1. TAK TERIMA
02-01-2021
Yera mengeluarkan koper dari bagasi mobil dan berjalan sedikit mendekat
ke arah pintu supir, menundukkan sedikit kepalanya agar terlihat oleh
sang pengemudi.
"Terimakasih sudah mengantar" ucap Yera yang diberi acungan jempol oleh
temannya itu.
"Jangan lupakan apa yang kau ucapkan saat malam tahun baru kemarin"
pesannya yang membuat yera sedikit menunduk.
"aku tahu kau pasti bisa" ia mengusap pucuk rambut Yera, "aku pergi
dulu" pamitnya yang di berikan anggukan oleh Yera.
Hening itu yang sedang ia rasakan sekarang, hanya ada suara aliran air
yang mengalir ke dalam gelas yang sedang di pegangnya. Namun ia suka
dengan keheningannya saat ini, itu terasa seperti menenangkan
pikirannya.
"apa yang harus aku lakukan" katanya setelah meneguk satu gelas air.
1
Makanan yang di pesan sudah datang ia menyiapkan alas nya dan mulai
melahap satu persatu dari apa yang ia sudah pesan, tak banyak hanya
setengah porsi daging asap, setengah porsi tumis sayur, dan juga satu
cup green tea favoritnya. Kenapa hanya setengah porsi? Ayolah... Yera
hanya hidup sendiri bahkan setengah porsi itu terkadang tersisa dan ia
buang, ia tak bisa memakan-makanan sisa. Ia berfikir bakteri sudah
mendominasi makanan nya yang membuat nya tak bisa memakan nya kembali.
Sepertinya ia benar-benar OCD.
Saat sedang sibuk melahap makanan nya ponsel yang berada di saku
bajunya berdering memberikan notif. Ia menyimpan sendok yang sedang ia
pegang dan merogoh saku bajunya untuk melihat siapa yang mengiriminya
pesan, Yera berharap seseorang yang bisa mematahkan ucapannya saat
malam tahun baru.
Mama
Udah mah,
ini lagi makan di apart |
iya seru |
"ckk... kalau jalan pake mata" decak Yera yang sedikit geram, Yera
melihat pria didepannya ia sepertinya masih anak sekolah, terlihat dari
pakainnya yang menggunakan seragam sekolah.
"mau ngasih tau aja, jalan itu pakai kaki bukan mata" ucapnya yang
sekali lagi membuat Yera geram.
Pria itu benar-benar pergi setelah berbicara seperti itu pada Yera.
Yera masuk kedalam bus dan duduk di antara kursi yang kosong. Ia masih
teringat dengan pria yang menyenggolnya tadi bisa-bisanya ia masih
tersenyum lebar saat Yera ketusi.
Ibunya menuntun Yera untuk duduk, ia melihat hadiah dari Yera dan
langsung ia coba di lehernya, sebuah syal "apakah warnanya cocok untuk
mama?" tanya mama yera yang langsung di beri anggukan oleh Yera "mama
cantik dengan itu" pujinya.
Mamanya melihat kotak kecil di dalam goddie bag yang sama "apa ini?" ia
membuka kotak itu.
"dasi?"
"apa yang untuk papa?" tanya papa nya yang datang dari dapur, "sebuah
dasi" ucap mama Yera. Ayah Yera terlihat senang dengan dasi pemberian
anak tunggal nya itu "terimakasih nak" ucapnya yang di beri anggukan
oleh Yera.
"ada apa memanggilku kesini mah?" tanya Yera yang masih penasaran
dengan tujuan ibunya memanggil dirinya sampai harus pulang ke rumah
orangtua nya.
3
Ibu dan Ayah Yera sedikit bertatapan satu sama lain dan terseyum "kamu
jangan marah dulu yah sayang" ucap mama nya yang membuat Yera terheran-
heran.
"seperti ini nak, papa punya temen yang sama-sama memiliki anak dan
juga tunggal" tutur aya Yera "lalu?" Yera yang masih bingung dengan apa
yang sebenarnya akan di sampaikan oleh ayah nya, " anak papa kan
perempuan sedangkan anak dari teman papa seorang laki-laki" sambungnya
yang langsung bisa dimengerti oleh Yera, Perjodohan?.
Ayolah abad berapa sekarang ini apa masih ada yang namanya perjodohan?.
"mah, pah Yera tak mau" ungkapnya yang sekali lagi membuat orangtua nya
saling bertatapan.
"sayang, kamu lihat saja dulu pria nya mungkin aja kamu mau
pertimbangkan" ujar mamah nya yang membuat Yera sedikit berdecak kesal
"malam ini mereka akan datang kesini, kamu bisa lihat agar kamu bisa
pertimbangkan lagi" tambah papah nya.
"karna kamu udah ngasih ayah dasi dan mamah syal yang cantik, mama juga
udah nyiapin sesuatu untuk kamu" mamanya sedikit tersenyum senang, ia
pergi ke kamarnya dan kembali membawa kotak lalu di berikannya pada
Yera.
Yera membuka kotak tersebut yang ternyata sebuah gaun cantik berwarna
beige yang benar-benar akan cantik jika ia pakai, sayang nya ia memakai
nya saat mood nya tidak baik dan juga untuk menemui pria yang akan di
jodohkan dengan nya.
Sambil menunggu orang yang akan datang dan ditemui oleh Yera, Yera
terlihat gugup sekali bukan karna ia mau dijodohkan tapi karna ia ragu
apa secepat inikah permintaan nya dikabulkan yang ia ucapkan saat malam
tahun baru kemarin-kemarin. Apa ini akhirnya?.
Yera duduk di kursi karna ibu nya bilang para tamu itu akan datang
sebentar lagi, ia makin gugup saja. Tak lama orang-orang itu sudah
datang yera bergegas menyimpan ponselnya karna sedang memainkan
ponselnya saat itu ia memang tidak mau di jodohkan tapi setidaknya ia
harus menjaga kesopanan nya.
Yera tak sengaja membuat kontak mata dengan pria yang baru saja datang
itu, pria itu juga melihat Yera mereka saling menatap.
"Iniloh pria yang mama sama papah bilang tadi, nak Jisung." tunjuknya
pada seorang lelaki.
Saat ibu Yera memperkenalkan jisung pada Yera satu hal yang Yera lihat
pada jisung 'muda' ia pasti masih muda, bisa Yera lihat dari tampangnya
yang mungkin dua tahun lebih muda darinya. Mereka duduk dan mulai
saling tersenyum satu sama lain, entah kenapa.
"nak yera cantik sekali malam ini" ucap wanita paruh baya yang
sepertinya ibu Jisung, Yera hanya tersenyum ia mencoba untuk tidak
memakai emosi nya malam ini walau ia sedang badmood saat ini. Keadaan
kembali canggung mereka saling bertatap satu sama lain, "ini pertemuan
pertama Jisung dengan Yera bukan?"tanya ayah Yera yang di balas
anggukan keduanya.
"kalau begitu kita langsung bicarakan saja" ayah jisung terlihat tak
tahan dengan keadaan canggung ini, "nak Yera tujuan kami kesini mau
memperkenalkan anak tunggal kami, Jisung" Yera hanya mengangguk-
ngangguk.
" kami mau Yera ataupun Jisung saling mengenal satu sama lain agar
lebih dekat" sambung ayahnya. "saya tau maksud dari tujuan ayah dan ibu
Jisung datang kerumah kami kalian berniat menjodohkan kami berdua
bukan?." Yera yang langsung ke inti dari pembicaraan membuat kedua
belah pihak lega karna tak harus basa-basi kembali.
"nak Yera mau jika kami jodohkan dengan anak kami Jisung?" tanya ibu
nya yang di beri senyuman oleh Yera
"saya ingin tau berapa umur jisung tahun ini? Ia terlihat lebih muda
dari saya" sanggah Yera.
"tahun ini Jisung berusia 18 tahun" Yera langsung tersenyum kikuk saat
ibu dari Jisung menyebutkan angka dari umur anak nya. Yera memang
sempat berfikir Jisung lebih muda darinya tapi ia tak menyangka jika
Jisung benar-benar lebih muda darinya, 5 tahun lebih muda tepat nya.
Yera mencoba tenang dan tidak terlihat panik dan kaget setelah tau usia
Jisung "tapi, umur Jisung lebih muda dari saya" jelas Yera.
"kami tau" ucapnya dengan nada santai sedangkan Yera tengah bingung.
" kami hanya ingin Jisung mendapatkan perempuan terbaik dan nak Yera
adalah jawabannya" enteng sekali ayah Jisung berbicara seperti itu,
apa maksudnya Yera akan menjadi penuntun untuk Jisung? Mengurus Jisung
saat usianya sedang berada di masa pubertas dimana masa-masa itu adalah
waktu anak muda untuk bebas melakukan hal yang mereka sukai?.
"kita adakan tunangan saja dulu" ujar ayah Yera yang dari tadi bungkam
yang tentunya membuat Yera terkejut 'tunagan?'. "iya, benar apalagi
Jisung tahun ini lulus dari sekolahnya jadi-"
"jisung belum lulus sekolah?" sanggah Yera yang kesekian kalinya mebuat
ia tak menyangka. "tahun ini dia lulus dari sekolahnya" ucap ibu Jisung
sambil menepuk pundak Yera.
"maaf tante, tante mau jodohkan Jisung dengan saya yang jelas-jelas
umur kami terpaut jauh? Dan juga Jisung masih berada di bangku sekolah?
Wahh tante tidak mungkin sedang mencari pembantu untuk anak nya kan?"
ceplos Yera saking emosi nya.
"Heh! Memangnya saya mau dijodohin sama perempuan tua kaya kamu!?"
Jisung berbicara sambil menatap pekat mata Yera, ia berdiri sambil
menunjuk-nunjuk Yera.
"ckk... maaf yah dek, emang nya saya juga mau dijodohkan dengan budak
ingusan seperti kamu!" Yera tak kalah emosi.
"yaudah, siapa juga yang mau" Yera dan Jisung masih beradu mulut yang
membuat orangtua keduanya menjadi kewalahan. "Jisung ayo pulang!"
ibunya menarik Jisung keluar dari rumah orangtua Yera.
Yera kembali duduk setelah melihat Jisung menghilang dari balik pintu.
Ia sedikit mengacak rambut nya karna frustasi, bisa-bisa nya budak
ingusan itu berbicara wanita tua pada Yera.
Setua apa dirinya? Perasaan dia belum memiliki keriput di wajahnya. Ibu
Yera mengelus-elus pundak Yera guna menenangkan anaknya yang sedang
emosi tinggi "kak kamu seharusnya tidak boleh seperti itu pada nak
Jisung" gumam ibunya "tapi mah-" Yera mencoba memotong omongan ibunya
namun kembali ia tarik karna tau itu akan merumitkan keadaan.
"nak Yera tolong jangan emosi dulu" ucap ayah jisung yang masih berada
disana, "tolong sekali dipikirkan dulu baik-baik. Perjodohan ini memang
sudah direncanakan saat saya dan ayah nak Yera berada di bangku
sekolah" jelasnya, wahhh... untuk apa ada rencana seperti itu yang
malah merumitkan hidup kedua anaknya.
"Tapi jisung terlalu muda" sanggal Yera "Walaupun Jisung masih terlalu
muda tapi om janji Jisung anak yang baik, dia memang anak yang sedikit
manja tapi om yakin dia akan membuatmu bahagia. Om yakin."
Ayah jisung terus membujuk Yera yang membuat Yera menjadi sedikit tidak
enak jika menolaknya. "tapi bahkan Jisung masih sekolah, bagaimana mau
membina rumah tangga" Yera berbicara seolah ia akan menerima Jisung
jika Jisung sudah keluar sekolah, "dia sedang berada di kelas akhir
sekarang, Jisung akan segera keluar dari sekolah nya." Jawabnya.
"aku pulang dulu" pamit nya yang tidak tau harus berbuat apa-apa lagi.
"tolong kau pikirkan keputusannya dengan pikiran yang dingin" ayah Yera
bahkan masih berharap saat Yera akan pulang.
Yera masuk kedalam apartemen nya setelah ia keluar dari lift, hari ini
hari yang sangat melelahkan baginya. Baru saja kemarin-kemarin ia
melepas penat dengan cara berliburan dan hari ini kepalanya sudah
kembali pusing dengan perjodohan yang dilakukan oleh orangtua nya.
Yera membuka pintu dengan lemas dan melihat orang yang datang sedang
berada di hadapannya sekarng.
Jisung?
"oh' ada apa kau kesini?" tanya Yera yang terheran-heran,
"ada yang harus kita bicarakan" ucapnya, Yera membiarkan Jisung masuk
kedalam apart nya dan duduk di sofa sementara Yera sedang membuatkan
minuman untuk tamu tak diundang nya itu.
"dari mana kau tau apartemen ku" tanya Y era yang sama sekali tidak
digubris oleh Jisung.
"apa yang harus dibicarakan?" tanya Yera yang langsung dilihat oleh
Jisung, "soal perjodohan tadi" ucapnya yang membuat Yera mengangguk
mengerti. "lalu apa yang akan kau bicarakan?"
"ini semua sudah jelas bukan? Kita berdua tak ingin saling di jodohkan
seperti ini" Jisung mulai berbicara serius pada Yera, "kita harus
menolak perjodohan ini, bagaimanapun caranya" sambung nya pada Yera.
"aku tidak bisa berkhianat dari pacarku, dia baik" Jisung terlihat
benar-benar tidak berbohong soal ini.
7
Ia terlihat menggaruk tengkuk nya karna bingung, Yera hanya terdiam
mendengarkan keluh kesah Jisung ia bahkan tak berani menatap Jisung
karna mungkin itu akan membuat Jisung salah paham, kalian juga tau kan
Yera juga sama-sama tidak ingin dijodohkan seperti ini namun terlepas
dari itu ia yakin bahwa ini jawaban dari semua doa nya, takdir dari
semua penantiannya selama ini.
Saat sedang serius berbicara pada Yera bisa didengar oleh keduanya
rancauan perut Jisung yang mungkn ia sedang lapar saat ini, Jisung
seketika menghentikan pembicaraannya dan tersenyum kikuk karna malu. Ia
memegangi perutnya.
"kau lapar?" tanya Yera yang tak di gubris Jisung. Sepertinya iya,
Jisung benar-benar lapar.
"apa itu enak?" tanya Yera yang langsung di balas anggukan oleh Jisung.
"ini enak sekali, kak mungkin kau harus membuka restaurant aku yakin
itu akan laris" pujinya yang membuat Yera sedikit tertawa.
2. RENCANA
Hujan sangat deras semalam yang membuat Jisung harus menginap terlebih
dahulu di apart milik Yera, ditambah Jisung menuju apart Yera
menggunakan motor bukan mobil, jadi jika ia pulang mungkin besoknya
Jisung akan demam.
Jisung tidur di kamar tamu yang sudah lama tak terpakai karna jarang
sekali ada tamu yang menginap mungkin yang terakhir menginap adalah
Jinhyuk.
Pagi nya Yera terbangun karna harus mulai berkerja lagi hari ini
setelah ia di beri libur akhir tahun kemarin, ia pergi mandi dan
bersiap lalu pergi menuju kamar tamu untuk membangunkan Jisung.
8
“Jisung” lirih Yera yang mencoba membangunkannya, Jisung hanya
menggerakkan kepalanya karna merasa terusik.
“Jisung...” panggil nya sekali lagi yang membuat Jisung sedikit membuka
matanya. “mmmhhh” erang nya yang membuat Yera tersenyum karna gemas.
“Jika kau sudah bangun pergi ke kamar mandi dan keluar untuk sarapan,
aku akan menyiapkannya terlebih dahulu” jelas Yera yang di balas
anggukan Jisung.
Jisung keluar dari kamar dan duduk di meja makan melihat Yera yang
sedang menyiapkan makanan untuk mereka berdua. “maaf cuma roti dan
susu, aku belum kembali belanja untuk keperluan memasak” jelas Yera
yang dibalas anggukan Jisung.
Yera langsung mengambil green tea hangat itu dan langsung menengguk nya
dengan pelan dan menikamatinya, “terimakasih” ucap Yera setelah meminum
green tea nya.
“ahh Jinhyuk asal kau tau semalam aku akan dijodohkan” jelasnya membuat
Jinhyuk terkejut.
“dijodohkan? apa maksudmu kau gila?” sanggah nya yang masih tak percaya
dengan apa yang dikatakan Yera padanya.
“tapi, pria itu lebih muda lima tahun dariku” paparnya yang sekali lagi
membuat Jinhyuk menganga tak percaya.
“yera aku benar-benar terkejut kau tau itu” jelasnya “jadi, bagaimana
kau ingin menerimanya atau menolaknya?”
“tentu saja dengan bantuanmu” jawab Yera “aku?” Yera mengangguk pasti.
“aku berniat untuk membawa mu pada orang tuaku dan bilang bahwa aku
sudah mempunyai pacar jadi aku tak bisa menerima tawaran perjodohan
itu”
“waaahh Yer aku tidak mau ikut-ikutan dengan urusan perjodohan mu itu”
Jinhyuk terlihat tidak setuju dengan apa yang di rencanakan yera.
“aku mohon, kau hanya perlu bilang bahwa kau pacarku itu saja yahh?”
pintanya pada Jinhyuk sambil memelas padanya.
“oohh.. thank you, thank you kau memang sahabat terbaikku” Yera memeluk
Jinhyuk karna saking senang nya.
“nona Hwang, tuan Lee ada apa ini? Kenapa kalian tidak bekerja? Kalian
ingin dipecat?” ucap atasannya pada Yera dan Jinhyuk yang daritadi ia
perhatikan hanya mengobrol.
Yera menekan pin apart nya dan masuk, ia langsung melihat Jisung yang
sedang mengenakan sepatunya ia mungkin berniat pulang.
“oh’ kau baru ingin pulang?” tanya Yera yang di balas anggukan Jisung.
“aku kira kau sudah pulang dari tadi” ujar Yera “aku ikut bolos
dirumahmu” jawabnya yang membuat Yera melotot.
“kau tidak pergi sekolah?” yera bertanya yang dijawab anggukan Jisung.
“wahhh... bagaimana kau akan menjadi suamiku nanti jika sekolah saja
kau sudah berani membolos” keluh Yera yang membuat Jisung menatapnya.
Apa dia tak salah dengar? Yera baru saja membicarakan tentang bagaimana
kedepannya nanti, apakah itu berarti Yera akan menerima perjodohan
nya?, pikir Jisung.
Ting.
Seseorang baru saja menekan bel apart Yera saat Yera dan Jisung tengah
berbicara, Yera membuka pintu apart yang ternyata ia kedatangan Jinhyuk
untuk menjalankan rencana nya malam ini.
“oohh, siapa dia?” tanya Jinhyuk pada Yera sambil menunjuk kearah
Jisung.
“aku teman nya kak Yera” jawab Jisung.
“kalo begitu kak aku pulang dulu” pamit jisung yang langsung pergi
keluar dari apart Yera.
“Yerr jangan bilang dia?—” sanggah jinhyuk yang sudah menyangka jisung
pasti pria yang di jodohkan dengan Yera “iya, dia orangnya” jawab Yera.
10
“wahh aku pikir hanya usia nya saja yang muda ternyata tampangnya pun
terlihata muda, dia hanya tinggi itu saja” jelas Jinhyuk.
“ayoo! Mari kita bertemu calon mertua” candanya yang mendapat pukulan
dari Yera.
“tapi kenapa kamu tidak pernah bercerita pada mama jika kamu sudah
berpacaran dari 2 tahun yang lalu?” tanya ibu Yera yang lansgung
membuat Jinhyuk dan Yera saling menatap satu sama lain seolah memberi
kode.
“ahh tante saya terlalu sibuk bekerja dan juga kemarin saya baru pulang
dari luar negri untuk urusan pekerjaan” Jinhyuk berkata seperti itu
agar ibu Yera percaya padanya.
Tak lama ayah Yera yang baru saja pulang menanyakan siapa pria yang
sedang di gandeng Yera Itu, dia bahkan memberi banyak pertanyaan pada
Jinhyuk yang membuat Jinhyuk semakin gugup setiap menjawab pertanyaan
nya.
“Yera berhenti berbohong kau tidak mungkin memiliki pacar dan jika iya
kenapa kau baru bilang pada kami saat seperti ini? Kau pasti mencoba
membatalkan perjodohannya bukan?” jelas Ayahnya yang membuat Yera
badmood karna rencananya tidak berhasil.
Ayah Yera beranjak dari kursi pergi ke dapurdan di susul oleh ibu Yera.
Akhirnya Yera dan Jinhyuk memilih untuk pulang karna rencana mereka
telah gagal, di perjalanan Yera hanya terdiam karna tak tau harus
berbuat apa lagi untuk membatalkan perjodohan ini.
“Yerr mungkin ini takdir mu” ucap Jinhyuk yang masih fokus pada setir
mobil di depannya, “tapi, Jisung memiliki pacar. Aku tidak mungkin
merusak hubungannya” jelas Yera yang sudah pening dengan keadaanya.
“Lalu apa yang akan kau lakukan? Ini jalanmu. Aku yakin ini balasan
dari semua harapan mu saat ini. Jalani saja dulu Yerr aku akan tetap
berada di samping mu jika kau membutuhkanku” Jinhyuk berbicara agar
Yera tidak susah payah menolak perjodohannya, entah kenapa Jinhyuk
yakin bahwa Jisung akan membantu Yera melupakan keterpurukannya selama
ini.
Ia masuk ke dalam supermaret dan mulai mencari semua barany yang akan
di belinya.
11
Yera melihat ke arah perempuan yang sedang bersama dengan Jisung saat
ini, yera tersenyum kearah nya yang dibalas senyuman kembali oleh
perempuan itu.
“ahh... iya kenalkan ini Hana pacarku” ucap jisung. Yera dan hana
saling berjabat untuk berkenalan.
“kakak siapa nya Jisung?” tanya Hana yang membuat Yera melihat ke arah
Jisung “ahhh,... Hana dia kakak kelas ku” jawab Jisung asal.
Yera pergi dari sana tak lupa ia memotret Jisung dan Hana untuk
dikirimkan pada Ibunya bahwa Jisung juga sudah mempunyai pacar dan juga
agar perjodohannya batal.
Mama
|mamaaaaa
read
12
Yera melihat kesal pada layar ponselnya, pasalnya ia kira dengan iya
melapor seperti itu pada Ibunya perjodohannya akan batal ternyata tidak
sama sekali.
“sayang, kakak tadi itu bukan kakak kelas kita kan?” tanya nya
memastikan bahwa Jisung berbohong.
“kalo dia kakak kelasmu aku pasti pernah melihatnya juga disekolah,
kamu bohongkan?” sambung Hana yang membuat Jisung terdiam bingung.
“lalu kenapa tadi kamu bilang perempuan tadi kakak kelasmu?” Hana
terlihat marah karna bisa-bisa nya Jisung membohongi dirinya.
“ayo ikut aku” ajak Jisung tiba-tiba, “kemana?” Hana terlihat bingun
dengan Jisung yang tiba-tiba menariknya.
“aku akan memperkenalkanmu pada orang tua ku” balas nya yang membuat
Hana menghentikan langkah nya dan menarik tangannya dari genggaman
Jisung.
“dia pacarku” jawab Jisung yang membuat Ibunya menggeleng tak percaya,
bagaimana bisa? ibu Jisung percaya bahwa Jisung selama ini tidak
pacaran, karna ibu Jisung tidak pernah melihat Jisung dengan perempuan
ditambah Jisung termasuk murid pintar disekolah nya yang meyakinkan
orangtua nya bahwa Jisung fokus belajar dan tidak tertarik dengan yang
namanya pacaran.
13
“halo tante, saya Bae Haneul” jelas Hana memperkenalkan dirinya dan
hanya di bals senyuman oleh ibu Jisung.
“mahh... aku mohon kak Yera bahkan sudah punya pacar sama sepertiku,
bahkan aku melihatnya sendiri pria itu sudah bekerja dan lebih dariku”
bela Jisung yang mencoba meyakinkan ibunya.
“tapi Jisung Yera juga memutuskan hubungan dengan pacar nya demi dirimu
apa kau tak akan melakukannya juga?” sanggal ibunya.
Hana yang saat itu hanya terdiam ia mengerti dengan situasi ini, ia
yakin bahwa Jisung dijodohkan dengan perempuan yang ia temui di
supermarket tadi.
Jisung dan orangtua nya berdebat soal perjodohannya yang membuat hana
sakit hati namun ia coba untuk menahannya.
“han...” lirih Jisung yang tak di gubris sedikit pun oleh Hana, Jisung
yang hendak mencegah Hana pergi dicekal oleh ayahnya namu ia lepas
kasar pegangan ayahnya pada tangan miliknya dan pergi menyusul Hana.
“Han...” lirih Jisung sekali lagi sambil mencoba menggapai pundak Hana
yang langsung di tangkis olehnya.
“Hana maafin aku” sahut Jisung
“udahlah Jisung, aku tau kamu ngelakuin ini supaya kita putus kan?”
jelasnya sambil mencoba menahan tangisnya.
“engga, aku gak ada niatan sama sekali. Aku hanya coba bujuk mama sama
papa supaya perjodohannya batal itu aja” Jisung mencoba menjelaskan
pada Hana bahwa apa yang di pikirkan Hana itu sama sekali tidak benar.
“Han dengerin aku dulu” pinta Jisung yang mencoba mencegah Hana pergi.
“heii aku sama kak Yera coba ngenalin pasangan kita itu aja”
“tapi apa akhirnya? Perjodohan nya tetep jalan sung! Kak Yera mutusin
pacarnya demi kamu, dan kamu juga harus mutusin aku!” air mata Hana
masih setia jatuh dari pelupuk matanya, ia tidak tahan dengan semua
ini.
“Hana aku sama Kak Yera sama sekali gak punya perasaan apa-apa, aku gak
cinta sama dia begitupun sebaliknya, aku harap kamu ngerti posisi aku”
jelas Jisung.
14
“ngertiini posisi kamu? Kamu yang harus nya ngerti posisi aku! Kenapa
kamu gak jelasin dari dulu kalo kamu mau dijodohin?” tanya Hana yang
sudah tersulut emosi.
“itu mendadak Han, aku bahkan gak tau kalo aku bakalan di jodohin kayak
gini”jelas Jisung untuk kesekian kalinya.
“jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang?” tanya nya yang membuat
Jisung memegang kedua bahu milikinya.
“aku bakal jalanin apa yang mama sama papa ku bilang tapi aku mohon
sama kamu untuk nunggu aku”
“Jisung kalian akan menikah, pernikahan itu sakral, pernikahan itu suci
bagaimana bisa kamu minta kau untuk tunggu kamu”
Hana sudah tak habis pikir dengan apa yang Jisung berusan katakan, apa
jisung baru saja menyuruhnya untuk menjadi orang ketiga di hubungan nya
dnegan kak Yera nanti?.
“Hana aku yakin hubungan aku dan kak Yera gak bakalan tahan lama karna
aku dan kak Yera sama sekali gak saling mencintai, aku mohon tunggu
aku” Jisung sedikit menitikan air mata di akhir kalimatnya.
“Baiklah” ucap Hana yang langsung mendapat tatapan tak menyangka dari
Jisung.
“baiklah, aku akan menunggu mu asalkan kau benar-benar kembali” jelas
Hana.
“ aku akan kembali selama kau benar-benar setia padaku” Jisung memeluk
Hana erat setelah mengatakannya
Jisung tak tau apa yang sedang ia rasakan saat ini, ia senang, namun ia
juga sedikit khawatir.
Sedangkan disisi lain Yera yang bingung soal perjodohan nya, ia memang
meminta tuhan untuk memberinya seseorang padanya akhir-akhir ini tapi
tidak secepat ini. Ini terlalu cepat baginya.
“lain kali gunakan bel untuk masuk, kau ini seperti penyusup saja” ucap
Yera yang tak dihiraukan pria itu, ia hanya berjalan lurus ke arah sofa
lalu menyimpan barang bawaan nya di atas meja.
“bagaimana? Perjodohan nya tetap lanjut?” tanya nya pada Yera. Yera
menghembuskan nafas nya dan menangguk setjuju untuk jawaban yang di
berikan.
“kalau begitu lanjutkan saja, dan kulihat dia juga sepertinya pria yang
baik” ucapnya.
15
Yera memutar bola matanya malas, “baik atau tidak, dia lebih muda dari
ku Jinhuyk aku malu.
“ Jelasnya pada pria yang masih memakan kentang gorang dan satu
hamburger di tangan nya.
“ckk” Yera berdecak kesal pada rekan kerja nya itu, bisa-bisanya ia
melawak di waktu seperti ini.
“aku malu, aku malu kalo nantinya teman-teman sebaya ku tau kalau aku
menikah dengan pria yang bahkan lima tahun lebih muda dariku. Nanti aku
dianggap tidak laku, bagaimana?” Jinhyuk tertawa dengan alasan tidak
masuk akal dari Yera bisa-bisa nya ia berfikir hal seperti itu.
“aku yakin tidak akan ada yang berfikiran seperti itu padamu” jelas
Jinhyuk “n kau seharusnya sedang mempertimbangkan hal yang lebih serius
bukan memikirkan akibat yang bahkan tidak masuk akal” sambungnya.
“tapi-“
“kau tau kau sedang dihadapkan pada pernikahan, pernikahan itu serius
Yer. Kau mau atau tidak? Bukan nya ini yang kau pinta selama ini? Tuhan
baik padamu dengan mempercepat pengabulan doamu” jelasnya yang lagi-
lagi membuat Yera terdiam.
Yang Jinhyuk katakan memamng benar, baru-baru ini Yera memang meminta
seseorang pada tuhan untuk melewati masa-masa indah ataupun sulit
bersamanya namun sudah ia bilang ini terlalu cepat untuknya.
3. KEPUTUSAN
17-02-2021
Hari H
Mereka berdua harus berakhir di atas altar yang sama dan saling
mengucap janji suci untuk keduanya. Tidak ada pertunangan yang
direncanakan kedua belah pihak lebih setuju jika mereka berdua langsung
saja menikah walaupun tanpa persiapan apa-apa.
16
Yera menatap dirinya di pantulan cermin yang sekarang berada di
depannya, ia menatap lekat dirinya dengan gaun putih yang ia kenakan ia
masih tak percaya jika hari ini ia akan menikah. Ia hanya terdiam tidak
ada rasa apapun yang ia rasakan sekarang ia tak merasa senang, ia tak
merasa marah atau kecewa. Entahlah ia hanya berfikir satu hal ini semua
mungkin takdirnya. Dia jahat.
Seseorang membuka pintu ruangan milik Yera yang langsung membuat Yera
menoleh kebelakang untuk mengetahui seiapa yang datang, Jinhyuk. Dia
datang dengan senyum yang seolah menyatakan bahwa ia ikut bahagia
dengan pernikahan Yera ini, “bagaimana perasaanmu?” tanya Jinhyuk.
“entahlah, Jinhyuk aku merasa tak merasakan apapun, aku merasa kosong”
jawab Yera yang kembali menatap dirinya di depan cermin. Jinhyuk
menendekat ke arah Yera ia memegang kedua bahu Yera dan menatap Yera
dari pantulan cermin “aku yakin kau bisa melakukannya” ujar Jinhyuk
yang membuat Yera berfikir dengan ucapannya.
“tentu saja mereka datang, tapi tak semuanya. Kebanyakan dari mereka
sedang sibuk” jawabnya yang diberi anggukan Yera.
“tenang saja, kau hanya harus menikah drngan baik” jelas Jinhyuk.
Sedangkan di sisi lain Jisung masih berbalas pesan dengan Hana, ia
menyuruh Hana untuk tidak datang ke pernikahannya hari ini, namun Hana
bersikeras ingin datang kesana.
Hari ini ia merasa bingung semuanya terasa aneh baginya, Jisung tau ia
tak mencintai Yera sedikitpun namun anehnya ia merasa gugup saat tau ia
akan menikahi Yera hari ini.
Hana
Baiklah|
|aku mencintaimu
17
Hana menghapus air matanya saat melihat pesan akhir dari Jisung
sejujurnya ia tak kuat untuk melihat Jisung menikahi wanita lain namun,
ia tak boleh seperti ini ia harus kuat toh Jisung sendiri yang
menyuruhnya untuk menunggu ia harus percaya bahwa Jisung akan kembali
padanya.
Ia membawa kunci mobil yang tergeletak di atas meja riasnya dan pergi
keluar menuju gedung pernikahan Jisung dan Yera.
Hana berjalan ke arah meja Dreams dan duduk di salah satu kursi yang
kosong.
“aku bukan mantan Jisung” sanggah Hana yang membuat semua orang
terheran-heran.
“aku mencium bau-bau perusak rumah tangga saat ini” ceplos Renjun yang
langsung mendapat tatapan dari Hana.
Upacara pernikahan baru saja dimulai, Yera berjalan menuju altar dengan
digandeng oleh ayahnya yang terlihat sangat senang.
Yera menatap Jisung yang sedang berada di depannya saat ini, setelah
saling bertukar janji suci sang pendeta mempersilahkan Jisung untuk
mencium sang pengantin wanita. Jisung hanya menatap lekat Yera ia
terlalu takut untuk mencium Yera. Namun, Yera mengangguk seolah
mengisyaratkan ‘tidak apa-apa’ yang akhirnya Jisung langsung mencium
Yera yang membuat semua tamu undangan bersorak gemuruh kecuali Hana
tentu saja.
“Jisung saat ini ruangan yang memiliki kasur hanya ruangan itu” tunjuk
Yera pada salah satu ruangan.
“jadi ruangan yang sebelah sana akan kujadikan sebagai ruangan kerjaku”
jelasnya yang membuat Jisung berfkir.
18
“lalu aku tidur dimana?” tanya Jisung polos yang membuat Yera
menggeleng.
Yera mengangguk menyetujuinya lalu pergi menuju kamar mandi, tak lama
entah mengapa ia kembali kehadapan Jisung yang tengah membuka koper
miliknya. Jisung bingung karna Yera tiba-tiba membelakangiya.
“bukakan” ucap Yera
“h-hah?”
“ckk, resletingnya buka” ucap Yera sekali lagi yang membuat Jisung
tersentak, “kenapa diam saja? Kau gugup?” tanya Yera.
“sudah” ucap Jisung yang langsung membuat Yera pergi dari hadapannya.
Jisung melanjutkan untuk membuka kopernya itu, ia mengeluarkan barang-
barang miliknya terlebih dahulu walau sebenarnya ia tak tau nanti nya
akan disimpan dimana.
Saat sedang mengeluarkan barang nya itu ia teringat dengan Hana yang
sempat ia lihat di gedung pernikahannya tadi, ia melihat Hana dengan
wajah yang tersenyum padanya.
Jisung tau betul itu bukan senyum bahagia untuknya Hana pasti yang
paling tersakiti saat ini.
Ia membuka ponselnya berniat untuk menghubungi Hana.
Hana
Dirumah|
19
Yera keluar dari kamar mandi dan langsung pergi menuju ruang tengah
untuk memberitahu Jisung bahwa sudah gilirannya untuk mandi, namun Yera
terheran-heran dengan Jisung yang sedang Tersenyum menatap layar
Handphone nya.
Setelah Yera selesai memakai pakaian santainya dan Jisung juga sudah
membersihkan dirinya di kamar mandi Yera berniat untuk langsung menata
dan membereskan barang agar apartement nya itu taidak terlihat
berantakan. Jisung juga turut membantu Yera mulai dari menggeser
lemari, menata vas bunga, menyusun piring-piring, sampai menata lemari
pakaian nya.
“kak” panggil Jisung pada Yera yang tengah sibuk melipat baju.
“kenapa gak nolak perjodohan nya?” tanya nya yang langsung membuat Yera
sedikit terhenti dari aktivitas nya.
Yera terdiam lalu tersenyum “nolak kok. Kau lihat sendiri kan aku sampe
bawa temenku untuk pura-pura jadi pacarku” jelasnya.
Jisung terdiam “hanya itu, maksudku kenapa tak ngotot untuk menolak
perjodohan nya? Aku yakin orangtua mu akan setuju jika kau berusaha
lebih keras” ucap nya sekali lagi.
“lagian pernikahan ini juga gak bakalan bertahan lama kayaknya. Aku
cuman ingin liat mama dan papa bahagia itu saja, dan kebahagiaan mereka
ada pada perjodohan ini” jawabnya yang langsung mendapat tatapan dari
Jisung.
Seketika Jisung berfikir ternyata Yera juga sama seperti dirinya. Iya,
tak serius menjalani pernikahan ini.
4. PENDEKATAN
Yera menyimpan berkas kerja miliknya di atas meja setelah selesai
merapikan ruang kerja nya itu. Ia dan Jisung sudah seharian membereskan
apertemen ini ia pikir jisung juga sama lelah nya dengan dirinya.
Akhirnya Yera pergi kedapur untuk membuat minum dan menyajikan buah
semangka yang baru saja di belinya sebelum datang ke apartemen.
20
"nih" Yera menyimpan minuman di atas meja yang diterima dengan baik
oleh Jisung.
Mereka berdua menikmati waktu dan slaing mengobrol satu sama lain
bahkan mereka saling melempar candaan sambil tertawa, hari pertama
menikah sepertinya akan indah.
Hana
Jisung sedikit melihat ke arah Yera, sedangkan Yera yang bingun kenapa
Jisung melihat ke arahnya ia seperti meminta persetujuan dari Yera
untuk mengankat telponnya.
"angkat saja, tak apa" kata Yera sambil melahap semangka di tangan nya.
Yera beranjak dari kursinya dan membawa piring bekas semangka tadi ia
berjalan ke arah dapur memberi Jisung sedikit privasi untuk bertelpon
dengan Hana. Setelah selesai mencuci piringnya Yera kembali keruang
tengah dan dilihatnya Jisung yang sudah akan pergi entah kemana.
"mau pergi kemana?" tanya nya pada Jisung "ahhh itu Hana memintaku
untuk mengantarnya ke toko buku, sekalian aku juga ingin membeli
sesuatu di luar" balasnya yang di beri anggukan Yera.
Setelah Jisung benar-benar pergi dari apartemen nya itu, Yera berfikir
hal-hal seperti ini pasti akan terjadi, tentu saja ia menikahi seorang
pria yang memiliki kekasih sedangkan dirinya bahkan tak memiliki
perasaan pada Jisung, Jisung juga sama.
21
Setelah selesai menata dan membereskan dapur Yera pergi ke ruang tengah
dan melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Ia berniat untuk tidur namun ia takut nanti jika Jisung pulang dan tak
ada makanan karna seingatnya daritadi Jisung belum makan. Akhirnya ia
memutuskan untuk memasak makanan sambil menunggu Jisung pulang.
21.45
22.15
22.30
23.10
23.45
Sudah sekitar tiga jam berlalu dan Jisung belum juga pulang bahkan
sudah selarut ini, kemana perginya. Makanan yang disajikan pun sudah
mendingin Yera juga sudah sangat mengantuk ingin cepat-cepat tidur.
Yera yang mengerti akhirnya menyuruh Jisung untuk mandi terlebih dahulu
lalu cepat-cepat untuk makan. Jisung hanya menuruti Yera ia pergi mandi
dan kembali ke dapur untuk makan.
"gakpapa kok"
"aku akan pergi ke kamar terlebih dahulu, habiskan makanan nya" jelas
Yera yang dibalas anggukan Jisung karna mulutnya masih penuh dengan
makanan.
22
Jisung merebahkan tubuhnya di ranjang yang kosong di sebelah Yera, ia
meraba-raba kasurnya memastikan space itu kosong untuk ia tiduri. Sudah
lewat dari 10 menit Jisung masih saja tidak bisa memejamkan matanya, ia
terlalu takut.
Tiba-tiba saja Yera beranjak dari tempat tidurnya dan menyalakan lampu
kamar, ia mengambil penutup mata di laci nakasnya lalu kembali tidur
setelah memasng penutup matanya. Jisung hanya terdiam ia kembali
mencoba untuk tidur dan tak lama akhirnya ia juga terlelap.
Besoknya
05.30
Yera terbangun dari tidurnya dan melihat Jisung di samping yang masih
terlelap pulas. Ia pun tak berniat untuk membangunkan Jisung dan
memilih untuk mandi lalu bersiap untuk pergi ke kantor.
Jisung duduk di sofa ia tak percaya jiaka Yera akan berbicara seperti
itu, ucapannya membuat Jisung malu. Yah walaupun ia lebih muda dari
Yera tapi ia juga seorang pria.
Tak lama Yera keluar dari kamar dengan menggunakan pakaian kerjanya
"Mau sarapan apa?" tanya nya pada Jisung yang sedang melamun "hah? Emm
apa aja" jawabnya.
Yera mulai menyiapkan masakan untuk sarapan dan Jisung bergegas pergi
mandi. Yahh setidaknya seperti itulah yang dilakukan pasangan baru di
hari pertamanya menikah, semua terasa canggung.
23
"iya, jika nanti kau sudah lulus. Kau harus bekerja membantu nak Yera"
"halo?"
Hana langsung naik ke atas motor Jisung dan Jisung pun langsung
melajukan motornya. Ia bertanya pada Hana akan kemana namun jawaban
Hana membuatnya bingung, bagaimana tidak? hana ingin pergi ke aprtemen
milik nya dengan kak Yera saat ini.
Sesampainya di apartemen milik Jisung dan Yera Hana hanya duduk di sofa
dan melihat-lihat sekeliling nya. Demi apapun ia tak bisa berfikir
apapun ia tau jika menunggu Jisung itu adalah salah, tapi bodohnya ia
sanagt percaya pada Jisung bahwa suatu saat Jisung pasti kembali
sepenuhnya pada dirinya. Bahkan Jisung sendiri yang memintanya untuk
menunggu dirinya sampai ia berpisah dengan Yera.
Selama ini ia tak pernah sebahagia seperti saat bersama Jisung, jadi ia
tak ingin kebahagiaan miliknya yang bahkan satu-satunya pergi dari
kehidupannya. Ia ingin Jisung tetap bersamanya.
24
Hana melihat poto pernikahan Jisung dan Yera yang di pamapang di
dinding tembok. Cantik sekali Yera di dalam poto itu ia jadi khawatir
jika Yera akan bisa membuat Jisung jatuh padanya dan melupakan dirinya.
Ia takut.
Jisung terlihat terdiam sekejap dan sedikit tersenyum kikuk "aku dan
kak Yera satu kamar karna apartemen ini hanya memiliki satu kamar dan
juga ruangan kosong itu dipakai sebagai ruangan kerja kak Yera"
jelasnya sambil mencoba memilah-milah kata yang baik agar Hana bisa
mengerti.
"ah iya katanya yang lain mau pada kesini" Hana mencoba mengalihkan
pembicaraan agar tak canggung.
"hah? Siapa?" Jisung bingung dengan siapa lagi yang akan datanga ke
apart nya ini.
Jisung menyambut hangat para tama tak di undang nya itu ia membiarkan
Jaemin dan yang lainnya menghabiskan waktu di apartemen.
Sedangkan Chenle dan Renjun masih sibuk bermain video game, Jaemin
sibuk dengan melihat-lihat apartemen nya dan Jeno sibuk menghabiskan
makanan yang ada di meja.
Sudah larut malam dan apartemen Jisung masih ramai karna Jaemin dan
yang lainnya sama sekali tidak ada niatan pulang dari tadi. Mereka
saling bermain video game dan mengobrol tanpa henti bahkan membuat
apertemen sampai seperti kapal pecah. Iya saking berantakannya.
Suara pin apart terdengar oleh mereka walau sedang gaduh, seketika
Haechan dan yang lainnya terdiam dan melihat ke arah pintu penasaran
siapa yangakan datang.
Yera membuka pintu apartemen setelah berhasil memasukkan pin baru saja
ia membuka pintunya ia sudah melihat pemandang yang tak biasanya ia
lihat jika ia pulang kerja. Setaunya tadi pagi ia meninggalkan
apartemen dengan keadaan yang bersih dan rapih tapi mengapa saat pulang
apartemennya malah seperti ini? Dilihat pun tak enak dipandang, kotor
sekali.
25
Namun, karna melihat ada teman-teman Jisung disana Yera hanya tersenyum
simpul kepada mereka dan menyapanya. Begitupun sebaliknya.
"halo kak Yera" sapa Haechan yang di balas lambaian tangan oleh Yera.
"gilakah visual tadi? Bukankah Kak Yera sangat cantik?" heran Haechan
pada dirinya sendiri.
"aku jika benar akan dijodohkan dengan perempuan seperti Kak Yera aku
akan langsung menikahinya tanpa menolak" jelas Jeno yang diikuti gelak
tawa yang lainnya.
Hana hanya berdehem pelan mendengar semua obrolan teman pria nya yang
memuji Yera, mereka juga tak salah kak Yera memang secantik itu, dia
juga baik sepertinya. Chenle melihat kearah Hana yang sedari tadi diam
dan menunduk "tenang aja aku yakin Jisung padamu" ia mencoba
menyemangati teman masa kecilnya itu.
Di dapur Yera sudah tak tau harus berbicara apa lagi, ia hanya
mengomeli Jisung yang membuat apartemen menjadi berantakan.
"memang boleh jika kau membawa temanmu ke apartemen toh apartemen ini
juga milikmu, tapi kumohon jaga kebersihannya aku tak suka melihat
tempat yang kotor apalagi itu adalah tempat yang menaungiku selama
hidup. Tempat yang kutingali" jelas Yera memberikan alasan pada Jisung
kenapa apartemen nya harus selali terlihat bersih dan rapih.
"dan juga aku lelah bekerja dari pagi tadi, dan rumah adalah tempatku
untuk beristirahat aku tak mau jika aku beristirahat dengan kotoran"
"baiklah" jawab Jisung singkat karna tak tau harus berbicara apalagi,
ini salah nya. Ia juga kasihan dengan Yera yang lelah akibat pulang
kerja.
"kalau begitu aku akan pergi terlebih dahulu ke kamar, kau bereskan
ruang tamu itu" jelasnya yang dibalas anggukan Jisung, Yera pun pergi
keluar dari dapur berjalan masuk kedalam kamar.
26
"tentu saja tidak, sudahlah pulang sana sudah malam juga" suruh Jisung
sambil mendorong-dorong teman-temannya menuju pintu.
"ayok Han aku anterin kamu pulang dulu" ajak Jisung pada Hana.
"ngga, gak usah aku nebeng Chenle aja. Rumah ku sama Chenle deket kok"
jelasnya menolak halus penawaran dari Jisung.
"tenang aja sung gue anterin samper pintu kamarnya" usil Chenle pada
isung yang terlihat kecewa pada Hana, padahal ia ingin sekali mengantar
Hana Pulang.
Ini jarang dilakukan Jisung dirumah orang tuanya dulu, iya beres-beres
rumah. Iaya bergidik geli an jijik saat memasukkan sampah-sampah ke
tempat yang lebih besar.
Jisung mendengar pintu terbuka yang ternyata Yera keluar dari kamarnya,
ia tiba-tiba membatu Jisung membersihakn ruang tamu.
"ehh... ngga papa Kak biar aku aja yang beresin" ucapnya namun Yera
terus melakukan kegiatannya.
"aku bukan tipe istri yang membiarkan suami mengurus rumah sendiri, aku
takkan biarkan suamiku membereskan ini sendiri" jelasnya yang seketika
membuat Jisung memerah malu.
5. LULUS
23-05-202
Sekarang hari dimana Jisung akan melepas seragam sekolahnya. Yap benar,
hari ini Jisung lulus dari sekolah menengah atasnya.
Jisung sudah siap dengan tuxedo hitam lengkap dengan dasi hitam yang
melilit di lehernya, dan juga Yera tengah memilih anting yang akan ia
gunakan saat ini ia dengan teliti memilih anting yang akan di pakai nya
agar match dengan gaun selututnya yang tengah ia pakai.
27
Yera sedikit terkejut dengan hembusan nafas Jisung yang mendarat lembut
di lehernya, bagiamanapun juga jarak mereka sangat dekat saat ini.
Oh iya, Yera sudah memilik mobil sekitar 1 bulan yang lalu karna di
kantornya ia naik jabatan dan gajinya sekarang sudah cukup untuk mebeli
mobil yang dari dulu ia impikan. Ia menyetir dan melaju menuju sekolah
Jisung sekarang.
Beberapa teman Jisung sudah tau bahwa ia adalah istrinya karna dua hari
setelah hari pernikahan mereka datang ke apartemen Yeera dan Jisung,
sebenarnya tak banyak hanya sekitar enam orang teman Jisung yang tau
tentang perjodohan itu.
Dan juga sah satu kebetulan yang terjadi adalah saat Yera bertemu
dengan teman Jisung yang bernama Jaemin, ternyata Jaemin adalah pria
yang menabraknya saat ia akan pergi menuju rumah orang tuanya. Iya,
tepat di hari ia dipertemukan dengan Jisung untuk direncanakan
perjodohan.
Yera naik keatas panggung saat nama nya dipanggil untuk menjadi wali
Jisung.
“iri kan kalian? Makanya cari pacar dong jangan cuman asik sendiri”
ledek Renjun yang langsung di tatap oleh teman-teman nya.
Sedangkan Jaemin hanya diam melihat Yera sampai ia turun dari panggung
bersama Jisung.
28
Yera kembali duduk di kursinya yang berada di samping kursi milik
Renjun dan Jisung duduk disampingnya.
“kak Yera” panggil Haechan tiba-tiba yang langsung membuat Yera menoleh
padanya “hmm?” jawab Yera.
“cantik”
Satu kalimat yang diucapkan Haechan mampu membuat Yera tersenyum bahkan
membuatnya sedikit tertawa, ia baru saja di puji oleh pria yang lebih
muda darinya itu membuat Yera gemas padanya.
Tak lama Yera merasa tak nyaman karna ia seperti di perhatikan oleh
orang-orang disekitarnya apakah rambutnya berantakan? Atau gaunnya yang
tak cocok dengan acara? Ia menjadi tak enak hati.
“ummm apa rambutku berantakan?” tanya nya yang dijawab gelengan oleh
Jeno dan yang lainnya.
Jaemin tersenyum dengan jawaban dari Yera “ kak Yera diperhatikan bukan
karna ada yang salah” jelasnya.
“aku akan pulang sekarang, ayo” tiba-tiba saja Jisung beranjak dari
kursinya lalu menarik pelan pergelangan tangan Yera untutk membawanya
pergi.
“kau akan menyetir? Apa kau bisa?” Yera baru saja di buat tak percaya
oleh Jisung yang tiba-tiba meminta kunci mobil darinya.
“berikan saja padaku” keukeuh nya yang akhirnya Yera memberikan kunci
mobil itu pada Jisung.
Dan benar saja Jisung benar-benar menyetir mobil dengan baik, padahal
ia belum memiliki kartu izin mengemudi. Belajari dari mana ia?.
29
Sesampainya diapartemen Jisung langsung keluar dari mobil bersamaan
dengan Yera, mereka masuk kedalam apartemen. Yera yang lebih dulu
berjalan ke dapur untuk mengambil minum sedangkan Jisung lebih memilih
untuk duduk di sofa karna lelah.
Hana
|jisung, dimana?
Setelah melihat pesan yang terdiri dari dua kata itu Jisung baru
teringat dengan Hana, ia seharusnya masih disekolah sekarang untuk
menemani Hana yang masih disana dan menyuruh Yera untuk pulang sendiri
terlebih dahulu.
Jisung langsung berdiri dari kursi dan berniat untuk kembali ke sekolah
menjemput Hana.
“kau mau kemana?” tanya Yera yang baru keluar dari dapur dengan membawa
nampan berisikan air dan beberapa potong buah semangka.
“aku akan kembali ke sekolah” ucap nya yang langsung melangkahkan kaki
nya.
Yera tersenyum menyimpan nampan yang dari tadi berada di tangan nya
lalu membuka laci untuk membawakan kunci motor Jisung.
“ini” Yera menyerahkan kunci motor milik Jisung, tanpa berkata apapun
lagi Jisung langsung pergi keluar dari apartemen.
Sudah seminggu dari acara kelulusan Jisung, makin kesini Yera makin
disibukkan dengan pekerjaannya entah itu karna kenaikan jabatannya.
Huhh.... ia kira dengan naik nya jabatan miliknya ia akan lebih banyak
menghirup udara taman dengan tenang ternyata tidak ia bahkan tak ada
waktu untuk pergi ke taman.
Hari ini seperti biasa Yera masih sibuk dengan laptop didepannya, tak
lupa tangan yang mencoba untuk menandatangani berkas dan mata yang
terfokus pada dua hal tersebut.
Sekejap matanya melihat kerah laptop tak lama setelah itu pandangannya
teralih pada berkas yang harus ia baca dengan teliti. Ia kewalahan saat
ini.
30
“wah wah wah... sibuk sekali ibu Yera yang baru saja naik jabatan ini”
tiba-tiba saja entah dari mana datangnya Jinhyuk berjalan ke arah meja
miliknya.
“aku serasa ingin mati mengerjakan semua ini, naik jabatan sialan”
umpat Yera yang langsung membuat Jinhyuk tertawa dengan omongannya.
“karna aku atasanmu yang baik aku mengizinkan mu untuk libur hari ini”
ucapnya yang tak digubris oleh Yera.
“untuk apa kau datang kesini?” tanya Yera yang hanya di balas senyuman
oleh Jinhyuk “jangan bilang jika kau datang kesini untuk bermitra
dengan perusahaan ini?” tebaknya yang langsung membuat Jinhyuk
tersenyum lalu tertawa.
“apa sih yang lucu? Daritadi kau hanya tersenyum lalu tertawa” protes
Yera padanya.
“tidak, tidak. Aku hanya ingin memberitahumu jika kantor mu libur hari
ini” jelasnya “apa-apan kau ini? Kau bukan atasanku. Sudahlah pulang
sana” suruh Yera pada Jinhyuk.
“aku berbicara benar kantor diliburkan hari ini, semua pekerja sudah
pulang hanya kau yang belum dan masih sibuk disini”
“astaga, terserah kau saja aku akan pergi dari sini” Jinhyuk benar-
benar pergi keluar dari ruangan Yera.
Ia keluar dari gedung dan melihta Jinhyuk yang bersandar di dekat mobil
melihat ke arah Yera. Yera menghampirinya “bagaimana kau masih tak
percaya kantor ini diliburkan?” tanya nya dengan nada angkuh “hmm
terimakasih” jawab Yera.
“mau ku antar?” tanya nya yang djijawab gelengan Yera “aku bawa mobil”
ucapanya lalu naik kedalam mobil dan pergi melaju keluar parkiran.
Lelah sekali yang ia rasa hari ini, ia ingin segera ke apartemen nya
yang tenang dan sunyi lalu mendi di dalam bath ub setelah itu pergi
tidur.
Ia menekan pin apartemen milik nya lau langsung masuk. Tak seperti
pikirannya yang akan berdiam diri di apartemen yang sunyi dan damai
ternyata ada beberapa orang disana.
31
Ahhh apa ia lupa bahwa ia sudah memiliki suami sekarang? Atau bahkan ia
lupa jika Jisung selalu membawa temannya ke apartemen bahkan hampir
setiap hari, mungkin saja diantara mereka sudah ada yang tau pin
apartemen nya ini.
“ah kak Yer hari ini pulang lebih cepat” ucap Jisung yang hanya di beri
anggukan oleh Yera.
Yera melihat keadaan apartemen yang berantakan gelas dan piring kotor
dimana-mana, remahan snack yang bertebaran di lantai bahkan karpet,
kaleng-kaleng soda yang tergeletak tak beraturan dan banyak lagi.
“Ahhh... aku ingin membeli perlengkapan dapur untuk hari in” jawabnya
santai.
“mau ku antar?” tanya Jisung yang langsung diberi gelengan oleh Yera.
Apa dia tak sadar jika Hana sekarang sedang melihat kearahnya?.
Saat Yera akan membantu pintu untuk keluar tiba-tiba Jaemin ikut
beranjak dan menghampirinya “kak boleh aku ikut? Ada hal yang ingin
kubeli juga di supermarket” ungkapnya.
Yera menaiki mobil miliknya, ia memilih untuk menyetir dan Jaemin duduk
di sampingnya. Padahal sama seperti Jisung Jaemin juga bisa menyetir
mobil walau belum memiliki kartu izin mengemudi.
Sekitar 15 menitan mereka di jalanan yang akhirnya sampai juga di
supermarket yang dituju.
“apa itu list nya?” tanya Jaemin yang di balas anggukan Yera sambil
memasukkan barang yang berada di rak kedalam troli nya.
“biar aku yang dorong trolinya” Jaemin mengambil alih troli yang
sebelumnya Yera dorong.
Yera mulai fokus mencari beberapa barang yang akan dibelinya smabil
mengobrol ringan dengan Jaemin.
32
“Kak Yer apa kabar pacarmu?” tanya Jaemin.
“ahhh Jinhyuk. Dia bukan pacarku, ahhh kau pasti mendengar nya dari
Jisung. Akuu hanya meminta bantuannya untuk pura-pura menjadi pacarku
waktu itu agar perjodohannya batal. Hahahaha walau sudah melakukan hal
senekat itu pernikahannya masih berjalan” jelas Yera.
“jadi Kak Yer tidak punya pacar?” tanya nya sekali lagi yang dibalas
gelengan Yera, “ngapain punya pacar kan aku sudah memiliki seorang
suami” jawab Yera.
“tapi Jisung- Kak Yer tau kan soal Jisung dan Hana?” ungkapnya “aku
tau, mereka pacaran bukan?” pastinya yang di bals anggukan Jaemin.
“lalu kenapa Kak Yera tidak marah atau bertindak seperti seorang
istri?”
“aku sudah bertindak seperti seorang istri aku tidur bersama Jisung di
ranjang yang sama, kami juga tinggal di bawah atap yang sama, aku
mengurus Jisung layaknya seorang suami. Bukankah aku sudah memenuhi
kewajibanku sebagai seorang istri”
“yah aku hanya gagal untuk menjaga hatinya yang seharusnya untukku yang
noteband nyha seorang istri, tapi aku juga tak memiliki rasa pada
Jisung. Aku hanya menganggap nya seoarang adik” Yera menyela omongan
Jaemin yang sudah tau arah pembicaraannya akan kemana.
“dan juga aku perempuan sama dengan Hana, mereka sudah berpacaran
lumayan lama dan aku datang lalu menghancurkan keharmonisan keduanya.
Lalu Jisung juga terlihat sangat mencintai Hana, bisa aku lihat dari
tatapan Jisung pada Hana” jelasnya sekali lagi pada Jaemin.
“ayo cepat” suruhnya untuk mendorong troli ke dekat nya karna tangan
nya sudah penuh membawa barang.
33
Hana sedang dalam mood yang buruk hari ini, entah ia kesal pada Yera
atau apa ia merasa Yera terlalu dekat pada Jisung dan yang lainnya. Ia
bahkan kesal hanya karna Yera terus terlihat tersenyum ke arah mereka.
Namun karna tak ingin merusak suasana juga akhirnya Hana memilih untuk
pulang dengan alasan ibunya ingin di temani belanja. Jisung mengantar
Hana pulang kerumahnya.
“Kak Yera memang tak mempermasalahkan hal itu, ia bilang padaku selama
ia telah memenuhi tugas nya menjadi seorang istri untuk Jisung ia tidak
khawatir. Ia juga bilang bahwa ia tak bisa marah pada Hana hanya dengan
alasan bahwa mereka sama-sama perempuan” jawab Jaemin.
Jeno dan yang lainnya mungkin terlihat biasa saja, namun mereka juga
memikirkan tentang Jisung yang bertindak menikahi Yera tanpa melepas
Hana. Mereka juga tahu mna yang benar dan yang salah.
“sudahlah aya pulang sebelum hujannya semakin deras. Jisung aku akan
menyimpan motorku disini” kata Jeno sambil beranjak.
Setelah Jeno dan yang lainnya pulang Jisung memilih untuk pergi mandi
karna keadaannya yang basah membuatnya tak nyaman, namun aneh nya
setelah selesai mandi bukan nya ia merasa segar malah tubuhnya semakin
dingin dari sebelumnya. Ia menggigil di atas kasur sambil terbatuk-
batuk.
34
“kau tak apa?” yera berdiri di ambang pintu sambil melihat Jisung yang
terduduk di tepi ranjang dengan wajahnya yang memerah.
Yera berbicara pada mertuanya lewat telpon menanyakan tentang sup yang
biasa Jisung makan Jiak ia terkenea demam, Mertunya menjawab bahwa sup
jagunglah yang sering ia berikan jika Jisung demam. Untungnya ia sudah
pergi ke supermarket tadi jagung dan semua bahan yang ia perlukan ada
dalam lemari pendingin, ia pun mulai memasak.
Setelah selesai membuat sup Yera melihat kearah jam yang sudah
menunjukkan pukul setengah 12, ia menghabiskan waktunya yang seharusnya
ia pakai untuk mengerjakan proyeknya karna besok ada presentasi bersama
perusahaan besar yang akan bermitra dengan perusahaanya. Tapi ia juga
tak tega meninggalkan Jisung yang sedang demam tinggi.
Yera yang melihat itu menjadi tak tega dan duduk di samping Jisung yang
memeluk pinggang miliknya. “seperti ini, hangat” gumam Jisung.
Sementara Yera mengusap-ngusap kepala Jisung pelan ia juga merasa
hangat.
Paginya Jisung terlihat bangun lebih awal dari Yera, ia melihat Yera
ynag tertidur pulas didada bidang miliknya, entah sejak kapan posisinya
berubah.
Jisung mematikan alarm yang baru saja berdering agar tak membangunkan
Yera yang terlihat kelelahan. Ia ikut kembali tidur sambil memluk Yera
yang tepat disampinya. Bisa Jisung rasakan ukuran tubuh Yera saat ia
lebih dekat tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengannya, Jisung memeluk
tubuh Yera seluruhnya, walau tubuh Yera kecil namun Jisung merasa
nyaman memluk Yera.
“apa-apan ini apa aku tidak bangun dengan suara alarm nya?” tanya nya
padadiri sendiri yang tak menyangka ia bangun sesiang ini.
35
6. MAAF
Dengan segala cara Jisung masih berusaha untuk meminta maaf kepada Yera
perihal jam alarm yang ia matikan tanpa membangunkan Yera dan
membiarkannya tidur lebih lama.
Arghhh Jisung rasa ini semua kesalahannya yang tak pandai melakukan
apapun.
“kak” panggilnya sekali lagi yang tak dapat respon dari Yera.
“kak aku tau aku salah tapi jangan diem gini dong, aku jadi gak ngerti”
keluhnya.
“aku bahkan gak tau kalo hari ini hari penting, aku cuma ingin kau
beristirahat itu saja”
“maafkan aku aku tau aku salah, apa kau tidak mengerti juga?” tanyanya.
Yera yang saat itu sedang duduk, dengan sekejap beranjak dari kursinya
memandang Jisung yang berada tepat di depannya. Ia melepas tangan nya
dengan kasar yang sebelumnya berada di genggaman Jisung.
36
“kau bilang aku tak mengerti? Kau tau seberapa penting pekerjaan
bagiku? Ini adalah hidupku aku bisa saja dipecat karna ini. Jika aku
tak punya pekerjaan kau bahkan takkan bisa makan” kata-kata yang
dikeluarkan Yera cukup menyayat hati Jisung, apalagi dengan Yera yang
menunjuk-nunjuk jari kearahnya sampai ia berjalan mundur.
“lalu apa yang harus kulakukan? Aku sudah meminta maaf ap-“
“Yer! Yera kau mau kemana!” Jisung sempat menghentikan Yera dengan
meraih tangannya namun Yera kembali melepasnya dan berjalan menuju
pintu luar.
“Yer biar kuantar” ucapnya sekali lagi, yang lagi-lagi tak di jawab
oleh Yera. Jisung hanya mendapat bantingan pintu yang keras setelah
Yera keluar.
Jisung hanya terdiam ia berjalan ke arah sofa dan duduk disana. Ini
pertengkarang pertamanya bersama Yera setelah ia menikah. Frustasi
sekali rasanya. Ayolah apa dengan tak bekerja satu hari Yera akan
dipecat? Bukannya ia baru saja naik jabatan? Yang harusnya lebih
meringankan pekerjaanya dibanding dulu. Ia hanya membantunya, hanya
membantunya itu saja.
“ada acara penting apa ini sampai-sampai kau mengajak kami untuk datang
ke aoartemen mu?”
“aku hanya-“
“aneh sekali biasanya kau tidak mau jika apartemen ini kita kunjungi
karna takut dimarahi kak Yera” jelas Chenle.
Jisung menggeleng sempurna, “tidak aku hanya bosan saja, aku tidak
bertengkar dengan kak Yera. Dan juga apa yang harus membuat kami
bertengkar? Kami hidup masing-masing” jelasnya yang dimengerti oleh
semunya.
Mereka mulai dengan bermain video game dan mengobrol ringan tak lupa
juga dengan candaan yang membuat merek tertawa sesekali. Namun sampai
saat ini Jisung masih belum bias mengalihkan pikirannya, ia masih
memikirkan pertengkarannya tadi dengan Yera.
Karna Jisung tidak fokus yang akhirnya membuat ia terus saja kalah dan
membuat yang berada di timnya kesal pada Jisung.
37
“ada apa denganmu? Dari pertama kita main kau selalu kalah dan
menyusahkan” tambah Renjun.
“aku belum menikah jadi aku tidak tau harus membantumu bagaimana” ucap
Haechan.
“apa dengan membayar Kak Yera dengan uang yang melebihi gajinya itu
cukup untuk membuatnya baikan denganmu?” kata Chenle yang mengundang
mata mengarah kepadanya.
“kau kira Kak Yera perempuan seperti apa?” amuk jaemin pada Chenle.
“maksudku dia takkan dipecat karna bolos kerja satu hari kan? Sama
seperti sekolah kita tak dikeluarkan jika hanya bolos satu kali”
tambahnya.
“ku kira dunia kerja tak bisa disamakan dengan masa sekolah” ucap
Jaemin.
Tak lama pintu apartemen di buka memperlihatkan Yera yang datang masuk.
Ternyata Jinhyuk yang berada di belakang Yera sambil membawa kotak yang
cukup besar.
“kau taruh saja disini, aku yang akan membawanya ke ruang kerja nanti”
pintanya.
Bukannya menuruti Yera Jinhyuk malah terus memawa kotak besar itu
menuju ruang kerja Yera melewati Jisung dan teman-temannya. Jeno dan
yang lainnya terdiam tak bersuara.
Setelah kembali dari ruang kerja Yera Jinhyuk berjalan ke arah Jisung
“apa dia yang membuat Yera ku di pecat dari kantornya?” ucapnya sambil
merangkul Jisung.
38
“kau ternyata sedang tidak bisa diganggu yahh” ucapnya pada Yera
“jika kau kesulitan hubungi aku, byee” Jinhyuk mengelus pucuk kepala
Yera lalu pergi keluar apartemen.
“aku rasa kita harus pulang” ucap Renjun sambil beranjak dari tempat
duduknya yang diikuti oleh yang lain.
Renjun dan yang lainnya benar-benar pulang dari apartemen Jisung, yang
hanya menyisakkan Jisung seorang.
Jisung bingung apa ia harus pergi menyusul Yera ke kamar dan kembali
membujuknya? Namun ia takut jika ia hanya kembali di abaikan oleh Yera.
Tak lama Yera keluar dari kamarnya menuju dapur, Jisung melihat Yera
yang berjalan melewatinya.
Ia mencegat Yera yang baru saja keluar dari dapur membawa air. Yera
hanya diam dan mencoba melewati Jisung. Namun nihil Jisung terus saja
menghalangi Yera yang akan lewat.
“Jisung-“
Belum juga selesai bicara Jisung tiba-tiba memangku yera yang berada di
depannya, memastikan Yera seimbang pada pangkuannya.
Yera yang terkejut hanya diam dan melihat Jisung yang berada di
depannya. Ia sedikit menunduk untuk melihat Jisung karna Jisung
memangkunya.
“iya, jika tidak seperti ini kau akan mencoba untuk menghindariku”
jelas Jisung.
39
Sejujurnya Yera sangat tenang saat ini, namun jika diperhatikan lagi
jantungnya sedang berdegup sangat kencang bahkan pipinya memerah.
Bagaimana tidak? Tangan Jisung berada tepat menjadi dudukannya saat ini
dan juga jarak yang sangat dekat ini apa Jisung sama sepertinya? Apa
Jisung tidak merasa berat memangku yera sejak tadi?
“turunkan alu terlebih dahulu, aku akan minum” Yera menunjukkan gelas
berisi air ditnagannya.
Entah apa yang dipikirkan Jisung saat ini Yera benar-benar berdebar
karnanya. Namun ia mencoba mempertahankan harga dirinya dan minum
dengan posisi seperti itu.
Jisung melihat yera yang tengah minum saat ini, ia melihat bagaimana
leher Yera bergerak saat air mengaliri tenggorokannya. Apa Yera mencoba
menggodanya? Pikir jisung.
Setelah satu gelas penuh Yera teguk dan habis ia menunjukkannya pada
Jisung seolah berbicara bahwa ia sudah minum dan minta untuk
diturunkan.
Jisung menurunkan yera dengan pelan namun saat itu juga tangan nya
meraih wajah Yera dan mendekatkan kearah wajah miliknya.
Ia mencium Yera tepat di bibirnya, Yera yang terkejut mencoba
memundurkan tubuhnya dari Jisung namun Jisung malah menarik tengkuk
Yera dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya berhasil meraih
pinggang Yera mendekat kearahnya. Tak egois yera juga menikmati ciuman
yang diberikan Jisung ia mengalungkan kedua tangannnya dan memegang
dengan kedua tangannya di leher Jisung.
Entah kenapa ciuman lembut itu mulai menjadi ciuman yang panas dengan
keduanya yang saling serius pada ciuman tersebut satu sama lain. Jisung
melepas ciuman dari bibir Yera lalu beralih menciumi dagu yera sampai
pada leher Yera. Yera menanggahkan lehernya seolah memberi Jisung ruang
untuk menciumnya lebih leluasa.
Mereka saling melihat satu sama lain lalu menjadi salah tingkah.
“haiii” sapa seorang wanita paruh baya yang berada di depan mereka
berdua.
“mama?” ucap yera keheranan karna orang tua nya datang. “ada apa?”
tanya nya spontan.
40
Saat Jisung dan orang tua Yera tengah mengobrol, Yera menghampiri
mereka dan duduk di samping Jisung
“jadi gini, kan orang tua Jisung udah kasih kalian hadiah berupa
apartemen ini. Nah mamah sama papah juga mau kasih hadiah buat kalian”
jelasnya.
“apa emangnya?” yera yang sudah excited dengan hadiah yang diberikan.
Yera melihat ke arah Jisung yang pasti memberitahu kedua orang tuanya.
Jisung hanya tersenyum kikuk kearah Yera.
“sudahlah mama sama papa cuman bilang itu aja, kalian siap-siap aja
yah” stelah berbicara seperti itu kedua orang tua Yera pergi pulang.
Yera dan Jisung kembali terdiam.
“aku memaafkanmu karna kau merengek sejak pagi” alasan Yera yang hanya
di balas anggukan dari Jisung.
“sebelum itu ayo lanjutkan yang tadi” ajaknya yang menambah Yera
berdegup kencang.
7. KECELAKAAN
Sambil menatap tiket keberangkatannya dua hari lagi, yera dan Jisung
saling menikmati eskrim di masing-masing tangannya.
“kita benar-benar berangkat?” tanya Jisung.
“apa?! Tidak tentu saja!” balas Yera yang tau pembahasannya ke arah
mana.
“pikir saja, aku baru saja dipecat moodku masih buruk” jelasnya.
“kau saja yang pergi dengan Hana, aku akan mencari penginapan selama
kalian liburan agar tak di curigai”
“tentu saja, dia sangat cantik” jawab yera spontan tanpa berfikir.
“aku sangat cocok dengannya bukan?” tanya nya sekali lagi yang di balas
anggukan Yera.
“apa?”
42
“Apa?”tanya Yera.
Ia menarik tengkuk Yera dan mulai menciumnya, bahkan Yera tak sempat
untuk menghindari Jisung. Ia sudah tak tahan, ia gemas dengan yera yang
menjilati tangannya.
“kakkk!”kejut Hana
“astaga Hana ada apa? Kaget loh”
ucapnya sambil tersenyum ke arah Hana.
“ummm... emang gak papa kalo aku berangkat sama Jisung?” tanya nya
“gak papa berangkat aja” yera kembali fokus pada cuciannya.
Yera menggeleng tak percaya dengan apa yang baru saja Hana katakan, apa
yang dipikirnya?.
“jika kau punya malu, kau harus berfikir dengan otak mu yang pintar
itu” ucap Yera.
“akkkhhh....”
Semua orang yang berada di ruang tengah pergi kedapur karna mendengar
seseorang yang berteriak dengan kencang.
43
Jisung orang yang paling pertama datang ke dapur dan dilihatnya Hana
yang sudah tergeletak dilantai dengan leher dan tangan yang bersimbah
darah. Lalu ia melihat kearah Yera yang menganga dan pisau ditangannya.
“Hana!” teriak Jisung.
Yera mendekat kearah hana yang langsung didorong oleh Jisung, namun
dengan sigap jaemin menangkap Yera dari belakang.
“apa maksudmu? Kenapa dengan hana?” tanyanya dengan nada yang keras
sampai Yera terbata-bata menjawab pertanyaan dari Jisung.
“ngga Jisung itu- itu kecelakaan” ia mencoba menjelaskan.
“memangnya apa yang aku pikirkan?” tanya Jisung yang mebuat yera
bungkam.
“Jisung apa yang kau lakukan!” teriak Jaemin saat yera ditampar oleh
Jisung.
“awas saja jika terjadi sesuatu dengan Hana, aku takkan segan padamu!”
ancam Jisung
“sudahlah biar nanti penjelasan nya, bawa dulu Hana ke rumah sakit”
ucap Chenle, Jisung lalu mengendong Hana keluar dari dapur diikuti
Jeno, Haechan, renjun, dan Chenle.
Sementara itu Jaemin masih berada di belakang Yera entah mengapa jaemin
rasa Yera semakin lemas dan mencoba menahan tubuhnya agar tak jatuh.
Yera membuka tangannya yang sudah dipenuhi darah yang keluar dari
tubuhnya.
44
“keluarga Bae Haneul?” tanya dokter saat keluar dari ruangan hana,
Jisung langsung menanyakan keadaanya.
“ahh untunglah luka yang dialami nona Hana tak terlalu dalam, bahkan
bisa disebut goresan kecil. Dia mungkin pingsan karna terkejut” jelas
sang dokter yang membuat Jisung tenang.
Setelah itu Jisung dan yang lainnya masuk kedalam ruangan Hana, baru
saja beberapa langkah ponsel Jisung berdering ia melihat nama Jaemin di
ponselnya. Namun ia tak mengangkat telpon dari Jaemin dan memilih untuk
menghampiri Hana terlebih dahulu.
“Han, kau tak apa? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Jisung
penasaran.
“aku tidak tau apa kak yera sengaja atau tidak melayangkan pisau
kearahku dan seingatku aku menghindar mundur lalu sebelum terjatuh
kepalaku terbentur meja dapur yang mungkin membuatku pingsan” jelasnya.
“Jen kau pasti berfikiran sama denganku juga?” Haechan melihat kearah
Jeno dengan tatapan berharap “ mungkin, tapi disini kita juga tak tau
apa yang benar-benar terjadi. Jadi-“
“jadi kau ingin bilang bahwa kak Yera benar-benar melakukan semua
ini ?” omongan Jeno dipotong oleh Haechan yang sudah mulai emosi.
“Haechan kau tenang dulu, ada apa denganmu? Nanti-nanti kita juga
dengrkan penjelasan dari kak Yera” balas Renjun. Tiba-tiba ponsel
Renjun berdering dan menampakkan nama Jaemin.
45
“kak Yera dirawat dia-“ omongannya terhenti lalu melihat ke arah Hana.
“apa?!” tanya Haechan.
8. PERJUANGAN
Tanpa berfikir panjang kembali Haechan dan renjun keluar dari kamar
Hana dan berlali ke arah ruangan Yera yang berada di bawah. Dari awal
Haechan memang sudah merasa aneh dengan kejadian ini, karna pada saat
kejadian ia melihat tangan Hana yang juga ikut bersimbah darah padahal
lukanya dileher dan jika omongan Hana benar ia terbentur dimeja ia
takkan ounya waktu untuk memegang lehernya yang berdarah.
Mereka melihat Jaemin yang berada di luar ruangan Yera dan langsung
menghampirinya.
"yaa kau pikir saja setelah kalian keluar apartemen kak Yera baru
bilang padaku bahwa perut milik nya di tusuk dan setelah itu ia
pingsan tak sadarkan diri" jelas jaemin.
Mereka tak menyangka jika Yera harus di operasi, yang artinya Yera
terluka secara serius.
Yera masih tak sadarkan diri beberapa jam setelah operasi dan Jaemin
masih setia berada di samping Yera menemaninya bahkan sampai malam ia
masih berada di ruangan Yera.
46
Jisung berbalik dan menatap kedua orang tuanya yang baru masuk.
"papah?"
"ngapain kamu disini? Kamungak liat nak Yera yang berjuang sedang
operasi?" tanya nya pada Jisung.
"operasi? Operasi apa?" tanya Jisung keheranan karna tak tau apa-apa.
"Jisung seharusnya kamu berada di ruangan Yera saat ini, bukan dengan
perempuan lain" ucap ibu jisung.
" perempuan lain? Apa maksud mama? Dia Hana pacar Jisung" jelasnya
yang langsung dapat tamparan keras dari ayahnya.
"kau sedang bercanda? Kau sudah memiliki istri. Apa yang kau maksud
dengan perempuan ini adalah pacarmu?" herannya pada anak tunggalnya.
"aku menikahi Yera bukan keinginanku sama sekali, bahkan kak Yera pun
sama dia tak mencintaiku. Hana adalah pacarku bahkan sebelum papa dan
mama menjodohkanku dengan Yera dia sama sekali bukan selingkuhanku
ataupun yang merusak rumah tangga ku dengan kak Yera" Jisung terlihat
emosional dengan perkataan nya.
"kau tau papah malu dengan kelakuanmu, papa rasa papa gak berhasil
didik kamu dengan baik sepenuhnya. Sekarang terserah padamu mau
datanglah ke ruangan yera jika kau ingin mempertahankan pernikahanmu"
jelas papa nya lalu pergi keluar dari ruangan Hana yang diikuti ibu
Jisung tanpa melihat ke arah Jisung terlebih dahulu.
"baiklah, selama kita saling percaya dan gak adakebohongan aku bakalan
terus perjuangin hubungan kita" ucap Jisung bersungguh-sungguh.
Jisung keluar dari ruangan Hana ia menitipkan hana pada chenle dan Jeno
yang saat itu ada di ruangan Hana. Ia sekarang akan pergi ke ruagan
Yera.
47
Setelah menuju ruangan Yera, Jisung melihat Jaemin, Haechan, dan Renjun
berada di luar ruangan Yera tanpa menyapa temannya itu Jisung langsung
masuk kedlam ruangan Yera yang dilihatnya orang tuanya dan orang tua
Jisng berada disana.
Semua orang yang ada diruangan Yera melihat tak percaya dengan apa yang
baru saja di omongkan Jisung. "Jisung!" teriak ayahnya namun Jisung
hanya menunduk.
"apa yang sebenarnya kau pikirkan? Sudah kubilang jika kau datang ke
ruangan ini itu berarti kau ingin mempertahankan hubunganmu dengan
Yera. Tapi kau malah mencetuskan kalimat yang bahkan kau tidak berfikir
terlebih dahulu" ayahnya sangat marah dengan Jisung saat ini dan juga
ibu Jisung yang kecewa.
"Jisung itu terjadi karna kau belum menyesuaikan dirimu! Kau masih
berhubungan dengan pacar mu itu yang membuat kau tak bisa memahami
Yera!" jelas ibunya.
"karna itulah aku ingin pisah dengan Yera. Karna aku lebih memahami
Hana dari pada Yera!"
"tidak, bukan kau yang tidak memahamiku tapi aku yang tak memahami mu"
ucap Yera yang akhirnya membuka suara.
"dari awal sudah jelas-jelas Jisung tak ingin menikah denganku namun
aku malah ingin menjalani pernihakan ini walau kami tak memiliki rasa
apapun satu sama lain" ucap nya.
"tapi jika aku dan Jisung berpisah gara-gara masalah ini aku tak mau"
tambahnya yang langsung dilihat oleh Jisung.
"kau bilang kau tidak mencintaiku, jadi pisah saja. Pernikahan ini tak
berguna sama sekali, kau menikahiku hanya karna harta" jawab Jisung.
48
Yera tersenyum simpul "apa kau tak sadar? Aku bekerja untukmu dari pagi
sampai malam, aku lembur kau tau itu! Apa aku pernah meminta uang
darimu selama kita menikah?" Yera yang sudah muak dengan segalanya
akhirnya menjelaskan semuanya.
"dan juga kau sudah berusaha melukai Hana." Alasannya yang mengganti
topik.
"kau gila berfikir seperti itu? Menyalahkanku yang bahkan tak membuat
Hana bersimbah darah? Fikir saja jika aku cemburu pada Hana untuk apa?
Aku bahkan menyuruh Hana agar menggantikanku pergi ke australia dan
membiarkan kalian berdua disana?"
"aku ingin pisah, ini demi kebaikan kita berdua" ucapnya lalu beranjak
dari kursi dan pergi keluar ruangan.
"Jisung kau-" Renjun yang ingin bertanya sama sekali tak di dengar oleh
Jisung, ia memilih pergi.
"sudahlah, mungkin dia butuh waktu untuk sendiri" cekal Jaemin yang
melihat renjun ingin menghampiri Jisung.
"Yera jujur pada mama sayang, kau mencintai Jisung bukan?" tanya ibunya
sambil memegang kedua bahu Yera.
Jisung bejalan dengan cepat keluar rumah sakit tepatnya ia menuju taman
yang berada di rumah sakit tersebut. Ia menahan tangisnya kuat-kuat.
Air mata yang ia coba bendung dari tadi akhirnya menetes juga, ia
menagis sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. Tak lama
setelah itu ia menghapus air matanya dan mencoba untuk kuat kembali.
Oke ini keputusannya entah itu baik atau buruk kedepannya, Jisung harus
menerima setiap konsekuensi yang terjadi, menanggung semua resiko atas
keputusannya.
49
Di sisi lain Hana merasa sangat bersalah pada Yera ia bukan hanya
mengembali Jisung kembali, tapi ia juga melukai Yera karna emosinya
yang tak terkendali. Bahkan ia memutar balikan fakta kepada teman-
temannya agar percaya pada dirirnya. Ia melakukan semua ini hanya untuk
memiliki Jisung kembali, mengambil hak nya kembali! Dan akhirnya
sekarang Jisung berada di pihaknya, dan juga Hana pikir Yra tak
mencintai Jisung jadi ia tak terlalu melukai hati Yera.
Dua hari setelah itu kedua orang tua Jisung dan yera pergi ke
pengandilan untuk mengurus perceraian anak-anak mereka, Jisung sempat
datang ke pengadilan namun tak samapai acara selesai ia memilih pulang
terlebih dahulu. Mungkin Jisung tak kuat untuk mendengar apa yang akan
dikatakan pengadilan, begitupun Yera bukan hanya karna masih terbaring
lemas di ranjang rumah sakit ia juga tak ingin datang ke pengadilannya.
Ia takkan kuat sepertinya.
"Jisung sudah kau pikirikan dengan baik?" tanya Jeno yang di balas
anggukan Jisung " iaya sudah ku pikirkan" jawabnya.
"aku ikut bagaimana dengan keputusan yang kau ambil tapi setidaknya kau
sudah memikirkan hal ini untuk kedepannya matang-matang agar tak kecewa
di kemudian hari" tambahnya yang hanya di dengarkan Jisung.
Flashback
Yera tersenyum simpil dengan pernyataan Han "hal tal terduga apa
maksudmu?"
"aku juga tak tau" jawab Yera yang membuat Hana penasaran.
50
"ahhh aku tau, kau menyuruhku pergi dengan Jisung agar kau bisa
berduaan dengan Jinhyuk bukan?" ucapnya.
"aku dan Jinhyuk tak memiliki hubungan spesial sama sekali" jawabnya
enteng.
"jika kau tau itu kenapa Jisung tak kau lepaskan? Kenapa kau seolah-
olah ingin membuatku menjadi perusak hubungan kalian? Padahal dari awal
kaulah yang merusak hubungan kami!" jelas Hana dengan nada yang mulai
ia tinggikan.
"Aku tak merusak hubungan kalian, toh sampai saat ini kau dan Jisung
belum putus hubungan"
"apa kalian sudah melakukannya? Apa kau menggoda Jisung sehingga Jisung
tak bisa melepasmu karna terikat tanggung jawab?"
"Hmm.... apa saja yah yang sudah kulakukan dengan Jisung belakangan
ini?" Yera mencoba menggoda Hana yang terlihat emosi padanya.
"kau tak percaya? Ingin kuceritakan? Emmm aku ceritakan dari mana yah
apa mulai dari Jisung menciumku?" godanya sekali lagi.
Yera lalu berniat untuk keluar dari dapur, namun tangannya di cekal
Hana. Hana mencengkram kuat tanga Yera yang langsung yera tangkis ke
arah lehernya yang ternyata leher Hana mendapat goresan dari tangan dan
kuku Yera yang membuatnya sedikit berdarah.
Yera yang melihat itu langsung mendekat ke arah Han "asataga! Maaf aku
tak sengaja melakukan itu" jelasnya.
"aku ingin kau dan Jisung bercerai!" tegasnya sambil menancapkan pisau
pada Yera. Pisau itu tertancab sempuran di perut Yera yang menembus
baju hitamnya.
51
Dan saat itu orang-orang baru datang.
Yera yang panik takut disalahkan karna Hana pingsan ia menaahan sakit
di perutnya dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi tanpa
mengkhiraukan lukanya.
Flashbanck end
Selesai menonton habis video itu Jaemin tak menyangka dengan apa yang
sebenarnya terjadi, dengan cepat ia memindahkannya kedalam flashdisk.
9. PISAH?
Saat ini Jisung tengah mengendarai mobil menuju rumah Hana, hari ini
karna kondisi Hana sudah membaik dokter mengizinkannya pulang. Mereka
tertawa ria di dalam mobil saling melontarkan candaaan dan juga
mengobrol ringan. Ahhh Hana ingin seperti ini dengan Jisung sampai
nanti-nanti.
Yahhh entah mengapa Jaemin selalu berada di samping Yera setiap saat,
ia bahkan mengunjungi Yera di rumah sakit setiap hari karna Yera tak
mengizinkannya untuk menginap menemaninya. Seperti sekarang Jaemin
dengan telaten menyuapi Yera yang sedang makan.
“hmmm... Ka yer seharusnya kau banyak makan agar kembali pulih” Jaemin
sedikit bertingkah imut yang membuat Yera gemas.
Jaemin menyimpan wadah yang masih berisi sedikit lagi makanan, “yaudah,
sekarang tidur dan istirahatlah jika butuh sesuatu panggil aku” Yera
mengangguk-ngangguk setuju dengan apa yang diucapkan Jaemin.
Setelah Jaemin pergi keluar Yera berniat untuk pergi kekamar mandi
namun saat kembali ia tak sengja menginjak sesuatu yang cukup keras
“aww...” peliknya.
52
Ia mengambil ya yang ternyata itu adalah sebuah flashdisk dan
dilihatnya nama Na Jaemin yang di tempel di flashdisk tersebut.
15-07-2021
Yera hanya terdiam dang mengambil amplop itu, ia membaca kertas yang
berada dalam amplop itu yang ternyata surat cerai nya dengan Jisung. Ia
mencoba menahan air matanya dan mencari-cari bolpen di nakas miliknya.
Ia ingat melihat bolpen yang tergeletak diatas nakasnya.
Jisung yang melihat Yera kesusahan langsung memberikan bolpen yang Yera
maksud padanya.
“ini tolong berikan itu pada Jaemin, itu miliknya” ucap yera memberikan
flashdisk yang ia temukan tadi. Tanpa bicara sedikit pun Jisung
langsung mengambil flashdisk itu dari tangan Yera.
“Jisung kumohon dengarkan penjelasanku! Kau tak bisa hanya percaya pada
penjelasan sato orang saja” jelasnya.
“apa lagi yang perlu dijelaskan? Tanda tangani saja. kepurusanku sudah
bulat” jelas Jisung yang membuat hati Yera sakit dengan perkatanaanya.
“aku gak nyelakain Hana seperti yang kau pikir! Hana yang berusaha
menyelakai ku aku jujur!” jelasnya sekali lagi.
53
Air mata Yera sekarang mengalir dengan deras setelah Jisung pergi, ia
kembali menangis dan berfikir ia adalah istri yang sangat buruk. Ia
gagal hanya untuk menjadi seorang istri.
Jisung keluar dari rumah sakit dan menaiki mobilnya, ia terdiam sejenak
berfikir dengan apa yang baru saja Yera katakan padanya. Jujur saja ia
belum menandatangani surat tersebut dan dengan gampangnya Yera
menandatanganinya. Jisung hanya menatap surat yang kini ada di
tangannya sampai ponselnya berbunya mengeluarkan notif.
Hana
“ahhh ini aku ingin mencuci semua foto yang ada di dalam laptop ini
tapi aku lupa membawa flashdisk” jelasnya.
“punya siapa?”
“Jaemin”
“bagaimana dengan video nya?” tanya Jisung yang dibalas gelengan Hana.
“aku cukup takut untuk membukanya, takut jika vdeo tersebut berisi hal
aneh-aneh” jawab Hana.
“tak apa biar aku saja” Jisung mengambil laptop Hana dan dihadapkan
layar laptop tersebut padanya. Ia melihat video itu secara seksama.
54
“jadi apa isi video itu?” tanya Hana yang tak dijawab oleh Jisung karna
terlalu serius menonton.
“Jisung, video apa itu?” hana mulai penasaran yang akhirnya Jisung
menghadapkan layarnya pada Hana.
10. FLASHDISK
Basecamp Dream’s
Jeno, Haechan, dan renjun tengah sibuk dengan laptop dan sytlus pen
masing-masing, mereka membuat design sambil menunggu Chenle yang sampai
sekarang belum datang juga. Setelah kejadian Hana dan Yera kemarin-
kemarin dream’s menjadi jarnag kumpul seperti biasa atau kalau tidak
pasti saja ada member yang tak hadir tak seperti dulu yang selalu hadir
dengan apartemen Yera dan Jisung yang menjadi baecamp mereka.
“astaga Chenle, pergi kemana dia sampai saat ini tak datang juga” ucap
Renjun yang terlihat kesal.
“entah mengapa aku merasa aneh dengan kejadian mereka, serasa ada yang
janggal. Bagaimana menurutmu?” tanya nya pada Renjun.
“aku tak tau karna tak mendengar dari kak Yera soal kejadiannya, namun
aku tak bisa mempercayai Hana begitu saja” jelasnya “why?” tanya
Haechan sekali lagi.
“kalian pasti sudah tau soal Hana yang membayar dokternya untuk
memalsukan keadaan nya, pdaha ia tak benar-benar sakit” perkataan
Renjun membuat Haechan dan Jeno beradu tatap.
Renjun terdiam dengan menatap Jeno dan Haechan yang melihat kearahnya
“kalian tidak tau?” tanya Renjun.
“aku memberitahu Jaemin tentang ini dan aku pikir Jaemin akan
menceritakannya pada kalian” ungkap Renjun.
Flashback
55
Renjun melangkah untuk masuk ke ruangan Hana namun saat itu juga Jeno
dan Chenle keluar dari ruangan Hana yang membuat Renjun kembali
bingung, kenapa semua orang keluar dari ruangan Hana?.
“Renjun tolong jaga Hana sebentar aku dan Chenle akan membeli sesuatu
utnuk dimakan” jelasnya yang di balas anggukan Renjun sambil
mengacungkan jempolnya.
“nona Hana karna anada baik-baik saja anda sudah diixinkan pulang saat
ini juga” jelas sang dokter.
“dokter aku ingin meminta sesuatu, tolong keterangan luka yang saya
alami tolong lebih-lebihkan” pintanya namun sang dokter tersenyum.
“ckk.. aku mohon untuk kali ini saja” Hana menyelipkan beberapa lembar
uang di tangan sang dokter.
Sang dokter hanya tersenyum dan pergi kekuar ruangan, sebelum itu
Renjun berpuara-pura seolah ia baru saja datang. Ia masuk ke dalam
ruangan Hana setelah dokter itu keluar bisa ia lihat Hana menatap nya
dengan sedikit rasa gugup dan seoerti ketakutan.
“ada apa” tanya Renjun yang lansgung diberi gelengan dari Hana.
“baru aja aku juga liat dokter keluar dari ruanganmu. bagaimana
katanya?“ tanya Renjun agar tak terlihat mencurigakan.
“ahhh... itu aku masih harus di rawat untu beberapa hari lagi”
jelasnya.
Renjun langsung duduk di sofa dan memainkan ponselnya.
Ia rasa Hana takut jika ia mendengar obrolannya dengan dokter tadi dan
memberitahukannya pada semua orang.
Flashback end
Haechan dan Jeno mendengarkan verita Renjun dengan serius “setelah itu
Jeno dan Chenle datang lalu aku kembali pergi keluar kan?” tanya nya
memastikan yang di jawab anggukan Jeno.
“aku pergi dan berniat untuk pergi keruangan kak Yera karna Jisung ada
disana, dan saat sampai di ruangan Kak Yera Jisung malah keluar dengan
mood yang tak baik dan seperti akan menangis” jelas Renjun.
56
“tanganku di cekal Jaemin saat akan memberitahu Jisung soal itu namun
Jaemin memang benar jika Jisung perlu waktu untuk sendiri saat itu,
jadi aku bercerita pada Jaemin” tambahnya.
“iya, dan kukira Jaemin sudah memberitahu kalian tentang ini jadi aku
diam saja”
“tapi Jaemin sama sekali gaada info itu ke kita” timpal Haechan.
“aku kira Jaemin benar-benar serius dengan Kak Yera, dan bukan hanya
sekedar suka sebagai candaan. Ia mencintai Kak Yera sepertinya” jelas
Jeno yang di beri anggukan keduanya.
“halo?”
Di cafe
Hana melihat dengan seksama video yang sedang diputar oleh laptop di
depannya. Ia melihat video itu lalau melihat ke arah Jisung di depannya
“apa ini, ini kau saaat duduk di kursi sekolah menengah pertama?” tanya
Hana.
Jisung mengangguk.
“nanti jika sudah selesai langsung berikan pada Jaemin, dia akan
mencarinya jika sadar flashdisk miliknya hilang.” jelas Jisung yang
dibalas anggukan Hana.
“terimakasih untuk hari ini” ucap Hana saaat turun dari mobil yang di
balas anggukan dan senyuman Jisung.
Setelah melihat Jisung benar-benar sudah pergi Hana baru masuk kedalam
rumahnya.
“Hana, rencanamu untuk menikah dengan Jisung dalam waktu singkat kau
benar-benar akan melakukannya?” tanya ibu Hana saat melihat Hana masuk
kedalam rumah.
“mereka sudah bercerai” jelas Hana sambil menyicikan air kedalam gelas
kosong untuk minum.
“bukankah kau keterlaluan? Kau merebut suami orang Hana!” Hana yang
sedang minum langsung meletakkan gelasnya dengan keras lalu menatap
ibunya yang berbicara.
“bisakah kau mengikuti kemauanku saja? bisakah kau diam!” tegasnya pada
sang ibu.
“tapi Hana kau sudah keterlaluan untuk ini. Ibu tidak bisa diam saja
ini akan merusak nama baikmu. Kau akan di cap sebagai wanita yang
merebut suami orang lain”
“hah? Asal ibu tau yang merebut Jisung bukanlah aku tapi Yera istrinya
itu! Dan juga Jisung mencintaiku ia tidak mencintai istrinya sama
sekali” jelas Hanalalu pergi masuk kedalam kamarnya.
Ibu Hana sudah lelah dengan sikap Hana yang kelewatan seperti ini. Ia
malu jika Hana benar-benar menikah dengan Jisung, bagaimana jika nanti
dia di ejek dan di cemoohkan orang lain karna merebut suami orang lain?
Ia cemas.
Entah kenapa dengan sikap Hana baru-baru ini padahal ia biasanya hanya
manja namun sekarang ia seperti akan menjadi wanita jahat.
Ibu Hana juga lelah dengan Hana yang selalu mengadu yang tidak-tidak
pada ayahnya yang merupakan suaminya, dengan akhir suaminya itu akan
memarahinya habis-habisan dan terkadang ia dipukul oleh suaminya hanya
karna kesalahan kecil yang dilebih-lebihkan oleh Hana.
58
Hana melihat satu poto Jisung dan diambil olehnya “kau adalah milikku.
Tak ada yang bisa merebutmu dariku!” jelasnya.