Anda di halaman 1dari 61

Manja|park jisung

1. TAK TERIMA
02-01-2021

Yera mengeluarkan koper dari bagasi mobil dan berjalan sedikit mendekat
ke arah pintu supir, menundukkan sedikit kepalanya agar terlihat oleh
sang pengemudi.

"Terimakasih sudah mengantar" ucap Yera yang diberi acungan jempol oleh
temannya itu.

"Jangan lupakan apa yang kau ucapkan saat malam tahun baru kemarin"
pesannya yang membuat yera sedikit menunduk.

"Jinh-" Jinhyuk mencubit pipi Yera gemas sebelum Yera mengakhiri


kalimatny

"aku tahu kau pasti bisa" ia mengusap pucuk rambut Yera, "aku pergi
dulu" pamitnya yang di berikan anggukan oleh Yera.

Ia menarik kopernya masuk kedalam lift untuk menuju apartemen miliknya


yang berada di lantai 3, di dalam lift ia hanya diam menempelkan
kepalanya ke arah dinding lift seolah ia putus asa sekarang. Lift
terbuka menunjukkan dirinya yang masih melamun sampai-sampai lift akan
menutup kembali ia baru sadar bahwa ia harus segera keluar.

Yera masuk ke dalam apart miliknya ia melepas kedua sepatu dan


menyimpan nya ke arah rak sepatu, koper ia tinggalkan di depan pintu
utama ia lebih memili berjalan terlebih dahulu menuju dapur untuk
mengambil segelas.

Hening itu yang sedang ia rasakan sekarang, hanya ada suara aliran air
yang mengalir ke dalam gelas yang sedang di pegangnya. Namun ia suka
dengan keheningannya saat ini, itu terasa seperti menenangkan
pikirannya.
"apa yang harus aku lakukan" katanya setelah meneguk satu gelas air.

Ia menuju wastafel untuk mencuci gelas yang baru saja di pakainya,


jujur Yera merupakan orang yang sangat posesif terhadap kebersihan ia
tak bisa melihat satu barang di dalam rumahnya yang terlihat kotor
ataupun berdebu. Ia sepertinya memiliki gejala OCD.
Setelah mengeluarkan barang-barang yang berada di dalam koper ia
memasukkannya kedalam mesin pencuciannya dan menyimpan kembali kopernya
di sela lemari yang pas dengan ukuran koper miliknya.
Tak lama setelah ia mulai mencuci pakaian nya perut nya bersuara
memanggil-manggil sang pemilik untuk diisi. Ahhh... padahal ia ingin
membereskan cuciannya dulu sebelum makan. Akhirnya Yera berfikir untuk
memesan makanan dari restoran favorit nya saja dari pada memasak yang
akan memakan waktu lama di tambah kulkas miliknya kosong sudah seperti
tidak pernah diisi lagi. Menunggu pesanannya datang ia memberesakan
cuciannya.

1
Makanan yang di pesan sudah datang ia menyiapkan alas nya dan mulai
melahap satu persatu dari apa yang ia sudah pesan, tak banyak hanya
setengah porsi daging asap, setengah porsi tumis sayur, dan juga satu
cup green tea favoritnya. Kenapa hanya setengah porsi? Ayolah... Yera
hanya hidup sendiri bahkan setengah porsi itu terkadang tersisa dan ia
buang, ia tak bisa memakan-makanan sisa. Ia berfikir bakteri sudah
mendominasi makanan nya yang membuat nya tak bisa memakan nya kembali.
Sepertinya ia benar-benar OCD.

Saat sedang sibuk melahap makanan nya ponsel yang berada di saku
bajunya berdering memberikan notif. Ia menyimpan sendok yang sedang ia
pegang dan merogoh saku bajunya untuk melihat siapa yang mengiriminya
pesan, Yera berharap seseorang yang bisa mematahkan ucapannya saat
malam tahun baru.

Mama

|sudah pulang nak?

Udah mah,
ini lagi makan di apart |

|seru gak liburanya?

iya seru |

| kalo kamu udah gak cape bisa kerumah mama?

kenapa memang nya mah?|

| datang saja, mamah tunggu

iya, nanti sore |


read

Tidak biasanya ibu Yera menyuruh


untuk datang kerumah padahal ia lebih suka mengunjungi apart Yera di
banding meyuruh nya untuk pulang kerumah. Yera berfikir apakah mamanya
akan menagih buah tangan? Ahhh... ia tak membeli apapun saat liburan.
Bagaimana ini? Ia hanya bersenang- senang saat liburan, Yera tak
berfikir tentang buah tangan yang akan ia beri pada ibunya.

Setelah selesai makan dan selesai membereskan cuciannya Yera pergi


mandi dan bersiap. Ia keluar dari apart, Yera berniat pergi ke mall
untuk buah tangan nanti. Yahh... walaupun bukan dari tempat liburannya
setidaknya ia membawa buah tangan. Yera membelikan ibunya sebuah syal
baru berwarna abu-abu dengan corak yang tidak terlalu mencolok, tak
lupa dengan ayahnya yang ia belikan dasi yang tidak sengaja ia lihat
saat baru saja masuk.
2

Sekarang ia sedang menunggu bus sambil memainkan ponselnya melihat


media sosial. Entah sengaja atau tidak seseorang berlari dan menyenggol
lengan Yera sampai ponsel nya terjatuh dari tangan nya.

"ckk... kalau jalan pake mata" decak Yera yang sedikit geram, Yera
melihat pria didepannya ia sepertinya masih anak sekolah, terlihat dari
pakainnya yang menggunakan seragam sekolah.

Pria itu membantu Yera membawa ponselnya ia sedikit mengusap ponsel


Yera yang jatuh dan di berikannya "maaf kak" ucapnya yang di beri
anggukan oleh yera pria muda itu tersenyum sangat manis kepada Yera, ia
kembali berjalan namun tak lama kembali mundur menghampiri Yera.

"ada apa?" tanya Yera

"mau ngasih tau aja, jalan itu pakai kaki bukan mata" ucapnya yang
sekali lagi membuat Yera geram.

Pria itu benar-benar pergi setelah berbicara seperti itu pada Yera.
Yera masuk kedalam bus dan duduk di antara kursi yang kosong. Ia masih
teringat dengan pria yang menyenggolnya tadi bisa-bisanya ia masih
tersenyum lebar saat Yera ketusi.

Ia melamun selama perjalanan dan melihat kearah luar jendela, Yera


melihat banyak siswa sekolah yang sepertinya baru pulang. Jika seperti
ini ia jadi teringat masa-masa indahnya saat duduk di bangku sekolah
dulu, walaupun ada sedikit kecelakaan saat ia di sekolah namun
setidaknya ia pernah mengalami masa-masa indah di sekolah.

Sesampainya di rumah orangtua nya Yera langsung masuk dan melihat


ibunya duduk di atas sofa sambil memainkan ponsel "mama" panggil Yera
yang membuat mama nya langsung menyimpan ponselnya dan menghampiri Yera
lalu memeluknya.
"ini" Yera menyodorkan goddie bag berisi hadiahnya itu.
"apa ini?" tanya mamah nya
"buah tangan dari tempat liburanku" bohong nya.

Ibunya menuntun Yera untuk duduk, ia melihat hadiah dari Yera dan
langsung ia coba di lehernya, sebuah syal "apakah warnanya cocok untuk
mama?" tanya mama yera yang langsung di beri anggukan oleh Yera "mama
cantik dengan itu" pujinya.

Mamanya melihat kotak kecil di dalam goddie bag yang sama "apa ini?" ia
membuka kotak itu.
"dasi?"

"iya, untuk papa" jawabnya.

"apa yang untuk papa?" tanya papa nya yang datang dari dapur, "sebuah
dasi" ucap mama Yera. Ayah Yera terlihat senang dengan dasi pemberian
anak tunggal nya itu "terimakasih nak" ucapnya yang di beri anggukan
oleh Yera.

"ada apa memanggilku kesini mah?" tanya Yera yang masih penasaran
dengan tujuan ibunya memanggil dirinya sampai harus pulang ke rumah
orangtua nya.
3

Ibu dan Ayah Yera sedikit bertatapan satu sama lain dan terseyum "kamu
jangan marah dulu yah sayang" ucap mama nya yang membuat Yera terheran-
heran.

"ada apa mah?" tanya nya sekali lagi.

"seperti ini nak, papa punya temen yang sama-sama memiliki anak dan
juga tunggal" tutur aya Yera "lalu?" Yera yang masih bingung dengan apa
yang sebenarnya akan di sampaikan oleh ayah nya, " anak papa kan
perempuan sedangkan anak dari teman papa seorang laki-laki" sambungnya
yang langsung bisa dimengerti oleh Yera, Perjodohan?.

Ayolah abad berapa sekarang ini apa masih ada yang namanya perjodohan?.
"mah, pah Yera tak mau" ungkapnya yang sekali lagi membuat orangtua nya
saling bertatapan.

"sayang, kamu lihat saja dulu pria nya mungkin aja kamu mau
pertimbangkan" ujar mamah nya yang membuat Yera sedikit berdecak kesal
"malam ini mereka akan datang kesini, kamu bisa lihat agar kamu bisa
pertimbangkan lagi" tambah papah nya.

"malam ini?" tanya yera yang di beri anggukan keduanya

"karna kamu udah ngasih ayah dasi dan mamah syal yang cantik, mama juga
udah nyiapin sesuatu untuk kamu" mamanya sedikit tersenyum senang, ia
pergi ke kamarnya dan kembali membawa kotak lalu di berikannya pada
Yera.

Yera membuka kotak tersebut yang ternyata sebuah gaun cantik berwarna
beige yang benar-benar akan cantik jika ia pakai, sayang nya ia memakai
nya saat mood nya tidak baik dan juga untuk menemui pria yang akan di
jodohkan dengan nya.

Sambil menunggu orang yang akan datang dan ditemui oleh Yera, Yera
terlihat gugup sekali bukan karna ia mau dijodohkan tapi karna ia ragu
apa secepat inikah permintaan nya dikabulkan yang ia ucapkan saat malam
tahun baru kemarin-kemarin. Apa ini akhirnya?.

Yera duduk di kursi karna ibu nya bilang para tamu itu akan datang
sebentar lagi, ia makin gugup saja. Tak lama orang-orang itu sudah
datang yera bergegas menyimpan ponselnya karna sedang memainkan
ponselnya saat itu ia memang tidak mau di jodohkan tapi setidaknya ia
harus menjaga kesopanan nya.
Yera tak sengaja membuat kontak mata dengan pria yang baru saja datang
itu, pria itu juga melihat Yera mereka saling menatap.

"Yera?" ucap ibunya yang membuyarkan kontak mata Yera

"huh? Ada apa mah?" tanya Yera sedikit terkejut.

"Iniloh pria yang mama sama papah bilang tadi, nak Jisung." tunjuknya
pada seorang lelaki.
Saat ibu Yera memperkenalkan jisung pada Yera satu hal yang Yera lihat
pada jisung 'muda' ia pasti masih muda, bisa Yera lihat dari tampangnya
yang mungkin dua tahun lebih muda darinya. Mereka duduk dan mulai
saling tersenyum satu sama lain, entah kenapa.

Yera hanya terdiam ia sedang memikirkan cara untuk menolak perjodohan


ini, bagaimanapun ia masih tak mau menikah ia ingin diberi waktu.

"nak yera cantik sekali malam ini" ucap wanita paruh baya yang
sepertinya ibu Jisung, Yera hanya tersenyum ia mencoba untuk tidak
memakai emosi nya malam ini walau ia sedang badmood saat ini. Keadaan
kembali canggung mereka saling bertatap satu sama lain, "ini pertemuan
pertama Jisung dengan Yera bukan?"tanya ayah Yera yang di balas
anggukan keduanya.

"kalau begitu kita langsung bicarakan saja" ayah jisung terlihat tak
tahan dengan keadaan canggung ini, "nak Yera tujuan kami kesini mau
memperkenalkan anak tunggal kami, Jisung" Yera hanya mengangguk-
ngangguk.

" kami mau Yera ataupun Jisung saling mengenal satu sama lain agar
lebih dekat" sambung ayahnya. "saya tau maksud dari tujuan ayah dan ibu
Jisung datang kerumah kami kalian berniat menjodohkan kami berdua
bukan?." Yera yang langsung ke inti dari pembicaraan membuat kedua
belah pihak lega karna tak harus basa-basi kembali.

"nak Yera mau jika kami jodohkan dengan anak kami Jisung?" tanya ibu
nya yang di beri senyuman oleh Yera

"saya ingin tau berapa umur jisung tahun ini? Ia terlihat lebih muda
dari saya" sanggah Yera.

"tahun ini Jisung berusia 18 tahun" Yera langsung tersenyum kikuk saat
ibu dari Jisung menyebutkan angka dari umur anak nya. Yera memang
sempat berfikir Jisung lebih muda darinya tapi ia tak menyangka jika
Jisung benar-benar lebih muda darinya, 5 tahun lebih muda tepat nya.

Yera mencoba tenang dan tidak terlihat panik dan kaget setelah tau usia
Jisung "tapi, umur Jisung lebih muda dari saya" jelas Yera.

"kami tau" ucapnya dengan nada santai sedangkan Yera tengah bingung.

"bagaimana bisa menjdodohkan putra tunggal nya dengan saya, saya


terlalu tua untuknya. Masih banyak perempuan muda yang mungkin ingin
pada Jisung" Yera mencoba menjelaskan bahwa ia tak ingin di jodohkan.

" kami hanya ingin Jisung mendapatkan perempuan terbaik dan nak Yera
adalah jawabannya" enteng sekali ayah Jisung berbicara seperti itu,
apa maksudnya Yera akan menjadi penuntun untuk Jisung? Mengurus Jisung
saat usianya sedang berada di masa pubertas dimana masa-masa itu adalah
waktu anak muda untuk bebas melakukan hal yang mereka sukai?.

"tetap saja saya in-"


"sudahlah mah pah, jisung juga tak mau hal seperti ini" ucap Jisung
memotong pembicaraan Yera, "aku juga punya masa depan sendiri" sambung
nya.

"Jisung" panggil ayahnya yang terlihat menyuruh Jisung untuk tidak


berbicara seperti itu.

"kita adakan tunangan saja dulu" ujar ayah Yera yang dari tadi bungkam
yang tentunya membuat Yera terkejut 'tunagan?'. "iya, benar apalagi
Jisung tahun ini lulus dari sekolahnya jadi-"

"jisung belum lulus sekolah?" sanggah Yera yang kesekian kalinya mebuat
ia tak menyangka. "tahun ini dia lulus dari sekolahnya" ucap ibu Jisung
sambil menepuk pundak Yera.

"maaf tante, tante mau jodohkan Jisung dengan saya yang jelas-jelas
umur kami terpaut jauh? Dan juga Jisung masih berada di bangku sekolah?
Wahh tante tidak mungkin sedang mencari pembantu untuk anak nya kan?"
ceplos Yera saking emosi nya.

"Heh! Memangnya saya mau dijodohin sama perempuan tua kaya kamu!?"
Jisung berbicara sambil menatap pekat mata Yera, ia berdiri sambil
menunjuk-nunjuk Yera.

"ckk... maaf yah dek, emang nya saya juga mau dijodohkan dengan budak
ingusan seperti kamu!" Yera tak kalah emosi.

"yaudah jangan ada jodoh-jodohan kaya gini" jelas nya.

"yaudah, siapa juga yang mau" Yera dan Jisung masih beradu mulut yang
membuat orangtua keduanya menjadi kewalahan. "Jisung ayo pulang!"
ibunya menarik Jisung keluar dari rumah orangtua Yera.

Yera kembali duduk setelah melihat Jisung menghilang dari balik pintu.
Ia sedikit mengacak rambut nya karna frustasi, bisa-bisa nya budak
ingusan itu berbicara wanita tua pada Yera.

Setua apa dirinya? Perasaan dia belum memiliki keriput di wajahnya. Ibu
Yera mengelus-elus pundak Yera guna menenangkan anaknya yang sedang
emosi tinggi "kak kamu seharusnya tidak boleh seperti itu pada nak
Jisung" gumam ibunya "tapi mah-" Yera mencoba memotong omongan ibunya
namun kembali ia tarik karna tau itu akan merumitkan keadaan.

"nak Yera tolong jangan emosi dulu" ucap ayah jisung yang masih berada
disana, "tolong sekali dipikirkan dulu baik-baik. Perjodohan ini memang
sudah direncanakan saat saya dan ayah nak Yera berada di bangku
sekolah" jelasnya, wahhh... untuk apa ada rencana seperti itu yang
malah merumitkan hidup kedua anaknya.

Ayah Jisung mencoba berbicara terus-menerus pada Yera, ia mencoba


menjelaskan semuanya.

"Tapi jisung terlalu muda" sanggal Yera "Walaupun Jisung masih terlalu
muda tapi om janji Jisung anak yang baik, dia memang anak yang sedikit
manja tapi om yakin dia akan membuatmu bahagia. Om yakin."
Ayah jisung terus membujuk Yera yang membuat Yera menjadi sedikit tidak
enak jika menolaknya. "tapi bahkan Jisung masih sekolah, bagaimana mau
membina rumah tangga" Yera berbicara seolah ia akan menerima Jisung
jika Jisung sudah keluar sekolah, "dia sedang berada di kelas akhir
sekarang, Jisung akan segera keluar dari sekolah nya." Jawabnya.

"umur hanyalah sebuah angka tak beguna" sambung ayah Jisung.

Yera menunduk ia berfikir bagaimana cara menolak Ayah Jisung yang


keukeh terhadapnya, ahhkk... ini sangat menyulitkan.

"aku pulang dulu" pamit nya yang tidak tau harus berbuat apa-apa lagi.
"tolong kau pikirkan keputusannya dengan pikiran yang dingin" ayah Yera
bahkan masih berharap saat Yera akan pulang.

Yera berada di dalam bus menuju apartnya untuk pulang, earphone di


telinganya menemani Yera untuk termenung sambil menyandarkan kepalaya
kejendela bus, ia masih tak percaya dengan kejadian tadi, argghh...
seharusnya sekarang ini ada seseorang yang akan menghentikan Yera.

Yera masuk kedalam apartemen nya setelah ia keluar dari lift, hari ini
hari yang sangat melelahkan baginya. Baru saja kemarin-kemarin ia
melepas penat dengan cara berliburan dan hari ini kepalanya sudah
kembali pusing dengan perjodohan yang dilakukan oleh orangtua nya.

Ia mencoba merebahkan tubuhnya di atas sofa karna terlalu lelah namun


belum juga ia menutup mata seseorang dari luar menekan bel apart
miliknya yang membuat Yera harus beranjak untuk melihat siapa yang
datang.

Yera membuka pintu dengan lemas dan melihat orang yang datang sedang
berada di hadapannya sekarng.
Jisung?
"oh' ada apa kau kesini?" tanya Yera yang terheran-heran,

"ada yang harus kita bicarakan" ucapnya, Yera membiarkan Jisung masuk
kedalam apart nya dan duduk di sofa sementara Yera sedang membuatkan
minuman untuk tamu tak diundang nya itu.

"dari mana kau tau apartemen ku" tanya Y era yang sama sekali tidak
digubris oleh Jisung.

Yera menghampiri Jisung dan memberinya segelas air minum, ia masih


tidak paham dengan apa yang akan di bicarakan Jisung saat ini.

"apa yang harus dibicarakan?" tanya Yera yang langsung dilihat oleh
Jisung, "soal perjodohan tadi" ucapnya yang membuat Yera mengangguk
mengerti. "lalu apa yang akan kau bicarakan?"

"ini semua sudah jelas bukan? Kita berdua tak ingin saling di jodohkan
seperti ini" Jisung mulai berbicara serius pada Yera, "kita harus
menolak perjodohan ini, bagaimanapun caranya" sambung nya pada Yera.

"Tapi, Jisung ayah mu keukeh ingin menjadikanku sebagai istrimu" jelas


Yera.
"aku mempunyai pacar" ucap nya

"aku tidak bisa berkhianat dari pacarku, dia baik" Jisung terlihat
benar-benar tidak berbohong soal ini.

7
Ia terlihat menggaruk tengkuk nya karna bingung, Yera hanya terdiam
mendengarkan keluh kesah Jisung ia bahkan tak berani menatap Jisung
karna mungkin itu akan membuat Jisung salah paham, kalian juga tau kan
Yera juga sama-sama tidak ingin dijodohkan seperti ini namun terlepas
dari itu ia yakin bahwa ini jawaban dari semua doa nya, takdir dari
semua penantiannya selama ini.

Jadi, mungkin ia berfikir ia harus memulai hidup baru dengan melupakan


semua yang ada di masa lalu nya. Tapi apakah ia akan tega jika benar-
benar menikah dengan Jisung? Bagaimana pacar Jisung nanti? Dia juga
sama perempuan sepertinya. Namun Yera juga merasa jika ini adalah
takdirnya.

Saat sedang serius berbicara pada Yera bisa didengar oleh keduanya
rancauan perut Jisung yang mungkn ia sedang lapar saat ini, Jisung
seketika menghentikan pembicaraannya dan tersenyum kikuk karna malu. Ia
memegangi perutnya.

"kau lapar?" tanya Yera yang tak di gubris Jisung. Sepertinya iya,
Jisung benar-benar lapar.

Yera akhirnya memutuskan untuk kembali memesan makanan untuk kedua


kalinya hari ini, ia tidak tega melihat Jisung yang kelaparan ditambah
dirinya juga belum makan malam yang seharusnya pertemuan tadi mereka
makan bersama, tidak jadi karna harus beradu mulut. Ia menyiapkan
makanan di atas meja makan yang berada di dapur dan memanggil Jisung
untuk makan.

Bisa Yera lihat Jisung benar-benar lapar karna ia melahap makanan


dengan baik, tangan nya lihai mencoba setiap makanan yang berada di
piring-piring yang di suguhkan Yera.

"apa itu enak?" tanya Yera yang langsung di balas anggukan oleh Jisung.

"ini enak sekali, kak mungkin kau harus membuka restaurant aku yakin
itu akan laris" pujinya yang membuat Yera sedikit tertawa.

"makanlah, makan yang banyak" jawab Yera.

2. RENCANA
Hujan sangat deras semalam yang membuat Jisung harus menginap terlebih
dahulu di apart milik Yera, ditambah Jisung menuju apart Yera
menggunakan motor bukan mobil, jadi jika ia pulang mungkin besoknya
Jisung akan demam.
Jisung tidur di kamar tamu yang sudah lama tak terpakai karna jarang
sekali ada tamu yang menginap mungkin yang terakhir menginap adalah
Jinhyuk.

Pagi nya Yera terbangun karna harus mulai berkerja lagi hari ini
setelah ia di beri libur akhir tahun kemarin, ia pergi mandi dan
bersiap lalu pergi menuju kamar tamu untuk membangunkan Jisung.

Dilihatnya Jisung yang masih tertidur pulas dengan selimut yang


membalut dirinya, hari ini memang dingin mungkin karna semalam turun
hujan yang sangat deras.

8
“Jisung” lirih Yera yang mencoba membangunkannya, Jisung hanya
menggerakkan kepalanya karna merasa terusik.

“Jisung...” panggil nya sekali lagi yang membuat Jisung sedikit membuka
matanya. “mmmhhh” erang nya yang membuat Yera tersenyum karna gemas.

“Jika kau sudah bangun pergi ke kamar mandi dan keluar untuk sarapan,
aku akan menyiapkannya terlebih dahulu” jelas Yera yang di balas
anggukan Jisung.

Jisung keluar dari kamar dan duduk di meja makan melihat Yera yang
sedang menyiapkan makanan untuk mereka berdua. “maaf cuma roti dan
susu, aku belum kembali belanja untuk keperluan memasak” jelas Yera
yang dibalas anggukan Jisung.

Yera sampai di tempat kerjanya ia menyanpa orang-orang yang berada


disana dan langsung duduk di atas kursi membuka laptop miliknya dan
mengerjakan pekerjaan nya. Tak lama satu cup green tea di letakkan di
meja Yera yang membuat dirinya hilang fokus.

Yera langsung mengambil green tea hangat itu dan langsung menengguk nya
dengan pelan dan menikamatinya, “terimakasih” ucap Yera setelah meminum
green tea nya.

“ahh Jinhyuk asal kau tau semalam aku akan dijodohkan” jelasnya membuat
Jinhyuk terkejut.

“dijodohkan? apa maksudmu kau gila?” sanggah nya yang masih tak percaya
dengan apa yang dikatakan Yera padanya.

“aku bersumpah” Yera memegang kedua telinganya untuk membuktikan


kejujurannya.

“wahhh... Yera apa secepat ini permintaan mu dikabulkan oleh tuhan?


Bahkan kau bukan umat yang taat” Jinhyuk yang tau apa yang dipinta Yera
bahkan tak percaya “kau harus menerimanya Yer ini takdirmu” sambungnya
sambil duduk di kursi sebelah Yera.

“tapi, pria itu lebih muda lima tahun dariku” paparnya yang sekali lagi
membuat Jinhyuk menganga tak percaya.

“lima tahun?” tanya nya yang di balas anggukan Yera.

“yera aku benar-benar terkejut kau tau itu” jelasnya “jadi, bagaimana
kau ingin menerimanya atau menolaknya?”

“aku akan menolaknya, dia juga bilang dia mempunyai pacar”


“tapi bagaimana kau akan menolaknya?” tanya Jinhyuk terheran-heran.

“tentu saja dengan bantuanmu” jawab Yera “aku?” Yera mengangguk pasti.

“aku berniat untuk membawa mu pada orang tuaku dan bilang bahwa aku
sudah mempunyai pacar jadi aku tak bisa menerima tawaran perjodohan
itu”

“waaahh Yer aku tidak mau ikut-ikutan dengan  urusan perjodohan mu itu”
Jinhyuk terlihat tidak setuju dengan apa yang di rencanakan yera.

“aku mohon, kau hanya perlu bilang bahwa kau pacarku itu saja yahh?”
pintanya pada Jinhyuk sambil memelas padanya.

“baiklah-baiklah aku akan melakukannya, apa yang tidak untukmu” pasrah


nya yang seketika membuat Yera tersenyum girang.

“oohh.. thank you, thank you kau memang sahabat terbaikku” Yera memeluk
Jinhyuk karna saking senang nya.

“nona Hwang, tuan Lee ada apa ini? Kenapa kalian tidak bekerja? Kalian
ingin dipecat?” ucap atasannya pada Yera dan Jinhyuk yang daritadi ia
perhatikan hanya mengobrol.

Yera dan Jinhyuk seketika kembali mengotak-ngatik laptop nya.

Yera menekan pin apart nya dan masuk, ia langsung melihat Jisung yang
sedang mengenakan sepatunya ia mungkin berniat pulang.

“oh’ kau baru ingin pulang?” tanya Yera yang di balas anggukan Jisung.

“aku kira kau sudah pulang dari tadi” ujar Yera “aku ikut bolos
dirumahmu” jawabnya yang membuat Yera melotot.

“kau tidak pergi sekolah?” yera bertanya yang dijawab anggukan Jisung.

Ia memukul Jiusng tepat di pundaknya. “aww.. apa yang kau lakukan”


ringis Jisung kesakitan.

“itu hukumanmu karna tidak pergi sekolah.”

“wahhh... bagaimana kau akan menjadi suamiku nanti jika sekolah saja
kau sudah berani membolos” keluh Yera yang membuat Jisung menatapnya.

Apa dia tak salah dengar? Yera baru saja membicarakan tentang bagaimana
kedepannya nanti, apakah itu berarti Yera akan menerima perjodohan
nya?, pikir Jisung.

Ting.

Seseorang baru saja menekan bel apart Yera saat Yera dan Jisung tengah
berbicara, Yera membuka pintu apart yang ternyata ia kedatangan Jinhyuk
untuk menjalankan rencana nya malam ini.

“oohh, siapa dia?” tanya Jinhyuk pada Yera sambil menunjuk kearah
Jisung.
“aku teman nya kak Yera” jawab Jisung.

“ahh... teman, kenalkan aku pacarnya Yera” Jinhyuk memberi tangannya


untuk saling berjabat dengan Jisung. “aahh aku Jisung” katanya sambil
membalas jabatan dari Jinhyuk.

“kalo begitu kak aku pulang dulu” pamit jisung yang langsung pergi
keluar dari apart Yera.

“Yerr jangan bilang dia?—” sanggah jinhyuk yang sudah menyangka jisung
pasti pria yang di jodohkan dengan Yera “iya, dia orangnya” jawab Yera.

10

“wahh aku pikir hanya usia nya saja yang muda ternyata tampangnya pun
terlihata muda, dia hanya tinggi itu saja” jelas Jinhyuk.

“sudahlah ayo pergi ke rumah orangtua ku” ajak Yera.

“ayoo! Mari kita bertemu calon mertua” candanya yang mendapat pukulan
dari Yera.

Sesampainya di rumah orangtua Yera, Yera langsung memperkenalkan


Jinhyuk pada ibunya bahwa ia adalah pacarnya, Yera bahkan berbohong
dengan bilang bahwa mereka sudah berpacaran selama 2 tahun lamanya.

“tapi kenapa kamu tidak pernah bercerita pada mama jika kamu sudah
berpacaran dari 2 tahun yang lalu?” tanya ibu Yera yang lansgung
membuat Jinhyuk dan Yera saling menatap satu sama lain seolah memberi
kode.

“ahh tante saya terlalu sibuk bekerja dan juga kemarin saya baru pulang
dari luar negri untuk urusan pekerjaan” Jinhyuk berkata seperti itu
agar ibu Yera percaya padanya.

Tak lama ayah Yera yang baru saja pulang menanyakan siapa pria yang
sedang di gandeng Yera Itu, dia bahkan memberi banyak pertanyaan pada
Jinhyuk yang membuat Jinhyuk semakin gugup setiap menjawab pertanyaan
nya.

“Yera berhenti berbohong kau tidak mungkin memiliki pacar dan jika iya
kenapa kau baru bilang pada kami saat seperti ini? Kau pasti mencoba
membatalkan perjodohannya bukan?” jelas Ayahnya yang membuat Yera
badmood karna rencananya tidak berhasil.

Ayah Yera beranjak dari kursi pergi ke dapurdan di susul oleh ibu Yera.
Akhirnya Yera dan Jinhyuk memilih untuk pulang karna rencana mereka
telah gagal, di perjalanan Yera hanya terdiam karna tak tau harus
berbuat apa lagi untuk membatalkan perjodohan ini.

“Yerr mungkin ini takdir mu” ucap Jinhyuk yang masih fokus pada setir
mobil di depannya, “tapi, Jisung memiliki pacar. Aku tidak mungkin
merusak hubungannya” jelas Yera yang sudah pening dengan keadaanya.

“Lalu apa yang akan kau lakukan? Ini jalanmu. Aku yakin ini balasan
dari semua harapan mu saat ini. Jalani saja dulu Yerr aku akan tetap
berada di samping mu jika kau membutuhkanku” Jinhyuk berbicara agar
Yera tidak susah payah menolak perjodohannya, entah kenapa Jinhyuk
yakin bahwa Jisung akan membantu Yera melupakan keterpurukannya selama
ini.

Yera meminta Jinhyuk untuk tidak mengantarnya sampai apatemen melainkan


mengantarnya ke supermarket, ia harus berbelanja untuk kebutuhannya di
apart hari ini. Ia turun dari mobil Jinhyuk menyuruh Jinhyuk untuk
tidak menunggu nya karna jarak dari supermarket menuju apartnya cukup
dekat.

Ia masuk ke dalam supermaret dan mulai mencari semua barany yang akan
di belinya.

11

Setelah selesai berbelanja Yera menghitun belanjaanya di kasir namun


matanya tidak sengaja menangkap seseorag yang ia kenal sedang berada di
luar supermarket, ia cepat-cepat membayara belanjaanya dan pergi
keluar.

“jisung?” panggil nya pada pria yang sedang berdiri di depannya


sekarang.
“ohh kak Yera” ia sedikit terkejut melihat Yera berada disana.

Yera melihat ke arah perempuan yang sedang bersama dengan Jisung saat
ini, yera tersenyum kearah nya yang dibalas senyuman kembali oleh
perempuan itu.

“ahh... iya kenalkan ini Hana pacarku” ucap jisung. Yera dan hana
saling berjabat untuk berkenalan.

“kakak siapa nya Jisung?” tanya Hana yang membuat Yera melihat ke arah
Jisung “ahhh,... Hana dia kakak kelas ku” jawab Jisung asal.

“kakak kelas? Tapi aku tidak pernah melihatnya di sekolah, bagaimana


kalian bisa kenal?” tanya Hana , “ahh Hana intinya aku adalh teman
Jisung. Oh iya aku pergi dulu aku baru ingat mempunyai urusan penting”
pamit Yera.

Yera pergi dari sana tak lupa ia memotret Jisung dan Hana untuk
dikirimkan pada Ibunya bahwa Jisung juga sudah mempunyai pacar dan juga
agar perjodohannya batal.

Mama

|mamaaaaa

ada apa sayang?|

|mama harus liat ini, aku baru


aja liat Jisung sama pacarnya

|Hwang Yera send a picture

masasih? Mama kira Jisung|


gak punya pacar
|aku kenalan sama pacrnya
nama nya tuh Hana

iya tenang aja sayang|


nanti mama bilang
sama orang tua Jisung

|iya, biar perjodohannya


batal kan ma?

bukan biar Jisung juga|


putusin pacarnya kaya
kamu tadi

read

12

Yera melihat kesal pada layar ponselnya, pasalnya ia kira dengan iya
melapor seperti itu pada Ibunya perjodohannya akan batal ternyata tidak
sama sekali.

Yera akhirnya mulai berjalan untuk pulang menjinjing kedua tas


belanjanya di tangan kanan dan kirinya, ia belanja terlalu banyak
sepertinya. Ia menekan pin apartnya lalu pergi masuk sambil menggusur
kedua tas belanja dengan tangan nya karna terlalu berat ditambah ia
daritadi menjinjingnya.

Hana masih penasaran dengan perempuan yang menghampiri mereka berdua


tadi, pasalnya dia seperti tidak asing baginya Hana merasa pernah
melihatnya tapi ia lupa dimana.

“sayang, kakak tadi itu bukan kakak kelas kita kan?” tanya nya 
memastikan bahwa Jisung berbohong.

“kalo dia kakak kelasmu aku pasti pernah melihatnya juga disekolah,
kamu bohongkan?” sambung Hana yang membuat Jisung terdiam bingung.

“dia memang bukan kakak kelas ku” jawab Jisung enteng.

“lalu kenapa tadi kamu bilang perempuan tadi kakak kelasmu?” Hana
terlihat marah karna bisa-bisa nya Jisung membohongi dirinya.

“Jisung!” panggil Hana karna Jisung tak menjawab pertanyaan nya.

“ayo ikut aku” ajak Jisung tiba-tiba, “kemana?” Hana terlihat bingun
dengan Jisung yang tiba-tiba menariknya.

“aku akan memperkenalkanmu pada orang tua ku” balas nya yang membuat
Hana menghentikan langkah nya dan menarik tangannya dari genggaman
Jisung.

“Aku belum siap untuk itu.” sahut Hana.

Jisung mencoba membujuk Hana untuk mau diperkenalkan kepada kedua


orangtua nya pasalnya Jisung ingin perjodoan anatara dirinya danYera
dbatalkan, ia juga mempunyai wanita pujaannya sendiri.
Akhirnya Hana pun menuruti permintaan Jisung untuk pergi ke rumah nya,
demi apapun Hana gugup ia tak tau harus berbuat apa disana nanti, ini
pertama kalinya ia diajak Jisung kerumahnya sedangkan Hana sudah sering
mengajak Jisung kerumah nya bahkan ibu Hana sudah apal apa masakan
kesukaan Jisung saking seringnya Jisung berkunjung kesana.

Sesampainya dirumah Jisung langsung mengaitkan tangan Hana padanya dan


berbicara agar ia tidak gugup. Jisung duduk di sofa diikuti Hana dan
memanggil ibunya, “siapa perempuan ini Jisung?” tanya Ibunya yang
melihat Hana.

“dia pacarku” jawab Jisung yang membuat Ibunya menggeleng tak percaya,
bagaimana bisa? ibu Jisung percaya bahwa Jisung selama ini tidak
pacaran, karna ibu Jisung tidak pernah melihat Jisung dengan perempuan
ditambah Jisung termasuk murid pintar disekolah nya yang meyakinkan
orangtua nya bahwa Jisung fokus belajar dan tidak tertarik dengan yang
namanya pacaran.

13

“halo tante, saya Bae Haneul” jelas Hana memperkenalkan dirinya dan
hanya di bals senyuman oleh ibu Jisung.

Setelah beberapa perdebatan Jisung mencoba menjelaskan bahwa ia tak


ingin dijodohkan. Namun, ibunya tetap pada pendiriannya dia ingin
Jisung menikah dengan Yera tidak dengan yang lain.

“mahh... aku mohon kak Yera bahkan sudah punya pacar sama sepertiku,
bahkan aku melihatnya sendiri pria itu sudah bekerja dan lebih dariku”
bela Jisung yang mencoba meyakinkan ibunya.

“tapi Jisung Yera juga memutuskan hubungan dengan pacar nya demi dirimu
apa kau tak akan melakukannya juga?” sanggal ibunya.

Hana yang saat itu hanya terdiam ia mengerti dengan situasi ini, ia
yakin bahwa Jisung dijodohkan dengan perempuan yang ia temui di
supermarket tadi.

Jisung dan orangtua nya berdebat soal perjodohannya yang membuat hana
sakit hati namun ia coba untuk menahannya.

“maaf menyela om tante, sepertinya saya tidak layak berada di obrolan


keluarga kalian” hana mengangkat kaki nya pergi keluar dari rumah itu
dan mencoba menahan tangisnya karna terlalu sakit hati.

“han...” lirih Jisung yang tak di gubris sedikit pun oleh Hana, Jisung
yang hendak mencegah Hana pergi dicekal oleh ayahnya namu ia lepas
kasar pegangan ayahnya pada tangan miliknya dan pergi menyusul Hana.

“Hana!” panggil Jisung.


“hann...” lirihnya saat mendekat ke arah Hana.
Hana hanya terdiam, ia menangis dan tak tau apalagi yang haru ia
lakukan.

“Han...” lirih Jisung sekali lagi sambil mencoba menggapai pundak Hana
yang langsung di tangkis olehnya.
“Hana maafin aku” sahut Jisung
“udahlah Jisung, aku tau kamu ngelakuin ini supaya kita putus kan?”
jelasnya sambil mencoba menahan tangisnya.

“engga, aku gak ada niatan sama sekali. Aku hanya coba bujuk mama sama
papa supaya perjodohannya batal itu aja” Jisung mencoba menjelaskan
pada Hana bahwa apa yang di pikirkan Hana itu sama sekali tidak benar.

“Han dengerin aku dulu” pinta Jisung yang mencoba mencegah Hana pergi.

“dengerin apa? Soal perjodohannya?”

“heii aku sama kak Yera coba ngenalin pasangan kita itu aja”

“tapi apa akhirnya? Perjodohan nya tetep jalan sung! Kak Yera mutusin
pacarnya demi kamu, dan kamu juga harus mutusin aku!” air mata Hana
masih setia jatuh dari pelupuk matanya, ia tidak tahan dengan semua
ini.

“Hana aku sama Kak Yera sama sekali gak punya perasaan apa-apa, aku gak
cinta sama dia begitupun sebaliknya, aku harap kamu ngerti posisi aku”
jelas Jisung.

14

“ngertiini posisi kamu? Kamu yang harus nya ngerti posisi aku! Kenapa
kamu gak jelasin dari dulu kalo kamu mau dijodohin?” tanya Hana yang
sudah tersulut emosi.

“itu mendadak Han, aku bahkan gak tau kalo aku bakalan di jodohin kayak
gini”jelas Jisung untuk kesekian kalinya.

“jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang?” tanya nya yang membuat
Jisung memegang kedua bahu milikinya.

“aku bakal jalanin apa yang mama sama papa ku bilang tapi aku mohon
sama kamu untuk nunggu aku”

“Jisung kalian akan menikah, pernikahan itu sakral, pernikahan itu suci
bagaimana bisa kamu minta kau untuk tunggu kamu”
Hana sudah tak habis pikir dengan apa yang Jisung berusan katakan, apa
jisung baru saja menyuruhnya untuk menjadi orang ketiga di hubungan nya
dnegan kak Yera nanti?.

“Hana aku yakin hubungan aku dan kak Yera gak bakalan tahan lama karna
aku dan kak Yera sama sekali gak saling mencintai, aku mohon tunggu
aku” Jisung sedikit menitikan air mata di akhir kalimatnya.

Ia benar-benar cinta pada Hana.


Hana melihat Jisung dengan lekat matanya yang sembab karna air mata, ia
berfikir apa yang dikatakan Jisung benar? Apa Jisung akan benar-benar
putus hubungan dengan kak Yera nanti? Ia takut, ia takut jika dirinya
menunggu Jisung dan Jisung tak kembali padanya.

“Baiklah” ucap Hana yang langsung mendapat tatapan tak menyangka dari
Jisung.
“baiklah, aku akan menunggu mu asalkan kau benar-benar kembali” jelas
Hana.

“ aku akan kembali selama kau benar-benar setia padaku” Jisung memeluk
Hana erat setelah mengatakannya
Jisung tak tau apa yang sedang ia rasakan saat ini, ia senang, namun ia
juga sedikit khawatir.

Sedangkan disisi lain Yera yang bingung soal perjodohan nya, ia memang
meminta tuhan untuk memberinya seseorang padanya akhir-akhir ini tapi
tidak secepat ini. Ini terlalu cepat baginya.

Tiba-tiba pintu apartemen nya di buka yang menampakan seorang pria


berdiri dengan berberapa kantong belanja di tangannya, ia mengangkatnya
seolah ingin menunjukkan pada Yera bahwa ia membawa sesuatu untuk nya.

“lain kali gunakan bel untuk masuk, kau ini seperti penyusup saja” ucap
Yera yang tak dihiraukan pria itu, ia hanya berjalan lurus ke arah sofa
lalu menyimpan barang bawaan nya di atas meja.

“bagaimana? Perjodohan nya tetap lanjut?” tanya nya pada Yera. Yera
menghembuskan nafas nya dan menangguk setjuju untuk jawaban yang di
berikan.

“kalau begitu lanjutkan saja, dan kulihat dia juga sepertinya pria yang
baik” ucapnya.

15

Yera memutar bola matanya malas, “baik atau tidak, dia lebih muda dari
ku Jinhuyk aku malu.

“ Jelasnya pada pria yang masih memakan kentang gorang dan satu
hamburger di tangan nya.

“kenapa harus malu? Apa dia artis?.”

“ckk” Yera berdecak kesal pada rekan kerja nya itu, bisa-bisanya ia
melawak di waktu seperti ini.

“aku malu, aku malu kalo nantinya teman-teman sebaya ku tau kalau aku
menikah dengan pria yang bahkan lima tahun lebih muda dariku. Nanti aku
dianggap tidak laku, bagaimana?” Jinhyuk tertawa dengan alasan tidak
masuk akal dari Yera bisa-bisa nya ia berfikir hal seperti itu.

“aku yakin tidak akan ada yang berfikiran seperti itu padamu” jelas
Jinhyuk “n kau seharusnya sedang mempertimbangkan hal yang lebih serius
bukan memikirkan akibat yang bahkan tidak masuk akal” sambungnya.

“tapi-“

“kau tau kau sedang dihadapkan pada pernikahan, pernikahan itu serius
Yer. Kau mau atau tidak? Bukan nya ini yang kau pinta selama ini? Tuhan
baik padamu dengan mempercepat pengabulan doamu” jelasnya yang lagi-
lagi membuat Yera terdiam.

Yang Jinhyuk katakan memamng benar, baru-baru ini Yera memang meminta
seseorang pada tuhan untuk melewati masa-masa indah ataupun sulit
bersamanya namun sudah ia bilang ini terlalu cepat untuknya.

Ia tidak bisa jika harus mendadak seperti ini. Ia akan menikah,


pernikahan itu suci dan bukan sebuah permainan belaka.
“mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi lagi di masa depan, jadi
putuskan dengan baik lihat kesempatan yang ada” ucap Jinhyuk lalu pergi
keluar dari apart milik Yera.

3. KEPUTUSAN
17-02-2021

Hari H

Dengan segala keputusan kedua orangtua yera maupun Jisung, akhirnya


pernikahan keduanya diadakan, entah berapa ribu alasan dan rencana yang
mereka buat untuk menghentikan perjodohan itu yang masih saja berakhir
tanpa hasil.

Mereka berdua harus berakhir di atas altar yang sama dan saling
mengucap janji suci untuk keduanya. Tidak ada pertunangan yang
direncanakan kedua belah pihak lebih setuju jika mereka berdua langsung
saja menikah walaupun tanpa persiapan apa-apa.

16
Yera menatap dirinya di pantulan cermin yang sekarang berada di
depannya, ia menatap lekat dirinya dengan gaun putih yang ia kenakan ia
masih tak percaya jika hari ini ia akan menikah. Ia hanya terdiam tidak
ada rasa apapun yang ia rasakan sekarang ia tak merasa senang, ia tak
merasa marah atau kecewa. Entahlah ia hanya berfikir satu hal ini semua
mungkin takdirnya. Dia jahat.

Seseorang membuka pintu ruangan milik Yera yang langsung membuat Yera
menoleh kebelakang untuk mengetahui seiapa yang datang, Jinhyuk. Dia
datang dengan senyum yang seolah menyatakan bahwa ia ikut bahagia
dengan pernikahan Yera ini, “bagaimana perasaanmu?” tanya Jinhyuk.

“entahlah, Jinhyuk aku merasa tak merasakan apapun, aku merasa kosong”
jawab Yera yang kembali menatap dirinya di depan cermin. Jinhyuk
menendekat ke arah Yera ia memegang kedua bahu Yera dan menatap Yera
dari pantulan cermin “aku yakin kau bisa melakukannya” ujar Jinhyuk
yang membuat Yera berfikir dengan ucapannya.

Tiba-tiba ia teringat dengan sesuatu “Jinhyuk apa mereka datang?” tanya


nya yang penasaran.

“tentu saja mereka datang, tapi tak semuanya. Kebanyakan dari mereka
sedang sibuk” jawabnya yang diberi anggukan Yera.

“tenang saja, kau hanya harus menikah drngan baik” jelas Jinhyuk.
Sedangkan di sisi lain Jisung masih berbalas pesan dengan Hana, ia
menyuruh Hana untuk tidak datang ke pernikahannya hari ini, namun Hana
bersikeras ingin datang kesana.

Hari ini ia merasa bingung semuanya terasa aneh baginya, Jisung tau ia
tak mencintai Yera sedikitpun namun anehnya ia merasa gugup saat tau ia
akan menikahi Yera hari ini.
Hana

| aku akan segera berangkat

baiklah jika kau memaksa|


ingin datang kesini

|aku tau kenapa kau


menyuruhku untuk
tidak datang
|namun aku hanya
ingin melihatmu

Baiklah|

|aku mencintaimu

aku juga mencintaimu|


 read

17
Hana menghapus air matanya saat melihat pesan akhir dari Jisung
sejujurnya ia tak kuat untuk melihat Jisung menikahi wanita lain namun,
ia tak boleh seperti ini ia harus kuat toh Jisung sendiri yang
menyuruhnya untuk menunggu ia harus percaya bahwa Jisung akan kembali
padanya.

Ia membawa kunci mobil yang tergeletak di atas meja riasnya dan pergi
keluar menuju gedung pernikahan Jisung dan Yera.

Ia keluar sesaat setelah sampai di parkiran gedung tersebut dan mulai


berjalan masuk kedalam. Namun, herannya ia saat melihat tamu yang
datang hanya sedikit padahal gedung tersebut cukup luas untuk dihadiri
sekitar 1000 orang, ia melihat kesekeliling dan pandangannya terhenti
saat melihat lambaian tangan dari temannya Chenle untuk bergabung
bersama mereka.

Hana berjalan ke arah meja Dreams dan duduk di salah satu kursi yang
kosong.

“wahhh... Hana ternyata kau cukup kuat untuk datang ke pernikahan


mantan mu” ucap Haechan.

“aku bukan mantan Jisung” sanggah Hana yang membuat semua orang
terheran-heran.

“maksudmu kau tidak menganggap Jisung mantanmu seperti itu?” tanya


Jaemin yang tak di balas oleh Hana.

“aku mencium bau-bau perusak rumah tangga saat ini” ceplos Renjun yang
langsung mendapat tatapan dari Hana.

Upacara pernikahan baru saja dimulai, Yera berjalan menuju altar dengan
digandeng oleh ayahnya yang terlihat sangat senang.
Yera menatap Jisung yang sedang berada di depannya saat ini, setelah
saling bertukar janji suci sang pendeta mempersilahkan Jisung untuk
mencium sang pengantin wanita. Jisung hanya menatap lekat Yera ia
terlalu takut untuk mencium Yera. Namun, Yera mengangguk seolah
mengisyaratkan ‘tidak apa-apa’ yang akhirnya Jisung langsung mencium
Yera yang membuat semua tamu undangan bersorak gemuruh kecuali Hana
tentu saja.

Setelah acara benar-benar selesai Jisung dan Yera pulang ke apart


mereka yang baru, mereka dihadiahi sebuah apartemen baru oleh orang tua
Jisung, tak terlalu kecil apartemen tersebut hanya memiliki beberapa
ruangan, balkon kecil untuk menjemur, satu dapur, 2 kamar mandi yang
berada di kamar utama dan di dapur, juga ruang tengah yang cukup luas.

Mereka membawa koper mereka masing-masing sesaat setelah sampai di


apart nya. Yera sedikit berjalan-jalan untuk melihat keadaan apart
tersebut. Ia melihat ruangan yang kosong yang ia pikir ruangan itu akan
menjadi ruang kerjanya nanti dan juga saat melihat kamar ia rasa ia
akan satu kamar dengan Jisung.

“Jisung saat ini ruangan yang memiliki kasur hanya ruangan itu” tunjuk
Yera pada salah satu ruangan.
“jadi ruangan yang sebelah sana akan kujadikan sebagai ruangan kerjaku”
jelasnya yang membuat Jisung berfkir.

18

“lalu aku tidur dimana?” tanya Jisung polos yang membuat Yera
menggeleng.

“tentu saja denganku, kita satu kamar”

“apa?!” pekik nya yang membuat Yera terheran-heran.

“kenapa berteriak seperti itu?” tanya Yera yang di balas gelengan


Jisung
Jisung masih tak percaya dia akan satu kamar dengan perempuan yang
sekarang noteband nya menjadi istrinya itu, ia gugup.

“Oh ya, siapa yang mau mandi terlebih dahulu? Kau?”

“tidak-tidak kakak saja terlebih dahulu” Jisung mempersilahkan Yera


pergi mandi terlebih dahulu karna ia melihat Yera yang daritadi suadah
risih dengan gaun pengantin yang ia kenakan dari tadi.

Yera mengangguk menyetujuinya lalu pergi menuju kamar mandi, tak lama
entah mengapa ia kembali kehadapan Jisung yang tengah membuka koper
miliknya. Jisung bingung karna Yera tiba-tiba membelakangiya.
“bukakan” ucap Yera

“h-hah?”

“ckk, resletingnya buka” ucap Yera sekali lagi yang membuat Jisung
tersentak, “kenapa diam saja? Kau gugup?” tanya Yera.

“t-tidak, tentu saja tidak” balas Jisung yang sebenarnya ia gugup


sekali Jisung menutup matanya untuk membuka reseleting milik Yera.

“sudah” ucap Jisung yang langsung membuat Yera pergi dari hadapannya.
Jisung melanjutkan untuk membuka kopernya itu, ia mengeluarkan barang-
barang miliknya terlebih dahulu walau sebenarnya ia tak tau nanti nya
akan disimpan dimana.

Saat sedang mengeluarkan barang nya itu ia teringat dengan Hana yang
sempat ia lihat di gedung pernikahannya tadi, ia melihat Hana dengan
wajah yang tersenyum padanya.
Jisung tau betul itu bukan senyum bahagia untuknya Hana pasti yang
paling tersakiti saat ini.
Ia membuka ponselnya berniat untuk menghubungi Hana.

Hana

|Hana kau dimana?

Dirumah|

|Jisung kau masih sibuk sekarang?


Sedikit, Memangnya kenapa?

Ngga, aku kangen|

Jisung tersenyum melihat pesan


terakhir dari Hana itu.

19

Yera keluar dari kamar mandi dan langsung pergi menuju ruang tengah
untuk memberitahu Jisung bahwa sudah gilirannya untuk mandi, namun Yera
terheran-heran dengan Jisung yang sedang Tersenyum menatap layar
Handphone nya.

“Jisung?” panggil Yera.

Jisung menadahkan kepalanya meliha Yera yang baru saja memanggilnya, ia


menoleh dan terkejut dengan Yera yang hanya diiliti handuk dengan
rambut basahnya yang terurai ke bahu milik nya.

Jisung dengan cepat langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, Yera


yang melihat itu heran dengan tingkah laku Jisung.

“kenapa?” tanya Yera yang di balas gelengan Jisung dengang Cepat,


“aneh” pelik Yera sambil berjalan kembali ke arah kamar.

Setelah Yera selesai memakai pakaian santainya dan Jisung juga sudah
membersihkan dirinya di kamar mandi Yera berniat untuk langsung menata
dan membereskan barang agar apartement nya itu taidak terlihat
berantakan. Jisung juga turut membantu Yera mulai dari menggeser
lemari, menata vas bunga, menyusun piring-piring, sampai menata lemari
pakaian nya.

“kak” panggil Jisung pada Yera yang tengah sibuk melipat baju.

“hmm” erangnya untuk menjawab Jisung.

“kenapa gak nolak perjodohan nya?” tanya nya yang langsung membuat Yera
sedikit terhenti dari aktivitas nya.
Yera terdiam lalu tersenyum “nolak kok. Kau lihat sendiri kan aku sampe
bawa temenku untuk pura-pura jadi pacarku”  jelasnya.

Jisung terdiam “hanya itu, maksudku kenapa tak ngotot untuk menolak
perjodohan nya? Aku yakin orangtua mu akan setuju jika kau berusaha
lebih keras” ucap nya sekali lagi.

“lagian pernikahan ini juga gak bakalan bertahan lama kayaknya. Aku
cuman ingin liat mama dan papa bahagia itu saja, dan kebahagiaan mereka
ada pada perjodohan ini” jawabnya yang langsung mendapat tatapan dari
Jisung.

Seketika Jisung berfikir ternyata Yera juga sama seperti dirinya. Iya,
tak serius menjalani pernikahan ini.

4. PENDEKATAN
Yera menyimpan berkas kerja miliknya di atas meja setelah selesai
merapikan ruang kerja nya itu. Ia dan Jisung sudah seharian membereskan
apertemen ini ia pikir jisung juga sama lelah nya dengan dirinya.

Akhirnya Yera pergi kedapur untuk membuat minum dan menyajikan buah
semangka yang baru saja di belinya sebelum datang ke apartemen.

20

"nih" Yera menyimpan minuman di atas meja yang diterima dengan baik
oleh Jisung.

"semangka!" ucapnya saat piring berisi semangka tersebut Yera letakkan


di atas meja "makanlah" kata Yera sambil tersenyum melihat Jisung
kegirangan.

Mereka berdua menikmati waktu dan slaing mengobrol satu sama lain
bahkan mereka saling melempar candaan sambil tertawa, hari pertama
menikah sepertinya akan indah.

Yera melihat kearah ponsel Jisung yang berdering seperti mendapat


panggilan masuk ke ponselnya. Jisung langsung membawa ponselnya saat
itu juga ia melihat nama yang terpampang dengan jelas di layar
ponselnya.

Hana

Jisung sedikit melihat ke arah Yera, sedangkan Yera yang bingun kenapa
Jisung melihat ke arahnya ia seperti meminta persetujuan dari Yera
untuk mengankat telponnya.

"angkat saja, tak apa" kata Yera sambil melahap semangka di tangan nya.

Yera beranjak dari kursinya dan membawa piring bekas semangka tadi ia
berjalan ke arah dapur memberi Jisung sedikit privasi untuk bertelpon
dengan Hana. Setelah selesai mencuci piringnya Yera kembali keruang
tengah dan dilihatnya Jisung yang sudah akan pergi entah kemana.
"mau pergi kemana?" tanya nya pada Jisung "ahhh itu Hana memintaku
untuk mengantarnya ke toko buku, sekalian aku juga ingin membeli
sesuatu di luar" balasnya yang di beri anggukan Yera.

Setelah Jisung benar-benar pergi dari apartemen nya itu, Yera berfikir
hal-hal seperti ini pasti akan terjadi, tentu saja ia menikahi seorang
pria yang memiliki kekasih sedangkan dirinya bahkan tak memiliki
perasaan pada Jisung, Jisung juga sama.

Saat ini ia berniat untuk pergi ke supermarket dan membeli perlengkapan


dapur dan juga bahan masakan, lemari pendingin benar-benar kosong tak
ada makanan apapun kecuali air putih.

Sambil melihat-lihat barang di supermarket Yera memikirkan bagaimana


kehidupan dirinya nanti, apa pernikahnnya dengan Jisung akan bertahan
lama? Huuhhh ia bahkan tak memiliki perasaan apapun pada Jisung, dari
awal ia hanya menganggap Jisung sebagai adiknya karna Jisung lebih muda
darinya.

Yera mulai membawa beberapa barang di rak supermarket yang akan di


belinya, setelah selesai berbelanja Yera langsung bergegas pulang ke
apartemen karna sepertinya tidak lama lagi akan turun hujan.

Sesampainya di apartemen Yera berjalan menuju dapur dan mulai menata


barang belanjaan di dalam kulkas dengan rapi dan menyimpan beberapa
barang lainnya di dalam rak lemari.

21

Setelah selesai menata dan membereskan dapur Yera pergi ke ruang tengah
dan melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Ia berniat untuk tidur namun ia takut nanti jika Jisung pulang dan tak
ada makanan karna seingatnya daritadi Jisung belum makan. Akhirnya ia
memutuskan untuk memasak makanan sambil menunggu Jisung pulang.

21.45

22.15

22.30

23.10

23.45

Sudah sekitar tiga jam berlalu dan Jisung belum juga pulang bahkan
sudah selarut ini, kemana perginya. Makanan yang disajikan pun sudah
mendingin Yera juga sudah sangat mengantuk ingin cepat-cepat tidur.

Kemana perginya Jisung sampai selarut ini?.

Yera terlelap di meja makan dengan menggunakan tangan sebagai


bantalannya, tak lama ia mendengar suara knop pintu yang dibuka yang
membuatnya langsung membuka mata. Dan benar saja itu Jisung yang baru
saja pulang.
"dari mana selarut ini?" tanya Yera setibanya Jisung.

"itu-" Jisung terlihat terbata-bata untuk menjawab pertanyaan dari


Yera.

Yera yang mengerti akhirnya menyuruh Jisung untuk mandi terlebih dahulu
lalu cepat-cepat untuk makan. Jisung hanya menuruti Yera ia pergi mandi
dan kembali ke dapur untuk makan.

Jisung makan dengan lahap sedangkan Yera hanya diam memperhatikan


Jisung makan, benar-benar dimata Yera Jisung hanya terlihat sebagai
adiknya.

"kakak gak makan?" tanya Jisung yang merasa daritadi diperhatikan.

Yera menggeleng "kau saja yang makan" jawabnya.


"dingin kan? Udah daritadi soalnya aku masak" ungkap Yera.

"gakpapa kok"

"aku akan pergi ke kamar terlebih dahulu, habiskan makanan nya" jelas
Yera yang dibalas anggukan Jisung karna mulutnya masih penuh dengan
makanan.

Setelah selesai menghabiskan makanan milik nya Jisung pergi kekamar


menyusul Yera yang trnyata kamar itu sudah gelap, sepertinya Yera lebih
suka tidur dengan lampu yang dimatikan. Namun tidak bagi Jisung apapun
keadaan nya lampu harus menyala walau ia sedang tidur sekalipun.

22
Jisung merebahkan tubuhnya di ranjang yang kosong di sebelah Yera, ia
meraba-raba kasurnya memastikan space itu kosong untuk ia tiduri. Sudah
lewat dari 10 menit Jisung masih saja tidak bisa memejamkan matanya, ia
terlalu takut.

Ia tkut jika tiba-tiba ada tangan yang meraihnya di kegelapan.

Akhirnya dengan mengumpulkan segala keberanian ia berbicara pada Yera


"kak lampunya boleh dinyalain kan?" pintanya yang tak ada jawaban dari
Yera. Apa dia sudah tidur? Fikir Jisung.

Tiba-tiba saja Yera beranjak dari tempat tidurnya dan menyalakan lampu
kamar, ia mengambil penutup mata di laci nakasnya lalu kembali tidur
setelah memasng penutup matanya. Jisung hanya terdiam ia kembali
mencoba untuk tidur dan tak lama akhirnya ia juga terlelap.

Besoknya

05.30

Yera terbangun dari tidurnya dan melihat Jisung di samping yang masih
terlelap pulas. Ia pun tak berniat untuk membangunkan Jisung dan
memilih untuk mandi lalu bersiap untuk pergi ke kantor.

Setelah selesai mandi ia keluar dengan tubuh yang masih terliliti


handuk, ia melihat Jisung yang ternyata sudah bangun dn menatap kearah
nya.
"kau mau keluar atau mau melihat ku ganti pakaian disini?" tanya Yera
yang langsung membuat Jisung memerah dan lari keluar dari kamar.

Jisung duduk di sofa ia tak percaya jiaka Yera akan berbicara seperti
itu, ucapannya membuat Jisung malu. Yah walaupun ia lebih muda dari
Yera tapi ia juga seorang pria.

Jisung berfikir apa pernikahannya dengan Yera akan berjalan terus


seperti ini? Tanpa cinta? Ia merasa bersalah pada Hana ia ingin bersama
Hana.

Tak lama Yera keluar dari kamar dengan menggunakan pakaian kerjanya
"Mau sarapan apa?" tanya nya pada Jisung yang sedang melamun "hah? Emm
apa aja" jawabnya.

"baiklah, pergilah mandi terlebih dahulu dan aku akan menyiapkan


sarapannya" suruh Yera yang langsung dituruti Jisung.

Yera mulai menyiapkan masakan untuk sarapan dan Jisung bergegas pergi
mandi. Yahh setidaknya seperti itulah yang dilakukan pasangan baru di
hari pertamanya menikah, semua terasa canggung.

Setelah Yera berangkat ke kantornya Jisung mengendarai motornya untuk


pergi ku rumah kedua orang tuanya, entah untuk apa ibunya memanggil ia
kerumah. Sesampainya Jisung langsung masuk kedalam rumah dan melihat
ibunya yang sedang duduk di kursi depan tv.

"ada apa memanggilku?" tamya Jisung tanpa basa-basi.

23

"bagaimana hari pertamamu memiliki seorang istri?" tanya nya.

"biasa saja" jawab Jisung enteng walaupun sedikit bingunng untuk


menjawab pertanyaan itu.

"lalu dimana Yera sekarang?"

"ia pergi bekerja"

"seharusnya kau yang bekerja bukan istrimu" ungkap ibu Jisung.

"aku belum lulus sekolah bagaimana mau bekerja?" ucapnya.

"iya, jika nanti kau sudah lulus. Kau harus bekerja membantu nak Yera"

"iya ma" jawabnya asal karna terfokus dengan ponsel di depannya.

Jisung mengangkat telpon yang baru masuk kedalam ponselnya.

"halo?"

"halo? Jisung kamu dimana?" ucap Hana disebrang sana.

"aku dirumah mama, ada apa?"

"bisa tolong jemput aku di depan cafe yang biasa?"


"baiklah, aku berangkat sekarang"
jisung beranjak dari kursinya lalu pergi keluar.

Ia kembali menaiki motornya untuk menjemput Hana di tempat yang sudah


di tentukan. Tak lama sekitar 15 menit Jisung sampai di cafe yang
disebutkanHana dan benar saja ada hana yang tengah menunggunya di luar
cafe itu.

Hana langsung naik ke atas motor Jisung dan Jisung pun langsung
melajukan motornya. Ia bertanya pada Hana akan kemana namun jawaban
Hana membuatnya bingung, bagaimana tidak? hana ingin pergi ke aprtemen
milik nya dengan kak Yera saat ini.

Ia ingin melarangnya namun ia takut Hana berfikir yang tidak-tidak pada


dirinya yang akhirnya ia mengiyakan keinginan Hana itu.

Sesampainya di apartemen milik Jisung dan Yera Hana hanya duduk di sofa
dan melihat-lihat sekeliling nya. Demi apapun ia tak bisa berfikir
apapun ia tau jika menunggu Jisung itu adalah salah, tapi bodohnya ia
sanagt percaya pada Jisung bahwa suatu saat Jisung pasti kembali
sepenuhnya pada dirinya. Bahkan Jisung sendiri yang memintanya untuk
menunggu dirinya sampai ia berpisah dengan Yera.

Selama ini ia tak pernah sebahagia seperti saat bersama Jisung, jadi ia
tak ingin kebahagiaan miliknya yang bahkan satu-satunya pergi dari
kehidupannya. Ia ingin Jisung tetap bersamanya.

24
Hana melihat poto pernikahan Jisung dan Yera yang di pamapang di
dinding tembok. Cantik sekali Yera di dalam poto itu ia jadi khawatir
jika Yera akan bisa membuat Jisung jatuh padanya dan melupakan dirinya.
Ia takut.

"dimana kamarmu?" tanya Hana ragu-ragu.

Jisung terlihat terdiam sekejap dan sedikit tersenyum kikuk "aku dan
kak Yera satu kamar karna apartemen ini hanya memiliki satu kamar dan
juga ruangan kosong itu dipakai sebagai ruangan kerja kak Yera"
jelasnya sambil mencoba memilah-milah kata yang baik agar Hana bisa
mengerti.

Hana hanya mengangguk-ngangguk dengan jawaban Jisung walau ia pacarnya


ia tak bisa melarangnya karna Yera memilik status lebih tinggi daripada
dirinya kak Yera adalah istri Jisung sedangkan dirinya yang noteband
nya hanya seorang pacar yang kapan saja bisa putus nyambung.

"ah iya katanya yang lain mau pada kesini" Hana mencoba mengalihkan
pembicaraan agar tak canggung.

"hah? Siapa?" Jisung bingung dengan siapa lagi yang akan datanga ke
apart nya ini.

"jaemin dan yang lainnya" jawab Hana.


Dan benar saja lima menit setelah Hana berbicara bahwa Jaemin dan yang
lainnya akan datang, mereka benar-benar datang ke apartemen dengan
segala bawaan yang berisikan makanan dan minuman yang sepertinya mereka
beli di supermarket.

Jisung menyambut hangat para tama tak di undang nya itu ia membiarkan
Jaemin dan yang lainnya menghabiskan waktu di apartemen.

"sung dimana istri baru mu itu?"


ledek Haechan yang sambil memanas-manasi Hana yang duduk di sebelah
Jisung.

Sedangkan Chenle dan Renjun masih sibuk bermain video game, Jaemin
sibuk dengan melihat-lihat apartemen nya dan Jeno sibuk menghabiskan
makanan yang ada di meja.

Sudah larut malam dan apartemen Jisung masih ramai karna Jaemin dan
yang lainnya sama sekali tidak ada niatan pulang dari tadi. Mereka
saling bermain video game dan mengobrol tanpa henti bahkan membuat
apertemen sampai seperti kapal pecah. Iya saking berantakannya.

Suara pin apart terdengar oleh mereka walau sedang gaduh, seketika
Haechan dan yang lainnya terdiam dan melihat ke arah pintu penasaran
siapa yangakan datang.

Yera membuka pintu apartemen setelah berhasil memasukkan pin baru saja
ia membuka pintunya ia sudah melihat pemandang yang tak biasanya ia
lihat jika ia pulang kerja. Setaunya tadi pagi ia meninggalkan
apartemen dengan keadaan yang bersih dan rapih tapi mengapa saat pulang
apartemennya malah seperti ini? Dilihat pun tak enak dipandang, kotor
sekali.

25

Namun, karna melihat ada teman-teman Jisung disana Yera hanya tersenyum
simpul kepada mereka dan menyapanya. Begitupun sebaliknya.

"halo kak Yera" sapa Haechan yang di balas lambaian tangan oleh Yera.

Yera mengedarkan pandangannya dan melihat pada satu perempuan yang


duduk menatapnya "oh, halo Hana kita bertemu lagi" ucap Yera pada Hana
sedangkan Hana hanya bisa tersenyum membalasnya.

Ia melepas heels yang dari tadi dipakainya melangkah lebih masuk


kedalam apartemen "Jisung bisa kau ikut dengan ku sebentar?" katanya
lembut pada Jisung setelah itu pergi ke arah dapur dengan Jisung yang
mengikuti nya dari belakang.

"gilakah visual tadi? Bukankah Kak Yera sangat cantik?" heran Haechan
pada dirinya sendiri.

"aku jika benar akan dijodohkan dengan perempuan seperti Kak Yera aku
akan langsung menikahinya tanpa menolak" jelas Jeno yang diikuti gelak
tawa yang lainnya.

Hana hanya berdehem pelan mendengar semua obrolan teman pria nya yang
memuji Yera, mereka juga tak salah kak Yera memang secantik itu, dia
juga baik sepertinya. Chenle melihat kearah Hana yang sedari tadi diam
dan menunduk "tenang aja aku yakin Jisung padamu" ia mencoba
menyemangati teman masa kecilnya itu.

Di dapur Yera sudah tak tau harus berbicara apa lagi, ia hanya
mengomeli Jisung yang membuat apartemen menjadi berantakan.

"memang boleh jika kau membawa temanmu ke apartemen toh apartemen ini
juga milikmu, tapi kumohon jaga kebersihannya aku tak suka melihat
tempat yang kotor apalagi itu adalah tempat yang menaungiku selama
hidup. Tempat yang kutingali" jelas Yera memberikan alasan pada Jisung
kenapa apartemen nya harus selali terlihat bersih dan rapih.

"dan juga aku lelah bekerja dari pagi tadi, dan rumah adalah tempatku
untuk beristirahat aku tak mau jika aku beristirahat dengan kotoran"

Yaaah kata-kata yang diungkapkan Yera memang terlalu berlebihan tapi


mau bagaimana lagi? Ia harus seperti itu agar Jisung bisa mendengarnya
dan tidak melakukan kesalahannya lagi.

"baiklah" jawab Jisung singkat karna tak tau harus berbicara apalagi,
ini salah nya. Ia juga kasihan dengan Yera yang lelah akibat pulang
kerja.

Yera mengangguk-ngangguk tenang jika Jisung sudah mengerti dengan


perkataannya tanpa harus berbelit-belit dan basa-basi.

"kalau begitu aku akan pergi terlebih dahulu ke kamar, kau bereskan
ruang tamu itu" jelasnya yang dibalas anggukan Jisung, Yera pun pergi
keluar dari dapur berjalan masuk kedalam kamar.

Ia sedikit tersenyum ke arah teman-teman Jisung saat melewati ruang


tamu.

26

Jisung juga kembali ke ruang tamu.


"apa yang dilakukannya? Apa kau dimarahi?" tanya Renjun.

"tentu saja tidak, sudahlah pulang sana sudah malam juga" suruh Jisung
sambil mendorong-dorong teman-temannya menuju pintu.

"ayok Han aku anterin kamu pulang dulu" ajak Jisung pada Hana.

"ngga, gak usah aku nebeng Chenle aja. Rumah ku sama Chenle deket kok"
jelasnya menolak halus penawaran dari Jisung.

"tenang aja sung gue anterin samper pintu kamarnya" usil Chenle pada
isung yang terlihat kecewa pada Hana, padahal ia ingin sekali mengantar
Hana Pulang.

Akhirnya setelah semua teman-temannya pulang dan apartemen kembali


kosong, Jisung mulai membersihkan sisa-sisa sampah yang ditinggalkna
teman-teman nya itu.

Ini jarang dilakukan Jisung dirumah orang tuanya dulu, iya beres-beres
rumah. Iaya bergidik geli an jijik saat memasukkan sampah-sampah ke
tempat yang lebih besar.
Jisung mendengar pintu terbuka yang ternyata Yera keluar dari kamarnya,
ia tiba-tiba membatu Jisung membersihakn ruang tamu.

"ehh... ngga papa Kak biar aku aja yang beresin" ucapnya namun Yera
terus melakukan kegiatannya.

"aku bukan tipe istri yang membiarkan suami mengurus rumah sendiri, aku
takkan biarkan suamiku membereskan ini sendiri" jelasnya yang seketika
membuat Jisung memerah malu.

5. LULUS

23-05-202

Sekarang hari dimana Jisung akan melepas seragam sekolahnya. Yap benar,
hari ini Jisung lulus dari sekolah menengah atasnya.

Ia berencana mengajak Yera untuk menjadi walinya saat nanti pembagian


hasil raport, yah walaupun ia membenci perjodohan ini tapi ia tak
membenci Yera, karna ia rasa dirinya dan Yera sama mereka melakukan
pernikahan ini hanya ingin melihat kedua orang tua mereka bahagia itu
saja.

Jisung sudah siap dengan tuxedo hitam lengkap dengan dasi hitam yang
melilit di lehernya, dan juga Yera tengah memilih anting yang akan ia
gunakan saat ini ia dengan teliti memilih anting yang akan di pakai nya
agar match dengan gaun selututnya yang tengah ia pakai.

27

Ia keluar kamar dengan tangan yang masih mencoba untuk memasangkan


anting di telinganya, sampai Jisung melihat kearah Yera yang terlihat
kesusahan, akhirnya ia mencoba untuk mendekat ke arah Yera mengambil
anting yang tengah Yera pegang dan membantu Yera memasangkannya.

Yera sedikit terkejut dengan hembusan nafas Jisung yang mendarat lembut
di lehernya, bagiamanapun juga jarak mereka sangat dekat saat ini.

Oh iya, Yera sudah memilik mobil sekitar 1 bulan yang lalu karna di
kantornya ia naik jabatan dan gajinya sekarang sudah cukup untuk mebeli
mobil yang dari dulu ia impikan. Ia menyetir dan melaju menuju sekolah
Jisung sekarang.

Sesampainya di sekolah Jisung Yera disambut dengan banner besar yang


sepertinya banner selamat untuk kelas tingkat akhir yang lulus hari
ini. Ia berjalan ke meja yang disana terdapat teman-teman Jisung yang
sudah datang lebih awal.

Beberapa teman Jisung sudah tau bahwa ia adalah istrinya karna dua hari
setelah hari pernikahan mereka datang ke apartemen Yeera dan Jisung,
sebenarnya tak banyak hanya sekitar enam orang teman Jisung yang tau
tentang perjodohan itu.

Dan juga sah satu kebetulan yang terjadi adalah saat Yera bertemu
dengan teman Jisung yang bernama Jaemin, ternyata Jaemin adalah pria
yang menabraknya saat ia akan pergi menuju rumah orang tuanya. Iya,
tepat di hari ia dipertemukan dengan Jisung untuk direncanakan
perjodohan.

Bahkan saat Yera bertemu Jaemin di apart ia langsung mengenalinya dan


berkata “kau pria yang menabrakku di halte waktu itu!?”.
Jaemin hanya tersenyum kikuk melihat Yera karna ia sudah tau saat
pernikahan Jisung dan Yera. Ia juga terkejut saat melihat pengantin
perempuan yang dinikahi Jisung adalah perempuan yang ia tabrak di
halte.

Yera naik keatas panggung saat nama nya dipanggil untuk menjadi wali
Jisung.

Semua orang yang melihat Yera di atas panggung terheran-herang dengan


dirinya, bahkan tak sedikit siswa pria yang menatapnya. Mereka bingung
karna seingat mereka Jisung adalah anak tunggal.

Mereka berfikir Yera adalah kakak perempuan Jisung.


“bagaimana seseorang bisa secantik itu?” tanya Haechan yang matanya tak
lepas dari Yera.

“bisa-bisanya Jisung menikah dengan wanita secantik kak Yera” jelas


Jeno.

“iri kan kalian? Makanya cari pacar dong jangan cuman asik sendiri”
ledek Renjun yang langsung di tatap oleh teman-teman nya.

Sedangkan Jaemin hanya diam melihat Yera sampai ia turun dari panggung
bersama Jisung.

28
Yera kembali duduk di kursinya yang berada di samping kursi milik
Renjun dan Jisung duduk disampingnya.

“kak Yera” panggil Haechan tiba-tiba yang langsung membuat Yera menoleh
padanya “hmm?” jawab Yera.

“cantik”

Satu kalimat yang diucapkan Haechan mampu membuat Yera tersenyum bahkan
membuatnya sedikit tertawa, ia baru saja di puji oleh pria yang lebih
muda darinya itu membuat Yera gemas padanya.

Tak lama Yera merasa tak nyaman karna ia seperti di perhatikan oleh
orang-orang disekitarnya apakah rambutnya berantakan? Atau gaunnya yang
tak cocok dengan acara? Ia menjadi tak enak hati.

“ummm apa rambutku berantakan?” tanya nya yang dijawab gelengan oleh
Jeno dan yang lainnya.

“memang nya kenapa kak?” tanya Chenle padanya.


“aku merasa di perhatikan oleh orang-orang, apa aku terlalu percaya
diri yah?”

Jaemin tersenyum dengan jawaban dari Yera “ kak Yera diperhatikan bukan
karna ada yang salah” jelasnya.

“lalu?” jawab Yera yang bingung dengan perkataan Jaemin.

“karna kau cantik, jadi orang-orang memperhatikan mu”jawabnya yang


sekali lagi membuat Yera tersenyum dan gemas pada Jaemin.

“aku akan pulang sekarang, ayo” tiba-tiba saja Jisung beranjak dari
kursinya lalu menarik pelan pergelangan tangan Yera untutk membawanya
pergi.

Apa ini? Apa Jisung baru saja merasa cemburu?

Yera hanya pasrah mengikuti Jisung yang menariknya. Saat sampai di


parkiran tepatnya di depan mobil mereka Jisung mendahkan tangan ke arah
Yera.

“apa?” tanya Yera yang bingung.

“kunci mobil” jawabnya ketus.

“kau akan menyetir? Apa kau bisa?” Yera baru saja di buat tak percaya
oleh Jisung yang tiba-tiba meminta kunci mobil darinya.

“berikan saja padaku” keukeuh nya yang akhirnya Yera memberikan kunci
mobil itu pada Jisung.

Dan benar saja Jisung benar-benar menyetir mobil dengan baik, padahal
ia belum memiliki kartu izin mengemudi. Belajari dari mana ia?.

29
Sesampainya diapartemen Jisung langsung keluar dari mobil bersamaan
dengan Yera, mereka masuk kedalam apartemen. Yera yang lebih dulu
berjalan ke dapur untuk mengambil minum sedangkan Jisung lebih memilih
untuk duduk di sofa karna lelah.

Jisung sedikit memejamkan matanya ia memikirkan kejadian di sekolah


tadi, bagaimana semua murid terutama siswa pria yang melihat ke arah
Yera di tambah Haechan dan jaemin yang malah menggombali Yera, ia
menjadi kesal karna itu dan ingin pulang.

Ia membuka matanya saat ponsel di saku celananya mengeluarkan bunyi


notif, Jisung merogoh saku celananya dan melihat pesan yang baru masuk.

Hana

|jisung, dimana?

Setelah melihat pesan yang terdiri dari dua kata itu Jisung baru
teringat dengan Hana, ia seharusnya masih disekolah sekarang untuk
menemani Hana yang masih disana dan menyuruh Yera untuk pulang sendiri
terlebih dahulu.

Arrghhh apa karna Yera ia melupakan Hana?

Jisung langsung berdiri dari kursi dan berniat untuk kembali ke sekolah
menjemput Hana.

“kau mau kemana?” tanya Yera yang baru keluar dari dapur dengan membawa
nampan berisikan air dan beberapa potong buah semangka.

“aku akan kembali ke sekolah” ucap nya yang langsung melangkahkan kaki
nya.

“untuk apa?” Yera melihat Jisung yang seperti mencari-cari sesuatu


“untuk menjemput Hana, dan juga dimana kunci motorku?” tanya nya.

Yera tersenyum menyimpan nampan yang dari tadi berada di tangan nya
lalu membuka laci untuk membawakan kunci motor Jisung.

“ini” Yera menyerahkan kunci motor milik Jisung, tanpa berkata apapun
lagi Jisung langsung pergi keluar dari apartemen.

Sudah seminggu dari acara kelulusan Jisung, makin kesini Yera makin
disibukkan dengan pekerjaannya entah itu karna kenaikan jabatannya.
Huhh.... ia kira dengan naik nya jabatan miliknya ia akan lebih banyak
menghirup udara taman dengan tenang ternyata tidak ia bahkan tak ada
waktu untuk pergi ke taman.

Hari ini seperti biasa Yera masih sibuk dengan laptop didepannya, tak
lupa tangan yang mencoba untuk menandatangani berkas dan mata yang
terfokus pada dua hal tersebut.

Sekejap matanya melihat kerah laptop tak lama setelah itu pandangannya
teralih pada berkas yang harus ia baca dengan teliti. Ia kewalahan saat
ini.

30

“wah wah wah... sibuk sekali ibu Yera yang baru saja naik jabatan ini”
tiba-tiba saja entah dari mana datangnya Jinhyuk berjalan ke arah meja
miliknya.

“aku serasa ingin mati mengerjakan semua ini, naik jabatan sialan”
umpat Yera yang langsung membuat Jinhyuk tertawa dengan omongannya.

“karna aku atasanmu yang baik aku mengizinkan mu untuk libur hari ini”
ucapnya yang tak digubris oleh Yera.

“untuk apa kau datang kesini?” tanya Yera yang hanya di balas senyuman
oleh Jinhyuk “jangan bilang jika kau datang kesini untuk bermitra
dengan perusahaan ini?” tebaknya yang langsung membuat Jinhyuk
tersenyum lalu tertawa.

“apa sih yang lucu? Daritadi kau hanya tersenyum lalu tertawa” protes
Yera padanya.
“tidak, tidak. Aku hanya ingin memberitahumu jika kantor mu libur hari
ini” jelasnya “apa-apan kau ini? Kau bukan atasanku. Sudahlah pulang
sana” suruh Yera pada Jinhyuk.

“aku berbicara benar kantor diliburkan hari ini, semua pekerja sudah
pulang hanya kau yang belum dan masih sibuk disini”

“kau tidak bercanda bukan?” Yera masih tak percaya.

“astaga, terserah kau saja aku akan pergi dari sini” Jinhyuk benar-
benar pergi keluar dari ruangan Yera.

Yera bergegas menutup laptopnya dan membereskan berkas yang berada di


atas mejanya. Ia pergi menyusul Jinhyuk yang ternyata benar di kantor
sudah hampir tak ada orang, apa yang dikatakan Jinhyuk benar? Kantor
diliburkan hari ini?.

Ia keluar dari gedung dan melihta Jinhyuk yang bersandar di dekat mobil
melihat ke arah Yera. Yera menghampirinya “bagaimana kau masih tak
percaya kantor ini diliburkan?” tanya nya dengan nada angkuh “hmm
terimakasih” jawab Yera.

“mau ku antar?” tanya nya yang djijawab gelengan Yera “aku bawa mobil”
ucapanya lalu naik kedalam mobil dan pergi melaju keluar parkiran.

Lelah sekali yang ia rasa hari ini, ia ingin segera ke apartemen nya
yang tenang dan sunyi lalu mendi di dalam bath ub setelah itu pergi
tidur.

Ahhh memikirkannya menjadi semakin ingin cepat-cepat pulang ke


apartemen. Setelah kuarng lebih duapuluh menit menyetir akhirnya ia
sampai di apartemen nya dan langsung masuk kedalam lift menuju lantai
apartemen milik nya.

Ia menekan pin apartemen milik nya lau langsung masuk. Tak seperti
pikirannya yang akan berdiam diri di apartemen yang sunyi dan damai
ternyata ada beberapa orang disana.

31
Ahhh apa ia lupa bahwa ia sudah memiliki suami sekarang? Atau bahkan ia
lupa jika Jisung selalu membawa temannya ke apartemen bahkan hampir
setiap hari, mungkin saja diantara mereka sudah ada yang tau pin
apartemen nya ini.

“ah kak Yer hari ini pulang lebih cepat” ucap Jisung yang hanya di beri
anggukan oleh Yera.

Yera melihat keadaan apartemen yang berantakan gelas dan piring kotor
dimana-mana, remahan snack yang bertebaran di lantai bahkan karpet,
kaleng-kaleng soda yang tergeletak tak beraturan dan banyak lagi.

Bahkan ia melihat sofa yang sepertinya baru tertumpahi sesuatu.


Seperti biasa Jeno dan yang lainnya menyapa Yera dengan ramah,
begitupun sebaliknya.

Yera berjalan masuk kedalam kamar miliknya dan membersihkan dirinya


lalu berisitirahat sebentar di dalam kamar. Tak lama ia mengingat
sesuatu tentang dapurnya, seingatnya ia harus beebelanja bahan makanan
untuk bulan ini.

Akhirnya Yera beranjak dan berniat untuk pergi ke supermarket.


Ia keluar dari kamar “mau kemana kak?” tanya Jisung seketika melihat
Yera sudah lengkap dibalut jaket.

“Ahhh... aku ingin membeli perlengkapan dapur untuk hari in” jawabnya
santai.

“mau ku antar?” tanya Jisung yang langsung diberi gelengan oleh Yera.

Apa dia tak sadar jika Hana sekarang sedang melihat kearahnya?.

Saat Yera akan membantu pintu untuk keluar tiba-tiba Jaemin ikut
beranjak dan menghampirinya “kak boleh aku ikut? Ada hal yang ingin
kubeli juga di supermarket” ungkapnya.

Yera hanya mengangguk-ngangguk setuju dan lantas pergi keluar diikuti


Jaemin.

Yera menaiki mobil miliknya, ia memilih untuk menyetir dan Jaemin duduk
di sampingnya. Padahal sama seperti Jisung Jaemin juga bisa menyetir
mobil walau belum memiliki kartu izin mengemudi.
Sekitar 15 menitan mereka di jalanan yang akhirnya sampai juga di
supermarket yang dituju.

Yera langsung mengambil troli dorong sebelum masuk ke supermarket.


Ia merogoh saku celananya untuk mengambil list barang-barang yang akan
dibelinya.

“apa itu list nya?” tanya Jaemin yang di balas anggukan Yera sambil
memasukkan barang yang berada di rak kedalam troli nya.

“biar aku yang dorong trolinya” Jaemin mengambil alih troli yang
sebelumnya Yera dorong.

Yera mulai fokus mencari beberapa barang yang akan dibelinya smabil
mengobrol ringan dengan Jaemin.

32
“Kak Yer apa kabar pacarmu?” tanya Jaemin.

“hah? Siapa?” yera yang terlihat bingung dengan pertanyaan yang


diajukan Jaemin, memangnya dia punya pacar? Dia sudah menjomblo kurang
lebih 5 tahun lamanya.

“itu kalo tidak salah yang namanya Jinhyuk itu” jawabnya.

“ahhh Jinhyuk. Dia bukan pacarku, ahhh kau pasti mendengar nya dari
Jisung. Akuu hanya meminta bantuannya untuk pura-pura menjadi pacarku
waktu itu agar perjodohannya batal. Hahahaha walau sudah melakukan hal
senekat itu pernikahannya masih berjalan” jelas Yera.

“jadi Kak Yer tidak punya pacar?” tanya nya sekali lagi yang dibalas
gelengan Yera, “ngapain punya pacar kan aku sudah memiliki seorang
suami” jawab Yera.
“tapi Jisung- Kak Yer tau kan soal Jisung dan Hana?” ungkapnya “aku
tau, mereka pacaran bukan?” pastinya yang di bals anggukan Jaemin.

“lalu kenapa Kak Yera tidak marah atau bertindak seperti seorang
istri?”
“aku sudah bertindak seperti seorang istri aku tidur bersama Jisung di
ranjang yang sama, kami juga tinggal di bawah atap yang sama, aku
mengurus Jisung layaknya seorang suami. Bukankah aku sudah memenuhi
kewajibanku sebagai seorang istri”

“iya kurang lebih tapi-“

“yah aku hanya gagal untuk menjaga hatinya yang seharusnya untukku yang
noteband nyha seorang istri, tapi aku juga tak memiliki rasa pada
Jisung. Aku hanya menganggap nya seoarang adik” Yera menyela omongan
Jaemin yang sudah tau arah pembicaraannya akan kemana.

“dan juga aku perempuan sama dengan Hana, mereka sudah berpacaran
lumayan lama dan aku datang lalu menghancurkan keharmonisan keduanya.
Lalu Jisung juga terlihat sangat mencintai Hana, bisa aku lihat dari
tatapan Jisung pada Hana” jelasnya sekali lagi pada Jaemin.

Jaemin seketika berhenti mendorong troli belanjaan itu, apa ini? Ia


merasa takjub dengan yera setelah Yera mengemukakan semua alasannya.
Jaemin merasa Yera berbeda dari wanita yang lain, Yera luar biasa
pikirnya.

“Jaemin!” panggil Yera yang sudah di depannya.

“ayo cepat” suruhnya untuk mendorong troli ke dekat nya karna tangan
nya sudah penuh membawa barang.

Sepulang nya di supermarket, Jaemin membantu Yera membawakan dua


kantong belanja yang  lumayan besar bahkan ia sampai membatu Yera
menyusun barang-barang yang sudah di belinya di supermarket.
Walau Yera tak meminta bantuannya namun Jaemin keukeuh ingin membantu
Yera sampai selesai.

33

Setelah selesai memberesakan barang Jaemin kembali duduk di ruang


tengah sedangkan Yera pergi keruang kerjanya untuk menerima panngilan
telpon yang masuk.

Hana sedang dalam mood yang buruk hari ini, entah ia kesal pada Yera
atau apa ia merasa Yera terlalu dekat pada Jisung dan yang lainnya. Ia
bahkan kesal hanya karna Yera terus terlihat tersenyum ke arah mereka.
Namun karna tak ingin merusak suasana juga akhirnya Hana memilih untuk
pulang dengan alasan ibunya ingin di temani belanja. Jisung mengantar
Hana pulang kerumahnya.

“hubungan Jisung sama Hana sepertinya mulai renggang” ucap Renjun.

“maksudnya?” Chenle yang masih terfokus dengan video game ditangannya.


“ya kalian pikir aja belakangan ini Hana tak banyak biacara dan juga
selalu terlihat murung”

“tentu saja, ia mungkin sedang khawatir jika Jisung benar-benar jatuh


cinta pada Kak Yera” jawab Jeno.

“dan juga seharusnya Jisung memngakhiri hubungannya dengan Hana jika is


sudah beristri” tambah Haechan.

“tapi sepertinya Kak Yera tak mempermasalahkan Jisung yang menjalin


hubungan dengan Hana bahkan mereka terang-terangan”

“Kak Yera memang tak mempermasalahkan hal itu, ia bilang padaku selama
ia telah memenuhi tugas nya menjadi seorang istri untuk Jisung ia tidak
khawatir. Ia juga bilang bahwa ia tak bisa marah pada Hana hanya dengan
alasan bahwa mereka sama-sama perempuan” jawab Jaemin.

Jeno dan yang lainnya mungkin terlihat biasa saja, namun mereka juga
memikirkan tentang Jisung yang bertindak menikahi Yera tanpa melepas
Hana. Mereka juga tahu mna yang benar dan yang salah.

Tiba-tiba pintu di buka dengan cepat yang menampakkan Jisung pulang


dengan tubuh yang basah sepenuhnya. Ia terlihat kedinginan.

“apa diluar hujan?” tanya Jaemin yang di balas anggukan Jisung.

“sudahlah aya pulang sebelum hujannya semakin deras. Jisung aku akan
menyimpan motorku disini” kata Jeno sambil beranjak.

“lalu kau pulang naik apa?” –Jisung


“aku ikut naik mobil chenle” jelasnya yang dibalas anggukan Jisung.

Setelah Jeno dan yang lainnya pulang Jisung memilih untuk pergi mandi
karna keadaannya yang basah membuatnya tak nyaman, namun aneh nya
setelah selesai mandi bukan nya ia merasa segar malah tubuhnya semakin
dingin dari sebelumnya. Ia menggigil di atas kasur sambil terbatuk-
batuk.

Yera yang sedang mengerjakan kerajaanya di ruang sebelah mendengar


Jisung yang batuk-batuk tanpa henti. Ia akhirnya memutuskan untuk
menunda pekerjaanya dan pergi melihat keadaan Jisung.

34

“kau tak apa?” yera berdiri di ambang pintu sambil melihat Jisung yang
terduduk di tepi ranjang dengan wajahnya yang memerah.

“kau sakit” ucapnya saat menmpelkan punggung tangan miiliknya kearah


dahi Jisung yang lumayan cukup panas.

Yera membantu Jisung berbaring di ranjang sambil menyelimutinya


“tunggulah, aku akan membuatkanmu sup” jelasnya.

Yera berbicara pada mertuanya lewat telpon menanyakan tentang sup yang
biasa Jisung makan Jiak ia terkenea demam, Mertunya menjawab bahwa sup
jagunglah yang sering ia berikan jika Jisung demam. Untungnya ia sudah
pergi ke supermarket tadi jagung dan semua bahan yang ia perlukan ada
dalam lemari pendingin, ia pun mulai memasak.

Setelah selesai membuat sup Yera melihat kearah jam yang sudah
menunjukkan pukul setengah 12, ia menghabiskan waktunya yang seharusnya
ia pakai untuk mengerjakan proyeknya karna besok ada presentasi bersama
perusahaan besar yang akan bermitra dengan perusahaanya. Tapi ia juga
tak tega meninggalkan Jisung yang sedang demam tinggi.

Setelah menyuapi Jisung Yera berniat untuk beranjak dan kembali


mengerjakan kerjaanya, namun tangan Jisung yang hangat meraih tangannya
“tetaplah disini” ucapnya dengan nada yang begitu rendah dan lemah.

Yera yang melihat itu menjadi tak tega dan duduk di samping Jisung yang
memeluk pinggang miliknya. “seperti ini, hangat” gumam Jisung.
Sementara Yera mengusap-ngusap kepala Jisung pelan ia juga merasa
hangat.

Tanpa Yera sadari ia ikut terlelap dan melupakan kerjaannya.

Paginya Jisung terlihat bangun lebih awal dari Yera, ia melihat Yera
ynag tertidur pulas didada bidang miliknya, entah sejak kapan posisinya
berubah.

Jisung mematikan alarm yang baru saja berdering agar tak membangunkan
Yera yang terlihat kelelahan. Ia ikut kembali tidur sambil memluk Yera
yang tepat disampinya. Bisa Jisung rasakan ukuran tubuh Yera saat ia
lebih dekat tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengannya, Jisung memeluk
tubuh Yera seluruhnya, walau tubuh Yera kecil namun Jisung merasa
nyaman memluk Yera.

Beberapa jam berlalu Yera habiskan untuk tidur, ia terbangun dan


langsung melihat jam yang meunujukkan pukul 11 siang. Ia langsung
beranjak bahkan dari pelukan Jisung yang membuat Jisung ikut terbangun.

“apa-apan ini apa aku tidak bangun dengan suara alarm nya?” tanya nya
padadiri sendiri yang tak menyangka ia bangun sesiang ini.

“aku yang mematikannya” ucap Jisung santai.

“astaga Jisungggg” teriak Yera

35

6. MAAF
Dengan segala cara Jisung masih berusaha untuk meminta maaf kepada Yera
perihal jam alarm yang ia matikan tanpa membangunkan Yera dan
membiarkannya tidur lebih lama.

Yera masih terduduk di ruang kerjanya berusaha membereskan proposal


perusahaanya walau sebenarnya ia tau psti ia akan terlambat sekali.
Seharusnya ia tak tidur semalam agar kerjaanya itu selesai dan ia
tinggal pergi besoknya.
Jisung masih setia berdiri di depan Yera sambil menyimpan kedua tangan
nya kedapan, sebanya apapun ia meminta maaf masih saja berkutik dengan
laptop di depannya. Bahkan Yera sama sekali tak melihatnya atau
membalas ucapannya.

Ia sama sekali tak bermaksud untuk membuat Yera terburu-buru seperti


ini yang ada dipikirannya saat mematikkan alarm adalah ia kasihan
melihat Yera yang terlihat lelah, apalagi dengan kondisi nya sekarang
dimana ia juga harus mengurus rumah, memasak makanan untuk nya bahkan
kerja lembur hampir setiap harinya.

Arghhh Jisung rasa ini semua kesalahannya yang tak pandai melakukan
apapun.

“kak Yer” panggil Jisung.

“kak” panggilnya sekali lagi yang tak dapat respon dari Yera.

“kak aku tau aku salah tapi jangan diem gini dong, aku jadi gak ngerti”
keluhnya.

Lagi, lagi, dan lagi ucapan Jisung tak di gubrisnya.

“aku bahkan gak tau kalo hari ini hari penting, aku cuma ingin kau
beristirahat itu saja”

Jisung merasa dirinya tak di hargai sedikitupun, ia tau ia salah


makanya ia sedang berusaha untuk meminta maaf. Namun Yera hanya diam
mendengar semua ocehan nya ia tak mengerti jika Yera hanya diam.

“Yera!” panggilnya sambil memegang tangan Yera memberhentikan nya


melakukan aktivitas nya.

Yera melihat kearah Jisung yang memanggilnya hanya menggunakan namanya,


apa-apaan itu tidak sopan sekali pikir Yera.

“apa?” jawabnya ketus

“maafkan aku aku tau aku salah, apa kau tidak mengerti juga?” tanyanya.

“tak mengerti? Kau bilang aku tak mengerti?”

Yera yang saat itu sedang duduk, dengan sekejap beranjak dari kursinya
memandang Jisung yang berada tepat di depannya. Ia melepas tangan nya
dengan kasar  yang sebelumnya berada di genggaman Jisung.

36
“kau bilang aku tak mengerti? Kau tau seberapa penting pekerjaan
bagiku? Ini adalah hidupku aku bisa saja dipecat karna ini. Jika aku
tak punya pekerjaan kau bahkan takkan bisa makan” kata-kata yang
dikeluarkan Yera cukup menyayat hati Jisung, apalagi dengan Yera yang
menunjuk-nunjuk jari kearahnya sampai ia berjalan mundur.

“lalu apa yang harus kulakukan? Aku sudah meminta maaf ap-“

Ponsel Yera berdering yang membuat Jisung menghetikan pembicaraannya.


Yera melihat kearah ponselnya lalu mengangkat telponnya.
Jisung hanya melihat Yera yang tengah menerima telpon, tak lama Yera
mengambil jaket yang tergantung dan membawa kertas-kertas semacam
dokumen yang ada di mejanya.

“Yer! Yera kau mau kemana!” Jisung sempat menghentikan Yera dengan
meraih tangannya namun Yera kembali melepasnya dan berjalan menuju
pintu luar.

“Yer biar kuantar” ucapnya sekali lagi, yang lagi-lagi tak di jawab
oleh Yera. Jisung hanya mendapat bantingan pintu yang keras setelah
Yera keluar.

Jisung hanya terdiam ia berjalan ke arah sofa dan duduk disana. Ini
pertengkarang pertamanya bersama Yera setelah ia menikah. Frustasi
sekali rasanya. Ayolah apa dengan tak bekerja satu hari Yera akan
dipecat? Bukannya ia baru saja naik jabatan? Yang harusnya lebih
meringankan pekerjaanya dibanding dulu. Ia hanya membantunya, hanya
membantunya itu saja.

Argghhh pernikahan terlalu sulit untuknya. Akhirnya Jisung memanggil


Jeno dan yang lainnya untuk berkunjung di apartemen nya. Tak lama
sekitar 20 menit Jaemin dan yang lainnya sudah datang di apartemen
Jisung dengan beberapa kantong belanja berisi minuman dan snack.

“ada acara penting apa ini sampai-sampai kau mengajak kami untuk datang
ke aoartemen mu?”

“aku hanya-“

“aneh sekali biasanya kau tidak mau jika apartemen ini kita kunjungi
karna takut dimarahi kak Yera” jelas Chenle.

“apa kau bertengkar dengan kak yera?” tanya Jaemin.

Jisung menggeleng sempurna, “tidak aku hanya bosan saja, aku tidak
bertengkar dengan kak Yera. Dan juga apa yang harus membuat kami
bertengkar? Kami hidup masing-masing” jelasnya yang dimengerti oleh
semunya.

Mereka mulai dengan bermain video game dan mengobrol ringan tak lupa
juga dengan candaan yang membuat merek tertawa sesekali. Namun sampai
saat ini Jisung masih belum bias mengalihkan pikirannya, ia masih
memikirkan pertengkarannya tadi dengan Yera.

Karna Jisung tidak fokus yang akhirnya membuat ia terus saja kalah dan
membuat yang berada di timnya kesal pada Jisung.

37

“Jisung apa yang kau lakukan? Fokus“ ucap Haechan.

“ada apa denganmu? Dari pertama kita main kau selalu kalah dan
menyusahkan” tambah Renjun.

Jisung hanya terdiam mendengar keluhan yang ditujukan padanya. Ia masih


saja tidak bisa fokus bahkan dengan dirinya sendiri ia tak bisa fokus.
Ia kira dengan bermain bersama temannya akan membuatnya melupakan
tentang tadi pagi walau sejenak ternyata tidak sama sekali.
“aku bertengkar dengan Yera” ucapan Jisung berhasil membuat semua yang
sedang berbicara diam. Seolah mereka tak percaya dengan apa yang baru
saja Jisung ucapkan.

“kau serius?” tanya Haechan yang di balas anggukan nya.

Jisung akhirnya menceritakan masalah nya yang sampai-sampai membuat ia


dengan Yera harus bertengkar. Jisung terlihat frustasi namun ia seperti
tak bisa melakukan apa-apa jadi ia hanya diam memendamnya yang membuat
ia kesal dengan dirinya sendiri.

“aku belum menikah jadi aku tidak tau harus membantumu bagaimana” ucap
Haechan.

“apa dengan membayar Kak Yera dengan uang yang melebihi gajinya itu
cukup untuk membuatnya baikan denganmu?” kata Chenle yang mengundang
mata mengarah kepadanya.

“kau kira Kak Yera perempuan seperti apa?” amuk jaemin pada Chenle.

“mungkin kau harus meminta maaf dengan tulus” saran jeno

“sudah kulakukan, aku meminta maaf padanya berkali-kali” jelas Jisung.

“maksudku dia takkan dipecat karna bolos kerja satu hari kan? Sama
seperti sekolah kita tak dikeluarkan jika hanya bolos satu kali”
tambahnya.
“ku kira dunia kerja tak bisa disamakan dengan masa sekolah” ucap
Jaemin.

Tak lama pintu apartemen di buka memperlihatkan Yera yang datang masuk.

Yera melihat ke arah Jisung dengan malas dan mengubah pandangannya.

“masuk” ucapp yera pada orang di belakangnya.

Ternyata Jinhyuk yang berada di belakang Yera sambil membawa kotak yang
cukup besar.
“kau taruh saja disini, aku yang akan membawanya ke ruang kerja nanti”
pintanya.

Bukannya menuruti Yera Jinhyuk malah terus memawa kotak besar itu
menuju ruang kerja Yera melewati Jisung dan teman-temannya. Jeno dan
yang lainnya terdiam tak bersuara.
Setelah kembali dari ruang kerja Yera Jinhyuk berjalan ke arah Jisung
“apa dia yang membuat Yera ku di pecat dari kantornya?” ucapnya sambil
merangkul Jisung.

38

“Jinhyuk pulanglah” ucap Yera.

“harus ku apakan dia?”tanya nya sambil melihat ke arah Yera.

“Jinhyuk!” tegas Yera sekali lagi.

“apa aku harus memb-“


“Jinhyuk please...” Jinhyuk melihat kearah Yera yang melihatnya serius.

“baiklah-baiklah” Jinhyuk berhenti merangkul Jisung dan berjalan ke


arah Yera.

“kau ternyata sedang tidak bisa diganggu yahh” ucapnya pada Yera

“jika kau kesulitan hubungi aku, byee” Jinhyuk mengelus pucuk kepala
Yera lalu pergi keluar apartemen.

Yera berjalan melewati Jisung dan yang lainnya ia langsung masuk


kedalam kamar.

“aku rasa kita harus pulang” ucap Renjun sambil beranjak dari tempat
duduknya yang diikuti oleh yang lain.
Renjun dan yang lainnya benar-benar pulang dari apartemen Jisung, yang
hanya menyisakkan Jisung seorang.

Jisung bingung apa ia harus pergi menyusul Yera ke kamar dan kembali
membujuknya? Namun ia takut jika ia hanya kembali di abaikan oleh Yera.

Jisung akhirnya hanya membereskan meja yang sedikit berantakan.

Tak lama Yera keluar dari kamarnya menuju dapur, Jisung melihat Yera
yang berjalan melewatinya.

“baiklah, ayo” ucap jisung pada diri nya.

Ia mencegat Yera yang baru saja keluar dari dapur membawa air. Yera
hanya diam dan mencoba melewati Jisung. Namun nihil Jisung terus saja
menghalangi Yera yang akan lewat.

“Jisung-“

Belum juga selesai bicara Jisung tiba-tiba memangku yera yang berada di
depannya, memastikan Yera seimbang pada pangkuannya.

Yera yang terkejut hanya diam dan melihat Jisung yang berada di
depannya. Ia sedikit menunduk untuk melihat Jisung karna Jisung
memangkunya.

“turunkan aku” pinta yera.

“dengarkan aku” pinta jisung.

“apa aku harus mendengarkanmu sambil kau memangku ku begini?” tanya


Yera.

“iya, jika tidak seperti ini kau akan mencoba untuk menghindariku”
jelas Jisung.

39
Sejujurnya Yera sangat tenang saat ini, namun jika diperhatikan lagi
jantungnya sedang berdegup sangat kencang bahkan pipinya memerah.

Bagaimana tidak? Tangan Jisung berada tepat menjadi dudukannya saat ini
dan juga jarak yang sangat dekat ini apa Jisung sama sepertinya? Apa
Jisung tidak merasa berat memangku yera sejak tadi?
“turunkan alu terlebih dahulu, aku akan minum” Yera menunjukkan gelas
berisi air ditnagannya.

“aku tak mau, minum saja dengan seperti ini”

Entah apa yang dipikirkan Jisung saat ini Yera benar-benar berdebar
karnanya. Namun ia mencoba mempertahankan harga dirinya dan minum
dengan posisi seperti itu.

Jisung melihat yera yang tengah minum saat ini, ia melihat bagaimana
leher Yera bergerak saat air mengaliri tenggorokannya. Apa Yera mencoba
menggodanya? Pikir jisung.

Setelah satu gelas penuh Yera teguk dan habis ia menunjukkannya pada
Jisung seolah berbicara bahwa ia sudah minum dan minta untuk
diturunkan.

Jisung menurunkan yera dengan pelan namun saat itu juga tangan nya
meraih wajah Yera dan mendekatkan kearah wajah miliknya.
Ia mencium Yera tepat di bibirnya, Yera yang terkejut mencoba
memundurkan tubuhnya dari Jisung namun Jisung malah menarik tengkuk
Yera dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya berhasil meraih
pinggang Yera mendekat kearahnya. Tak egois yera juga menikmati ciuman
yang diberikan Jisung ia mengalungkan kedua tangannnya dan memegang
dengan kedua tangannya di leher Jisung.

Entah kenapa ciuman lembut itu mulai menjadi ciuman yang panas dengan
keduanya yang saling serius pada ciuman tersebut satu sama lain. Jisung
melepas ciuman dari bibir Yera lalu beralih menciumi dagu yera sampai
pada leher Yera. Yera menanggahkan lehernya seolah memberi Jisung ruang
untuk  menciumnya lebih leluasa.

Tiba-tiba saja bel apartemen di tekan beberapa kali yang membuat


keduanya terkejut. Bersamaan dengan itu ciuman terhenti bahkan gelas
yang berada di tangan Yera daritadi pun tak sengaja Yera jatuhkan karna
terkejut.

Mereka saling melihat satu sama lain lalu menjadi salah tingkah.

“biar aku yang-“


“akan ku buk-“

Bahkan mereka berbicara bersama setelah itu kembali salah tingkah,


akhirnya Yera dan Jisung berjalan berdua ke arah pintu depan untuk
melihat siapa yang datang.

“haiii” sapa seorang wanita paruh baya yang berada di depan mereka
berdua.

“mama?” ucap yera keheranan karna orang tua nya datang. “ada apa?”
tanya nya spontan.

40

“apaansih kamu  bukannya disuruh masuk dulu” protes ibu Yera.

“iya iya masuk” jawab Yera


Entah apa tujuan kedua orang tua Yera sampai harus berkunjung ke
apartemennya, Namun Yera saat ini terfokus untuk membersihkan gelas
yang pecah dilantai. Sedangkan Jisung tengah mengobrol dengan kedua
orang tua yera.

Saat Jisung dan orang tua Yera tengah mengobrol, Yera menghampiri
mereka dan duduk di samping Jisung

“ada apa mah?” tanya nya.


Ibu Yera mengeluarkan sesuatu dari tas nya, lalu ia menyimpannya di
atas meja dan diperlihatkan pada Yera dan Jisung.

“jadi gini, kan orang tua Jisung udah kasih kalian hadiah berupa
apartemen ini. Nah mamah sama papah juga mau kasih hadiah buat kalian”
jelasnya.

“apa emangnya?” yera yang sudah excited dengan hadiah yang diberikan.

“ini paket honeymoon ke Australia” jelasnya yang membuat yera terdiam


pdahal sebelumnya ia sumringah sekali.

“apa sih mah ngga usah” tolaknya


“mamah sama papah udah rencanain ini Yer, keberangkatan kalian dua hari
lagi”

“nggak bisa aku kerja”

“kamu kan baru aja dipecat”

Yera melihat ke arah Jisung yang pasti memberitahu kedua orang tuanya.
Jisung hanya tersenyum kikuk kearah Yera.

“sudahlah mama sama papa cuman bilang itu aja, kalian siap-siap aja
yah” stelah berbicara seperti itu kedua orang tua Yera pergi pulang.
Yera dan Jisung kembali terdiam.

“jadi gimana kita berangkat?” tanya Jisung.

“yaa gimana lagi” jawab Yera.

“sepertinya aku sudah dimaafkan” simpul Jisung.

“aku memaafkanmu karna kau merengek sejak pagi” alasan Yera yang hanya
di balas anggukan dari Jisung.

“jadi akan pergi dan membuat nya?”

“apa yang maksudmu membuat?” Yera kembali blushing dengan perkataan


Jisung.

“sebelum itu ayo lanjutkan yang tadi” ajaknya yang menambah Yera
berdegup kencang.

“kau gila?!” Yera langsung beranjak pergi sedangkan Jisung tertawa


karna menggoda Yera.
41

7. KECELAKAAN
Sambil menatap tiket keberangkatannya dua hari lagi, yera dan Jisung
saling menikmati eskrim di masing-masing tangannya.
“kita benar-benar berangkat?” tanya Jisung.

“ngga aku terlalu malas untuk bepergian”

“apa kau takut?” goda Jisung.

“apa?! Tidak tentu saja!” balas Yera yang tau pembahasannya ke arah
mana.

“pikir saja, aku baru saja dipecat moodku masih buruk” jelasnya.

“kalau begitu kau harus liburan untuk menaikkan mood mu kembali”.


Yera menggeleng.

“kau saja yang pergi dengan Hana, aku akan mencari penginapan selama
kalian liburan agar tak di curigai”

“apa menurutmu Hana cantik?” tanya Jisung tiba-tiba.

“tentu saja, dia sangat cantik” jawab yera spontan tanpa berfikir.

“aku sangat cocok dengannya bukan?” tanya nya sekali lagi yang di balas
anggukan Yera.

Saat sedang mengobrol mata Jisung tiba-tiba melihat ke arah bagian


tubuh atas milik yera, ia salah fokus dengan baju yang dikenakan yera,
itu sanag terawang jika dilihat dari dekat.

“kak... itu...” ia tiba-tiba berbicara tak jelas.

“apa?”

Jisung menunjuk ke arah kancing yera yang belum di kancing sempurna,


yang membuat belahan dada yera terlihat wlaua sedikit namun dengan itu
siapa yang tak tergoda? Dengan santainya Yera mengancingkan bajunya
dihadapan Jisung sambil menyimpan eskrim dimulutnya. Namun lama –lama
mulutnya menjadi dingin sampai ekrim itu jatuh yang untungnya tangan
yera menangkapnya dengan alhasil tangannya kotor penuh eskrim.

Jisung mengalihkan pandangannya ke arah tv dengan cepat, Yera yang tau


dan mengerti langsung beranjak dari duduknya. Namun dengan tak sengaja
kakinya tersandung karna kaki Jisung yang membuat ia jatuh ke pangkuan
Jisung.

Jisung melihat kearah Yera yang terburu-buru beranjak namun kedua


kalung milik mereka saling bertautan yang membuat yera berhenti.

“astaga ini terbelit” ucapnya gugup.

42

Yera memperlihatken kedua tangannya yang kotor kearah Jisung ia memberi


kode bahwa Jisung lah yang harus melepas kaitan nya. Jisung mencoba
membuka kaitan kedua kalung tersebut, jujur saja kenapa tiba-tiba
kalungnya bisa terbelit?
Heran sekali.

Sementara Jisung sibuk dengan kalungnya Yera malah dengan santainya


menjilati eskrim di tangannya bahkan setiap jarinya. Setelah Jisung
berhasil melepas kaitannya Yera mencoba untuk berdiri namun tiba-tiba
saja Jisung menahan dirinya.

“Apa?”tanya Yera.

Ia menarik tengkuk Yera dan mulai menciumnya, bahkan Yera tak sempat
untuk menghindari Jisung. Ia sudah tak tahan, ia gemas dengan yera yang
menjilati tangannya.

Dengan nakalnya Jisung menjilati eskrim yang sedikit berantakan di


bibir Year, Year mulai mengimbangi ciuman dari Jisung sama nakalnya
Year mendorong tubuh Jisung sampai ke ujung kursi dan membuat dirinya
terbaring di atas tubuh milik Jisung. Jisung bahkan sampai tersenyum di
sela ciuman mereka karna Yera yang melakukan hal senekat itu.

Besoknya Yera sedang bergelut dengan dapur, ia mematikan kompor dan


melihat ada piring yang belum ia cuci di washtafel ia  memilih untuk
memberskan cuciannya itu terlebih dahulu.

Tak lama Hana datang menghampirinya.

“kakkk!”kejut Hana
“astaga Hana ada apa? Kaget loh”
ucapnya sambil tersenyum ke arah Hana.

“ummm... emang gak papa kalo aku  berangkat sama Jisung?” tanya nya
“gak papa berangkat aja” yera kembali fokus pada cuciannya.

“kalo gimana-gimana?” tanya nya yang membuat Yera kembali berhenti


dengan aktivitasnya itu.

“maksudanya gimana?” Yera memandang Hana yang berada di depannya.

“yaa gitu” jawabnya singkat.

Yera menggeleng tak percaya dengan apa yang baru saja Hana katakan, apa
yang dipikirnya?.

“jika kau punya malu, kau harus berfikir dengan otak mu yang pintar
itu” ucap Yera.

“akkkhhh....”

Semua orang yang berada di ruang tengah pergi kedapur karna mendengar
seseorang yang berteriak dengan kencang.

43

Jisung orang yang paling pertama datang ke dapur dan dilihatnya Hana
yang sudah tergeletak dilantai dengan leher dan tangan yang bersimbah
darah. Lalu ia melihat kearah Yera yang menganga dan pisau ditangannya.
“Hana!” teriak Jisung.
Yera mendekat kearah hana yang langsung didorong oleh Jisung, namun
dengan sigap jaemin menangkap Yera dari belakang.

“Hann... Hana...Hanaaaaa....” Jisung mencoba membangunkan Hana yang


menutu matanya namun Hana sama sekali tak berkutik.

Jisung melihat ke arah yera yang mengerutkan kedua dahinya seolah


terheran-heran.

“apa maksudmu? Kenapa dengan hana?” tanyanya dengan nada yang keras
sampai Yera terbata-bata menjawab pertanyaan dari Jisung.
“ngga Jisung itu- itu kecelakaan” ia mencoba menjelaskan.

“kecelakaan apa? Jelas-jelas pisaunya berada ditangan mu!”

“nggaa! Bukan seperti yang kau pikirkan!”

“memangnya apa yang aku pikirkan?” tanya Jisung yang mebuat yera
bungkam.

“ini salahnya, tiba-tiba Han-“

Yera belum menyelesaikan bicaranya namun pipinya sudah merasa perih, ia


baru saja di tampar oleh Jisung.

“Jisung apa yang kau lakukan!” teriak Jaemin saat yera ditampar oleh
Jisung.

“awas saja jika terjadi sesuatu dengan Hana, aku takkan segan padamu!”
ancam Jisung

“sudahlah biar nanti penjelasan nya, bawa dulu Hana ke rumah sakit”
ucap Chenle, Jisung lalu mengendong Hana keluar dari dapur diikuti
Jeno, Haechan, renjun, dan Chenle.

Sementara itu Jaemin masih berada di belakang Yera entah mengapa jaemin
rasa Yera semakin lemas dan mencoba menahan tubuhnya agar tak jatuh.

“Kak?” ucap jaemin.

“aa- sakit” kata Yera sambil memegang perutnya.

“apa? Kenapa? Dimana yang sakit?!” panik Jaemin.

Yera membuka tangannya yang sudah dipenuhi darah yang keluar dari
tubuhnya.

Jaemin akhirnya tersadar Jika yera baru saja tertusuk di bagian


perutnya. Ia tak menyadarinya karna Yera menggunakan kaos yang berwarna
hitam sehingga tak terlihat sama sekali.

44

Yera akhirnya pingsan yang langsung di tangkap jaemin dengan sigap.


“kak... kak yerr...” Jaemin mencoba membuat Yera sadar namun nihil.
Akhirnya ia membawa Yera ke rumah sakit.
Sedangkan di sisi lain Jisung mondar-mandir di depan ruangan Hana, ia
khawatir

“keluarga Bae Haneul?” tanya dokter saat keluar dari ruangan hana,
Jisung langsung menanyakan keadaanya.

“ahh untunglah luka yang dialami nona Hana tak terlalu dalam, bahkan
bisa disebut goresan kecil. Dia mungkin pingsan karna terkejut” jelas
sang dokter yang membuat Jisung tenang.

Setelah itu Jisung dan yang lainnya masuk kedalam ruangan Hana, baru
saja beberapa langkah ponsel Jisung berdering ia melihat nama Jaemin di
ponselnya. Namun ia tak mengangkat telpon dari Jaemin dan memilih untuk
menghampiri Hana terlebih dahulu.

“Han, kau tak apa? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Jisung
penasaran.

Sejujurnya ia juga belum paham dengan situasinya dan terlalu panik


melihat Hana yang bersimbah darah jadi ia belum mendengar penjelasan
Yera, yahhh jika disini ada kesalah pahaman Jisung akan meminta maaf
kepada Yera karna membentaknya dan juga meneriakiny

“aku tak apa” Hana tersenyum lemas ke arah Jisung.

“jadi apa yang terjadi?”tanya Chenle.


“ahhh itu.... aku rasa mungkin kecelakaan”

“kecelakaan?” Renjun terheran dengan jawaban yang diberikan Hana.

“aku tidak tau apa kak yera sengaja atau tidak melayangkan pisau
kearahku dan seingatku aku menghindar mundur lalu sebelum terjatuh
kepalaku terbentur meja dapur yang mungkin membuatku pingsan” jelasnya.

“kau pasti menyulutnya terlebih dahulu” balas Haechan yang langsung


dilihat semua orang.
“apa? Kalian menyangkal hal itu? Aku yakin ini semua salah paham, tak
mungkin kak Yera melakukan hal seperti ini” jelasnya.

“Haechan apa maksudmu?” tanya Jeno yang berada di sebelahnya.

“Jen kau pasti berfikiran sama denganku juga?” Haechan melihat kearah
Jeno dengan tatapan berharap “ mungkin, tapi disini kita juga tak tau
apa yang benar-benar terjadi. Jadi-“

“jadi kau ingin bilang bahwa kak Yera benar-benar melakukan semua
ini ?” omongan Jeno dipotong oleh Haechan yang sudah mulai emosi.

“Haechan kau tenang dulu, ada apa denganmu? Nanti-nanti kita juga
dengrkan penjelasan dari kak Yera” balas Renjun. Tiba-tiba ponsel
Renjun berdering dan menampakkan nama Jaemin.

“halo Jaem? Ada apa?”

45

“kak Yera,amsuk rumah sakit.


Perutnya tertusuk pisau!” panik Jaemin di sebrang sana.
“apa maksudmu jelaskan yang benar? Tertusuk kenapa?” Renjun bahkan ikut
panik sekarang.

“cepatlah kesini aku di rumah sakit yang sama, namun berada di di


lantai bawah. Ruangan 23”

Setelah berbicara seperti itu Jaemin menutup telponnya sepihak tanpa


membiarkan renjun mengatakan satu kata pun.

“apa?” tanya Haechan sambil menghampiri Renjun.

“kak Yera dirawat dia-“ omongannya terhenti lalu melihat ke arah Hana.
“apa?!” tanya Haechan.

“dia tertusuk” jawabnya.

8. PERJUANGAN
Tanpa berfikir panjang kembali Haechan dan renjun keluar dari kamar
Hana dan berlali ke arah ruangan Yera yang berada di bawah. Dari awal
Haechan memang sudah merasa aneh dengan kejadian ini, karna pada saat
kejadian ia melihat tangan Hana yang juga ikut bersimbah darah padahal
lukanya dileher dan jika omongan Hana benar ia terbentur dimeja ia
takkan ounya waktu untuk memegang lehernya yang berdarah.

Mereka melihat Jaemin yang berada di luar ruangan Yera dan langsung
menghampirinya.

"bagaimana?" tanya Haechan.

"kak Yera sedang dioperasi saat ini" balas Jaemin.

"operasi? Apa lukanya? Maksudku seserius itu?" tanya Renjun.

"yaa kau pikir saja setelah kalian keluar apartemen kak Yera baru
bilang padaku bahwa perut milik nya di tusuk dan setelah itu ia
pingsan tak sadarkan diri" jelas jaemin.

Mereka tak menyangka jika Yera harus di operasi, yang artinya Yera
terluka secara serius.

Setelah beberapa jam operasi akhirnya mereka bisa di persilahkan untuk


masuk kedalam ruangan Yera. Yang pertama mereka lihat adalah Yera yang
terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit dengan infusan yang berada
di tangannya dan masker oksigen yang terpasang di bagian hidung dan
mulutnya.

Yera masih tak sadarkan diri beberapa jam setelah operasi dan Jaemin
masih setia berada di samping Yera menemaninya bahkan sampai malam ia
masih berada di ruangan Yera.

46

Namun berbeda disisi lain dimana di ruangan Hana Jisung tengah


menyuapih Hana dengan makanan yang di sediakan rumah sakit. Jujur saja
Jisung juga ingin melihat keadaan Yera apa ia benar-benar terluka?
Tak lama pintu ruangan Hana di buka secara kuat oleh seorang lelaki
paruh baya yang ternyata ia adalah ayah dari Jisung.

"Jisung!"teriaknya yang baru saja masuk kedalam ruangan.

Jisung berbalik dan menatap kedua orang tuanya yang baru masuk.
"papah?"
"ngapain kamu disini? Kamungak liat nak Yera yang berjuang sedang
operasi?" tanya nya pada Jisung.
"operasi? Operasi apa?" tanya Jisung keheranan karna tak tau apa-apa.

"Jisung seharusnya kamu berada di ruangan Yera saat ini, bukan dengan
perempuan lain" ucap ibu jisung.

" perempuan lain? Apa maksud mama? Dia Hana pacar Jisung" jelasnya
yang langsung dapat tamparan keras dari ayahnya.

"kau sedang bercanda? Kau sudah memiliki istri. Apa yang kau maksud
dengan perempuan ini adalah pacarmu?" herannya pada anak tunggalnya.

"papah tak mengerti dengan pikiranmu, siapa yang mengajari mu jadi


tukang selingkuh seperti ini? Kau baru saja menikah dengan Yera
beberapa bulan" jelasnya.

"aku menikahi Yera bukan keinginanku sama sekali, bahkan kak Yera pun
sama dia tak mencintaiku. Hana adalah pacarku bahkan sebelum papa dan
mama menjodohkanku dengan Yera dia sama sekali bukan selingkuhanku
ataupun yang merusak rumah tangga ku dengan kak Yera" Jisung terlihat
emosional dengan perkataan nya.

"kau tau papah malu dengan kelakuanmu, papa rasa papa gak berhasil
didik kamu dengan baik sepenuhnya. Sekarang terserah padamu mau
datanglah ke ruangan yera jika kau ingin mempertahankan pernikahanmu"
jelas papa nya lalu pergi keluar dari ruangan Hana yang diikuti ibu
Jisung tanpa melihat ke arah Jisung terlebih dahulu.

Jisung berbalik dan menghampiri Hana, ia memegang kedua tangan hana


"Han gakpapa?" tanya nya yang dibalas anggukan Hana.

"kau berkata jujurkan? aku percaya padamu.

Hana terdiam setelah Jisung mengucapkan hal itu, ia melihat ke arah


Jisung lalu mengangguk dengan sedikit ragu.

"baiklah, selama kita saling percaya dan gak adakebohongan aku bakalan
terus perjuangin hubungan kita" ucap Jisung bersungguh-sungguh.

Jisung keluar dari ruangan Hana ia menitipkan hana pada chenle dan Jeno
yang saat itu ada di ruangan Hana. Ia sekarang akan pergi ke ruagan
Yera.

47

Setelah menuju ruangan Yera, Jisung melihat Jaemin, Haechan, dan Renjun
berada di luar ruangan Yera tanpa menyapa temannya itu Jisung langsung
masuk kedlam ruangan Yera yang dilihatnya orang tuanya dan orang tua
Jisng berada disana.

Jisung pun duduk di kursi kosong.


"aku ingin pisah" itu adalah kata-kata pertama yang dikeluarkan Jisung.

Apa dia tidak berfikir terlebih dahulu?.

Semua orang yang ada diruangan Yera melihat tak percaya dengan apa yang
baru saja di omongkan Jisung. "Jisung!" teriak ayahnya namun Jisung
hanya menunduk.

Sementara Yera menahan tangisnya tak percaya, ia juga lelah.

"apa yang sebenarnya kau pikirkan? Sudah kubilang jika kau datang ke
ruangan ini itu berarti kau ingin mempertahankan hubunganmu dengan
Yera. Tapi kau malah mencetuskan kalimat yang bahkan kau tidak berfikir
terlebih dahulu" ayahnya sangat marah dengan Jisung saat ini dan juga
ibu Jisung yang kecewa.

"aku memikirkannya, aku berfikir berkali-kali bahwa ini adalah


keputusan yang paling tepat untukku dan Yera. Aku tak pantas untuk
menjadi suaminya aku tak bisa melakukan apa yang diinginkan Yera. Aku
bahkan membuat ia dipecat dari pekerjaanya."

"Jisung itu terjadi karna kau belum menyesuaikan dirimu! Kau masih
berhubungan dengan pacar mu itu yang membuat kau tak bisa memahami
Yera!" jelas ibunya.

"karna itulah aku ingin pisah dengan Yera. Karna aku lebih memahami
Hana dari pada Yera!"

"tidak, bukan kau yang tidak memahamiku tapi aku yang tak memahami mu"
ucap Yera yang akhirnya membuka suara.

"sayang?"tanya ibu Yera.

"dari awal sudah jelas-jelas Jisung tak ingin menikah denganku namun
aku malah ingin menjalani pernihakan ini walau kami tak memiliki rasa
apapun satu sama lain" ucap nya.
"tapi jika aku dan Jisung berpisah gara-gara masalah ini aku tak mau"
tambahnya yang langsung dilihat oleh Jisung.

"kau bilang kau tidak mencintaiku, jadi pisah saja. Pernikahan ini tak
berguna sama sekali, kau menikahiku hanya karna harta" jawab Jisung.

"yera menyerngitkan dahinya mendengar kata-kata Jisung "kau bilang aku


menikahimu karna harta? Siapa yang bilang seperti itu? Hana" tanya Yera
yang masih tak menyangka dengan pernyataan Jisung.

"jangan bawa-bawa Hana untuk sekarang" jawabnya.

48
Yera tersenyum simpul "apa kau tak sadar? Aku bekerja untukmu dari pagi
sampai malam, aku lembur kau tau itu! Apa aku pernah meminta uang
darimu selama kita menikah?" Yera yang sudah muak dengan segalanya
akhirnya menjelaskan semuanya.

"dan juga kau sudah berusaha melukai Hana." Alasannya yang mengganti
topik.

"kau gila berfikir seperti itu? Menyalahkanku yang bahkan tak membuat
Hana bersimbah darah? Fikir saja jika aku cemburu pada Hana untuk apa?
Aku bahkan menyuruh Hana agar menggantikanku pergi ke australia dan
membiarkan kalian berdua disana?"

"kau mencoba untuk menyalahkan Hana?" -Jisung

"lalu kau mencoba untuk menyalahkanku?" ungkap Yera.

Jisung terdiam ia bingung dengan apa yang Yera jelaskan, bukannya


selama ini Yera tak mencintainya? Bukannya seharusnya yera
mengiyakannya untuk berpisah darinya?.

"aku ingin pisah, ini demi kebaikan kita berdua" ucapnya lalu beranjak
dari kursi dan pergi keluar ruangan.

"Jisung kau-" Renjun yang ingin bertanya sama sekali tak di dengar oleh
Jisung, ia memilih pergi.

"sudahlah, mungkin dia butuh waktu untuk sendiri" cekal Jaemin yang
melihat renjun ingin menghampiri Jisung.

Yera menangis tepat setelah Jisung keluar dari ruangannya, ia sudah


menahannya dari tadi. Entah mengapa ia tak ingin berpisah dari Jisung.

"Yera jujur pada mama sayang, kau mencintai Jisung bukan?" tanya ibunya
sambil memegang kedua bahu Yera.

"entahlah mah" jawabnya singkat.

Jisung bejalan dengan cepat keluar rumah sakit tepatnya ia menuju taman
yang berada di rumah sakit tersebut. Ia menahan tangisnya kuat-kuat.

Ia bahkan tak tau kenapa ia menangis sekarang, apa karna ia bercerai


dari Yera? 'tidak itu tidak mungkin' pikir Jisung. Ini yang
diinginkannya sejak dulu berpisah dari Yera dan melanjutkan hubungannya
bersama Hana seolah tak pernah terjadi apapun.

Air mata yang ia coba bendung dari tadi akhirnya menetes juga, ia
menagis sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. Tak lama
setelah itu ia menghapus air matanya dan mencoba untuk kuat kembali.

Oke ini keputusannya entah itu baik atau buruk kedepannya, Jisung harus
menerima setiap konsekuensi yang terjadi, menanggung semua resiko atas
keputusannya.

49
Di sisi lain Hana merasa sangat bersalah pada Yera ia bukan hanya
mengembali Jisung kembali, tapi ia juga melukai Yera karna emosinya
yang tak terkendali. Bahkan ia memutar balikan fakta kepada teman-
temannya agar percaya pada dirirnya. Ia melakukan semua ini hanya untuk
memiliki Jisung kembali, mengambil hak nya kembali! Dan akhirnya
sekarang Jisung berada di pihaknya, dan juga Hana pikir Yra tak
mencintai Jisung jadi ia tak terlalu melukai hati Yera.

Dua hari setelah itu kedua orang tua Jisung dan yera pergi ke
pengandilan untuk mengurus perceraian anak-anak mereka, Jisung sempat
datang ke pengadilan namun tak samapai acara selesai ia memilih pulang
terlebih dahulu. Mungkin Jisung tak kuat untuk mendengar apa yang akan
dikatakan pengadilan, begitupun Yera bukan hanya karna masih terbaring
lemas di ranjang rumah sakit ia juga tak ingin datang ke pengadilannya.
Ia takkan kuat sepertinya.

"Jisung sudah kau pikirikan dengan baik?" tanya Jeno yang di balas
anggukan Jisung " iaya sudah ku pikirkan" jawabnya.

"aku ikut bagaimana dengan keputusan yang kau ambil tapi setidaknya kau
sudah memikirkan hal ini untuk kedepannya matang-matang agar tak kecewa
di kemudian hari" tambahnya yang hanya di dengarkan Jisung.

Berbeda dengan Jaemin yang sibuk di apartemen Yera, ia naik kesalah


satu meja mengambil kamera cctv yang terpasang di dapur. Dari awal ia
sudah merasa ada hal yang menjanggal di kejadian Yera dan Hana kemarin-
kemarin. Ia mencabut benda kecil seperti memori card yang terpasang di
cctv tersebut dan memasukkannya ke dalam flashdisk miliknya.

Setelah itu Jaemin memilih utnuk pulang dan memeriksanya dirumah.


Ia memasangkan flashdisk nya kedalam laptop dan tangan nya mulai lihai
mengutak-ngatik laptop tersebut.
Jaemin memutar kejadian dimana Yera dan Hana pertama bertengkar. Ia
menyaksikan kedua perempuan itu yang beradu mulut namun dengan postur
yang santai.

Flashback

Yera dan Hana sedang mengobrol soal liburang ke Australia di dekat


wastafel.
"kak Yera memangnya tidak apa jika aku benar-benar pergi bersama
Jisung?" tanya Hana.

"tidak, berangkat saja"

"kalo hal yang tak terduga terjadi bagaimana?"

Yera tersenyum simpil dengan pernyataan Han "hal tal terduga apa
maksudmu?"

"kakak pasti mengerti dengan ucapanku" jawabnya.

Yera menggeleng tak percaya sa,mbil tersenyum mendengar Hana, ia


kembali berbalik untuk menyelesaikan cucian piringnya.

"kakak apa kau mencintai Jisung?"

"aku juga tak tau" jawab Yera yang membuat Hana penasaran.

50
"ahhh aku tau, kau menyuruhku pergi dengan Jisung agar kau bisa
berduaan dengan Jinhyuk bukan?" ucapnya.

"aku dan Jinhyuk tak memiliki hubungan spesial sama sekali" jawabnya
enteng.

"kau tau bukan aku dan Jisung berpacaran?"

"aku tau" timpal yera dengan nada lembut.

"jika kau tau itu kenapa Jisung tak kau lepaskan? Kenapa kau seolah-
olah ingin membuatku menjadi perusak hubungan kalian? Padahal dari awal
kaulah yang merusak hubungan kami!" jelas Hana dengan nada yang mulai
ia tinggikan.

"Aku tak merusak hubungan kalian, toh sampai saat ini kau dan Jisung
belum putus hubungan"

"apa kalian sudah melakukannya? Apa kau menggoda Jisung sehingga Jisung
tak bisa melepasmu karna terikat tanggung jawab?"

"Hmm.... apa saja yah yang sudah kulakukan dengan Jisung belakangan
ini?" Yera mencoba menggoda Hana yang terlihat emosi padanya.

"tak mungkin" sangkal Hana.

"kau tak percaya? Ingin kuceritakan? Emmm aku ceritakan dari mana yah
apa mulai dari Jisung menciumku?" godanya sekali lagi.

"cukup!" sanggah Hana yang memotong omongan Yera.

"dasar Jalang!" ucapnya yang langsung menerima tamparan dari Yera.

Yera lalu berniat untuk keluar dari dapur, namun tangannya di cekal
Hana. Hana mencengkram kuat tanga Yera yang langsung yera tangkis ke
arah lehernya yang ternyata leher Hana mendapat goresan dari tangan dan
kuku Yera yang membuatnya sedikit berdarah.

Yera yang melihat itu langsung mendekat ke arah Han "asataga! Maaf aku
tak sengaja melakukan itu" jelasnya.

Hana termundur-mundur karna Yera yang mendekatnya, tangannya memegang


wastafel yang ada di belakangnya, ia melihat pisau yang baru saja di
cuci tergeletak dekat dengan tangannya.

"aku ingin kau dan Jisung bercerai!" tegasnya sambil menancapkan pisau
pada Yera. Pisau itu tertancab sempuran di perut Yera yang menembus
baju hitamnya.

"akhhhh...." pekik Yera kesakitan.

Hana melihat tangannya yang bercurucarn darah langsung mencabut pisau


itu dari tubuh Yera, ia panik dan memberikan pisau itu pada Yera. Namun
tak sengaja kakinya tergelincir yang membuat ia terjatuh kebelakan
dengan kepala yang membentur meja makan.

51
Dan saat itu orang-orang baru datang.
Yera yang panik takut disalahkan karna Hana pingsan ia menaahan sakit
di perutnya dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi tanpa
mengkhiraukan lukanya.

Flashbanck end

Selesai menonton habis video itu Jaemin tak menyangka dengan apa yang
sebenarnya terjadi, dengan cepat ia memindahkannya kedalam flashdisk.

Setelah selesai ia kembali menuju rumah sakit berniat memberitahu semua


orang. Namun niatnya terhenti kala melihat Jisung yang menangis di
taman rumah sakit.

"sepertinya takkan kuberitahu siapapun soal ini" Jaemin menggenggam


erat flashdisk di tangannya.
" aku mencintai Kak yera."

9. PISAH?
Saat ini Jisung tengah mengendarai mobil menuju rumah Hana, hari ini
karna kondisi Hana sudah membaik dokter mengizinkannya pulang. Mereka
tertawa ria di dalam mobil saling melontarkan candaaan dan juga
mengobrol ringan. Ahhh Hana ingin seperti ini dengan Jisung sampai
nanti-nanti.

Sesampainya di rumah Hana Jisung langsung keluar dari mobil dan


membukakan pintu yang berada di samping pengemudi tepat dimana Hana
duduk. Ia tak ingin Hana membukanya sendiri. Bukankah Hana sudah
terlihat seperti tuan putri?.

Jadi, bagaimana dengan Yera?

Yahhh entah mengapa Jaemin selalu berada di samping Yera setiap saat,
ia bahkan mengunjungi Yera di rumah sakit setiap hari karna Yera tak
mengizinkannya untuk menginap menemaninya. Seperti sekarang Jaemin
dengan telaten menyuapi Yera yang sedang makan.

“aaaa.....” ucap Jaemin saat menyuruh Yeramembuak mulutnya untuk suapan


yang akan diberikan.

“ini yang terakhir yah Jaem” pinta Yera .

“hmmm... Ka yer seharusnya kau banyak makan agar kembali pulih” Jaemin
sedikit bertingkah imut yang membuat Yera gemas.

“aku kenyang, sumpah” ucapnya.

Jaemin menyimpan wadah yang masih berisi sedikit lagi makanan, “yaudah,
sekarang tidur dan istirahatlah jika butuh sesuatu panggil aku” Yera
mengangguk-ngangguk setuju dengan apa yang diucapkan Jaemin.

Setelah Jaemin pergi keluar Yera berniat untuk pergi kekamar mandi
namun saat kembali ia tak sengja menginjak sesuatu yang cukup keras
“aww...” peliknya.

52
Ia mengambil ya yang ternyata itu adalah sebuah flashdisk dan
dilihatnya nama Na Jaemin yang di tempel di flashdisk tersebut.

15-07-2021

Yera terduduk di ranjangnya dengan buku yang berada di tangan nya, ia


tengah serius membaca sebuah novel yang ia rasa hampir mirip dengan
kisahnya saat ini. Tak lama pintu masuk dibuka dengan lumayan kuat
sampai membuat Yera terkejut.

Dilihat Yera Jisung yang berjalan kearahnya. Ia melempar amplop warna


putih ke atas tubuh Yera.

Yera hanya terdiam dang mengambil amplop itu, ia membaca kertas yang
berada dalam amplop itu yang ternyata surat cerai nya dengan Jisung. Ia
mencoba menahan air matanya dan mencari-cari bolpen di nakas miliknya.
Ia ingat melihat bolpen yang tergeletak diatas nakasnya.
Jisung yang melihat Yera kesusahan langsung memberikan bolpen yang Yera
maksud padanya.

“ini tolong berikan itu pada Jaemin, itu miliknya” ucap yera memberikan
flashdisk yang ia temukan tadi. Tanpa bicara sedikit pun Jisung
langsung mengambil flashdisk itu dari tangan Yera.

Yera berfikir mungkin Jisung ingin cepat-cepat berpisah dengannya.


“Jisung....” lirih yera yang mendapat tatapan dari Jisung “aku tidak
mau bercerai” ucapnya sambil mencengkram kuat kertas yang sedang di
pegangnya.

Jisung lagi-lagi tak menjawab nya dan mengalihkan pandangannya dari


Yera.

“Jisung kumohon dengarkan penjelasanku! Kau tak bisa hanya percaya pada
penjelasan sato orang saja” jelasnya.

“apa lagi yang perlu dijelaskan? Tanda tangani saja. kepurusanku sudah
bulat” jelas Jisung yang membuat hati Yera sakit dengan perkatanaanya.

“aku gak nyelakain Hana seperti yang kau pikir! Hana yang berusaha
menyelakai ku aku jujur!” jelasnya sekali lagi.

“sudahlah tanda tangani saja, aku kesini tidak untuk mendengarkan


ocehanmu” timpal Jisung dengan dinginnya.

“haha... bisa-bisanya kau percaya dengan orang yang berusahe


menghancurkan pernikahan kita di banding istrimu sendiri” Yera sedikit
tertawa dengan kelakuannya yang menjelaskan pada Jisung hal yang
sebenarnya terjadi.

Jisung masih terdiam.

Yera menandatangani surat itu dan menghempaskannya ke arah Jisung


dengan kuat. Jisung hanya pergi dengan membawa kertas tersebut tanpa
sepata kata pun lagi.

53
Air mata Yera sekarang mengalir dengan deras setelah Jisung pergi, ia
kembali menangis dan berfikir ia adalah istri yang sangat buruk. Ia
gagal hanya untuk menjadi seorang istri.

Jisung keluar dari rumah sakit dan menaiki mobilnya, ia terdiam sejenak
berfikir dengan apa yang baru saja Yera katakan padanya. Jujur saja ia
belum menandatangani surat tersebut dan dengan gampangnya Yera
menandatanganinya. Jisung hanya menatap surat yang kini ada di
tangannya sampai ponselnya berbunya mengeluarkan notif.

Hana

|Aku tunggu di cafe tempat biasa

Setelah melihat pesan dari Hana


Jisung menyimpan surat tersebut dan mulai melajukan mobilnya keluar
dari parkiran rumah sakit.

Sesampainya di cafe yang di tuju Jisung langsung masuk dan mencari


tempat duduk Hana lalu ia melihat lambaian tangan dari Hana di meja
dekat jendela.

Jisung menghampiri Hana dan duduk di depannya “sedang apa?” tanya


Jisung saat melihat Hana yang sedang mengotak-ngatik laptop di
depannya.

“ahhh ini aku ingin mencuci semua foto yang ada di dalam laptop ini
tapi aku lupa membawa flashdisk” jelasnya.

“fashdisk?” ucap Jisung yang diberi anggukan Hana.


Jisung mengeluarkan flashdisk yang merupakan milik Jaemin dan di
berikannya pada Hana.

“ini” Jisung menyodorkan flashdisk ke arah Hana.

“punya siapa?”

“Jaemin”

Akhirnya Hana menggunakan flashdisk milik Jaemin tersebut “kosong


sekali, flashdisk nya cuman berisi beberapa foto, satu video dan satu
folder yang dikunci” jelas Hana.

“Jaemin bukan orang penting juga yang menyimpan dokumen-dokumen” timbal


Jisung.

“ahhh... ternyata ini foto-foto dreams saat sekolah menengah pertama”


ujar Hana sambil melihat-lihat setiap foto nya.

“bagaimana dengan video nya?” tanya Jisung yang dibalas gelengan Hana.

“aku cukup takut untuk membukanya, takut jika vdeo tersebut berisi hal
aneh-aneh” jawab Hana.

“tak apa biar aku saja” Jisung mengambil laptop Hana dan dihadapkan
layar laptop tersebut padanya. Ia melihat video itu secara seksama.

54
“jadi apa isi video itu?” tanya Hana yang tak dijawab oleh Jisung karna
terlalu serius menonton.

“Jisung, video apa itu?” hana mulai penasaran yang akhirnya Jisung
menghadapkan layarnya pada Hana.

Hana memperhatikannya sekilas lalu melihat ke arah Jisung setelah itu.

10. FLASHDISK
Basecamp Dream’s

Jeno, Haechan, dan renjun tengah sibuk dengan laptop dan sytlus pen
masing-masing, mereka membuat design sambil menunggu Chenle yang sampai
sekarang belum datang juga. Setelah kejadian Hana dan Yera kemarin-
kemarin dream’s menjadi jarnag kumpul seperti biasa atau kalau tidak
pasti saja ada member yang tak hadir tak seperti dulu yang selalu hadir
dengan apartemen Yera dan Jisung yang menjadi baecamp mereka.

“astaga Chenle, pergi kemana dia sampai saat ini tak datang juga” ucap
Renjun yang terlihat kesal.

“dia selalu saja terlambat” keluh Haechan.

Karna lama-lama merasa bosan terbesit dipikiran Haechan tentang


kejadian lalu, “hei menurut kalian Hana berkata jujur?” tanya Hacehn
tiba-tiba.

“entah mengapa aku merasa aneh dengan kejadian mereka, serasa ada yang
janggal. Bagaimana menurutmu?” tanya nya pada Renjun.

“aku tak tau karna tak mendengar dari kak Yera soal kejadiannya, namun
aku tak bisa mempercayai Hana begitu saja” jelasnya “why?” tanya
Haechan sekali lagi.

“kalian pasti sudah tau soal Hana yang membayar dokternya untuk
memalsukan keadaan nya, pdaha ia tak benar-benar sakit” perkataan
Renjun membuat Haechan dan Jeno beradu tatap.

Apa yang dibicarakan Renjun? Hana membayar dokter?

Renjun terdiam dengan menatap Jeno dan Haechan yang melihat kearahnya
“kalian tidak tau?”  tanya Renjun.

“aku memberitahu Jaemin tentang ini dan aku pikir Jaemin akan
menceritakannya pada kalian” ungkap Renjun.

“jadi apa yang terjadi? Kenapa bisa?”tanya Haechan.

Flashback

Jisung keluar dari ruangan Hana.


“mau kemana sung?” tanya Renjun yang baru saja akan masuk “aku akan
pergi keruangan Kak Yera” jawabnya lalu pergi menjauh.

55
Renjun melangkah untuk masuk ke ruangan Hana namun saat itu juga Jeno
dan Chenle keluar dari ruangan Hana yang membuat Renjun kembali
bingung, kenapa semua orang keluar dari ruangan Hana?.

“Renjun tolong jaga Hana sebentar aku dan Chenle akan membeli sesuatu
utnuk dimakan” jelasnya yang di balas anggukan Renjun sambil
mengacungkan jempolnya.

Renjun mengurungkan kembali niatnya untuk masuk ke kamar Hana karna ia


ingin pergi ke kamar mandi terlebih dahulu. Setelah dari kamar mandi ia
kembali menuju ruangan Hana yang ternyata Hana sedang berbicara dengan
dokter yang merawatnya.

“nona Hana karna anada baik-baik saja anda sudah diixinkan pulang saat
ini juga” jelas sang dokter.

“dokter aku ingin meminta sesuatu, tolong keterangan luka yang saya
alami tolong lebih-lebihkan” pintanya namun sang dokter tersenyum.

“kami hanya memberikan pernyataan di surat keterangan sesuai dengan apa


yang terjadi” jelasnya.

“ckk.. aku mohon untuk kali ini saja” Hana menyelipkan beberapa lembar
uang di tangan sang dokter.

Renjun melihat semuanya, ia melihat Hana memberi beberapa lembar uang


pada sang dokter.Renjun masih mengintip di sela pintu masuk.

Sang dokter hanya tersenyum dan pergi kekuar ruangan, sebelum itu
Renjun berpuara-pura seolah ia baru saja datang. Ia masuk ke dalam
ruangan Hana setelah dokter itu keluar bisa ia lihat Hana menatap nya
dengan sedikit rasa gugup dan seoerti ketakutan.

“ada apa” tanya Renjun yang lansgung diberi gelengan dari Hana.

“Renjun lu baru dateng?” tanya nya yang dijawab anggukan Renjun.

“baru aja aku juga liat dokter keluar dari ruanganmu. bagaimana
katanya?“ tanya Renjun agar tak terlihat mencurigakan.

“ahhh... itu aku masih harus di rawat untu beberapa hari lagi”
jelasnya.
Renjun langsung duduk di sofa dan memainkan ponselnya.

Ia rasa Hana takut jika ia mendengar obrolannya dengan dokter tadi dan
memberitahukannya pada semua orang.

Flashback end

Haechan dan Jeno mendengarkan verita Renjun dengan serius “setelah itu
Jeno dan Chenle datang lalu aku kembali pergi keluar kan?” tanya nya
memastikan yang di jawab anggukan Jeno.

“aku pergi dan berniat untuk pergi keruangan kak Yera karna Jisung ada
disana, dan saat sampai di ruangan Kak Yera Jisung malah keluar dengan
mood yang tak baik dan seperti akan menangis” jelas Renjun.
56

“tanganku di cekal Jaemin saat akan memberitahu Jisung soal itu namun
Jaemin memang benar jika Jisung perlu waktu untuk sendiri saat itu,
jadi aku bercerita pada Jaemin” tambahnya.

“kau bercerita pada Jaemin?”

“iya, dan kukira Jaemin sudah memberitahu kalian tentang ini jadi aku
diam saja”

“tapi Jaemin sama sekali gaada info itu ke kita” timpal Haechan.

“aku kira Jaemin benar-benar serius dengan Kak Yera, dan bukan hanya
sekedar suka sebagai candaan. Ia mencintai Kak Yera sepertinya” jelas
Jeno yang di beri anggukan keduanya.

“coba telpon dia dan suruh datang kesini” ucap Haechan.

Remnjun bersiap menelpon Jaemin ia tengah mencari-cari kontak bernama


temannya itu.

“halo Jaem?” sapa Renjun.

“halo?”

“bisa ke basecamp dulu?” pintanya.

“ada apa memamangnya?”

“udahlah kesini aja”

“oke. Tapi aku akan sedikit telat” jelasnya di sebrang sana.

“oke” Renjun menutup telponnya setelah itu.

“bagaimana?” tanya Haechan.


“dia akan kesini namun sedikit terlambat” jelas Renjun.

Di cafe

Hana melihat dengan seksama video yang sedang diputar oleh laptop di
depannya. Ia melihat video itu lalau melihat ke arah Jisung di depannya
“apa ini, ini kau saaat duduk di kursi sekolah menengah pertama?” tanya
Hana.

Jisung mengangguk.

“hahahhaahaha.... ini lucu sekali” ia tertawa terbahak-bahak melihat


Video tersebut.

Ternyata video yang di putar bukanlah video rekaman cctv yang di


harapkan itu hanya video lawas milik Jaemin dan Dreams saat di bangku
menengah pertama. Tapi masih ada folder yang terkunci yang belum
dibuka. Mereka tak membuka foldernya karna merasa itu adalh privasi
Jaemin.

“ahhh selesai juga” Hana memindahkan beberapa foto kedalam flashdisk


Jaemin dan mencabut flashdisk tersebut dari laptopnya.
57

“nanti jika sudah selesai langsung berikan pada Jaemin, dia akan
mencarinya jika sadar flashdisk miliknya hilang.” jelas Jisung yang
dibalas anggukan Hana.

Setelah selesai berkencan di cafe mereka berdua akhirnya pulang dengan


Jisung yang terlebih dahulu mengantar Hana ke rumahnya.

“terimakasih untuk hari ini” ucap Hana saaat turun dari mobil yang di
balas anggukan dan senyuman Jisung.
Setelah melihat Jisung benar-benar sudah pergi Hana baru masuk kedalam
rumahnya.

“Hana, rencanamu untuk menikah dengan Jisung dalam waktu singkat kau
benar-benar akan melakukannya?” tanya ibu Hana saat melihat Hana masuk
kedalam rumah.

“iya” jawabnya singkat lalu melangkah kembali.

“bukankah Jisung sudah menikah yang artinya ia memiliki seorang istri,


kenapa kau bertindak seperti ini?” ibu Hana berbicara sebelum Hana
masuk kembali kedalam kamar.

“mereka sudah bercerai” jelas Hana sambil menyicikan air kedalam gelas
kosong untuk minum.

“bukankah kau keterlaluan? Kau merebut suami orang Hana!” Hana yang
sedang minum langsung meletakkan gelasnya dengan keras lalu menatap
ibunya yang berbicara.

“bisakah kau mengikuti kemauanku saja? bisakah kau diam!” tegasnya pada
sang ibu.

“tapi Hana kau sudah keterlaluan untuk ini. Ibu tidak bisa diam saja
ini akan merusak nama baikmu. Kau akan di cap sebagai wanita yang
merebut suami orang lain”

“hah? Asal ibu tau yang merebut Jisung bukanlah aku tapi Yera istrinya
itu! Dan juga Jisung mencintaiku ia tidak mencintai istrinya sama
sekali” jelas Hanalalu pergi masuk kedalam kamarnya.

Ibu Hana sudah lelah dengan sikap Hana yang kelewatan seperti ini. Ia
malu jika Hana benar-benar menikah dengan Jisung, bagaimana jika nanti
dia di ejek dan di cemoohkan orang lain karna merebut suami orang lain?
Ia cemas.

Entah kenapa dengan sikap Hana baru-baru ini padahal ia biasanya hanya
manja namun sekarang ia seperti akan menjadi wanita jahat.

Ibu Hana juga lelah dengan Hana yang selalu mengadu yang tidak-tidak
pada ayahnya yang merupakan suaminya, dengan akhir suaminya itu akan
memarahinya habis-habisan dan terkadang ia dipukul oleh suaminya hanya
karna kesalahan kecil yang dilebih-lebihkan oleh Hana.

Hana mengunci pintu kamarnya sesaaat setelah masuk, ia selalu bosan


bertengkar dengan ibunya, walau ia sudah dipukuli oleh suaminya namun
ibunya itu selalu saja ingin beradu mulut dengannya. Ia bernafas
panjang lalu mendudukkan pantatnya di tepi ranjang.

58

“akhirnya kau kembali padaku Jisung” gumamnya.

Percayalah di dalam kamar milik Hana itu dipenuhi dengan kertas-kertas


yang bergambar wajah Jisung entah itu Jisung yang sadar dengan kamernya
atau dipoto diam-diam oleh Hana.

Hana melihat satu poto Jisung dan diambil olehnya “kau adalah milikku.
Tak ada yang bisa merebutmu dariku!” jelasnya.

Ponsel Hana terdengar berdering yang langsung ia angkat.

“halo?” ucap Hana.

“Hana kembalikan flashdisk ku sekarang juga!”


59

Anda mungkin juga menyukai