Anda di halaman 1dari 3

Cerpen

*berhijab tapi pacaran*

Aku,,,aku adalah gadis remaja yang sejak umur 10 tahun ibu ku sudah mulai mengajari ku untuk
menutup aurat ku dengan benar, tidak bercadar tapi berhijab lebar dan berpakaian sebagaimana yang di
contoh kan oleh sayyidah fatimah azzahra(putri rosulullah).

Tidak hanya itu yang di ajarkan ibu pada ku, ibu mengajarkan ku, bagaimana berakhlak yang baik
terhadap orang-orang,dan ibu ku selalu berpesan untuk aku menjaga iman ku dan jangan sampai aku
berpacaran.

Tapi aku yang sudah beranjak dewasa aku selalu iri dengan orang-orang di sekitar ku mereka selalu
memamerkan kemesraan dengan pacar nya.

Dan tak lama di hari kemudian Aku mulai menjalin hubungan dengan laki-laki terbaik di sekolah.

Aku memiliki sahabat yang shalihah, mereka selalu mengingat kan aku jika aku berbuat salah, bahkan
mereka menasehati ku karena aku pacaran, dalam persahabatan kami berjanji untuk tidak pacaran
sampai kami menemukan laki-laki yang serius dan langsung mengajak kami menikah bukan pacaran.
Tapi... Aku sudah melanggar perjanjian itu, mereka merasa sangat kecewa pada ku, tapi mereka adalah
wanita-wanita yang baik mereka tidak meninggalkan aku, mereka tetap menasehati ku, walaupun aku
tak mendengar kan nasehat mereka.

[2/6 13.29] aisyahshia: Waktu makan malam bersama ibu ku. Ibu ku tidak pernah lupa untuk
mengingatkan aku bahwa pacaran itu tidak di perbolehkan dalam islam.

"nak, ibu sudah berapa kali mengingatkan kamu untuk jangan pacaran, apa kamu tidak kasiahan pada
ayah mu?"tegur ibu kk,sambil mengelus tangan ku dengan penuh kasih sayang.

"bu... Syila sangat sayank sama ayah, tapi pacaran syila syar'i bu"ucapku seakan-akan lebih tau dari ibu.

"pacaran syar'i? Sejak kapan islam mengajarkan pacaran syar'i syila?dalam islam tidak ada yang
namanya pacaran syar'i"tegas ibu ku

"bu, besok sekolah kan libur syila mau jalan-jalan sama divan"ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Terserah syila. Ingat pesan ibu syila akan menyesal karena syila melakukan yang di larang oleh
agama"ucap ibu ku dengan raut wajah kecewa.

"bu... Syila berangkat ya bu"aku memanggil ibu ku.

Tapi ibu tidak menjawab ku

Dan keadaan rumah sangat hening, ku hampiri ibu di kamar nya ternyata ibu sedang sakit demam suhu
panas nya sangat tinggi aku bingung apakah aku harus meninggalkan ibu ku atau tetap bersama ibu
ku.setelah lama aku berfikir akhirnya aku meminta tolong pada sahabat ku untuk menjaga ibu ku.

"assalamualaikum dira, bisa kamu kerumah sekarang"ucap ku dalam telefon

"waalaikumussalam, syil, hemm memang nya ada apa syil? "tanya dira

"ibu ku sakit demam dir, tapi aku sudah berjanji sama divan untuk menemani nya jalan-jalan,bisa kamu
bantu aku untuk menjaga ibu ku sebentar?"pinta ku.

"hemm aku kesana sekarang"ucap dira seakan-akan ingin marah pada ku, ia langsung menutup telfon
tanpa mengucap salam.

Aku pun pergi dengan divan dan meninggalkan ibu ku dengan dira.

Di tengah perjalanan hati ku sangat gelisah,perasaan ku sangat khawatir pada ibu ku, entahlah kenapa
aku sangat merindukan ibu ku, aku merasa bahwa aku akan sangat menyesal.

Tiba-tiba hp ku berbunyi dan itu telfon dari dira, aku ingin mengangkat nya tapi divan melarang ku dan
mengambil hp ku.

Di tengah perjalanan itu aku bertengkar dengan divan karena dia sudah melarang ku untuk menjawab
panggilan dari dira, perasaan ku sangat tidak tenang fikiran ku sangat kacau dan akhirnya aku meminta
divan untuk berhenti dan aku ingin pulang. Tapj divan tidak mau mengantarkan ku, terpaksa aku
mencari ojek atau kendaraan apapun yang bisa mengantar ku pulang.

"divan, aku mau pulang,cepaf antar kan aku"pinta ku padanya.

"aku tidak mau, kalau kamu mau pulang ya sudah pulang saja sana, temui ibu tua mu itu"ucapnya kasar
pada ku.
Dan dengan sadar aku menampar divan karena dia tidak bisa menjaga ucapan nya itu.

[2/6 13.45] aisyahshia: Sambil menunggu kendaraan lewat aku terus-terusan menghubungi dira Tapi
tidak pernah di angkat nya, hati ku sangat gelisah akan keadaan ibu ku.

Dan akhirnya ada taxi aku pun langsung memberhentikan nya dan meminta nya untuk mengantarkan ku
ke alamat rumah ku.

Hampir 1 jam aku di perjalanan pulang ku sungguh keadaan yang tak berpihak pada ku di jalan sangat
macet, aku terus menggesah supirnya untuk mencari jalan pintas lainya, dan akhirnya aku sampai di
halaman rumah ku,aku bingung kenapa rumah ku sangat ramai, baru beberapa jam aku tinggalkan
rumah ku dalam keadaan sunyi dan sepi tapi tiba-tiba banyak kehadiran orang-orang dengan
bergantian. Dan aku melihat orang-orang membawa keranda,dan aku langsung berlari masuk ke rumah
ku dan di sana ku temui ibu ku sudah dalam keadaan tak bernyawa, aku menangis dan tak bisa ku
berkata lagi selain memanggil nama ibu.

"ibu........."teriak ku dan berlari.

"syila tenang,kamu harus sabar syila"ucap sahabat-sahabat ku yang sudah ada di dekat jasad ibu ku.

"ibu.... Dira ibu. Ibu dira. Kenpa ibu ninggalin syila bu? Kenapa bu?"teriakku dengan air mata.

Pertanyaan ku yang tidak mungkin di jawab oleh ibu ku,penyesalan yang aku rasakan kata-kata ibu yang
selalu ku ingat, nasehat-nasehat ibu ku yang selalu ibu ucapkan kini tak kan lagi ku dengar, suara lembut
ibu yang selalu memanggil ku putri kecilnya tak kan ku dapat kan lagi.ibu maaf kan putri kecil mu ini.

TAMAT......

🍂Karya aisyah🍂

Anda mungkin juga menyukai