Anda di halaman 1dari 2

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil

A. Pengertian
Hipertensi didefinisikan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik yang abnormal (Price and Wilson, 2000).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (Corwin, 2001).
Normalnya, tekanan darah orang dewasa berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80
mmHg. Namun, pada ibu hamil yang mengalami darah tinggi, tekanan darah bisa di atas
140/90 mmHg.
B. Penyebab Darah Tinggi Saat Hamil
Darah tinggi saat hamil atau hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang
terjadi selama kehamilan. Biasanya kondisi ini akan menghilang atau membaik setelah
bayi lahir.
Penyebab terjadinya darah tinggi saat hamil belum diketahui secara pasti. Namun, ada
beberapa hal yang diketahui bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kondisi ini,
yaitu:
1. Sudah mengalami darah tinggi sebelum hamil atau memiliki riwayat hipertensi
gestasional pada kehamilan sebelumnya.
2. Memiliki penyakit ginjal atau diabetes.
3. Berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun ketika hamil.
4. Mengalami hamil kembar.
5. Kelebihan berat badan.
6. Mengalami gangguan pada sistem imun.
C. Apakah Darah Tinggi Berbahaya bagi Ibu Hamil?
Tekanan darah tinggi bisa membahayakan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Selain itu, ibu hamil dengan hipertensi juga lebih berisiko mengalami komplikasi selama
persalinan, bahkan setelahnya.
Berikut ini adalah bahaya yang dapat terjadi akibat darah tinggi saat hamil:
1. Keguguran
Bila Bumil memiliki riwayat darah tinggi, maka hipertensi bisa berkembang menjadi
lebih parah saat hamil. Jika tidak bisa dikendalikan dengan baik, bukan tidak
mungkin kondisi ini dapat menyebabkan keguguran.
2. Aliran darah ke plasenta terganggu
Plasenta yang tidak mendapatkan cukup darah bisa menyebabkan janin kekurangan
oksigen serta nutrisi. Bila tidak segera ditangani, janin berisiko mengalami gangguan
pertumbuhan (IUGR), kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.
3. Abrupsio plasenta
Abrupsio plasenta atau solusio plasenta adalah komplikasi kehamilan di mana
plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum proses persalinan berlangsung. Risiko
terjadinya kondisi ini biasanya lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami
preeklamsia
Abrupsio plasenta bisa menyebabkan ibu hamil mengalami perdarahan parah yang
tidak hanya dapat mengancam nyawanya sendiri, tapi juga nyawa janin yang
dikandungnya.
4. Kerusakan organ
Darah tinggi yang tidak terkontrol saat hamil bisa menyebabkan ibu hamil mengalami
kerusakan pada organ-organ penting, yaitu otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati.
Darah tinggi saat hamil adalah kondisi medis yang membutuhkan penanganan sedini
mungkin, agar janin dan ibu hamil tetap dalam kondisi sehat. Oleh karena itu, Bumil
perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan supaya
dokter bisa mendeteksi lebih awal jika ada darah tinggi atau gangguan kesehatan
lainnya.
Selain itu, Bumil juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi, termasuk
vitamin prenatal yang diberikan dokter, beristirahat dengan cukup, mengendalikan
stres, dan jangan terlalu lelah.
D. Faktor Risiko
faktor risiko yang bisa mendukung seseorang mengalami tekanan darah tinggi pada
kehamilannya, diantaranya :
1. Kehamilan pertama.
2. Usia terlalu muda atau usia lanjut
3. Mempunyai riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklampsia dan
eklampsia
4. Kehamilan anggur, kehamilan ganda,atau bayi besar.
5. Menderita penyakit tertentu seperti kencing manis, penyakit ginjal dan hipertensi
yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
E. Cara menurunkan tekanan darah tinggi pada ibu hamil
1. Kurangi garam
Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat menyebabkan hipertensi. Coba ganti
garam dengan rempah-rempah yang punya cita rasa gurih. Selain itu, hindari
makanan kaleng, makanan olahan, dan makanan cepat saji. Makanan kaleng,
olahan, dan cepat saji umumnya mengandung natrium yang cukup tinggi.
2. Konsumsi makanan tinggi kalium
Kalium dapat membuat tekanan darah tinggi menjadi lebih stabil. Konsumsi makanan
tinggi kalium seperti biji-bijian utuh seperti gandum, pisang, kentang, kacang merah,
sampai tomat. Penelitian menunjukkan, biji-bijian utuh yang kaya kandungan serat
efektif mengatasi hipertensi. Bila perlu, kombinasikan beberapa bahan makanan
kaya kalium menjadi satu menu khusus. Misalkan untuk sarapan, Anda bisa
membuat roti gandung dengan isian telur dadar dan aneka sayuran.
3. Kurangi stres
Bagi ibu hamil maupun tidak, stres dapat meningkatkan tekanan darah. Coba atasi
dengan meminimalkan atau buat jarak dengan sumber stres dan kecemasan. Selain
itu, lakukan sesuatu yang bisa bikin rileks. Misalnya meditasi, yoga, atau teknik
pernapasan. Tak hanya bermanfaat untuk mengurangi stres, ketiga hal tersebut juga
dapat mengatasi nyeri persalinan.
4. Lebih banyak bergerak
Wanita yang kurang bergerak cenderung punya masalah tekanan darah tinggi. Coba
tambahkan aktivitas fisik yang konsisten sepanjang kehamilan. Selain bisa
meningkatkan sirkulasi darah dan menurunkan tekanan darah, banyak bergerak juga
mengurangi stres. Coba berolahraga ringan 30 menit setiap hari. Ibu hamil bisa
memilih berjalan, berenang, dan sebagainya.
5. Perhatikan berat badan
Ibu hamil memang perlu memperhatikan asupan sepanjang kehamilan. Asupan yang
kurang tidak baik. Sebaliknya, berlebihan juga tidak disarankan. Kelebihan berat
badan sepanjang kehamilan meningkatkan risiko hipertensi. Jaga berat badan dalam
batas aman sesuai rekomendasi dokter.

Anda mungkin juga menyukai