Anda di halaman 1dari 2

Keluarga Harmonis

"Assalamu'alaikum... maa.... aku pulang," kata si gadis itu saat memasuki rumah.
"Wa'alaikumussalam," jawab Mama sembari si gadis memasuki kamar dan membersihkan
badan. Selesai membersihkan badan, si gadis merebahkan diri di ranjang dengan memainkan
ponselnya.
Seorang gadis yang hidup dengan keluarga yang utuh dengan keluarga yang bisa
dibilang harmonis dari luar, hahaha. Hidup sederhana dengan ekonomi yang sangat cukup
sangat cukup. Gadis yang masih menduduki bangku kelas 2 SMA. gadis yang sangat ramah
dan memiliki bakat yang sangat banyak. Anak kedua dari tiga bersaudara yang dapat dinilai
kurang akur dengan saudaranya. Keluarga gadis tersebut hidup dengan harmonis walaupun
sangat kurang komunikasi bersama dengan keluarga. Memang banyak yang mengira keluarga
tersebut sangat lucu, harmonis, dan keluarga idaman semua orang.
Sebenarnya keluarga si gadis sangat kurang komunikasi dan dapat dianggap oleh
keluarganya sendiri kurang harmonis. Dengan adanya masalah dari satu anggota keluarga
dengan anggota keluarga lain. Dan juga kesibukan-kesibukan anggota keluarga yang
menjadikan keharmonisan keluarga tersebut kurang.
Suatu hari disaat semua anggota keluarga tersebut sangat menginginkan istirahat,
dikarenakan mereka sangat lelah dengan bebannya masing-masing. Tentu setiap orang
memiliki beban serta urusan masing-masing yang juga kita anggap penting bagi setiap orang
tersebut. Manusia jika sudah lelah dengan hidupnya pasti akan mengeluh berusaha bangkit
tetapi hatinya ingin menyerah. Memang manusia lucu sekali, tidak akan bisa jauh dari yang
namanya mengeluh, tetapi hidupnya selalu dijalani dengan bahagia.
Keadaan si gadis yang sebenarnya memiliki sifat manja, kini memiliki hubungan yang
kurang baik dengan kakak perempuan satu-satunya. memang hubungan antara keduanya
kurang dekat, sangat kurang interaksi, apalagi komunikasi. Semenjak kakak si gadis memiliki
teman pendamping hidupnya, hubungannya dengan si gadis sangatlah tidak seperti kakak adik
sewajarnya. Si gadis dengan adiknya juga tidak terlalu dekat, karena si gadis sangat susah
beradaptasi dengan anak laki-laki, walaupun itu adalah adiknya. Beberapa masalah dalam
keluarganya menjadikan keluarga tersebut seperti sabang dengan merauke.
Cerita pun dimulai, si gadis pulang dari sekolah dan suasana rumah seperti kuburan,
tau sendiri kan, hahaha. Setiap si gadis pulang dari sekolah dia hanya bisa beristirahat
merebahkan dirinya dengan memainkan ponselnya selama beberapa menit. Memang begitulah
kehidupan para remaja sangat suka memainkan ponselnya dengan rasa tiada bosan dan jenuh
melihat ponselnya yang tidak akan berubah bentuknya. suasana yang hening menyelimuti
kamar dengan tambahan kipas angin yang menyala di dinding. Sore hari tersebut rumah hanya
dihuni oleh si gadis itu, ibu, adik, kakak, serta neneknya.
Baru saja sampai rumah tetapi si gadis tersebut moodnya sudah hilang, entah kemana.
Dengan mood yang berantakan dari sekolah menjadi hancur ketika sampai di rumah. Karena
apa? karena dia mendengar ibunya sendang bicara dengan kakaknya, yang memiliki tema
kejelekan si gadis tersebut. Siapa yang tidak jengkel jika mood sudah tidak ada ditambah
dengan suasana yang sangat tidak mengenakkan untuk didengar.
"Apa sih maa, adek nggak gitu padahal," pembelaan tegas yang dilakukan oleh si gadis
terhadap pembicaraan yang diomongkan ibu dengan kakaknya. "halah, orang emang gitu kok,
mama tau sendiri, apa mau mama omongin ke papa" jawab si mama. Si gadis pun hanya bisa
diam dan kembali ke kamar. 1-2 jam papa si gadis pulang, "Assalamu'alaikum, papa pulang,"
ucap si papa ketika sampai di rumah. "Wa'alaikumussalam, iya pa," jawab mama.
Suasana malam yang hening, dengan keluarga yang lengkap hidup dalam satu rumah,
yang dimana beberapa anggota keluarga sedang berbincang-bincang santai di depan rumah.
Percakapan yang damai, tenang, dan tidak ada keributan akan menjadi ribut setelah adanya satu
masalah kecil. Percakapan dengan bobot yang sangat kecil antara papah dengan adiknya gadis
tersebut. Percakapan yang sangat simpel, sangat lucu, tetapi sangat bermakna. Hingga adik si
gadis tersebut memberitahukan suatu hal kepada ayahnya yang didengar tadi siang.
"Papa, tadi adek denger kalau kakak cerita ke mama kalau dia nggak suka kalau adek
dinasehati sama kakak (si gadis maksudnya, hehe) kalau adek ada salah, mama juga nggak suka
kalau adek dimarahin kakak (si gadis ya), padahal adek nggak ngerasa gimana-gimana kalau
kakak gitu, cuma takut aja, soalnya kakak serem, hihihi." Penjelasan si adik yang begitu
panjang baginya dan si ayah hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah itu sang
ayah pun pergi menemui ibu untuk menanyakan hal tersebut. Lalu sepasang kekasih pun
bercerita satu sama lain, dan membahas hal tersebut. Si gadis pun menderanya, sangat tidak
suka apabila dia diomongkan oleh orang, apalagi soal kejelekannya. Ya tentu memang salah
jika si gadis memarahi adiknya, tetapi si gadis tidak memarahi, hanya menasehatinya jika si
adiknya salah. Hal tersebut menjadi salah apabila dia menambahkan perbandingan kehidupan
kecilnya waktu dulu dengan si adik saat ini.
Dan yaaa seperti ritual biasanya, si gadis hanya bisa merajuk dan mengurung diri
dikamar. Keluar kamar jika diperlukan adalah kebiasaan si gadis jika sedang marah, tetap
melakukan pekerjaan rumah, tetapi tidak mau membebankan orang rumah, yaa seperti itulah
kebiasaannya jika sedang marah. Selama 3 hari kehidupan si gadis saat di rumah hanya seperti
itu saja, karena dia masih merasa tidak nyaman dan ingin sekali marah mengeluarkan semua
uneg-unegnya.
Orang tua si gadis sangat bingung, mengapa anak gadisnya itu menjadi seperti itu akhir-
akhir ini, dan apa yang membuat dia seperti itu. Dikira orang tuanya dia marah karena kakaknya
yang selalu cuek kepadanya, dan akhirnya ayah si gadis tersebut mempertemukan satu
keluarganya tersebut untuk berdiskusi, berbincang-bincang, serta menjadikan keluarganya
lebih dekat. Dan seperti dugaan si gadis tersebut si ayahnya membahas masalah itu, tetapi
pertamanya ayah membahas soal kakak yang selalu cuek kepada si gadis. Saat permasalahan
yang menjadi hatinya si gadis tidak tenang itu dibahas, hati si gadis menjadi sangat sedih.
Setalah berbincang lamanya menyelesaikan masalah tersebut, dan benar kita menemukan titik
solusinya, kalau si kakak itu dendam dengan masa remajanya yang sangat beda dengan
adiknya, si gadis juga sedikit dendam dengan apa yang diperlakukan orang tuanya berbeda saat
dulu ia masih kecil dengan adiknya sekarang ini. Sekarang keluarga si gadis pun dapat
berkumpul dan menyelesaikan masalah satu persatu secara damai dan adil, Dapat menjadikan
keluarga tersebut seperti pandangan orang-orang kepada keluarga si gadis itu.

Anda mungkin juga menyukai