Anda di halaman 1dari 7

Mendekati tahun ajaran baru bukan hal mudah bagi orang tua dan si anak sendiri dalam menentukan

tempat tinggal khususnya bagi para pelajar atau mahasiswa yang harus melanjutkan pendidikannya ke luar daerah atau keluar kota tempat tinggalnya.Pertanyaan yang pertama muncul adalah,apakah harus mengontrak rumah?,kos? Atau...menumpang pada keluarga yang kebetulan ada di kota yang dituju itu ?kalau mengontrak tahunan atau bulanan? Apakah anakku atau aku bisa masak sendiri ,mencuci sendiri dan mengurus segala keperluan sendiri ,amankah,siapa yang akan menolong bila segala keperluan sedang habis jika harus menyewa rumah? Berapa biaya yang harus keluar? Dan berbagai pertanyaan lain yang memenuhi pikiran si orang tua dan anak .Mengapa demikian ? Jelas saja masalah ini menjadi beban yang tak bisa dianggap remeh !Memang menyewa atau kos-kosan jauh lebih efesien ketimbang ikut menumpang di rumah seseorang,tetapi bila keadaan mengharuskan kita menumpang itu artinya kita memang sudah harus siap mental !!!

Menumpang merupakan kata yang seolah- olah penuh dengan perasaan serba salah bagi orang yang menjalaninya,karena hidup menumpang baik di rumah saudara sendiri,nenek,kerabat orang tua kita atau kenalan atau orang lain yang sama sekali baru kita kenal, memanng bukan perkara mudah,kita harus punya cukup mental .Selain itu kita juga dituntut untuk selalu jeli membaca kebiasaan tuan rumah yang kita tumpangi.Hal ini penting supaya kita dengan tuan rumah sama-sama nyaman dalam arti si Tuan rumah tidak merasa terganggu dengan kehadiran kita,dan kita si Penumpang tidak merasa tertekan. Kok,kamu nggak pulang,Rin,padahal jam sekolah sudah bubar ,Agum keheranan melihat sahabatnya itu masih duduk-duduk di bangku taman sekolah.Karin diam saja sambil mencoret-coret buku notes berwarna ungu muda milliknya.Rin,pulang,yuk,nanti kuantar sampai ke rumahmu.What ...???,teriak Ririn melotot kaget.Iya.memangnya kenapa? Tidak boleh?,tanya Agum heran.Nggak anehkan kalau kita pulang bareng,lagian rumah kita satu arah,Agum menrgaskan. Kamu tuh nggak tau,aku tuh serba salah di rumah tanteku,pulang cepat digerutuki,pulang lambat diomeli,ya mending nanti aja pulangnya,sebeeel,ah !. Ririn adalah salah satu pelajar SMA yang menumpang tinggal di rumah adik ayahnya,Oomnya sibuk kerja hampir tidak pernah bertemu muka,pulang sudah malam dan saat Ririn berangkat sekolah Oomnya belum bangun sementara Tantenya,istri si Oom memang kurang ramah tetapi rajin mengurus rumah tangga serta mengurus tiga anaknya yang masih kecil-kecil.Ririn sudah sering menangis diam-diam di kamarnya atau sedang mandi.ia kesal mengapa orang tuanya tega menitipkannya kepada Oomnya ini.ia merasa sangat tidak dihargai,tidak dperdulikan oleh tuan rumah,semua yang ia lakukan sElalu salahi.Sedih hatinya. Pagi itu Naya cemberut saja,sudah lebih dari lima orang temannya yang menyapanya Cuma ia toleh sekilas,ada apa dengan dara manis ini? Nay,sudah selesai semuakan tugas kelompok kita ?Naya menggeleng sambil menunduk,wajahnya ditekuk,nyaris dilipat-lipat.Tiga diantara teman

kelompoknya mendekat,setengah kecewa dan kesal Feza menarik tali tas Naya pelanNay,serius dong,tugas kelompok kita sudah bereskan ?, Naya kembali menggeleng kali ini disertai tumpahnya air bening dari kelopak matanya.Naya nangis ?! Ada apa? Apa yang terjadi? Tiba-tiba Naya berdiri dan,Saya mau cari kos-kosan,katanya sedih sambil menyerahkan setumpuk kertas tugas yang belum diapa-apakan alias masih utuh seperti saat diberikan padanya.Nanti kalau aku sudah punya kosan sendiri aku baru bebas ngerjakan tugas,biar nggak ribut terus soal listrik dan air,nggak diomeli kalau kalian nginapumpatnya sambil berlalu.Kawan-kawannya terdiam,mereka memang sering mendengar keluhan seperti ini dari banyak teman.Beberapa teman perempuan Naya memang sering numpang nginap untuk mengerjakan tugas. Dor,dodor.dodooor ...!suara ketukkan pintu terdengar berulang-ulang,tetapi tidak ada tandatanda akan dibuka oleh penghuni rumah,dengan marah dan kecewa akhirnya Gama terbang bersama motor setianya ditengah malam sepi itu.Raungan motornya makin mengecil dan tuan rumah bernapas lega.Malam itu Gama terpaksa menumpang tidur di kos-kosan temannya,yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.semalaman ia tak dapat tidur enak, ia pusing bagaimana ia bisa mengejar waktu agar tidak terlambat masuk kerja besoknya,sementara pakaian kerja ada di rumah Neneknya yang lumayan jauh untuk ditempuh,bagaimana pula ia harus menyembunyikan wajah marahnya kepada orang tua yang semalam tidak membukakan pintu untuknya. Setelah bedug subuh matanya mulai ngantuk berat,tapi ia sadar pagi-pagi ia harus segera pulang untuk persiapan kerja maklum hari ini ia dikukuhkan sebagai wakil manager diperusahaan tempatnya bekerja,belum lagi ia harus menyiapkan bahan untuk persentasi dengan dosen dan teman-teman mahasiswanya.Dalam perjalanan pulang ia memikirkan untuk secepatnya mencari rumah sewaan! Wah, enak,ya,nyantai kali,kau, dirumah,nggak tegang-tegang kayak saya dan Danu, protes Jodi Siregar dengan logat Bataknya yang khas.Arif ketawa ngakak sambil dengan sengaja mengangkat kakinya ke atas meja untuk membuat temannya tambah sirik.Makanya,hari gini lho masih pade numpang,mending sewa, kek, bedeng atau istana sekalian,kalo lhu pade numpang,kejepit ni !,kata Arif sambil menunjuk dadanya. Benaaar,benar nian,serba salah aku di rumah Bapak angkatku itu,lama salah,sebentar salah, jauh salah dekat juga salah! Apa maunya dia,dak ngerti aku!,tegas Danu dengan logat Palembang. Feby nampak sibuk pagi Minggu itu,dengan masih mengenakan baju tidurnya,ia menyiram tanaman yang ada di pekarangan rumah kakaknya.Jam sepuluh ia terlihat naik beca dengan keranjang belanjaan berwarna merah muda,di sebelah duduk kak Sita,mereka berdua asyik ngobrol.Sorenya Feby terlihat rapi,dengan manisnya ia berlenggok pergi bersama teman prianya,tentu saja sang kakak mengantarkan sampai ke depan pagar. Sebelum pukul delapan Feby sudah kembali ke rumah,nampak ia senang membantu sang kakak menyiapkan makan malam,setelah makan kembali ia membantu kakaknya membereskan meja untuk kemudian ia masuk kamar dan belajar.Jam sembilan lewat ia menggati lampunya dengan lampu tidur kemudian tidur.Bedug subuh Feby bangun,sholat dan memasak air ,menyapu,menghidupkan kran air,mengisi bak atau apa saja yang dapat ia kerjakan tanpa harus diperintah,ia menganggap rumah kakaknya adalah rumahnya sendiri,anak-anak kakaknyapun ia sayangi dengan tulus sehingga kakak ipar itu tidak canggung. Bila kita dapat menempatkan diri di rumah orang yang kita tumpangi,maka kejadian Ririn,Naya,Gama,Jodi dan Danu atau siapapun dia,Insya Allah,tak akan kita temui,kuncinya kita harus

jeli membaca kebiasaan tuan rumah.Ririn,misalnya,wajar sang tante menggerutuk,bila pulang sekolah cepat jangan dijaadikan kesempatan untuk pergi lagi,kecuali ada urusaan dengan pelajaran misalnya,tohk,jadwal les kan biasanya setelah jam sekolah.Kalau Ririn dapat mengambil hati,sebetulnya sebuah kesempatan untuk lebih dekat dengan sang tante,bila pihak sekolah memulangkan siswa lebih cepat,Ririn sebenarnya bisa saja mem bantu tantenya b eres-beres rumah,atau main bersama anak-anak atau apa saja yang dapat dilakukan sesuai kemmpuan.Di sini sikap sosial sangat perlu ditanamkan pada kita yang terpaksa harus jauh dari orang tua. Naya,memang selalu diomeli sipemilik rumah yang kebetulan masih kerabat orang tuanya itu lantaran katanya Naya boros air,listrik dan suka mengajak teman nginap.Situasi seperti yang dialami Naya memang rumit,tuntutan tugas sebagai mahasiswa cukup banyak yang harus dikerjakan hampir semua menggunakan komputer lap tip yang tentu saja menggunakan energi listrik.Air sudah pasti bicarakan masalah listrik,mengingat baik pelajar apalagi mahasiswa tak terlepas dari media canggih sejens komputer yang otomatis menggunakan listrik.Hal ini penting diketahui pemilik rumah agar dia dapat mengontrol pembayaran,paling tidak kita sebagai penumpang mengetahui berapa sih bayaran rekening sebelum dan setelah aku masuk ke rumah ini,juga air.Jadi hati si tuan rumah nyaman kita juga nyaman.Satu lagi masalah Naya mengajak teman menginap,situasi kita menumpang,maka kita harus tegas pada diri kita dulu,kemudian pada teman kita, jelaskan apa adanya,Jujur zaman sekarang nilai sosial remaja dalam menghargai seseorang agak berkurang,Mungkin teman Naya saat menginap suka bersenda gurau,tidurnya sudah malam,atau ngobrol ngelantur sehingga mengganggu tuan rumah atau seenaknya,sudah makan piring dibiarkan begitu saja.Misal kita menumpang,kemudian ada teman numpang nginap,sekali dua ,okelah,tapi kita paling tidak punya inisiatf,sebisa mungkinmengerjakan pekerjaan pemilik rumah,sehingga teman yang menumpang nginap tadi,ikut-ikutan pula misal menyapu atau memotong sayur bila sedang masak,perlakukan diri kita sebagai bagian dari tuan rumah dan bila posisi kita ikut numpang nginap kita juga membaca situasi,teman kita mencuci piring msalnya, ya,kita turun tangan.Pasti Si Tuan rumah senang. Kasus Gama,disinyalir pemuda ini sering pulang kelewat malam,beda apabila pulang malam,kita maklum dia kuliah sambil bekerja,Cuma mengapa dia lupa apalagi tempat menumpangnya sudah lanjut usia,ataupun siapapun dia,wajar kan kalau Kakek atau Neneknya atau siapapun dia tak membukakan pintu.Tengah malam pula!Sebagai eksekutiv muda dia harusnya sadar,tak pantas memperlakukan orang tua seperti itu.Kita harus pandai-pandai membaca situasi,jam sembilan lewat paling tidak jam sepuluh dari jam bubar kampus ditambah perjalanan pulang kita sudah sampai di rumah.atau ada perjanjian sebelumnya dengan pemilik rumah, kita diberi kunci jadi ke luar masuk rumah tidak mengganggu tuan rumah dan kitapun tidak merasa khawatir menyulitkan orang lain untuk membuka dan menutupkan pintu buat kita. Atau masalah Jodi atau Danu yang terus-terusan salah faham dengan Bapak angkat,atau ribuan masalah-masalah yang dialami teman-teman kita yang kebetulan harus menumpang,baik sebagai pelajar sekolah, mahasiswa,atau pekerja.Siapapun dan di manapun kita tinggal pasti akan muncul masalah,sekalipun di rumah orang tua kita sendiri.Kita memang ditutut untuk berbesar hati,jauhkan rasa iri dan dengki jangan sekali-sekali kita punya sifat perhitungan,atau berucapEmang gue babu lho apa?Masak gue disuruh bersih-bersih rumah? Atau,Ngapain aku mesti bilang bilang kalau mau pergi?Suka-suka aku dooooong...! Atau,Duit,duit Bokapku,kenapa situ ngaturngatur?Atau,Terserah gue dong,mau pacaran,kek ,mau jalan,mau apa,yang penting gue hepi !

Atau,atau... keluar kalimat-kalimat yang sama sekali nggak manis yang cuma enaknya di kita,nggak enak di orang. Apabila tempat kita menumpang punya anak sebaya dengan kita,sudah pasti adanya ketidak adilan,misalnya dari segi kasih sayang,cara perhatian,dalam hal membelikan sesuatu,dalam hal makanan, masalah yang satu ini emang luar biasa sensitifnya,maklum perut,memang halyang paling dominan menimbulkan masalah.Apalagi kalau tuan rumah tidak memahami masa pertumbuhan remaja,diusia seperti ini memang lagi gandrungnya makan.Nah, agar urusan bagian tengah ini tidak jadi masalah,kita yang menumpang pandai-pandai mengatur siasat,bila orang tua mengirimi uang untuk biaya sekolah dan keperluan lain,maka saat sarapan pagi manfaatkan sebaik mungkin,memang sulit melakukan sarapan,nggak moodlah,nggak nafsu,mules,pokoknya saat sarapan tersiksa banget,apalagi dikejar waktu,maklum takut telat,apa salahnya sarapan itu dijadikan bekal untuk sekolah,kuliah atau kerja,jad i uang jajan dapat disisikan,dengan demikian uang tersebut dapat dibelikan makanan untuk sorenya,atau untuk cemilan malam harinya,kan tuan rumah belum tentu setiap hari menyediakan makanan kecil,masih untung disiapkan makan tiga kali sehari ! Kita juga dapat berkreasi mungkin dengan cara memasak sesuatu makanan yang dapat dinikmati bersama tuan rumah,tuan ruah pasti senang-senang saja,tetapi kita tidak lupa meminta zizn untuk menggunakan peralatan dapurnya. Coba kita anggap rumah yang kita tumpangi itu adalah rumah kita sendiri,jadi kita akan enjoy melakukan pekerjaan mialnya,bersih-bersih,berkebun,atau bantu-bantu di dapur,dan ingat jangan sekal-sekali mengnggaap diri kita dikulikan,No! Semua itu justru mempersempit hati kita,yakinlah bila kita selalu ikhlas,insya Allah hati kita plong! Dan jangan lupa untuk selalu terbuka dengan tuan rumah.berterus terang lebih baik ketimbang ngumpet-ngumpet.Kalau mau ngajak teman main ke rumah,bilang,atau tidak ada salahnya mengenalkan siapa teman kita atau pacar kita. Usahakan bila tuan rumah mengadakan acara,sedapat mungkin jita bantu jangan kita malahan menginap ke tempat teman,itu sangat tidak sopan! Ingat orang yang berat tangan jauh dari rezeki,lho! Pokoknya kunci sukses menumpang,selalu terbuka dan ikhlas.semoga kita yang menumpang nyaman dan yang menumpangkan juga nyaman.

Kiriman : Tila.H.usman ( Kartila / SD Islam Az Zahra Jln.Raya Bukit Sejahtera Poligon Palembang 30139 )

Apa...? Syaratnya Harus Pandai Memasak ? Bukan hal aneh lagi untuk zaman sekarang mendengar kalimat yang terucap seperti judul di atas.Mengapa ? Karena untuk zaman sekarang sudah agak sulit mencari wanita yang rajin dan pandai memasak.Hal ini bukan karena kaum wanita enggan masuk ke dapur,atau karena takut dibilang kuno,tidak,tetapi karena tuntutan zaman sekarang kaum wanita harus sekolah atau harus bekerja. Orang tua sudah tak bisa mengeluh atau memprotes putrinya atau menuntut putrinya memasakkan makanan untuknya atauk untuk keluarga ataupun untuk dirinya sendiri.Mengapa begitu? Bagaimana mau memprotes? Dari pagi si anak harus sudah berangkat ke sekolah,pulang sekolah kadang tidak sempat pulang ke rumah lagi karena harus mengejar waktu untuk kursus atau les,pulang les mungkin sudah sore bahkan ada yang sampai malam,sampai d rumah si anak sudah kelelahan,terkadang orang tua mengundang guru privat untuk tambahan belajar,dan tak ketinggalan guru mengaji. Dari rangkaian kegiatan si anak kita dapat memaklumi,kapan lagi punya waktu turun ke dapur,pola seperti di atas sudah tertanam dari sejak si anak mulai mengenal bangku sekolah,seperti Taman Kanak-kanak,dan untuk sekarang anak usi a dini sudah mulai dimasukkan ke sekolah tau juga play group. Tuntutan semacam itu akan tambah meningkat setelah anak masuk ke SMP,SMA,mereka akan tambah banyak kegiatan,misalnya mereka diwjibkan mengikuti ekstrkurikuler yang diadakan pihak sekolah,atau mungkin mereka terpilih sebagai pengurus OSIS yang tentuny sudah dipastikan menyita waktu mereka untuk pulang ke rumah. Meningkat lagi si anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,mungkin kuliah atau bekerja,otomatis waktu yang digunakan tambah banyak dan aktifitaspun makin meningkat.Kapan lagi orang tua dapat menikmat masakkan si dara jelitanya? Mau bilang apa orang tua? Saya jadi teringat dengan salah seorang ibu setengah baya,ia menyela ibu-ibu arisa,waktu itu kami lagi ada arisan,nampaknya topik hari itu membahas masalah anak perempuan,menantu perempuan,adik perempuan,kakak perempuan yang tak pandai memasak,Berbeda sekali dengan saya dulu,kelas dua SD saya sudah bisa menanak nasi,kata salah satu ibu.Wah,saya kelas Satu Sd sudah bisa menjaga adk,menyapu dn membuatkan ayah kopi, timpal seorang ibu.Betul,saya juga ,waktu kelas empat SD,Bapak dan Ibu saya kalau pulang tinggal makan<semua sudah siap Kata salah seorang ibu tak kalah kencngnya. Makanya saya kesal sekali dengan mantu saya,masak air saja susahnya minta ampun,sekarangkan sudah enak,ibu zaman dulu masig pakai kayu bakar ! ,kata seorang ibu geram. Dengan tenang dan diplomatis si ibu setengah baya ini berkata ,Bukankah kita orang tua menyuruh anak itu untuk sekolah dan mencetaknya menjadi orang pintar?.Sebagian ibuibu mengangguk tanda memahami,sebagian nampaknya tidak memahami sindiran halus si ibu tadi.Salah satunya bertanya,Maksud ibu?Dengan senyum lembutnya si ibu ini mengulangi perkataannya tadi seolah menegaskan ,Bukah kita menyuruk anak itu untuk sekolah dan mencetaknya supaya menjadi orang pintar??? .Masih dengan senyumannya si ibu itu

berkata,Wajarkan kalau anak-anak kita khususnya yang putri sekarang ini jarang sekali mereka masuk dapur,soalnya waktu mereka habis di luar rumah,ya,sekolah,kursus ini,kursus itu,habis kalau tidak diikutkan kursus, ilmunya kurang,kalau keterampilnnya tidak cukup,kita orang tua juga yang bingung saat anak melanjutkan ke sekolah yaang lebih tinggi atau maqu bekerja nantinya.tega ibu itu bijaksana Masalah di atas memang bukan hal baru dan bukan rahasia lagi,diantara sepuluh kaum perempuan mungkin sebagiannya saja yang pandai memasak,hal ini bukan karena anak-anak perempuan masa kini tidak mau masuk dapur atau enggan bu bawang,tapi memang kesibukan mereka di luar rumah cukup menyita waktu.Hal ini tidak dipungkiri juga oleh kaum ibu yang sudah berumahtangga yang bekerja di luar rumah,otomatis kesempatan untuk masuk dapur sangat terbatas.Kita bayangkan saja bila wanita yang bekerja di kantoran,perusahaan-perusahaan terkadang pulang sore,atau ada yang selepas magrib,ada yang t sudah malam.Belum lagi perjalanan pulang ke rumah sudah menyita waktu,lebih tragisnya lagi kalau lagi macet! Bayangkan bila kita ada di poposi itu,jujur saja,apalagi yang dapat dikerjakan di dapur,kecuali mandi air panas atau berendam dalam tub sejam ,dua jam untuk menghilangkan penat dan mengurangi stres.Dalam keadaan seperti itu,siapa yang bisa menuntut ? Orang tua ? Suami ? Pacar ? Atau calon suami ? Atau barangkali calon mertua ? Di zaman sekarang ternyata masih ada yang memberlakukan syarat ,Aku mencari pendamping yang pintar masak! , atau Carilah istri yang pandai memasak! ,kata seorang ibu kepada anak lakilakinya,atau masih terdengar keluhan seorang gadis yang curhat pada seorang ibunya atau temannya,Mungkin saya mundur dari dia,sebab belum apa-apa dia sudah mengetes saya untuk masak! atau Kita putus ! Aku butuh wanita yang pintar masak,karena wanita itu macam itu yang sempurna ,tegas seorang pria.Atau laporan si dara cantik pada sang Bunda, Gawat,Bun,si Mamas tadi belanja banyak sekali,dan aku harus memasak untuk persiapan makan malam menyambut orang tuanya dari kampung !.Atau pengaduan seorang gadis manis pada Tantenya,Abang itu anak sulung,kata ibunya dia wajib cari istri yang pintar masak dan mengurus rumahtangga! Aku bisa gila,Tante.Mati aku kalau begini.Apa yang harus kuperbuat ???. Pengalaman di atas hanya sebagian kecil saja yang mungkin pernah kita dengar.Begitu banyak remaja atau wanita yang stres kalau terus-terusan dituntut untuk pandai memasak.Terlebih bagi yang lajang,kalau sang calon mertua sudah mengatakan hal memasak seperti mendengar bom yang siap meledak dan meluluhlantakkan benteng cinta yang sudah dibangun sekian tahun !Tetapi kenapa kita harus stres menghadapi kenyataan masa kini yang nota benenya sudah jadi bagian yang memang muncul menuruti ritme kehidupan,kenapa kita harus menyerah pada kenyataan? Kenapa harus bingung ? Alhadulillah kita harusnya bersyukur,dengan adanya tantangan tersebut kita justru sebisa mungkin untuk belajar,minimal melihat orangtua kita yang sedang memasak,paling tidak mengenal bumbu dapur dulu misalnya,cara mengolah masakan.Rasanya belum terlambat untuk belajar.Manfaatkan hari libur sekolah,kuliah atau hari libur kerja bagi yang sudah bekerja.Jangan malu untuk bertanya dan jangan mudah putus asa bila belum berhasil mencoba.Memang nampaknya sepele urusan masak-memasak ini,bahkan ada saja gadis yang berkomentar,Rumah makan banyak,mengapa harus dibuat susah!? . Atau ada komentar,Kan tempat kursus masak banyak ! Jadi seberapa pentingnya kepandaian seorang wanita dalam hal memasak.Kalau boleh jujur,jawabannya sangat penting dan sangat perlu,sih.

Minimal untuk diri sendiri saja dulu,kalau perut terasa lapar tak ada makanan di meja makan dan tak ada yang memasakkan,tohk,kita dapat memasak,misalnya yang paling ringan,Nasi Goreng ,kita variasikan dengan tambahan bakso,kol atau teri dsbnya,dijamin,deh,enak,katakanlah enak dipandang saja dulu,soal rasa nanti,tapi syukur-syukur kalau langsung enak,ya tidak? Nah dari pengalaman ini yakinlah,besok-besoknya kita pengen mencoba dan mencoba lagi.Pokoknya buang rasa malasmu!Begitu juga kalau kita mencicipi sebuah makanan, enak betul,tapi sulit dicari jualannya,tapi kok,doyan sekali kita makannya.Bisanya kit pensran,dari penasaran inilah muncul rsa keingin tahuan kita untuk mencari tahu Resepnya. Mungkin kita cari di koran atau majalah,atau mungkin beli buku resep atau di zaman teknologi canggih sekarang ini kita bisa buka google di internet,wah,dijamin,kamu mula suka belajar memasak. .

Anda mungkin juga menyukai