Anda di halaman 1dari 27

PERKEMAHAN DI

SEKOLAH

Oleh: Kadek Astina

Aku adalah anak SMP kelas 7A,


Namaku Kadek Astina atau biasa
dipanggil As, Aku lahir di Desa
Tajun. Suatu hari di sekolaku
tepatnya sekolah SMP Negeri 3
Kubutambahan,ketua pramuka mengadakan perkemahan
di luar desa, kami sebagai siswa sangat senang tentunya
dan para siswa diminta untuk memberi tahu orang tuanya
apakah diberikan izin atau tidak untuk ikut perkemahan
itu. Sampai dirumah aku memberi tahu orang tuaku dan
mereka mengijinkannya, Aku sangat senang.

Keesokan harinya aku pergi ke sekolah, sampainya di


sekolah aku bertanya kepada teman teman apakah
mereka diberikan izin, dan mereka juga diberikan izin,
kami sangat senang karena bisa ikut perkemahan. Pada
saat jam pulang para siswa di suruh kumpul di
padmasana, disana diadakan pengumuman mengenai
perkemahan yang akan dilaksanakan, dan betapa
kejutannya kami semua karena perkemahan di luar di
batalkan dikarenakan cuaca lagi musim hujan,kami
sangat kecewa akan tetapi perkemahan di lakukan di
sekolah, dan siswa diminta membawa perlengkapan
kemah seperti pada umumnya.

Keesokannya di hari perkemahan kami ke sekolah jam 2


siang untuk berkumpul sesama kelas dan melaksanakan
perkemahan, aku dan teman di berikan tugas untuk
membuat tenda dan teman teman lainnya bertugas
membuat makanan, ketika kami sedang membuat tenda
betapa malangnya cuaca tiba-tiba mendung dan terjadi
hujan deras padahal tenda belum selesai dibangun, aku
dan teman teman bergegas mengumpulkan barang
barang, karena pembina pramuka mengimbau untuk
berteduh dahulu di dalam kelas, dikarenakan hujan
terlalu deras pembina pramuka mengumumkan bahwa
siswa berkemah di dalam aula sekolah, sore harinya
sesudah mandi dan menyiapkan makanan untuk makan,
kami menyiapkan tempat untuk tidur, tepat jam 9 malam
kami dan para siswa lainnya diajak menonton film di
aula, itu sangat seru dan menyenangkan, jam set 11
kemudian terjadi hal yang sangat menakutkan, yaitu ada
salah satu siswa yang kerasukan, dan disinilah tragedi
terjadi. Aku dan teman teman yang lainnya panik dan
keluar dari aula untuk melihat siswa yang di ruang kelas
8D sedang kerasukan, Para guru dan pembina berusaha
menenangkan siswa yang kerasukan itu dan ternyata
berhasil. Rencananya jam 12 akan di adakan pencarian
jejak di kuburan, akan tetapi agenda ini dibatalkan oleh
pembina pramuka karena siswa kerasukan, dan pembina
pramuka takut kalau akan ada siswa yang akan
kerasukan lagi, dan benar sekali setelah situasi sudah
membaik, tepat jam 12 ada satu siswa lagi yang
kerasukan, bertepatan dengan kami yang sudah tertidur,
kami tebangun dan berlarian keluar dari aula karena
saking kagetnya, semua siswa yang di aula lari, dan para
guru juga pembina pramuka mengimbau siswa agar tetap
tenang, anggota osis berusaha menenangkan siswa yang
sedang kerasukan, karena saking kuatnya mahluk yang
merasuki, anggota osis sampai kewalahan. Aku dan para
siswa lainnya dihimbau untuk melaksanakan
persembahyangan yaitu Puja Tri Sandya dan bernyanyi
lagu Om Bhur Bwah Swah, Seluruh siswa sedang
sembahyang dan suasana sangat menyeramkan, akan
tetapi semua siswa harus tetap fokus sembahyang agar
siswa yang kerasukan bisa cepat sadar. Setelah siswa
sudah tidak kerasukan, kami para siswa dihimbau untuk
kembali ke aula untuk tidur, karena pagi jam 6 akan di
adakan senam dan masak masak, aku dan semua siswa
kembali ke aula untuk tidur dan istirahat.

Pagi hari jam set 6 aku bangun dan mendapatkan bahwa


senter ku sudah hilang tapi aku ikhlaskan, aku bergegas
untuk cuci muka dan berkumpul untuk senam bersama
teman-teman ku, selesai senam aku mandi dan berganti
pakaian pramuka karena ada pelantikan, setelah berganti
pakaian aku dan semua siswa kumpul di lapangan untuk
pelantikan, kami diberi pengumuman dan disiram air
bunga untuk menyatakan kita sudah dilantik. Setelah itu
kami diberi istirahat dan aku bersama teman teman
berkumpul untuk makan sebentar di aula sebelum
pulang, setelah makan aku dan teman teman merapikan
barang barang yang dibawa untuk pulang, aku pulang
bersama temanku dan ibunya, Sampai dirumah aku
mandi dan bersiap untuk tidur.
TIRTA YATRA BERSAMA TEMAN
SEKELAS

Oleh: Gede Dandi Putra


Darmawan
Namaku Gede dandi putra
Darmawan, saya biasa dipanggil
dandi, saya berasal dari desa tajun,
Banjar dinas pudeh, saya anak
kelahiran 2005 yang sekarang sudah berusia 18 tahun,
dan juga sudah kelas 12, Saya bersekolah di SMA
NEGERI 1 KUBUTAMBAHAN. Disini saya akan
membagikan cerita saya bersama temen-teman sekelas
saya tentang keseruan kami saat melaksanakan Tirta
yatra ke dua pura dan satu tempat wisata yang ada di
Bali, yaitu pura Besakih, pura goa lawah, dan taman
ujung Karangasem Bali.

Suatu hari ditanggal 10 Juni 2023, SMA 1


KUBUTAMBAHAN mengadakan Tirta yatra bertepatan
dengan hari pembagian rapot yang hanya diikuti oleh kls
11 saja, saat itu saya sangatlah senang bisa ikut Tirta
yatra dan temen-teman saya juga ikut senang karena
sekolah mengadakan Tirta yatra. Ketikan sudah tanggal
10 saya bangun jam 5 untuk siap-siap mengganti pakaian
dan membawa bekal untuk perjalan nanti, setelah sampai
disekolah saya dan teman- teman saya langsung diabsen
untuk mengetahui siapa yang tidak hadir, setalah abis
absen saya dan temen kelas saya langsung bergegas
menuju bus yang telah berada dipinggir jalan. Setalah
sampai di bus saya menikmati perjalanan menuju pura
pertama yaitu pura Besakih di Karangasem, saya dan
teman- teman saya bernyayi di dalam bus dan seru-
seruan hingga saya capek dan beristirahat sejenak di bus
tak lama kemudian saya dan teman-teman sampai dipura
Besakih dan kami segara melakukan persembahyangan
bersama. Saat sudah selesai bersembahyang saya dan
teman-teman sangatlah merasa lapar lalu kami bergegas
mecari tempat makan, hingga kami berhasil menemukan
tempat makan tersebut dan saya dan teman-teman
langsung memesan makanan. Sesudah habis makan dan
beristirahat saya dan teman-teman saya langsung
bergegas ke bus untuk persembahyangan ke pura
berikutnya yaitu pura goa lawah, kelungkung.

Setelah begitu lama perjalanan saya dan teman-teman


akhirnya sampai juga, meski saya merasa sangat lelah
tapi rasa lelah saya hilang karena melihat keindahan pura
goa lawah tersebut, dan saat itu juga pengalaman kedua
saya bisa nangkil di pura goa lawah lagi. Saya dan
teman- teman melakukan persembahyangan bersama
lagi. Setelah selesai sembahyang saya dan teman-teman
malukukan foto bareng di areal pura goa lawah, saya dan
teman-teman melakukan foto bareng untuk dijadikan
kenang-kenangan saat nangkil di pura goa lawah. Dan
saya dan teman-teman kembali beristirahat sejenak untuk
perjalanan terakhir ke tempat wisata taman ujung
Karangasem untuk membagikan rapot apakah naik kelas
atau tidak. Saat itu saya sangatlah percaya diri karena
saya pasti naik kelas dan mendapat rangking 10 besar.
Dan saya dan teman-teman kembali naik bus untuk
perjalanan terakhir ke teman ujung Karangasem.

Setelah hampir 2 jam perjalan akhirnya saya dan teman-


teman sampai di tempat wisata taman ujung
Karangasem, disitu saya dan teman-teman langsung
berganti pakaian yang tadinya pakain adat menjadi
pakain jalan-jalan. Setelah berganti pakain saya dan
teman-teman langsung menuju kedalam tempat wisata
saat itu saya kaget melihat isi keindahan taman ujung
tersebut karena itu kali pertama saya berkunjung ke
tempat wisata tersebut disitu saya melihat rombongan
orang-orang yang melakukan take video dan
pemapilannnya sungguh luar biasa. Saat itu juga saya
dan teman yang lainnnya terpisah akhirnya saya mencari
teman yaang terpisah tersebut, karena tempatnya terlalu
luas saya dan teman yang masih bersama saya capek dan
beristirahat sambil foto-foto di tempat saya beristirahat.
Tidak lama kemudian hal yang ditunggu-tunggu pun
terjadi yaitu pembagian rapot, meski saya dan teman
saya telat datang ke lokasi pembagian rapot karena Kami
asik foto-foto. Setelah sampai di tempat pembagian
rapot, saya langsung mengambil rapot saya dan langsung
menandatangani kertas pengambilang rapot bahwa saya
hadir saat pengambilan rapor tersebut. Dan saya sangat
senang dengan hasil nilai saya, sesuai harapan saya
berhasil naik kelas dan mendapatkan ranking 10 besar
yang membuat saya gembera sekali, dan ada juga teman-
teman saya yang semuanya naik kelas tapi kurang puas
dengan hasil nilai dan rankingnya. Setelah itu saya dan
teman-teman kelas dan guru wali melukan foto bersama
sebagai kenang-kenangan. Dan juga saya dan teman-
teman saya kembali berjalan-jalan dan menikmati
keindahan taman ujung yang luar biasa indah. saya dan
teman saya menghabiskan waktu disana Berjam-jam
hingga waktu pulang tiba. Sesudah sampai di bus saya
dan teman-teman kembali melanjutkan perjalan pulang,
karena lama waktu perjalanan saya memutuskan tidur
sejenak di dalam bus hingga larut malam.

Setalah bangun dari tidur, akhirnya bus sampai juga di


desa tamblang saya dan teman-teman langsung bergegas
turun dari bus dan berjalan ke sekolah untuk mengambil
sepeda motor. Saat berjalan kesekolah saya merasa
sangat lelah dan juga letih karena berjalan. Hingga
sampai disekolah saya langsung mengambil motor dan
bergegas pulang ke rumah, begitu juga dengan teman-
teman saya, yang bergegas pulang ke rumahnya masing-
masing. Susudah saya sampai rumah, saya langsung
mandi dan setelah itu, saya langsung menceritakan ke
ibu saya tentang keseruan dan pengalaman pertama saya
melakukan Tirta yatra bersama teman-teman dan saya
tidak akan pernah melupakannya.
HARI TERBURUKKU

Oleh: Komang Widiarsana


Haii Namaku Widiarsana, saya
biasa dipanggil Sane, Suatu hari
di Minggu yang cerah aku
berniat untuk bermain ke rumah
teman ku ,tapi tiba tiba kerabat
ku di kampung menelpon ku dan memberi kabar bahwa
nenek ku sedang sakit, ibu dan ayah ku berniat untuk
menjenguk nya di kampung, aku ingin ikut tetapi aku
ingat bahwa besok sekolah dan akan ada ulangan harian,
jadi aku berniat untuk tidak ikut, ibu ku pun berkata
kepada ku,"Komang kamu nga apa apa kan dirumah
sendirian ibu dan ayah mungkin akan menginap satu atau
dua hari di sana, Kamu berani kan sendirian di
rumah?"."Ya tidak apa-apa buk aku berani kok sendirian
di rumah" kata ku, ibu dan ayah ku pun pergi ke
kampung.

Malam pun tiba aku merasa aneh karena rumah terasa


sepi dan sunyi aku pun bergegas pergi kekamar dan
mengunci semua ruangan dan aku pun tidur, keesokan
harinya aku bangun kesiangan jam 6:33, biasanya ada
ibu yang membangunkan ku agar tidak kesiangan, aku
pun bergegas mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke
sekolah, saat di tengah perjalanan motor yang ku bawa
mogok karena bensin nya habis, untung saja aku
berpapasan dengan sahabat ku nama nya Bayu aku, Bayu
berkata "Mang motor kamu kenapa, mogok?", aku pun
menjawab " Iya nih motor ku mogok bensin nya habis,
aku ngga bawa uang lagi", "Ohh yaudah kamu kesekolah
sama aku aja, motor kamu taruh disini dulu nanti pulang
sekolah aku anter beli bensin, nanti pakai uang aku dulu"
kata bayu sambil memberikan helemnya. "Loh kok
helem nya dikasih aku yu, trus kamu engga pake? entar
di stop sama pks loh yu, btw Makasih banyak yaa yu
udah mau bantuin aku" kata ku sambil
tersenyum."enggapa lah mang aku pake topi aja, entar
aku trobos aja pintu nya biar kita engga di stop dan
dicatat. Aku dan Bayu pun pergi ke sekolah, namun saat
tiba di sekolah pintu gerbang sudah di tutup namun ada
pks dan siswa yang terlambat. "Eitsss tunggu dulu ini
kok yang bawa engga pake helem kenapa yang numpang
yang pake, sedangkan yang bawa pake topi" kata salah
satu pks, bayu pun menjawab ini topi ajaib jangan salah,
kalau di lempar dari atas gedung topi ini tidak akan
pecah, kalo helem kan pecah", salah satu pks pun
menjawab menjawab bener juga ya... ehhhh salah mana
ada, topi kan kain mana bisa pecah,kalian bisa aja ,
kalian berdua diem disini tunggu upacara selesai baru
kalian bisa masuk ya dan tunggu hukuman nya juga ya
ha ha ha... ,aku dan Bayu pun menunggu dan kami
berniat untuk mencoba membuka pintu gerbang tapi
kami dilihat oleh Guru dan kami pun disuruh berdiri di
depan barisan upacara sampai upacara selesai.

Saat upacara selesai kami disuruh berlari mengelilingi


lapangan sebanyak 10 kali, dipikiran kuu berkata 100
kali pun ku jabanin kata ku dalam hatiii sambil
tersenyum ,setelah berlari aku kira hukuman nya sudah
selesai ternyata belum, kami disuruh untuk
membersihkan Wc sekolah sebanyak 1 wc, tapi wc ini
bisa dibilang wc terkotor, banyak puntungan rokok dan
sisa kencing yang belum disiram, aku menahan rasa
mual dan berusaha bisa membersihkan nya, aku dan
Bayu merasa kelelahan, aku merasa bersalah kepada
Bayu karena ku dia ikut dihukum, aku berniat meminta
maaf kepadanya," yu aku minta maaf ya karena aku
kamu ikut dihukum, kalau kamu ngga nolongin aku
mungkin kamu ngga ikut dihukum". Bayu pun berkata
"Ahh santay aja kalii den kau kan sahabatku. Hukuman
segini mah masih kecil bagi ku". Setelah kami
menyelesaikan hukuman, Aku dan Bayu bergegas ke
kelas masing-masing namun ternyata pelajaran sudah
dimulai, untung nya Aku diperbolehkan untuk masuk
oleh guru. Sepulang sekolah Bayu pun membantu ku
untuk mendorong motor ku sampai ke pom bensin dan
kami pulang bersama sama, Kejadian hari ini tidak akan
pernah kulupakan. Untung aku punya sahabat seperti
Bayu.
BELAJAR
MENGEMUDIKAN
MOBIL BERSAMA AYAH
Oleh: Gede Supadma
Namaku Gede Supadma, biasa
dipanggil Desu, umurku sekarang
adalah 17 tahun, dan saya lahir di
Desa Tamblang dusun Kaja Kangin, dan sekarang saya
sekolah di SMA Negeri 1 Kubutambahan, sebagai anak
sulung dari tiga bersaudara yang lahir pada 5 Juni 2006,
waktu saya berumur 16 tahun saya memiliki keinginan
untuk bisa mengendarai mobil, dan pada waktu itu saya
meminta kepada ayah saya untuk mengajari saya
mengemudikan mobil, saya memiliki cerita masa lalu
yang membawa saya kembali ke masa-masa indah saat
saya belajar mengemudi bersama ayah saya, ayah adalah
sosok yang selalu terlihat tenang, berpengalaman, dan
memiliki kesabaran yang luar biasa, dia adalah guru
terbaik yang bisa saya minta saat itu.
Pada suatu musim panas yang cerah, saat saya berusia 16
tahun, ayah memberitahu saya bahwa saatnya untuk
memulai pelajaran mengemudi, saya ingat dengan jelas
bagaimana hati saya berdebar-debar saat pertama kali
duduk di kursi mobil, mobil yang saya waktu itu
digunakan belajar mengemudi, terasa besar dan kuat, dan
saya merasa cemas untuk pertama kali menginjak pedal
gas, waktu itu tangan saya gemetar memegang setir
mobil, akan tetapi ayah saya mengatakan untuk
menenangkan diri agar tidak takut, dengan cara menarik
nafas, lalu menahannya sebentar lalu dihembuskan, dan
cara tersebut berhasil membuat tenang.
Ayah duduk di sebelah saya, memberi saya instruksi
dengan tenang, dia menjelaskan setiap bagian mobil,
mulai dari setir hingga pedal gas, dan mengingatkan saya
akan pentingnya keselamatan di jalan, pertama-tama, dia
mengajari saya bagaimana cara menghidupkan mesin,
mengganti gigi, dan berhenti dengan mulus, pada saat
saya mencoba menghidupkan mesin mobil, saya sangat
berhati-hati, lalu saya menginjak kopling, dan memulai
memasukan gigi mobil yang dimulai dari gigi 1, lalu
melepaskan pedal kopling secara pelan-pelan bersamaan
dengan pedal gas mobil, dan mobil bisa berjalan dengan
pelan, awalnya saya tidak percaya diri dan takut
membuat kesalahan, tapi ayah saya memberikan nasihat
agar tetap tenang dan percaya diri dalam mengendarai
mobil.
Kami mulai di area parkir yang sepi, di mana saya bisa
berlatih tanpa tekanan dari lalu lintas, ayah dengan sabar
mengarahkan saya melewati berbagai latihan, seperti
memarkir, membuat putaran tiga langkah, dan melaju
mundur, meskipun seringkali saya membuat kesalahan
dan merasa cemas, ayah selalu memberi semangat dan
mengingatkan saya bahwa ini adalah bagian dari belajar,
saya latihan mengemudikan mobil setiap 2 kali dalam
seminggu, dan setiap latihan saya merasa semangat
dalam menjalaninya agar lebih cepat bisa mengendarai
mobil, sedikit demi sedikit saya sudah mulai ahami
bagaimana caranya mengemudi dengan baik dan benar,
dan saya mencoba mengendarabisa memi mobil
diparkiran yang kosong, dan tanpa adanya arahan dari
ayah saya, dan saya selalu mengingat apa yang sudah
diajarkan ayah saya pada saat waktu latihan sebelumnya,
saya mencoba perlahan-lahan menjalankan mobil, dan
saya mengatur perasaan saya agar tetap tenang, dan saya
mencoba perlahan menjalankan mobil, saya sudah
merasa bisa mengendarai mobil, tanpa adanya arahan
dari ayah saya, dan ayah saya bangga atas apa yang dia
ajarkan kepada saya waktu latihan, dan sudah bisa
melakukannya tanpa adanya beliau disebelah saya pada
saat mengendarai mobil.
Pada saat yang tepat, ayah memutuskan untuk membawa
saya ke jalan raya, ini adalah momen yang paling
menegangkan, sejujurnya saya takut pertama kali berada
dijalan raya untuk mengendarai mobil, ketika saya
menggabungkan diri ke dalam lalu lintas yang
sesungguhnya, ayah tetap tenang di sebelah saya,
memberikan petunjuk dan nasihat yang dia ajarkan
kepada saya untuk selalu waspada, dan mengikuti
peraturan lalu lintas di jalan raya, saya menenangkan diri
agar tidak takut dalam mengendarai mobil dijalan raya,
dan saya pun mulai mencoba menjalankan mobil dengan
pelan-pelan, dan selalu mengingat apa yang telah
diajarkan oleh beliau kepada saya, dan saya pun sudah
bisa mengendarai mobil dijalan raya, dengan rasa
percaya diri, dan tanpa adanya rasa takut.
Saat kami mengemudi bersama adalah waktu berharga
yang memungkinkan kami untuk saling berkomunikasi
dengan lebih baik, selain itu, ini adalah kesempatan bagi
saya untuk belajar banyak hal dari ayah, bukan hanya
tentang mengemudi, tetapi juga tentang tanggung jawab,
kesabaran, dan rasa percaya diri.
Beberapa bulan kemudian, saya berhasil bisa
mengendarai mobil dengan lancar dijalan raya dan
merasa bangga dengan pencapaian itu, pengalaman
belajar mengemudi bersama ayah akan selalu menjadi
kenangan indah dalam sejarah pribadi saya, itu bukan
hanya tentang menguasai keterampilan mengemudi,
tetapi juga tentang hubungan yang kuat antara seorang
anak dan ayahnya, yang tumbuh melalui proses bersama.
HARI APES TIDAK ADA DI
KALENDER
Oleh: Ketut Pasek Guna Arta
Pagi itu tgl 10 September 2022
masih teringat jelas di pikiranku, jam
5 subuh alarm hp ku sudah berbunyi dengan suara yang
kencang, menandakan kalau hari sudah pagi seperti biasa
aku bangun walau aku merasa sedikit malas, tetapi aku
harus berangkat sekolah untuk mengikuti pembelajaran,
aku bangun dari tempat tidur dan segera ke kamar mandi
setelah selesai mandi aku pun berganti baju dan siap-siap
untuk berangkat sekolah, tidak lupa aku sembahyang
setelah itu berpamitan dan berangkat ke sekolah. Di
perjalanan aku mengendarai motor dengan kecepatan
normal karna jam masih 06.30 aku membawa motor
dengan santai sambil menikmati perjalanan, dan aku
sampai di sekolah jam 06.50 aku memarkirkan motor ku
di parkir bawah.
Setelah itu aku bergegas pergi ke kelas untuk melakukan
piket, jam 07.15 bel berbunyi semua berkumpul di
padmesana untuk mengikuti persembahyangan, setelah
itu kami pergi ke kelas masing-masing, untuk mengikuti
pelajaran seperti biasanya. Jam 15.30 pel berbunyi
menandakan jam pelajaran sudah selesai aku dan teman-
temanku bergegas pulang, di perjalanan pulang langit
mulai mendung aku buru-buru pulang karna tidak
membawa jas hujan, di perjalanan hujan mulai turun
rintik-rintik aku membawa motor masih dengan
kecepatan normal dan tiba-tiba di depan ku ada kakek-
kakek menyebrang aku pun terkejut terus membanting
stang ke arah kanan sembari membunyikan klakson,
kakek itu tiba-tiba terkejut bukannya menghindar kakek
itu malah mencari aku alhasil tabrakan tidak bisa di
hindari lagi.
Aku tersadar dengan kepala masih sakit orang-orang
sudah banyak berkerumun aku berusaha berjalan
mencari kakek itu, aku sangat terkejut melihat kekek itu
berlumuran darah yang keluar dari kepalanya, aku sampe
tidak bisa berkata-kata, kakek itu langsung di masukan
ke dalam mobil dan di larikan ke rumah sakit, karena
orang-orang melihat aku baik-baik saja karna tidak ada
luka yang keras jadi aku tidak di ajak ke rumah sakit aku
berusaha membawa motor sendiri walau motor ku sudah
hancur, di sampainya di rumah aku memberi tau kepada
ibuku bahwa aku mengalami kecelakaan sambil
menangis aku menceritakan semua kejadian tadi, dan
tiba-tiba aku mual kepala ku yang tadi berbenturan
sangat sakit dan pandangan ku buram, ibuku dengan
panik langsung menelepon bapak yang sedang kerja tapi
karna hujan sinyal jelek, telepon tidak bisa tersambung,
ibuku bergegas memanggil paman ku untuk
mengantarkan ku ke rumah sakit.
Di perjalanan aku hanya berfikir kalau kepala ku ini
gagar otak, ibuk ku meyakinkan ku bahwa tidak akan
kenapa-kenapa, dan setibanya aku di rumah sakit aku
langsung di larikan ke ruang UGD untuk memeriksa
keadaanku, rasa deg-degan menunggu hasilnya, setelah
menunggu beberapa saat aku di nyatakan tidak gagar
otak hanya benturan ringan saja aku merasa sangat
bahagia, setelah itu aku di izinkan pulang di perjalanan
aku berfikir bahwa tuhan sangat baik kepadaku aku
sangat bersyukur masih di berikan kesehatan, sesampai
nya di rumah aku langsung mandi dan segera
beristirahat.
MELAWAN ARUS DAN
MENCIPTAKAN ARUS
SENDIRI
Oleh: Kadek Ari Suta
Pada suatu waktu, di sebuah desa kecil yang terletak di
tepi sungai, hiduplah seorang pemuda bernama Sutta,
Dia lahir pada tahun 2005 ,tepat pada tanggal 23
September lalu dia berumur 18 tahun, dia anak kedua
dari tiga bersaudara, ayahnya seorang petani dan ibunya
merupakan ibu rumah tangga, dia merupakan seorang
anak yang tumbuh dengan perkembangan zaman yang
sangat pesat,yang membawa dampak negatif serta positif
nya terhadap kehidupan,dia tumbuh dengan selalu
memperhatikan sekitarnya,dan selalu menganalisis
segala sesuatu kejadin yang terjadi padanya dan yang
terjadi kepada orang lain disekitarnya, dia selalu
memperhatikan teman - teman sebayanya yang banyak
terjerumus ke dampak negatif dari pergaulan yang
kurang baik (merokok,minum- minuman keras dan
sebagainya).
Namun, Sutta memiliki tekad yang kuat untuk tidak
terbuai oleh arus pergaulan negatif tersebut, ia tahu
bahwa mengikuti teman-teman sebaya akan
membawanya ke jalan yang salah, sebagai anak yang
dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih, Sutta
memiliki pegangan kuat terhadap nilai-nilai yang baik.
Setiap hari Sutta menyaksikan teman-temannya terlibat
dalam tindakan merokok, minum-minuman keras, dan
bahkan terlibat dalam kegiatan kriminal, namun, Sutta
tetap teguh pada pendiriannya, ia sering ditawari hal -
hal negatif tersebut namun selalu Ia menolak tawaran-
tawaran negatif tersebut dengan lembut, tanpa
menghakimi teman-temannya.
Suatu hari ketika Sutta menghadiri acara di tetangganya
dia berkumpul dengan teman-teman nya yang sedang
asik ngobrol satu sama lain, Sutta ditawari rokok dan
minuman oleh temannya akan tetapi Sutta dengan
lembut menolak tawaran dari temannya, tetapi temannya
memaksa dan mencoba memaksa Sutta agar
menerimanya, Sutta yang terdesak kembali menegaskan
bahwa dia tidak merokok, bahkan ada seorang temannya
yang mengatakan bahwa Sutta seperti orang pingitan dan
mencela Sutta, namun Sutta menanggapi dengan santai
dan tersenyum kecil kepadanya.
Kesetiaan Sutta pada nilai-nilai positif akhirnya
membuatnya menjadi contoh bagi teman-temannya,
mereka mulai menghormati keputusan Sutta dan
terinspirasi oleh keteguhannya, beberapa di antara
mereka bahkan mulai merenungkan tindakan mereka
sendiri.
Dalam perjalanan hidupnya, Sutta memahami bahwa
melawan arus pergaulan tidak hanya tentang menolak
hal-hal negatif, tetapi juga tentang membantu orang lain
untuk mengikuti jalan yang benar, ia membuktikan
bahwa dengan tekad dan keteguhan hati, kita dapat
mengubah arah pergaulan dan memberikan pengaruh
positif pada lingkungan kita.
Kisah Sutta adalah bukti bahwa melawan arus pergaulan
tidak hanya mungkin dilakukan, tetapi juga dapat
menjadi fondasi untuk menciptakan perubahan positif
dalam masyarakat.
PERJALANAN
MELAWAN
KENAKALAN DI
SEKOLAH
Oleh: I Made Sudarsa (05)
Cerita ini dimulai di sebuah desa kecil yang yang
bernama desa Depeha, Sudarsa adalah seorang pemuda
berusia 17 tahun yang penuh potensi. Dia memiliki
rambut hitam yang klimis dan mata cokelat yang tajam,
tetapi pada suatu waktu, kenakalan telah merasukinya.
Sudarsa adalah siswa yang cerdas, tetapi juga cenderung
bosan dengan rutinitas sekolah yang monoton, itu adalah
saat-saat ketika godaan kenakalan mulai
menghampirinya, bersama beberapa teman sekelasnya,
dia mulai terlibat dalam kenakalan seperti bolos sekolah,
merokok, dan mencoba minuman keras, mereka merasa
ini adalah cara untuk melarikan diri dari kebosanan dan
tekanan belajar.
Kehidupan Sudarsa mulai berubah drastis ketika dia
terjebak dalam lingkaran kenakalan yang semakin dalam,
mereka mulai membolos sekolah secara teratur,
menyelinap keluar dari rumah pada malam hari, dan
berusaha untuk mendapatkan kesenangan sementara dari
tindakan yang melanggar hukum, semua ini terjadi tanpa
pengetahuan orang tua mereka.
Namun, sementara kenakalan memberikan sensasi
kebebasan sesaat, Sudarsa merasa ada sesuatu yang
salah. Dia tahu bahwa dia harus mencari jalan keluar dari
lingkaran kenakalan ini sebelum semuanya terlambat.
Tapi dia tidak tahu bagaimana melakukannya.
Suatu hari, nasib membawanya bertemu dengan seorang
guru yang peduli, Bu Lestari, Bu Lestari adalah guru
matematika yang tegas tetapi juga memiliki hati yang
baik, dia melihat potensi dalam Sudarsa dan merasa ada
yang salah. Dia memutuskan untuk berbicara dengan
Sudarsa setelah sekolah.
Percakapan itu menjadi titik balik bagi Sudarsa, Bu
Lestari mendengarkan cerita hidupnya, kebosanan di
sekolah, dan tekanan dari teman-temannya, dia
kemudian memberikan nasihat yang berharga kepada
Sudarsa tentang pentingnya pendidikan dan bagaimana
kenakalan hanya akan menghancurkan masa depannya.
Percakapan itu menginspirasi Sudarsa untuk melakukan
perubahan dalam hidupnya, pertama, dia memutuskan
untuk berhenti merokok dan berhenti mencoba minuman
keras, kemudian, dia mulai berbicara dengan teman-
temannya tentang keputusannya untuk kembali ke
sekolah dan berfokus pada pendidikan, beberapa dari
mereka merespon positif, sementara yang lain masih
terjebak dalam kenakalan.
Sudarsa juga mulai berbicara dengan orang tuanya
tentang perubahannya. Mereka awalnya sangat marah,
tetapi akhirnya mereka menyadari bahwa anak mereka
benar-benar berusaha untuk memperbaiki diri. Mereka
memberikan dukungan penuh kepada Sudarsa dan
membantunya untuk kembali ke sekolah.
Kembali ke sekolah tidak mudah bagi Sudarsa, dia harus
mengatasi banyak keterlambatan dan kesulitan dalam
mengejar pelajaran yang dia tinggalkan, namun, dia
bekerja keras, belajar dengan tekun, dan berusaha untuk
mengejar ketertinggalan, Bu Lestari dan beberapa guru
lainnya memberikan dukungan tambahan.
Saat teman-temannya melanjutkan perilaku kenakalan,
Sudarsa tetap teguh pada keputusannya untuk
memperbaiki diri, dia merasakan bahwa pendidikan
adalah kuncinya untuk mendapatkan masa depan yang
lebih baik, semua perjuangannya akhirnya membuahkan
hasil, dan dia berhasil meraih nilai yang baik di sekolah.
Sudarsa berhasil lulus dari sekolah menengah dan
melanjutkan ke perguruan tinggi, dia memilih untuk
mengambil jurusan yang sesuai dengan minatnya dan
memiliki impian untuk menjadi seorang guru, dia ingin
memberikan pengarahan kepada generasi muda agar
tidak terjebak dalam kenakalan seperti dirinya dahulu.
Kisah hidup Sudarsa menjadi inspirasi bagi banyak
orang, terutama teman-temannya yang pernah terlibat
dalam kenakalan, beberapa dari mereka akhirnya
mengikuti jejaknya dan memperbaiki diri mereka
sendiri.
Kisah Sudarsa adalah cerita tentang perjuangan melawan
kenakalan dan pengambilan tanggung jawab atas masa
depannya, itu adalah cerita tentang pengaruh positif
seorang guru dan dukungan dari orang-orang yang
peduli dalam mengubah hidup seseorang.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa meskipun kita
mungkin terjebak dalam lingkaran kenakalan, kita selalu
memiliki kesempatan untuk memilih jalan yang lebih
baik, dengan tekad dan dukungan yang tepat, kita dapat
mengatasi hambatan dan mencapai kesuksesan.
Sudarsa adalah contoh nyata bahwa perubahan adalah
mungkin, dan bahwa masa depan yang cerah selalu ada
bagi mereka yang bersedia berjuang untuk itu.

Anda mungkin juga menyukai