Anda di halaman 1dari 3

Suatu ketika saat saya masih berada dikalimantan.

Pada saat itu saya yang baru saja kehilangan


seorang ibu. Ibu yang selama ini telah melahirkan saya dan telah merawat saya hingga saat ini. Saat
itu saya sungguh sangat tidak tau apa yang harus perbuat, Keseharian yang normal berubah menjadi
sunyi hanya ada saya dan ayah saya, kami berdua menjalani kehidupan yang telah berubah 180°
hingga berbulan-bulan kami berdua lalui.

Beberapa Minggu kemudian ayah saya mengusulkan untuk pulang ke Jawa, karena ayah saya
sudah pensiun dan tak bisa terus tinggal disana, tanpa pikir panjang dan saya juga sudah mengetahui
situasi dan kondisi pada saat itu, saya hanya ingin melakukan apa yang ayah saya inginkan.

Pada saat itu saya masih duduk di bangku SMA kelas XI, saya juga harus melakukan tugas dan
kewajiban saya sebagai siswa meski dalam kondisi hati entah bagaimana.lalu saat disekolah, saya
meminta izin kepada wali kelas saya. saat saya meminta izin kepada wali kelas, diruang kantor saya
diberikan saran oleh wali kelas dan guru-guru yang lainnya untuk membuatku tetap semangat, lalu
ada guru yang berkata kepada saya,

"jika ingin pindah sekolah lebih baik setelah ujian semester 3" kata guru tsb.

dan saya mengikuti saran guru-guru disana karena jika tidak, mungkin hal-hal yang tak diinginkan
akan terjadi.

Setelah itu saya harus menunggu sekitar 3 Bulan lagi untuk keberengkatan saya ke pulau Jawa
atau tempat kelahiran saya. Sebelum saya pulang ke Jawa saya harus menjalani hidup seperti biasa
meskipun kurang lengkap, yaitu tanpa seorang ibu.

Pada saat itu setelah 31 hari berlalu baru diadakannya vaksinasi yang pertama untuk para murid
di tempat yang jauh sekitaran daerah pembuang hulu yang dilaksanakan pada hari Kamis.

Pada hari keberangkatan, dipagi hari saya dan anak-anak satu sekolah lainnya berkumpul di
lapangan depan sekolah untuk mengadakan apel pagi dan berdo'a untuk vaksinasi pertama karena
jalan yang ditempuh cukup jauh setelah apel pagi selesai semua murid yang akan ikut, segera
memasuki bis. Dan kami pun berangkat pada pukul 07:30 karena ini adalah moment langka semua
orang turut bergembira akan hal ini,sepanjang jalan mereka terus membuat suasana menjadi lebih
berisi,meskipun saya bukanlah orang suka keramaian, namun melihat semua orang bersenang-
senang saya pun menjadi ikut senang.

Pada pukul 10:30 kami telah sampai tujuan disana kami berkeliling kesana kemari karena antrian
masih sangat panjang. Pada pukul 13:12 giliran saya tiba untuk divaksin saya ditanyai tentang
kesehatan saya untuk menindak lanjuti ada keadaan tertentu yang tidak diperbolehkan untuk vaksin.
Setelah saya selesai divaksin saya harus menunggu semua murid lainnya untuk divaksin.

Pada pukul 15:00 setelah semua selesai divaksin kami melakukan perjalanan panjang kembali
untuk pulang kerumah masing-masing. Tepatnya pada pukul 19:11 saya telah sampai didepan
rumah. Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan.

Satu bulan setelah saya melakukan vaksinasi dosis dua ditempat Yang berbeda bahkan lebih jauh
dari yang sebelumnya jaraknya kisaran 2 jam dari tempat sebelumnya.

Setelah itu hari-hari saya kembali normal namun saya merasa kondisi ini bukanlah normal seperti
saat masih bersama sang ibu Waktu demi waktu saya jalani seakan tak percaya apa yang sebenarnya
terjadi, hati yang dulu kuat kini menjadi lemah saat mengingat seorang ibu yang telah melahirkanku,
merawatku dari bayi hingga usiaku yang menginjak 17 thn, dan mengingat saya pernah berkata kasar
kepadanya dosa-dosa yang kuperbuat itu membuat bersedih tak kala saya belum sempat menjadi
seperti yang ibu saya ingin kan.

Dan saya akan mencoba merubah diri saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi agar bisa seperti
apa yang ibu saya inginkan meskipun itu akan sulit bagi saya, saya tetap akan melakukannya secara
bertahap. Dulu saya yang jarang sholat kini saya menjadi mau sholat dan mendoakan ibu agar
tenang disana dan semoga ia ditempatkan di surga kelak, karena telah menjadi sosok ibu yang selalu
bersabar dalam segala keadaan. Terkadang saat saya mengingat itu semua saya merasa sangat
bersalah.

Akhirnya hari ujian semester 3 tiba, yang berlangsung selama 7 hari penuh hingga minggu depan.
Namun nilai yang saya dapat menurun dari ujian semester lalu, sungguh sangat disayangkan.

Meskipun begitu saya harus tetap semangat. Dan sudah menjadi tradisi disana jika tidak tuntas nilai
ujiannya maka ada beberapa guru yang memberi pilihan remidi yaitu membawa barang atau ujian
kembali. Seperti yang diharapkan bahwa murid-murid disana lebih memilih untuk membawa barang
karena mereka tidak mau belajar lalu ujian kembali namun hasilnya sama saja oleh karena itu banyak
para murid disana yang lebih memilih untuk membawa barang. Jujur saya juga orang termasuk
dalam hal itu karena akan lebih mudah dan tidak takut akan kegagalannya.

Disela-sela remidi, para anggota osis ingin mengadakan class meeting. Dan kala itu saya sedang
sibuk mengurusi remidi, saya dipanggil untuk ikut rapat osis karena saya juga termasuk anggota osis
dan mengejutkannya lagi saya ditunjuk sebagai ketua panitia class meeting. Kesibukan saya pun
bertambah seiringnya waktu.

Saya bersyukur karena dihari ke 3 semua remidi saya terselesaikan dan tuntas. Karena remidi saya
sudah tuntas saya harus melakukan tugas yang lain yaitu sebagai ketua panitia class meeting.

Seperti yang saya duga bahwa menjadi ketua panitia tidaklah mudah, saat itu saya harus kesana
kemari mengurus segala hal yang diperlukan. Sampai pada akhirnya class meeting pun dimulai dan
berjalan lancar hingga selesai.

Dua Minggu setelah itu saya kembali disibukkan, karena saya harus mengurus surat pindah sekolah.
Saya senang ketika semua persiapan sudah selesai hanya tinggal menunggu hari keberangkatan,
namun sebelum itu dihari terakhir saya bersekolah disana saya harus berpamitan kepada semua
guru disana dan beberapa teman saya.

3 hari setelahnya, tepatnya pada hari minggu. Itu adalah hari keberangkatan saya, tepatnya pada
pukul 12:30 dari Hantantiring estate menuju ke pelabuhan Kumai dan menempuh perjalanan sekitar
4 jam.

Sesampainya di Kumai pada pukul 16:40, saya harus rapid tes terlebih dahulu. Setelah itu saya
menunggu keberangkatan kapal pada pukul 21:00. Waktu terasa begitu cepat, kapal yang saya naiki
akan segera berangkat. pada saat itu saya hanya berfikir “ini adalah hari terakhir saya menginjakkan
kaki di Kalimantan”. Meninggalkan segala hal yang ada disana mulai dari makam sang Ibu, teman-
teman,orang-orang disana yang saya kenal, guru-guru, tempat yang sudah saya kenal sejak lama dan
lain sebagainya. Semua itu harus saya tinggalkan dan saya harus memulai kehidupan yang baru
ditempat yang baru mulai dari nol.

Dikapal menempuh sekitar 26 jam perjalanan menuju pelabuhan Kendal. Sampai di pelabuhan
Kendal pada pukul 01:00, saya menghembuskan nafas untuk pertama kalinya disana setelah 5 tahun
tidak pulang. Dan melanjutkan perjalanan kembali menunju kab. Banjarnegara dan sampai dirumah
pada pukul 06:00 pagi. Kehidupan yang yang baru telah dimulai meskipun masih bingung dengan apa
yang ada disini, saya menghabiskan waktu seminggu untuk beristirahat, merapikan semua barang-
barang, belajar berinteraksi dengan orang-orang terdekat, mencari hal baru, dll.

Itu adalah kisah terakhir saya setelah lama beranda di Kalimantan mulai dari awal tahun 2010
hingga tahun 2022.

Anda mungkin juga menyukai