Anda di halaman 1dari 3

KESAKSIAN DAN PANGGILAN HIDUP

Perkenalkan nama saya Fransina Paulina Malesay, biasa dipanggil Paulina saya berasal dari
sebuah desa kecil di kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Lahir dari keluarga guru, saya
juga memiliki cita-cita yang sama dengan kedua orang tua yaitu menjadi guru. Setelah lulus
SMA saya melanjutkan berniat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan cita-cita
awal yaitu menjadi guru. Setelah, mendaftar di salah satu universitas di Kupang saya pun
diterima dan memulai perkuliahan selama satu semester. Namun ternyata ada rencana Tuhan
yang lain dalam hidup saya.

Di awal bulan Desember tahun 2001 saya memutuskan untuk merantau ke Semarang
mengikuti kaka saya yang sudah lama berada di Semarang. Setelah tiba di Semarang saya masih
dengan cita-cita yang sama yaitu menjadi guru. Namun. Cita-cita itu sempat berhenti karena
biaya. Lalu, saya memutuskan untuk bekerja selama setahun, selama bekerja saya juga
mengikuti banyak kegiatan gereja, dan panggilan untuk menjadi hamba Tuhan itu ada sejak saya
mengikuti sebuah kegiatan anak-anak muda dari sebuah gereja du semarang dan disitu saya
dinubuatkan untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Namun dalam pikiran saya , saya masih
dengan cita-cita untuk menjadi seorang guru. Namun pada akhirnya ketika saya berangkat kerja
saya terjatuh dari bis dan saya pulang dan saya diingatkan oleh gembala dimana saya bergereja.
Untuk apa saya ke Semarang? Bekerja atau kuliah?. Dan pada akhirnya saya memutuskan untuk
keluar dari pekerjaan saya dan mulai mengikuti saran dari bapak gembala saya dengan berdoa.
Akhirnya keputusan untuk kuliah saya ambil di tahun 2003, dan keputusan ini, saya sampaikan
ke orang tua saya, ketika mendengar itu orang tua saya tidak mendukung bahkan mereka
menjawab saya kalau jadi pendeta mau makan apa?. Tetapi keputusan saya sudah bulat dan cita-
cita untuk menjadi seorang guru sepertinya tiba-tiba hilang dari pikiran saya dan saya langsung
diajak ke sebuah Sekolah Tinggi Teologi di Salatiga yaitu STT Sangkakala. Tanpa berpkir
panjang saya langsung mau untuk kuliah di sana. Dan selanjutnya saya didaftarkan dan mulai
mengikuti perkuliahan disana.

Selama 4 tahun kuliah di STT Sangkakala terlalu banyak pengalaman hidup yang
didapat baik suka maupun duka. Bertemu dengan teman-teman satu angkatan dari berbagai
daerah dan karakter membuat saya semakin bersemangat untuk kuliah dengan segala rutinitas
yang harus dilalui setiap hari. Di STT Sangkakala saya juga belajar banyak mengenai pelayanan
baik yang didapat secara langsung melalui praktek yang dilakukan setiap hari jumat sore hingga
minggu sore mapun yang diterima secara teori melalui pembelajaran di kelas.

Setelah mengikuti semua proses Tuhan di kampus. Tahun 2009 saya dan teman-teman
diwisuda, senang rasanya akhirnya pertandingan di dalam kampus selesai juga, dan berharap
akan menjadi seorang pelayan yang sukses. Tapi ternyata apa saya yang pikirkan tidak sesuai
dengan kenyataan yang saya alami, karena setelah lulus saya membantu gembala saya yang
mempunyai panti asuhan selama berjalan beberapa tahun saya mulai berpikir apakah hidup saya
akan seperti ini terus, walaupun saya tahu betul bahwa melayani anak-anak dipanti asuhan juga
merupakan suatu pelayanan yang luar biasa.

Tiba-tiba pada suatu hari ada telephone masuk yang menawarkan untuk mengikuti
perkuliahan akta IV di sebuah Sekolah Tinggi di Magelang, tanpa berpikir panjang saya pun
mendafar dan mengikuti semua perkuliahan disana sekitar 6 bulan, setelah saya mengikuti
perkuliahan saya pulang ke Senarang, setelah itu saya mulai berpkir lagi apa yang akan saya
lakukan dengan ijazah yang sudah saya dapat. Saya mulai berdoa Tuhan apakah hidup saya
hanya akan seperti ini saja, tapi ternyata Tuhan yang saya sembah bukan Tuhan yang tidur dan
Tuhan yang tuli, karena ketika saya berdoa untuk apa ijazah yang sudah dapat, Tuhan menjawab
doa saya melalui seseorang dia memberitahu pada saya bahwa ada sebuah sekolah yang tidak
memiliki guru agama. Tanpa berpikir panjang besoknya saya langsung menuju sekolah tersebut
dengan membawa CV saya, dan yang membuat saya kaget Kepala Sekolah dari sekolah tersebut
langsung meminta saya untuk mengajar disekolah tersebut.

Puji Tuhan saya mulai mengajar di sekolah tersebut sejak tahun 2009, waktu itu saya
belum memiliki sepeda motor ketika harus berangkat mengajar naik angkot dan ketika
pelayanan saya memakai sepeda namun dengan berjalannya waktu saya berdoa agar bisa
memiliki sepeda motor dan akhirnya saya dibelikan sepeda motor oleh gembala sidang yang
bisa digunakan untuk pelayanan dan mengajar, dan saya terus berdoa agar bisa bisa memiliki
sepeda motor baru, Tuhan menjawab doa saya melalui sinode JKI pada saat Reat-Reat dan
Sinode JKI merayakan Anniversary dan berbagi sepeda motor dan ternyata saya adalah orang
dari sebagian teman-teman yang mendapat berkat sepeda motor, saya menangis dan bersukacita
karena Tuhan Yesus menajawab doa saya, semakin hari saya semakin melihat pemeliharaan dan
berkat Tuhan dalam hidup saya.
Tidak berhenti sampai di situ dalam perjalanan tiba-tiba saya menghadapi sebuah masalah yang
membuat saya merasa kalau Tuhan meninggalkan saya dan Tuha tidak adil dan saya mulai
berpikir apa yang harus saya perbuat untuk memenuhi kehidupan saya, ternyata apa yang saya
pikirkan tidak sama dengan apa yang Tuhan pikirkan karena ternyata ada kesempatan yang
Tuhan berikan untuk mengajar di sebuah SMP swasta di Semarang, tidak berhenti sampai di situ
Tuhan terus mempromosikan saya untuk mengajar di tingakt yang lebih tinggi yaitu SMA saya
tahu dan yakin ini semua adalah rencana Tuhan dalam hidup ini

Saat-saat ini saya baru sadar bahwa cita-cita saya untuk menjadi guru menjadi kenyataan
dan itu semua lewat prosesnya Tuhan dan bukan melalui apa yang saya pikirkan. Dan, saya terus
mengalami berkat dan anugerah dari Tuhan tidak hanya menjadi seorang guru tetapi Tuhan juga
memberikan kesempatan untuk tetap melayani di gereja.

Saya cuman mau katakan ketika kita mengikut Tuhan ikut saja proses-Nya dan tunggu waktu-
Nya karena waktuNya tidak pernah terlambat dan tidak terlalu cepat untuk menolong kita. Dan
kalau kita tetap percaya sama Tuhan Yesus kita akan terus dibawah naik karena ikut Tuhan itu
rasanya endol surendol tak kendol-kendol, makyus.

Anda mungkin juga menyukai