan otak, stroke, dan bahkan kematian.
b. Gangguan Mata (Tuberculosis Uveitis)
Ini memang merupakan kasus yang jarang terjadi. Di Amerika sendiri, kasus
ini hanya terjadi pada 1-2% pengidap TBC. Bakteri TBC menyerang mata
baik dengan infeksi langsung ataupun tidak langsung. Konjungtiva, kornea,
dan sklera adalah bagian utama mata yang mudah diserang. Akibatnya
pandangan mengabur dan mata yang tiba-tiba sensitif terhadap cahaya.
c. Kerusakan Tulang dan Sendi
TBC juga dapat menyerang tulang dan sendi. Kasus TBC yang menyerang
tulang dan sendi ini ditemukan hingga 35 persen. TBC dapat menyerang
bagian tulang mana pun meskipun paling sering menyerang tulang belakang.
TBC pada tulang dan persendian ini juga menyebabkan komplikasi lain
diantaranya timbulnya penyakit saraf, rusaknya bentuk tulang belakang, suara
yang parau hingga gangguan menelan.
d. Kerusakan Hati (Hepatic Tuberculosis)
TBC juga dapat menyerang hati melalui mekanisme yang sama, yaitu
diangkut oleh aliran darah. TBC pada hati (hepatic tuberculosis) dapat
menyebabkan komplikasi lain, diantaranya jaundice (atau menguningnya kulit
dan lapisan mukosa) dan sakit di area perut.
e. Kerusakan Ginjal (Renal Tuberculosis)
Renal tuberculosis adalah TBC yang menyerang ginjal. TBC ginjal ini dapat
menyerang salah satu atau bahkan kedua ginjal sekaligus. Infeksi pada ginjal
ini dimulai dari cortex yang menjadi bagian terluar ginjal dan terus
menginfeksi hingga bagian dalam ginjal yang disebut medula.
TBC pada ginjal dapat menyebabkan komplikasi lain seperti penumpukan
kalsium pada ginjal (mengindikasikan bahwa fungsi ginjal menurun),
hipertensi, pembentukan jaringan yang bernanah dan menyebar pada ginjal,
sampai tahap yang paling parah, yaitu terjadinya gagal ginjal.
f. Kerusakan Jantung (Cardiac Tuberculosis)
TBC pada jantung merupakan suatu kasus yang terjadi pada sekitar 1-2%
pasien. Bakteri akan menyerang pericardium, juga mungkin myocardium atau
bahkan katup jantung. Jika dibiarkan terus menerus, TBC jantung dapat
menyebabkan kematian.

g. Pencegahan Tuberkulosis
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin, yang disarankan dilakukan
sebelum bayi berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan
dengan cara:

 Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.


 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
h. Komplikasi Akibat Penyakit TBC

Infeksi tuberculosis (TBC) tidak hanya menyerang paru-paru dan saluran


pernapasan. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini akan memburuk dan bisa
memicu komplikasi yang cukup serius di organ lain termasuk tulang dan bahkan
otak.

Beberapa komplikasi yang sering ditemukan pada pasien TBC atau TB antara
lain sebagai berikut, seperti dikutip dari Mayo Clinic dan Everydayhealth.

a. Kerusakan tulang dan sendi


Nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi bisa terjadi ketika infeksi kuman TB
menyebar dari paru-paru ke jaringan tulang. Dalam banyak kasus, tulang iga juga
bisa terinfeksi dan memicu nyeri di bagian tersebut.
b. Kerusakan otak
Kuman TB yang menyebar hingga ke otak bisa menyebabkan meningitis atau
peradangan pada selaput otak. Radang tersebut memicu pembengkakan pada
membran yang menyelimuti otak dan seringkali berakibat fatal atau mematikan.
c. Kerusakan hati dan ginjal
Hati dan ginjal membantu menyaring pengotor yang ada adi aliran darah. Fungsi
ini akan mengalami kegagalan apabila kedua organ tersebut terinfeksi oleh
kuman TB.
d. Kerusakan jantung
Jaringan di sekitar jantung juga bisa terinfeksi oleh kuman TB. Akibatnya bisa
terjadi cardiac tamponade, atau peradangan dan penumpukan cairan yang
membuat jantung jadi tidak efektif dalam memompa darah dan akibatnya bisa
sangat fatal.
e. Gangguan mata
Ciri-ciri mata yang sudah terinfeksi TB adalah berwarna kemerahan, mengalami
iritasi dan membengkak di retina atau bagian lain.
f. Resistensi kuman
Pengobatan dalam jangka panjang seringkali membuat pasien tidak disiplin,
bahkan ada yang putus obat karena merasa bosan. Pengobatan yang tidak
tuntas atau tidak disiplin membuat kuman menjadi resisten atau kebal, sehingga
harus diganti dengan obat lain yang lebih kuat dengan efek samping yang
tentunya lebih berat. (Sources : Detik Health)

Waspadai Komplikasi Akibat Tuberkulosis

Penyakit tuberkulosis yang tidak mengalami perawatan dalam jangka panjang bisa
meningkatkan risiko komplikasi beberapa penyakit. Karena penyebab tuberkulosis
adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru, banyak
orang berpikir TBC hanya akan merusak paru-paru saja. Padahal, ada komplikasi
lain yang bisa ditimbulkannya.

i. Pencegahan Tuberkulosis TBC (Tuberkulosis)


Salah satu langkah untuk mencegah TBC (tuberkulosis) adalah dengan
menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini
termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2
bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk
melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita
TBC.
TBC juga dapat dicegah dengan cara yang sederhana, yaitu mengenakan
masker saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita
TBC, serta sering mencuci tangan.
Walaupun sudah menerima pengobatan, pada bulan-bulan awal pengobatan
(biasanya 2 bulan), penderita TBC juga masih dapat menularkan penyakit.
Jika Anda menderita TBC, langkah-langkah di bawah ini sangat berguna
untuk mencegah penularan, terutama pada orang yang tinggal serumah
dengan Anda:

 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila
menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat
masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC
yang Anda derita tidak lagi menular.

j. Pengobatan Tuberkulosis
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes
darah, atau tes kulit (Mantoux).
TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai
dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum
beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu
umumnya berupa:

 Isoniazid
 Rifampicin
 Pyrazinamide
 Ethambutol

Penyebab Tb

TBC (tuberkulosis) disebabkan oleh infeksi kuman dengan nama yang sama, yaitu
Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui
percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk, atau bersin. Meski
demikian, penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama
dengan penderita, tidak semudah penyebaran flu.

Makin lama seseorang berinteraksi dengan penderita TBC, semakin tinggi risiko
untuk tertular. Misalnya, anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita
TBC.
Pada penderita TBC yang tidak menimbulkan gejala (TBC laten), kuman TBC tetap
tinggal di dalam tubuhnya. Kuman TBC dapat berkembang menjadi aktif jika daya
tahan tubuh orang tersebut melemah, seperti pada penderita AIDS. Namun, TBC
laten ini tidak menular.

Seperti telah dikatakan sebelumnya, penularan TBC tidak semudah flu, sehingga
Anda tidak akan tertular TBC jika hanya sekedar berjabat tangan dengan penderita
TBC. Namun, ada beberapa kelompok orang yang lebih mudah tertular penyakit ini,
yaitu:

 Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh.


 Petugas medis yang sering berhubungan dengan penderita TBC.
 Lansia dan anak-anak.
 Pengguna NAPZA.
 Orang yang kecanduan alkohol.
 Perokok.
 Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
 Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita AIDS,
diabetes, kanker, serta orang yang kekurangan gizi.

Anda mungkin juga menyukai