Anda di halaman 1dari 21

The Ever Turning Wheel Of Life

Ketika aku terbangun di pagi hari, mendengar kicauan burung


yang sangat indah, dan melihat mentari yang terbit dari timur bumi. Seperti
biasa, di pagi hari aku berolahraga pagi. Namaku Devinzha Reyna Amanda
aku biasa di panggil Reyna. Aku lahir tanggal 23 April tahun 2000, dan
sekarang aku umur 10 tahun. Besok hari pertamaku masuk sekolah baru.
Aku pindahan dari kelas 4 SD.

Aku pindah dari SDN Sudirman Ambarawa ke SDN 1


Sokanegara Purwokerto. Besok hari terbaikku, aku mendapat teman baru,
sekolah baru, baju baru, sepatu baru, dan juga tas baru. Aku mempunyai
kakak yang bernama kak Juna. Kami hanya tinggal berdua di rumah
peninggalan orang tua kami, orang tua kami mengalami kecelakaan di
waktu mereka menempuh perjalanan pulang dari ambarawa ke purwokerto.
Jadi yang membiayai aku dan kak Juna untuk keperluan sekolah adalah
nenek kami, tapi supaya tidak merepotkan nenek, kak Juna dan aku bekerja
sebagai tukang cuci baju di rumah kami.

Dan, inilah ceritaku dari awal aku dihindari dan di ejek oleh
teman-temanku, sampai sukses.
“Kak Juna ayo cepat berangkat, nanti terlambat” kataku, “iya
sebentar lagi kakak siap Rey” balas kak Juna sambari berteriak kepadaku

1
karena aku sedang di luar sambil menunggunya. Kami setiap hari berangkat
menggunakan bis, karena untuk anak sekolah itu gratis. Ketika kami sampai
di sekolah, kak Juna berkata “Rey itu kelasmu” sambil menunjuk kelas yang
terletak tidak jauh dari situ, “terima kasih kak, sudah berusaha untuk
menyekolahkanku” kataku dengan haru. “Sama-sama yang penting kamu
terus berusaha untuk menjadi yang terbaik. Katanya, Reyna mau jadi
penulis novel terkenal, jadi, harus rajin belajar ya Rey” Kata kak Renjun
menyemangatiku.

“iya kak, aku janji bakal membahagiakan kakak, dan kakak


harus liat aku sukses, sampai sekolah di luar negeri ya!” kataku dengan
semangat. “Yaudah sana masuk kelas nanti kamu telat. Kelasmu di kelas
4B” balas kak Juna. “oke, makasih ya kak. Dadah.” Jawabku sambil
melambaikan tanganku. Dan kak Juna membalasnya sambil melemparkan
senyuman.

Aku pun masuk kelas dan semua temanku memandangku


dengan perasaan jorok dan kotor, bahkan tidak ada satupun yang ingin
berkenalan denganku. Semua temanku menjauhiku. Seketika bu Rara masuk
ke dalam kelas. “Anak-anak kita kedatangan murid baru. Dia perempuan,
pernah dapat beasiswa, hebat kan.

2
Oke sekarang kamu boleh memperkenalkan diri” ucap bu rara.
“Halo nama saya Devinzha Reyna Amanda, saya umur 10 tahun, pindahan
dari SDN Sudirman Ambarawa, saya yatim piatu, dan saya tinggal bersama
kakak saya di rumah” jawabku. “Bu Rara turut berduka ya Rey” kata bu
Rara. Hari ini kami hanya perkenalan lalu kami di pulangkan. Diwaktu
perjalanan pulang, aku mendengar salah satu temanku berkata “eh itu kan
Reyna yang jorok.

Udah miskin, pamer, yatim piatu lagi” “eh sttt orangnya punya
perasaan loh. Ha....Ha....Ha. Udahlah ayo kita pergi aja daripada kita
ketularan” kata Vinna. Aku pun menangis terisak isak di perjalanan pulang.
Sesampainya di rumah aku bercerita kepada kak Juna, “kak tadi, di sekolah
semua temanku tidak menyukaiku kak. Karena bajuku belum di seterika dan
aku lupa memakai minyak wangi.

Aku sedih, aku mau pindah sekolah aja kak.” Kataku sambil
menangis. “Jangan! kasihan nenek, sudah membiayai sekolah buat kita.
Kalau kamu pindah, percuma uangnya nenek mubazir. Yang penting kamu
giat belajar dan percaya sama Allah, dan sholat terus.Nanti kamu pasti
diberikan jalan yang lurus oleh Allah. Dan ingat juga kehidupan itu terus
berputar, seperti roda. Dan roda yang dimaksud itu, disebut roda kehidupan.
Misal ada anak namanya dina, dia semasa hidupnya itu di bully terus. Pas

3
dia sudah besar dia jadi orang sukses. Jadi, yang tadinya di bully jadi orang
sukses. Pesan kakak, lupakan kata-kata temanmu, jangan membully teman,
terus sholat, dan beriman sama Allah. Bisa jadi kamu nanti paling pintar di
sekolah.” Jawab kak Juna menasihatiku.

“Iya kak aku bakal berusaha. Oh iya kak tadi ada pesanan, aku
bantuin ya kak.” kataku “ya udah ganti baju dulu ya Rey” jelas kak Juna.
ketika kami selesai mencuci, bu Ratna datang. Dia ingin mengambil
pesanannya tadi, aku dan kak Juna memberikan setengah pakaian yang
sudah kering, “maaf bu kami barusan pulang sekolah dan baju setengahnya
belum kering, ini baju yang sudah kering” jelas kak Juna.

“tidak apa-apa nak, lagian kamu barusan pulang sekolah kan.


Besok ibu ambil jam 1 siang ya” kata bu Ratna. Malam pun datang, kami
memasak untuk makan malam nanti. Kami memasak sup ayam yang sangat
lezat. Kami makan serba berkecukupan hidup juga serba kecukupan.

Kami pun makan malam bersama. Lalu kami mencuci kaki,


mencuci tangan, sikat gigi, dan kami tidur. Ketika aku tidur, aku bermimpi
bertemu ibu dan ayah, kak Juna juga mimpi ibu dan ayah.Keesokan harinya,
seperti biasa kami menyiapkan sarapan dan berolahraga. Kami langsung
mandi dan berganti pakaian, kami sarapan dan berangkat sekolah naik bis.

4
Aku ingin menceritakan mimpiku tadi malam kepada kak Juna.
Tapi aku lupa, jadi aku memutuskan ingin menceritakan mimpiku setelah
pulang sekolah. Seperti sebelumnya aku dianggap jorok oleh teman-
temanku di sekolah. Aku dibully oleh Riri dan gengnya “heh miskin. Pindah
aja sana dari sekolah ini.

Udah miskin, yatim piatu, sok cantik.” Sindir mereka. “Kalian


jangan ngejek dia” kata kak Juna. “Memang kamu siapanya dia?” kata
temanku.“Aku kakaknya Reyna.

Jangan bully Reyna lagi. Aku bakal terus nemenin dia” kata kak
Juna. Teman-temanku mlongo ngeliatin kak Juna. “Eh kok kakaknya Reyna
ganteng banget sih. Tadi, aku hampir pingsan” kata ketua geng itu, yang
bernama Riri.

“Eh tapi si Reyna lebih cantik dari kita, kakak kelas kita juga
mulai akrab sama si Reyna kan” kata Nana menyadarkan Riri. “tapi
aku........mmm, eh, gimana kalo kita pura-pura akrab sama reyna? terus kan
kakaknya reyna nganggap kita udah baik kan sama Reyna. Kek mana?” kata
Riri. “Boleh juga tuh.” Balas Nana. Dan benar saja, mereka pura-pura akrab
sama aku.

5
Dan sebenarnya aku nguping pembicaraan mereka kemarin.
Sesampainya di rumah, aku bercerita kepada kak Juna, “kak jadi temenku
yang ngebully aku kemarin suka sama kakak. Katanya kak Juna itu ganteng,
terus mereka mau pura-pura akrab sama aku, biar kak Juna suka sama
mereka kak. Jadi gitu ceritanya,” kataku menjelaskan kak Juna.“Oke kakak
nggak akan suka sama mereka.

Karena kakak nggak suka sama orang yang berbohong karena


egois.” Jawab kak Juna dengan kesal. “Kak kemarin malam aku mimpi ibu
sama ayah, mereka bilang, “Nak jaga diri dan jaga kak Juna ya Rey.”
Mereka langsung pergi ke lubang putih terang, sampai mataku silau. Entah
ke mana mereka menghilang begitu saja kak. Itu mimpi paling indah di
seumur hidupku kak.” Kataku sambil menangis. “Kakak juga mimpi sama
kayak kamu Rey.” Kak Juna juga mengulangi perkataanku. “Atau jangan-
jangan, itu pertanda kalau ibu dan ayah merindukan kita kak. Eh tapi kak di
mimpiku ada nenek juga. Nenek sedang melambaikan tangannya, sebelum
ibu dan ayah pergi.” Jawabku dengan heran.

“Kakak juga ada nenek” balas kak Juna. Tiba-tiba telfon


berdering “eh kak Juna angkat telfon dulu ya.” Kata kak Juna. “oh iya kak”
jawabku.

6
“Halo, nak Juna.” kata orang yang berbicara di telfon “iya ini
dengan saya ada apa ya?” kak Juna bertanya. “Yang sabar ya nak. Nenekmu
meninggal dunia.” Balasnya. “inalilahi wainna ilaihi rojiun” kata kak Juna
menjatuhkan telfon yang ia genggam. “Ada apa kak? apakah kakak baik-baik
saja?” tanyaku.

“Dek, nenek meninggal dunia” kata kak Juna dengan berat hati.
“apa ini arti dari mimpi kita kak? sekarang kita sudah tidak punya siapa-siapa
lagi kak.” Kataku sambil menangis.

“ Tenang rey kan masih ada kak Juna” kata kak Juna
membahagiakanku. Aku bolos sekolah hampir satu minggu, ketika aku
masuk sekolah lagi, Riri berkata “ ih si kere. Kirain pindah eh ternyata
masih di sini ya. Mmmmm kakakmu di mana ?”. “Aku di sini jagain
adekku. Kamu masih aja tetep jailin adekku.” Kata kak Juna.

“ Aduh rencana kita gagal gara-gara kamu sih. Harusnya kita


tetap pura-pura akrab sama Reyna. Sekarang lanjut rencana B, di gudang
biasa” ucap Nana. “aku harus membuntuti mereka” kataku dalam hati.
“Teman-teman kita harus bikin kebohongan supaya dia di keluarkan dari
sekolah ini, caranya, kita ambil sepatunya bu rara taruh di bawah mejanya

7
Reyna. Itu baru permulaan, terus kita suruh Roy manggil temen ceweknya
umpahin bekalnya, Roy harus bilang ke temen ceweknya kalau Roy mau
bikin video bully. Terus dia ngadu ke bu Rara kalau Reyna yang numpahin
dan dia minta Reyna di keluarkan dari sekolah. Itu rencana B nya” kata Riri.

Untung saja aku sempat memvideonya tadi, dan akupun segera


berlari menuju kantor guru.

“Assalamu’alaikum bu Rara.” Salamku. “Waalaikumsalam. Ada


apa Rey” balas bu Rara. “maaf sebelumnya mengganggu, saya ingin
beritahu ini. Bu, semoga kita punya rencana.” Kataku sambil menyerahkan
video yang tadi kurekam. “Tenang saja Rey kamu tidak akan di keluarkan
dari sekolah ini tapi mereka yang akan di keluarkan dari sekolah, ibu tidak
suka dengan anak pembohong. Dan biarkan saja mereka menjalankan
rencana mereka” ucap bu Rara.

Mereka meletakkan sepatu bu Rara di bawah mejaku. “Anak-


anak ada yang lihat sepatu bu Rara ?” ucap bu Rara sambil mengacungkan
jempol di belakang roknya. Dan aku pun langsung mengerti. “Bu, itu Reyna
yang mencurinya” ucap Riri. “Eh bu ada yang berbohong di sini” kataku
nyengir. “Iya bu Rara ngerti kok” ucap bu Rara. lalu mereka merasa curiga
kepadaku. Tapi mereka tetap melanjutkan rencana kedua.

8
Dan aku langsung memberitahu bu rara kalau mereka sudah
memulai rencana kedua mereka. Dan benar saja ada Roy dan teman
perempuannya yang mirip sepertiku untuk menjatuhkan bekal milik Roy,
sedangkan aku dan bu Rara sedang memperhatikan mereka. Dan aku
langsung pergi menuju kelas untuk pura-pura. Sedangkan bu Rara berpura-
pura sedang sibuk.

“ Bu, tadi reyna menumpahkan bekal makan siangku. Dia


membullyku. Aku ingin dia di keluarkan dari sekolah ini.” Kata anak yang
di suruh oleh Riri. “Sudahlah jujur saja jangan mencoba berbohong. Kalau
kamu jujur kamu tidak akan saya keluarkan dari sekolah ini” ucap bu
Rara.

“Maaf bu, saya di paksa kalau tidak saya di ancam di keluarkan dari
sekolah ini bu, yang memaksa saya itu Riri, Nana, dan Nisa bu.” katanya
sambil menangis. “Tidak apa-apa saya sudah tahu siapa yang melakukan
semua ini, oh iya besok ada ulangan kamu beri tahu teman-temanmu ya.”
Ucap bu rara dengan lembut. “Baik bu” kata temanku.

“Teman teman besok akan ada ulangan penilaian harian tema 1


subtema 1.” Ucap Roy. Tak lama kemudian bu Rara masuk kelas, “anak-

9
anak bu Rara ada berita bagus” kata bu Rara. “ Apa itu” kata kami semua.
“Riri, Nana, dan Nisa, mereka dikeluarkan dari sekolah” kata bu Rara. “Hah
apa. Kenapa kami di keluarkan dari sekolah?” kata Riri, Nana, dan Nisa
terkejut. “Ya karena kalian berbohong kepada saya. Yang bohong kalian,
yang di salahkan Reyna. Itu kek mana konsepnya” kata bu Rara.

“Bu tolong beri kami satu kesempatan lagi, plissss bu” ucap
mereka sambil menangis nangis. “kalau kalian ingin tidak di keluarkan dari
sekolah ada 1 syaratnya. Kalian harus meminta maaf kepada Reyna.
“B........ baik bu” kata mereka. Lalu mereka berjalan menuju kearahku
dengan rasa terpaksa. “Re.....Reyna kami minta maaf ya” kata mereka
dengan suara terasa berat untuk meminta maaf. “Iya aku sudah maafkan
kalian” kataku, walaupun aku tahu kalau mereka tidak ingin meminta maaf
padaku. Setelah itu bu rara memulangkan kami semua.

Aku kembali ke rumah dan membantu kak Juna melayani


pesanan. Aku membantu sampai aku lupa kalau ada ujian besok. Malamnya
aku menggosok gigiku dan aku tidur. Aku bangun pagi untuk menyiapkan
sarapan dan aku pun berangkat ke sekolah. Ujian pun berlangsung aku panik
karena kemarin aku tidak sempat belajar, jadi aku pun kesulitan untuk
mengerjakan ujian itu. Aku sedih, karena aku tidak bisa mengerjakan ujian
dengan baik.

10
Saat aku berjalan menuju rumah, aku mendengar teman temanku
berbisik “eh itu Reyna yang membuat Riri, Nana, dan Nisa hampir di
keluarkan dari sekolah ini kan.” “Eh iya, mending kita jangan deket-deket
dia lagi deh ayo pergi” kata Lina. Mereka pergi dan aku pulang menuju
rumah.

“Kak Juna, tadi pagi ada ujian, dan aku tidak sempat belajar.
Jadi, aku tidak bisa mengerjakannya kak. maafkan aku ya kak” kataku.
“Nggak papa Rey besok lagi kalau ada ujian, kamu fokus ke ujian dulu aja.
Nanti biar kak Juna aja yang mencuci bajunya pelan-pelan.” Ucap kak Juna.
“Oke kak, aku akan lebih fokus ke sekolah. Tapi aku tetep sedikit bantu
kakak ya” jawabku.

“Boleh kok” balas kak Juna. “Kak Renjun aku mau tidur siang
dulu ya” kataku......... “ Reyna! bangun sudah sore” seketika suara kak Juna
membangunkanku. “Iya kak” kataku sambil mengusap mataku. Aku melihat
kak Juna sedang memasak untuk makan malam. “Kak biar aku bantu
masak” kataku. “Ini, pelan-pelan saja ya Rey” jelas kak Juna.

Lalu aku sholat ashar dilanjutkan shalat magrib. Setelah shalat,


kami makan malam bersama. “Kak masakannya sangat enak” kataku. “Rey

11
pelan-pelan saja makannya, nanti kesedak” kak Juna menasihatiku. “Uhuk
uhuk” akupun tersedak. Kak Juna memberikan aku minum.

Aku minum dengan pelan, dan melanjutkan makan dengan


pelan. Setelah makan malam aku pun belajar, aku belajar dari pukul 18.30-
pukul 21.00. “Rey, sudah malam ayo tidur” kata kak Juna. “Iya kak”
jawabku. Kak Juna itu orangnya perhatian banget jadi aku sayang sama kak
Juna. Akupun menyiapkan jadwal untuk besok, dan aku menggosok gigiku
dan tidur.

Aku bangun pagi dan sholat subuh lalu mandi, lalu bersiap. Aku
melihat kak Juna sedang masak telur dan ada susu di atas meja makan. “Rey
sarapan dulu” kata kak Juna memanggilku. “Iya kak sebentar” jawabku.
Kami pun sarapan dan langsung berangkat sekolah.

Sampai di kelas, aku terkejut karena semua temanku melirikku


dengan tatapan aneh. Aku duduk di tempat dudukku dan membuka buku ku.
“Ih sok pinter kamu Rey” kata Vina menyindirku. Aku diam saja. Bu Rara
datang “kalian ini bagaimana? bukannya belajar, malah main. Contohlah
Reyna yang selalu belajar” kata bu Rara. “Lagi-lagi Reyna, Reyna terus.
Pilih kasih” kata Lisa. Aku tetap diam saja, dan mendengarkan penjelasan
bu Rara.

12
Sekarang waktunya istirahat aku pergi menuju gerbang depan
sekolah, karena biasanya kak Juna datang mengantarkan makan siangku.
“permisi pak satpam , ada titipan untuk Reyna atau tidak” kataku. “Oh iya
ada, sebentar ya” balas pak satpam. “Ini makan siangnya” kata pak satpam
sambil menyerahkan makan siangku. Aku menuju kelas dan memakan
bekalku. Waktu istirahat pun selesai, dan kami melanjutkan pelajaran. Tidak
terasa, ternyata sudah waktunya pulang. Kami berdo’a dan pulang.

“Tumben sekali hari ini tidak ada masalah” ucapku dalam hati.
Akhirnya aku sampai rumah, aku langsung mengganti bajuku dan sholat
dzuhur. Setelah sholat, aku membantu kak Juna lalu aku tidur siang. Aku
terbangun , ternyata sudah pukul 16.30, aku melaksanakan sholat ashar dan
membangunkan kak Juna. Lalu, aku menyiapkan makan malam bersama
kak Juna. Kami makan malam bersama dan juga berbincang.

Setelah makan malam aku sholat maghrib dan melanjutkan


belajar. Hari ini hari terbaikku, hari ini temanku tidak ada yang
membullyku. Besok, aku akan mendapat teman baru. Aku berharap teman
baruku baik kepadaku. aku menuju kamar mandi untuk menggosok gigiku,
lalu aku pergi menata jadwal untuk besok. Aku pergi ke kamarku dan
langsung tidur.

13
“Reyna ibu pulang” kata ibuku. “Ibu? apakah ibu membawakan
aku es krim?” kataku. “iya Rey sudah, ini bagi juga ke kak Juna ya, ibu mau
pergi dulu. Ini bunga untuk kamu rey”kata ibu sambil menyerahkan es krim
kepadaku dan juga sekuntum bunga.

“Reyna bangun sudah siang!” seketika suara kak Juna


membangunkanku. Aku pun terbangun dan mendapati sekuntum bunga
mawar di atas kasurku. Aku tersenyum bahagia dan semangat berangkat
sekolah sampai aku lupa sarapan. Aku masuk ke kelas dan tiba-tiba temanku
yang bernama Ayudia menyebutku pick me, dia juga bilang ke teman
baruku pick me. Teman baruku bilang ke aku “halo namamu siapa? kalau
aku Reysa, salam kenal”.

“halo juga namaku Reyna. Selama ini tidak ada teman yang
ingin berkenalan denganku, dan hanya kamu yang ingin berkenalan dan
berteman denganku. Terimakasih” kataku. “iya sama-sama, oh iya omong-
omong nama kita hampir sama ya depannya Rey, tapi, belakangnya beda
aku sa kalau kamu na” kata Reysa. “iya. Reysa sebenarnya dari hari senin
aku pertama masuk sampai hari ini, aku selalu dijauhi oleh teman-temanku
dan hari ini kamu membuatku bahagia” kataku.

14
“aku juga sama kaya kamu di sekolahku aku juga di ejek oleh
teman-temanku jadi aku pindah ke sekolah ini tapi ternyata sekolah ini juga
sama saja tapi kamu berbeda, aku pindah karena ingin mencari teman yang
baik. Aku, selalu dibilang sok kaya padahal aku kaya bukan untuk
memamerkan. Aku tinggal bersama kakakku yang bernama kak Reza, ibu
dan ayahku berpisah dan aku ditinggal bersama ibuku, dan setelah 5 tahun
ibuku sering sakit-sakitan dan kemudian ibuku meninggal. Jadi aku hanya
tinggal berdua” jelas Reysa.

“aku juga hanya tinggal berdua bersama kakakku yang bernama


kak Juna, ibu dan ayahku kecelakaan saat mereka pergi dari ambarawa
menuju perjalanan pulang ke purwokerto. Saat kejadian itu kami di berikan
biaya oleh nenek kami. Jadi, kami berfikir untuk bekerja mencuci baju,
dengan begitu, kami tidak terlalu merepotkan nenek kami. Tapi setelah 3
hari aku pindah, nenek meninggal. Jadi aku hanya tinggal berdua” jelasku.
“Ternyata kita memiliki banyak persamaan ya Rey” tanggap Reysa. Aku
hanya tersenyum menatap Reysa.

Tidak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Bu Rara masuk


dan berkata “Reysa kamu duduk disampingnya Reyna ya”. “Ya bu” ucap
Reysa dengan perasaan senang. Aku melihat bu Rara tersenyum kepada
Reysa. Sebelumnya aku tidak pernah melihat bu Rara tersenyum seperti itu

15
kepada teman-temanku. Ketika kami sedang asik berbincang, tiba-tiba bel
masuk berbunyi. Bu Rara memberikan tugas kelompok membuat 3 hal baik
di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat.

Setiap kelompok berisi 3 orang, dan tentu saja aku selalu


bersama Reysa. Di kelompok kami kurang 1 orang, dan Feesa teman kami
tidak mendapatkan kelompok. Lalu kami menawarkannya menjadi
kelompok kami. “Feesa kamu mau atau tidak jadi kelompok kami?”
tanyaku. “kenapa kamu ingin aku menjadi kelompokmu? Aku kan sudah
jahat sama kamu selama ini?” katanya.

“walaupun kamu udah jahat sama aku, aku tetap mau kok jadi
kelompokmu” kataku. “maafkan aku ya Rey, karena aku udah jahat sama
kamu. Dan terima kasih ya, aku akan berteman dengan kalian saja. Aku
tidak mau berteman dengan orang yang suka membedakan teman dan orang
yang jahat.” Kata Feesa. Aku melihat kearah bu Rara dan bu Rara
tersenyum padaku. Kami pun berdo’a dan membahas tentang kerja
kelompok kami di gazebo sekolah.

Kami pun berkumpul di gazebo sekolah. “jadi, kita di rumahnya


Reyna. Besok jam 8 pagi. Lagian besok kita libur” kata Feesa. “setuju”
kataku dan Reysa bersamaan. Sepulang sekolah aku berkata kepada kak

16
Renjun “kak besok ada kerja kelompok dirumah kita kak”. “ada berapa
orang, jam berapa?” tanya kak Renjun. “ada 3 orang aku, Reysa, dan Feesa
jam 8 pagi. Kita mau bikin 3 hal baik di lingkungan sekolah, rumah, dan
masyarakat.” Kataku.

“oh.....ya sudah kamu ganti baju dulu terus anterin bajunya


tetangga sebelah yang baru pindahan ya Rey” kata kak Juna. “siap bos”
kataku seperti tentara yang di film-film. Kak Juna tertawa melihatku.

Aku langsung mengganti bajuku dan mengantarkan baju milik


tetanggaku, tiba-tiba aku melihat Reysa dan aku langsung memangggilnya
“Reysa!”. “kamu temannya Reysa ya.....” ucap tetangga sebelahku. “iya kak.
Ini kak Reza ya?” tanyaku. “iya, kok tahu?” kata kak Reza. “iya tadi pas
sekolah dikasih tau sama Reysa.” Jawabku.

“oh......sebentar kak Reza panggil reysa dulu ya,” kata kak


Reza. “oh iya kak silahkan” jawabku. “ayo masuk, silahkan duduk dulu”
ucap kak Reza. “oh iya, terimakasih kak” kataku. “iya sama-sama” balas
kak Reza.

“Rey itu ada temanmu” kata kak Reza memanggil Reysa. “siapa
kak” kata Reysa. “ya kakak nggak tahu” jawab kak Reza. “oh yaudah”

17
jawab Reysa. Reysa pun mendatangiku. “eh Reyna” kata Reysa. “kamu
tinggal disini ya Rey” kataku. “iya, kalau kamu tinggal di mana?”kata
Reysa. “aku tinggal di atas tanah, di dunia, di bumi, di sebelah rumah ini”
jawabku. “wihhh jelasinnya lengkap banget ya.

Eh bentar, tadi kata kamu di sebelah rumahku ya, rumahmu


yang warna apa?” tanya Reysa. Akupun menjawab “rumah yang ada
tulisannya laundry RENJUN”. “oh........kepanjangannya apa?” balas
Reysa. “hummm REyNa JUNa kalo nggak salah sih, mmm jadi besok kamu
tinggal nyebrang dong” candaku. “he he he...” Reysa tertawa dengan licik.
Kami pun mengobrol sampai tidak terasa kalau hari berganti menjadi sore.

“Eh, Reysa aku pulang dulu ya, pasti kakakku nyariin aku ini
juga udah sore” kataku. “oh iya maaf ya kelamaan aku jadi merasa bersalah
udah bikin kakakmu khawatir Rey” jawab Reysa dengan nada rasa bersalah.
Aku langsung menanggapi “nggak papa Rey, ini juga salahku, aku disini
kelamaan pasti kak Juna nganterin pesenannya sendirian, aku pulang ya
Rey, assalamu’alaikum” “waalaikumsalam” balas Reysa dengan ekspresi
khawatir.

Aku berjalan menuju rumah dan aku melihat kak Juna sedang
memasak untuk makan malam aku berlari kecil-kecil menuju kamar mandi

18
untuk berwudhu untung saja aku tidak ketahuan kak Juna. Aku langsung
masuk kamar dan menjamak sholat dhuhur dan ashar.

Setelah selesai, aku keluar pelan-pelan dan langsung memeluk


kak Juna dan meminta maaf. “kak Juna aku minta maaf ya” kataku. “kenapa
minta maaf ?” balas kak Juna. “maaf karena aku pergi kelamaan” jawabku.
“oh....tadi, di tempat temenmu itu kan, sebenernya kakak udah tau tapi kamu
lagi asik ngobrol sama temenmu jadi kakak biarin aja” jawab kak Juna.

“kakak maaf ya aku nggak bisa bantuin kakak” kataku sambil


menangis. “iya kakak maafin udah dong jangan nangis lagi, kalau nangis
nanti makanannya jadi asin dong,” kata kak Juna sambil mengusap air
mataku. Bener kan, kak juna itu orangnya itu humoris banget. Kalau aku
lagi nangis pasti dia hibur. Aku pun langsung membantu kak juna memasak
dan menyiapkan makan malam.

Adzan pun berkumandang aku pun melihat jam, ternyata sudah


jam 06.15, aku langsung mengambil wudhu dan sholat maghrib. Selesai
sholat maghrib aku makan malam bersama kak Juna. “kak aku punya temen
baru buat kakak loh” kataku sambil meringis. “iya...iya udah makan dulu
nanti hambar loh. Kami pun selesai makan malam, dan aku pergi belajar,
langsung tidur deh.

19
Keesokan harinya.......... “kak kok nggak bangunin aku sih, aku
kan jadi nggak sholat subuh.” Kataku dengan kesal. “kakak juga baru
bangun kok” jawab kak Juna. “oh...... maaf ya kak he he.....” kataku dengan
rasa malu. “iya, lain kali jangan begitu ya,” ucap kak Juna dengan perasaan
kesal.

Aku pun melihat jam “oh astagfirullah hal adzim udah jam
07.30.” aku langsung pergi mandi dan pas banget aku selesai sarapan Reysa
dateng pertama. Kami pun mengobrol sebentar, tak lama kemudian Feesa
datang dan akku bilang “ini yang nulis siapa ya?” “Feesa aja, kan tulisannya
bagus nanti aku sama Reyna mikir. Gimana?” kata Reysa. “bolehhh”
jawabku dan Feesa bersamaan.

“Ini hal baik di rumah dulu ya” kataku. Reysa langsung


menjawab “ berbakti kepada orang tua, menjaga adik, membantu orang tua.
Terus hal baik di lingkungan sekolah”. Aku pun cepat cepat menjawab
“tidak membeda bedakan teman, tidak membullly teman, dan menghargai
teman”

“terakhir hal baik di lingkungan masyarakat” lanjut Feesa.


Reysa langsung menjawab “ikut serta dalam kerja bakti terus........” “saling

20
bertegur sapa dan.......” lanjutku. “saling berbagi !!!!!” kataku dan Reysa
bersamaan. “widiiiih kompak banget nih. He........” kata Feesa. Kami saling
bercanda, kak Juna datang membawa sepiring agar-agar untuk kami makan.

Kami pun makan dengan lahap. “mau nggak main truth or


dare?” kataku. “boleeh” kata Feesa. Kami pun bermain truth or dare
bersama-sama, kami bermain sampai menjelang zuhur, lalu aku berkata
kepada Reysa dan Feesa, “aku mau sholat, kalian mau sholat dirumahku
atau di masjid sebelah?”. “kita disini aja” kata Feesa, “Tapi rukuhnya
gantian ya...” ucapku. “siappp” kata Feesa dan Reyna.

Aku mengutamakan teman-temanku dulu jadi aku sholat urutan


terakhir. “Reyna aku pulang dulu ya

21

Anda mungkin juga menyukai