Anda di halaman 1dari 17

CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH 

Matius 6:33 (TB) "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" 
Matthew 6:33 (NET) "But above all pursue his kingdom and righteousness, and all these
things will be given to you as well”
Mencari kerajaan Allah dan kebenarannya maksudnya adalah kita menjadikan Yesus
sebagai Tuhan atas seluruh aspek hidup kita. Dengan kata lain menempatkan-Nya
sebagai prioritas utama dalam hidup kita.  Kata mencari menunjuk kepada usaha yang
dilakukan dengan sungguh dan secara terus-menerus sampai mendapatkan sesuatu. 
Artinya, kita harus menempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup ini; 
mengejar perkara-perkara rohani lebih daripada perkara-perkara yang ada di dunia. 
Rasul Paulus pun menasihati,  "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,
duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" 
(Kol. 3:1-2).  Melalui pertolongan Roh Kudus kita berusaha menaati perintah Tuhan. 
Jika kita melakukan apa yang diperintahkan Tuhan ini, tidak ada alasan bagi kita untuk
merasa kuatir dan cemas akan kebutuhan kita sebab semuanya pasti akan disediakan
Tuhan. 
Apa yang pertama yang harus kita cari di dalam hidup kita? Yang pertama dan
terutama kita cari adalah “Kerajaan Allah”. Apa itu Kerajaan Allah? 
Namun dalam kenyataannya, manusia lebih mengutamakan mencari harta, makanan,
minuman dan pakaian seperti yang disebutkan pada ayat 25, dari pada mencari
Kerajaan Allah dan kebenarannya terlebih dahulu (6:33). Perhatikan kalimat pada ayat
25b: “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting
dari pada pakaian”? Secara sederhana, kalimat di atas ingin mengatakan bahwa
mereka yang hidup dan terus mencari Kerajaan Allah itu sudah pasti mendapatkan
makanan, minuman dan pakaian. Selanjutnya, perhatikan pula kalimat “Pandanglah
burung-burung” pada ayat 26 dan kalimat “Perhatikanlah bunga bakung di ladang” pada
ayat 28. Kedua kalimat di atas ingin mengatakan, bahwa jika burung-burung  dan bunga
bakung saja Tuhan pelihara, apalagi setiap orang yang tidak pernah berhenti mencari
Kerajaan-Nya (6:30).
Harus kita akui bahwa orang kristen pada umumnya mengutamakan mencari semuanya
yang akan ditambahkan daripada mencari kerajaan Allah dulu. Bahkan dalam doa-doa
kita kebanyakan kita meminta yang ditambahkan daripada kehendak Allah. Tuhan
bukan tidak ingin memberkati kita tetapi Ia ingin kita lebih dulu menjadikan-Nya sebagai
Tuhan atau prioritas utama dalam seluruh aspek hidup kita. Oleh sebab itu dalam doa
Bapa kami, kata datanglah kerajaan-Mu jadilah kehendak-Mu ditempatkan lebih dulu
dari doa meminta berkat/makanan.
Kita sering datang berdoa kepada Tuhan dengan list yang panjang. Tuhan berkati
hidupku, pelayanku, keluargaku, masa depanku dan lainnya. Tetapi kita jarang berdoa
agar kehendak Tuhan jadi atas semua yang kita doakan.
Bila kita memang menempatkan mencari Kerajaan Allah sebagai prioritas utama maka
kita seharusnya berdoa dulu dan menyerahkannya kepada Tuhan agar kehendak-Nya
yang terjadi. Tetapi bila kita berfokus kepada semua yang ditambahkan itu maka kita
akan langsung menerima pemberian itu tanpa mencari dahulu kehendak Tuhan.
Pernyataan ini sepertinya bernada sangat munafik bagi banyak orang. Ini bukan
masalah munafik atau tidak melainkan kebenaran yang seharusnya kita lakukan. Yang
perlu kita lakukan adalah mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka
yang lain itu akan menyusul. Karena itu, tempatkanlah Tuhan sebagai prioritas utama
dalam seluruh aspek hidup kita, maka Ia akan memberikan segala kebutuhan hidup
kita. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Baca:  Matius 6:25-34

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu."  Matius 6:33

     Agar janji berkat pertolongan, pemeliharaan dan pembelaan Tuhan benar-
benar digenapi dalam hidup ini ada harga yang harus kita bayar,
yaitu  "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu."  (ayat nas  Melalui pertolongan Roh Kudus
kita berusaha menaati perintah Tuhan.  Jika kita melakukan apa yang
diperintahkan Tuhan ini, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa kuatir dan
cemas akan kebutuhan kita sebab semuanya pasti akan disediakan Tuhan.

     Sudahkah kita memperhatikan jam-jam doa, menyediakan waktu untuk


membaca dan merenungkan firman-Nya, tekun beribadah serta melayani Dia
sepenuh hati?
Dalam Matius 6:33 ditekankan untuk mencari dahulu Kerajaan Allah, maka semuanya akan
ditambahkan kepadamu, dan apakah artinya ini?  Mungkin lebih sering kita mendengar bahwa
dengan mencari Kerajaan Allah maka kita akan mendapatkan tambahannya itu yaitu pemenuhan
kebutuhan jasmani, sehingga bisa saja kita keliru bahwa mencari Kerajaan Allah akan
mendatangkan berkat jasmani.  Mencari Kerajaan Allah untuk mendapatkan berkat jasmani, tetapi
ini benar-benar duniawi.  Pemahaman yang salah ini menyebabkan orang tidak bisa menangkap
makna orisinil dari maksud mulia Tuhan Yesus.  Untuk memahami makna dari Matius 6:33 ini, kita
harus memahami konteks dari ayat-ayat sebelumnya dimana di sini Tuhan Yesus berbicara tentang
kekuatiran.  Tuhan mengajar agar orang percaya tidak boleh memiliki kekuatiran negatif, karena
usaha memenuhi kebutuhan jasmani akan melampaui panggilan untuk mengumpulkan harta di
sorga dan memahami kebenaran serta mengabdi kepada Tuhan.  Orang percaya harus memiliki
fokus untuk mencari Kerajaan Allah, yang dapat kita pahami dalam dua dimensi: 1) Pemerintahan
Allah dalam hidup individu, 2) Kerajaan Allah secara fisik di langit baru dan bumi baru.

Apa artinya jika kita hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan jasmani?  Itu semua dicari bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah(Mat. 6:32).  Tuhan Yesus pun berkata: “karena di mana hartamu
berada, di situ juga hatimu berada” (Mat. 6:21).  Sehingga jika harta kita di sorga, maka hati kita juga
di sorga.  Dan kata “carilah dahulu” = zeteite berasal dari akar kata zeteo, yang berarti mencari,
menyelidiki, memeriksa, mempertimbangkan, berjuang untuk sesuatu tujuan, menuntut.  Kalau
Tuhan Yesus berkata “carilah” berarti ada suatu kerja keras atau usaha untuk memperoleh sesuatu. 
Sesuatu itu adalah Kerajaan Allah dan kebenaranNya, yaitu pemerintahan Allah dan Kerajaan Allah
secara fisik.  Kita tidak akan mendapatkan Kerajaan Allah secara fisik kalau kita tidak mengalami
pemerintahan Allah dalam hidup kita pribadi.  Dan kebenaranNya = Dikaiosunen yaitu kelakuan
yang sesuai dengan standar kesucian Tuhan, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. 
Dalam Mat. 5:20 disebutkan juga: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari hidup
keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga.
Dalam Roma 14:17 Rasul Paulus berkata:”Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan
minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus”.  Pernyataan Rasul
Paulus ini sungguh sinkron dengan perkataan mulia Tuhan Yesus.  Kerajaan Sorga tidak berpusat
pada kehidupan di bumi.  Inilah cara hidup Tuhan Yesus dan Rasul Paulus, yaitu memiliki sukacita
dan damai sejahtera yang tidak berpusat pada hal duniawi.  Ini berarti setiap orang yang benar-
benar mendahulukan Kerajaan Allah, sudah bersedia mati bagi dunia.  Apa artinya mati bagi dunia? 
Kolose 3:3:”Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam
Allah.”  Jika seseorang bersedia ikut Tuhan artinya dia bersedia mati bagi Tuhan, yaitu menerima
baptisan.  Baptisan artinya kesediaan untuk mati dan dikuburkan bersama dengan Tuhan Yesus. 
Baptisan adalah lambang kematian, maka ketika Tuhan Yesus berkata “carilah dahulu Kerajaan
Allah”, itu juga berarti: “matikan kewarganegaraanmu di dunia ini barulah namamu terdaftar di
sorga.”

BAB I

PENDAHULUAN

1.              Latarbelakang kitab

Jika kita melihat lebih dekat Injil Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-
Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup
sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk
seluruh dunia. Buku  Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian
mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia
berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus
dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia
ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya. Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius
ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus
juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah.

Injil yang pertama menurut tradisi di anggap tulisan Matius Lewi, seorang pemungut cukai, yang di
panggil Yesus menjadi salah seorang dari kedua belas murid-Nya ( Matius 9:9-13; 10:3). [1] Eusebius ( ±
tahun 325) mengutip papias ( ± tahun 100 ) yang konon mengatakan bahwa Matius telah menyususn
ajaran Tuhan dalam bahawa Aram, yang kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh masing-
masing orang semampu mereka.[2]

Tema dari Injil Matius dinyatakan pada kata-kata pembukaannya, “ silsilah Yesus Kristus, anak daud,
anak Abraham” ( Matius 1:1).[3] Kitab ini di tulis oleh Matius Lewi, seorang pemungut cukai, yang di
pakai oleh Yesus menjadi salah seorang dari kedua belas Murid-Nya. Tujuan dari Injil Matius adalah
untuk menunjukkan bagaimana Yesus dari Nazaret mengembangkan serta menguraikan kitab Wahyu
Ilahi yang telah di mulai dalam nubuat tetang Mesia[4]s dalam Perjanjian Lama. Meskipun sifat dari kitab
ini berciri Yahudi, juga di tulis bagi kepentingan umat kafir, karena perintah-Nya yang terakhir adalah
bagi kedua belas rasul untuk menjadikan “ semua bangsa” murid-murid-Nya(28:29).[5]

Makalah ini di buat untuk memberikan masukan kepada hamba-hamba tuhan yang hidup menafsirkan
Alkitab dengan semau diri saja buan berdasarkan firman Tuhan, maka penulis membuat sebuah
pencerahan dalam makalah ini dimana membuka dan merombak cara berfikir orang tentang hal ke
khawatiran dalam hidup ini.

BAB II

PEMBAHASAN

1.      Analisa kitab

Larangan yang di tetapkan. Tuhan Yesus memberikan nasehat dan perintah agar kita jangan kawatir
tentang hal-hal dunia ini “ aku berkata kepadamu” dia mengatakan sebagai seorang pemberi hukum
yang berdaulat atas hati kita. “ jangan kuatir akan hidupmu” “ jangan kuatir pula akan tubuhmu,( ayat
25), jangan kuatir dan berkata apa yang akan kami makan ( ay. 31), dan lagi ( ay. 34). Jangan kuatir me
merimanate  jangan kamu cemas. Sama seperti terhadap kemunafikan, demikian pula terhadap
kepentingan duniawi. Peringatan di ulang sebanyak tiga kali, namun ini bukanlah pengulangan yang
bertele-tele sebab ajaran demi ajaran, dan pekataan-demi perkataan, harus terus menerus di sampaikan
untuk memcapai tujuan yang sama dan semua itu mencapai tujuan yang sama dan semua itu harus

2.       Studi kata

2. 1  Matius 6 : 31
6 : 31 LAI TB,

Sebab itu

          janganlah kamu kuatir

                      dan

                                  berkata:

Apakah

          yang akan kami makan?

Apakah

           yang akan kami minum?

Apakah

          yang akan kami pakai?

KJV, Therefore take no thought, saying, What shall we eat? or, What shall we drink? or, Wherewithal
shall we be clothed?

Translit interlinear, μη (janganlah) ουν (karena itu) μεριμνησητε (kamu merasa kawatir) λεγοντες
(berkata) τι (apa yang) φαγωμεν (kami akan makan) η (atau) τι (apa yang) πιωμεν (kami akan minum) η
(atau) τι (apa yang) περιβαλωμεθα (kami akan mengenakan)

Μεριμνησητε Menurut buku Intirlinear Hasan suanto menjelaskan bahwa kata Μεριμνησητε adalah
( merasa khawatir, memperhatikan) dengan kata dasar  merimnao kata ini muncul dalam Perjanjian baru
sebanyak 19 kali, dalam hal ini menurut buku interlinear hasan sutanto kasus nya adalah V2P ( kata kerja
kedua jamak) aoris active, subjuntive yang berarti ini merupakan perkataan Tuhan Yesus yang
menyatakan bahwa V2P kalian ( kamu sekalian)[9] jangan merasa khawatir, ini merupakan kata ajakan
( subjuntive) yang menyatakan supaya kita jangan khawatir dengan apa yang sudah dan akan kita alami
secara terus menerus atau berkelanjutan seperti dalam konteks ini akan apa yang akan kami makan dan
apa yang akan kami minum. Dalam KBBI khawatir di artikan sebagai takut, gelisah, cemas. Ini merupakan
suatu hal yang berhubungan dengan perasaan seseorang yang tibul jika terjadi sesuatu. Nah dalam hal
itu kita bisa menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus mengatakan ini kepada orang-orang di bukit yang
mendengarkan Khotbahnya supaya jangan kuatir akan hari depan ( aoris aktif ), karena kekuatiran tidak
akan mendatangkan sesuatu yang merubah masa depan. (ay. 27). jika kita lihata dari konteks jauh dari
kata Μεριμνησητε ini kata ini di sebutkan dalam Mat 5 : 25 yang memakai kata merimnate yang
mempunyai arti mengkhawatirkan, dalam kontek itu khawatir akan hidup kita.

Kami akan makan φαγωμεν dalam buku interlinear buku hasan sutanto mengartikan kata ini menjadi
( makan, memakan, cari makan) yang mempunyai kata dasar estiw dalam analisa kasus nya kata ini
adalah V1P (kata kerja pertama jamak) aoris, aktif subjuntif.[10] Ini merupakan perkataan Tuhan Yesus
yang seolah-olah mengalaminya (Subjuntif) Dia seolah-olah merasakan dan mengalami apa yang akan di
makan seolah-olah ini maksudnya dia merasa mengalaminya tetapi belum mengalaminya, belum terjadi
tetapi sudah merasakannya. Begitu pula dengan kata selanjutnya πιωμεν mengalami kasus yang sama
maka kata ini menjelaskan kepada kita bahwa akan apa yang kan di makan secara terus menerus,
memerlukannya, janganlah kita mengkhawatirkan itu karena dalam ayat yang ke 33 akan di berikan
karena itu merupakan sebuah kata jaminan (passive indicatife) kita hanya diam tetapi di berikan kepada
kita, sudah di sediakan.

Di dalam dunia ini ada dua macam lapar, lapar jasmani dan lapar batin. Lapar jasmani bisa dikenyangkan
oleh makanan. Semua orang dapat menjadi kaya dan perutnya tidak kelaparan, tapi hidupnya tidak
lengkap dan belum tentu bahagia, dan inilah yang dinamakan "lapar batin". Menurut Alkitab, Tuhan
Yesus dapat mengenyangkan lapar batin, karena ia adalah roti hidup (Yohanes 6:32-35), Dia itulah
"kebenaran" yang dapat mengenyangkan jiwa-jiwa yang lapar :

Yohanes 6:32-35  ( 6:32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan
Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang
benar dari sorga. 6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi
hidup kepada dunia." 6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar
lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

2. 2  Matius 6 : 32

Ayat 6 : 32  LAI TB,

Semua itu

          dicari

                      bangsa-bangsa

yang

                      tidak mengenal Allah.

          Akan tetapi

                                  Bapamu yang di sorga tahu,

bahwa

                      kamu memerlukan semuanya itu.

KJV, (For after all these things do the Gentiles seek:) for your heavenly Father knoweth that ye have
need of all these things.

Translit interlinear, παντα (semua) γαρ (karena) ταυτα (ini) τα εθνη (bangsa-bangsa tidak mengenal
Allah) επιζητει (berusaha keras mencari) οιδεν (tahu) γαρ (karena) ο πατηρ (Bapa) υμων (-mu) ο
ουρανιος (di Surga) οτι (bahwa) χρηζετε (kamu memerlukan) τουτων (ini) απαντων (semua).

Dalam ayat yang kedua ini perlu kita ketahui bahwa kata επιζητει ( berusaha keras mencari ) dalam
bentuk jamaknya. dalam buku interlinear hasan sutanto kata ini di artikan sebagai ( mencari, ingin,
berusaha keras mencari, menuntut ) yang mempunyai kata dasar epizetew. Kasus nya adalah V3P
present, active, indicative[11], ini merupakan sebuah kata perintah yang harus di kerjakan secara terus
menerus ( active indicative) dan tidak boleh tidak di kerjakan sebagai seorang yang sudah mengenal
Allah, dalam konteks ini di katakan kepada orang yang belum mengenal Allah, jadi jika sudah di katakan
dan sudah di beritakan maka kata ini kan harus di lakukan dan akan terus berkelanjutan ( active). Dan
juga jika kita lihat juga dari KBBI kata mencari mempunyai sebuah arti yaitu berusaha mendapatkan
(menemukan, memperoleh).  Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa seornag yang sudah mendengarkan
khotbah ini harus berusaha menemukan Allah yang satu-satunya itu adalah Allah. Dan juga kata
berikutnya yaitu kata οιδεν kata ini memiliki kasus perfect, aktive, indicative, ini merupakan sebuah kata
yang tidak bisa dipisahkan dari kata sebelumnya yaitu bahwa kata ini menjelaskan bahwa ini merupakan
kata yang di ucapkan oleh Tuhan Yesus bahwa Bapa yang di sorga sudah dan telah mengetahui apa yang
kita perlukan maka kita tidak pelu kuatir karena Ia telah dan akan terus menerus akan mencukupkan
kita.

Dalam ayat selanjutnya adalah kata kamu memerlukan (χρηζετε) kata ini mempunyai kasus yang sama
dengan kata sebelumnya yaitu kasus kata kerja ke dua jamak present aktif indicative.

Dan dari kasus itu kita bisa menyimpukan bahwa kata ini menjelaskan kepada kita para penafsir dan
pembaca bahwa kita sebagai manusia pasti memerlukan itu secara terus menerus.[12]

Maka kita bisa menarik kesimpulan dari ayat ini adalah Tuhan tau apa yang kita perlukan dan akan terus
akan kita perlukan, sebelum kita memerlukannya Tuhan sudah mengetahuinya, semua bangsa-bangsa
mencari hal hal itu padalah Bapa kita yang di soraga tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu. Maka
janganlah kita khawatir karena bapa kita yang di sorga telah dan akan terus menerus mencukupkan kita.

2. 3.  Matius 6 : 33

6 : 33 LAI TB :

Tetapi

          carilah dahulu

                      Kerajaan Allah

dan

                      kebenarannya,

maka

          semuanya itu

akan

                      ditambahkan kepadamu.

KJV : But seek ye first the kingdom of God, and his righteousness; and all these things shall be added
unto you.

Translit interlinear, ζητειτε (carilah) δε (tetapi) πρωτον (terlebih dahulu) την βασιλειαν (Kerajaan) του
θεου (Allah) και (dan) την δικαιοσυνην (kebenaran) αυτου (-Nya) και (dan) ταυτα (ini) παντα (semua)
προστεθησεται (akan diberikan/ ditambahkan) υμιν (kepada kamu).
Kata yang pertama adalah kata ζητειτε (carilah), kata ini mempunyai kasus V2P yang dalam buku
interlinear hasan sutanto memngartikan sebagai ( carilah ) kata kerja ke dua jamak present active
imperative, yang artinya ini merupaka kata perinta yang harus di kerjakan dan tidak boleh tidak di
kerjakan (imperative) harus di lakukan secara terus menerus berkelanjutan, dimana dalam kasus ini
adalah kata ζητειτε yang artinya “

. [13]

Kata Yunani ζητειτε dalam kasus  (verb - present active middle - second person), dari kata kerja ζητεω
yang mempunyai arti "mencari", yang bermakna : "menunjuk terjadinya keasyikan terus-menerus ketika
mencari sesuatu, atau berusaha dengan sungguh-sungguh dan tekun untuk memperoleh sesuatu".

2.3.  Matius 6 : 34

6:34 LAI TB,

Sebab itu

          janganlah

                      kamu kuatir akan hari besok,

karena

                      hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.

          Kesusahan sehari

          cukuplah

untuk sehari.

KJV, Take therefore no thought for the morrow: for the morrow shall take thought for the things of
itself. Sufficient unto the day is the evil thereof.

Translit interlinear, μη (janganlah) ουν (karena itu) μεριμνησητε (kamu merasa kawatir) εις (akan) την
αυριον (besok) η γαρ (karena) αυριον (besok) μεριμνησει (akan mengkuatirkan) τα εαυτης (dirinya)
αρκετον (cukup) τη (ini) ημερα (hari) η κακια (kesusahan) αυτης (nya –sendiri).

Ayat 34 : Menurut beberapa penafsir, ayat 34 harus diterjemahkan sedikit lain dari pada terjemahan
Indonesia LAI-TB, yakni: "Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok akan mengurus
persoalan-persoalannya sendiri". "Hari besok" di sini digambarkan sebagai oknum. Terjemahan yang
lebih teliti lagi ialah: "Biarkanlah besok mengurus persoalan-persoalannya sendiri". Dalam bahasa
Yunani, kata "μεριμνησει akan mengkuatirkan (verb dalam bentuk future active indicative (future tense)
kadang-kadang dipakai dengan arti "biarkanlah" (imperatif). Kata ini adalah merupakan "personifikasi"
yang mencolok. "Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari", kesusahan yang dimaksud jelas jasmaniah
maupun batiniah, mengacu kepada persoalan-persoalan yang mungkin timbul. Kita tidak perlu
menambahkan masalah esok kepada masalah hari ini.
Tuhan Yesus menutup pengajaranNya dengan kata-kata yang berkhikmat: "Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari". Dia mengetahui bahwa di dalam kehidupan kita masing-masing setiap hari ada
penderitaan kecil atau besar, yang harus kita tempuh dengan pertolongan Tuhan; Karena jika kita cemas
tentang hari yang akan datang, maka beban akan menjadi dobel, dan lebih besar. Melalui perikop ini,
kita mendapat pelajaran yang berharga dari Yesus Kristus, Guru dan Tuhan kita (Yohanes 13:13) :
Janganlah kuatir!, sebab Allah menyediakan apa yang dibutuhkan oleh umatNya. Seperti Mazmur Daud
yang menulis : TUHAN adalah gembalaku, maka aku tak perlu ingin (Mazmur pasal 23). Kita "tidak
sempat" ingin sesuatu jika kita menempatkan Allah sebagai Gembala kita. Karena Allah kita adalah
Gembala Yang Baik (Yehezkiel 34:31, Mazmur 23:1, Yohanes 10:11), Ia sudah menyediakan apa yang kita
perlukan, dan Ia senantiasa memelihara kita bagaikan biji mataNya sendiri (Ulangan 32:10, Zakharia
2:8 ).[14]

1. Frasa "την βασιλειαν του θεου ; tên basileian tou theou", "Kerajaan Allah", menempatkan sungguh-
sungguh kepemimpinan dan kuasa / otoritas Allah dinyatakan melalui kehidupan kita. Kita dapat berdoa
agar Kerajaan Allah datang dengan kuasa yang luar biasa untuk menyelamatkan orang berdosa,
menghancurkan kuasa iblis, menyembuhkan orang sakit, menyediakan apa yang kita perlukan dan
meninggikan nama Yesus.[15] Berada dalam kerajaan Allah itu berarti melakukan dan memberlakukan
kehendak dan otoritas Allah. Kasih yang besar dapat mengalahkan segala hal yang lain. Kasih yang besar
dapat menjadi sumber inspirasi dalam bekerja, mendorong pelajaran, membersihkan hidup dari segala
yang kotor, dan juga menguasai seluruh keberadaan seseorang, dan kasih yang besar itu hanya ada
dalam kerajaan Allah.  Selanjutnya kata "την δικαιοσυνην αυτου ; tên dikaiosunên autou", "Kebenaran-
Nya" – yaitu kita berusaha untuk mentaati perintah Allah, memiliki kebenaran Kristus (Yohanes 14:6),
tetap terpisah dari "dunia" (tidak mengikut 'kebenaran dunia' tetapi kebenaran Kristus) dan
menunjukkan kasih terhadap semua orang. [16]

Para ahli tidak sependapat, apakah perkataan Yunani "προστιθημι - prostithêmi" sebaiknya
diterjemahkan dengan "ditambahkan" ataukah dengan "diberi". Namun keduanya dapat kita
pergunakan secara bersama-sama, bahwa kita orang-orang percaya harus memusatkan perhatian pada
nilai-nilai rohani dan bersandar penuh kepada Allah, karena Allah mengetahui berbagai kebutuhan
umatnya dan akan menyediakan/ memberi/ menambahkan apa-apa yang diperlukan oleh umatNya baik
jasmani maupun rohani.

BAB III

KESIMPULAN DAN APLIKASI

Kesimpulan dari perikop ini adalah Orang-orang yang tidak memiliki kekayaan bisa menjadi korban dari
kekhawatiran dan kehilangan iman. Karena itu pergeseran ini wajar. Jangan khawatir. Bukan larangan
untuk mengantisipasi masa depan dan membuat rencana (bdg. I Tim. 5:8; Ams. 6:6-8; 30:25), melainkan
larangan untuk khawatir mengenai kebutuhan sehari-hari. Bukankah hidup itu lebih penting daripada
makanan? Karena hidup itu sendiri dan juga tubuh diperlengkapi oleh Allah, apakah kita tidak juga
mengandalkan Dia untuk memperlengkapi hal-hal yang tidak sepenting itu? Karena Allah memelihara
burung yang tidak memiliki kemampuan untuk menabur, menuai dan menyimpan. [17]
Betapa manusia yang memperoleh semua kemampuan itu seharusnya lebih mengandalkan Bapa
surgawi mereka! Menambah sehasta saja pada tinggi tubuhnya. (LAI: jalan hidupnya). Makanan itu
penting bagi pertumbuhan. Tetapi di dalam hal ini pun Allah yang mengendalikan.

Waktu seorang anak bertumbuh menjadi dewasa. Allah menambahkan jauh lebih daripada sehasta
(sekitar delapan belas inci), tetapi kekhawatiran hanya menghambat dan tidak menolong. Sebagian
orang menerjemahkan dengan jalan hidup dan bukan tinggi tubuh, dan mereka berusaha menemukan
contoh-contoh penggunaan sehasta sebagai ukuran waktu. Sekalipun demikian, penafsiran yang
pertama itu cukup cocok dengan nas termaksud. Bunga bakung. Bunga apa yang dimaksudkan di sini
tidak jelas, tetapi pastilah sedang berkembang ketika itu sebab Yesus berbicara tentang Perhatikanlah.
Salomo. Raja Ibrani yang paling terkemuka. Rumput di ladang. Bunga bakung yang baru saja disebutkan,
yang keindahannya begitu singkat umurnya, dan yang tidak lama kemudian ikut terpotong bersama
rumput dan dipakai sebagai bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan manusia (Yak. 1:11). Hai orang
yang kurang percaya.

Ungkapan yang dipergunakan empat kali di dalam Injil Matius, satu kali di dalam Injil Lukas, sebagai
dorongan untuk bertumbuh di dalam iman maupun sebagai teguran lembut. Dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah. Sebuah acuan kepada perhatian akan hal-hal materi oleh bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah karena mereka tidak mengenal Allah sebagai Bapa surgawi (bdg. 6:7, 8). Carilah
dahulu. Para pendengar Kristus, yang sudah bersumpah setia kepada Raja itu, harus terus mencari (kata
kerja berkesinambungan) Kerajaan Surga dengan cara memusatkan perhatian pada nilai-nilai rohani dan
bersandar penuh kepada Allah; dan Allah yang mengetahui berbagai kebutuhan sementara mereka akan
menyediakan apa yang diperlukan.[18] Hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Suatu personifikasi
yang mencolok. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Kesusahan yang dimaksudkan jelas jasmaniah,
mengacu kepada persoalan-persoalan yang mungkin timbul. Tidak perlu menambahkan masalah esok
kepada masalah hari ini.[19]

Di tengah-tengah situasi dan kondisi kita pada hari-hari ini, baik kondisi alam, ekonomi, sosial politik,
maupun dalam berbagai hal yang tidak menguntungkan, Tuhan berpesan kepada kita "Janganlah kamu
kuatir akan hidupmu!"

Pada waktu Tuhan Yesus mengajar kepada para murid-Nya untuk tidak kuatir, hal ini juga berlaku dan
diajarkan atas kita murid-murid-Nya untuk tidak kuatir dalam hidup kita. Di tengah-tengah kondisi
Negara kita yang tidak baik, mungkin juga di tengah-tengah keadaan rumah tangga, keluarga, pekerjaan
yang kurang baik, Tuhan mengajarkan kita untuk tidak kuatir.[20]

Matius 10:29a, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit?..."

Lukas 12:6, "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?..."

Mungkin kita datang ke tukang burung dan membeli burung pipit yang seharusnya berharga 4 ekor dua
duit, karena dua ekor seduit. Tetapi ini justru diberikan 5 ekor burung pipit dengan harga dua duit. Ini
menandakan betapa tidak berharganya burung pipit itu sebenarnya, tetapi ayat selanjutnya
mengatakan, "... Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah." Apa
artinya? kalau burung pipit yang tidak berharga saja, keberadaannya tidak dilupakan Allah, apalagi kita
yang dijadikan seturut dengan gambar dan rupa Allah, betapa berharganya kita di hadapan Allah. Tidak
perduli siapa kita, apa latar belakang kita, pekerjaan kita, dan kondisi ekonomi kita, Tuhan senantiasa
memperhatikan dan tidak pernah melupakan kita, seperti yang dikatakan dalam Ayub 7:17-18, "Apakah
gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi, dan
Kauuji setiap saat?" Di hadapan Tuhan, setiap kita tidak ada yang lebih ataupun kurang, semuanya sama
berharganya.[21]

Kuatir itu terbalik dengan iman. Kekuatiran dapat melumpuhkan iman kita dalam mengiring Yesus, itu
sebabnya kekuatiran adalah dosa. Tuhan mengatakan bahwa kita harus berjalan dengan iman bukan
dengan penglihatan.

Seumpama dua tembok yang saling berhadapan, tembok yang satu berbicara tentang kekuatiran,
sedangkan tembok yang lain adalah tembok iman. Jika kita berjalan menuju tembok kekuatiran, itu
berarti kita membelakangi tembok iman. Demikian pula sebaliknya, jika kita mengarah kepada tembok
iman, artinya kekuatiran itu ada di belakang kita. Tuhan menghendaki kita mengarahkan pandangan
kepada tembok iman, dan apa yang kita imani itu pasti terjadi. Bagaimana mungkin persoalan kita dapat
terselesaikan jika kita kuatir? Bahkan dikatakan dalam ayat 27, "Siapakah di antara kamu yang karena
kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" Kekuatiran kita tidak akan
mungkin dapat menyelesaikan persoalan, sakit penyakit dan berbagai permasalahan yang kita hadapi.
Sebab kekuatiran kita justru menyebabkan iman kita menjadi lumpuh.

Kita mengerti bahwa hari-hari ini, mungkin kondisi Negara kita, keluarga, pekerjaan dan usaha kita
mengalami banyak goncangan. Tetapi Tuhan berpesan untuk tidak kuatir, sebab justru Tuhan hendak
melakukan pemulihan. Bukankah tahun 2006 adalah Tahun kelimpahan Gandum, Anggur dan Minyak.
Dalam berbagai goncangan yang sedang terjadi hari-hari ini, Tuhan sedang membuktikan dan
mendemonstrasikan bahwa di tengah-tengah goncangan, Tuhan tetap memberkati dan memberikan
perlindungan bagi umat-Nya. Firman Tuhan berkata, "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu" (ayat
32). Mereka kuatir, karena tidak mengenal Allah, sementara kita anak-anak Tuhan, kita tidak perlu kuatir
karena kita mengenal siapa Allah yang kita sembah. Dia adalah Raja di atas segala raja, yang
mencukupkan segala keperluan kita, bahkan memberikan jalan keluar dalam segala perkara yang kita
hadapi.[22]

Ada seorang pengamen buta, yang bernyanyi di sebuah restoran. Dikatakan dalam lagunya, "burung
nuri, katanya.. terbang tinggi katanya..", sampai ada seorang pelanggan restoran yang bertanya
kepadanya, kenapa lirik lagunya menggunakan "katanya"? Dengan spontan pengamen buta itu berkata,
"saya tidak pernah melihat bagaimana rupa burung nuri dan bagaimana dia bisa terbang, semuanya saya
tahu dari kata orang, sebab saya tidak bisa melihat." Kita harus mangalami Yesus bukan karena kata
orang, tetapi kita harus mengalami secara pribadi. Sehingga pada waktu kita berada di tengah-tengah
goncangan, justru perlindungan, pemeliharaan dan berkat Tuhan tetap ada di dalam keluarga kita.

Di tengah-tengah situasi dan kondisi kita pada hari-hari ini, baik kondisi alam, ekonomi, sosial politik,
maupun dalam berbagai hal yang tidak menguntungkan, Tuhan berpesan kepada
kita "Janganlah kamu kuatir akan hidupmu!"

Pada waktu Tuhan Yesus mengajar kepada para murid-Nya untuk tidak kuatir, hal ini
juga berlaku dan diajarkan atas kita murid-murid-Nya untuk tidak kuatir dalam hidup
kita. Di tengah-tengah kondisi Negara kita yang tidak baik, mungkin juga di tengah-
tengah keadaan rumah tangga, keluarga, pekerjaan yang kurang baik, Tuhan
mengajarkan kita untuk tidak kuatir.

Matius 10:29a, "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit?..."


Lukas 12:6, "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?..."

Mungkin kita datang ke tukang burung dan membeli burung pipit yang seharusnya
berharga 4 ekor dua duit, karena dua ekor seduit. Tetapi ini justru diberikan 5 ekor
burung pipit dengan harga dua duit. Ini menandakan betapa tidak berharganya burung
pipit itu sebenarnya, tetapi ayat selanjutnya mengatakan, "... Sungguhpun demikian
tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah." Apa artinya? kalau burung
pipit yang tidak berharga saja, keberadaannya tidak dilupakan Allah, apalagi kita yang
dijadikan seturut dengan gambar dan rupa Allah, betapa berharganya kita di hadapan
Allah. Tidak perduli siapa kita, apa latar belakang kita, pekerjaan kita, dan kondisi
ekonomi kita, Tuhan senantiasa memperhatikan dan tidak pernah melupakan kita,
seperti yang dikatakan dalam Ayub 7:17-18, "Apakah gerangan manusia, sehingga
dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi, dan
Kauuji setiap saat?"  Di hadapan Tuhan, setiap kita tidak ada yang lebih ataupun
kurang, semuanya sama berharganya.

Kuatir itu terbalik dengan iman. Kekuatiran dapat melumpuhkan iman kita dalam
mengiring Yesus, itu sebabnya kekuatiran adalah dosa. Tuhan mengatakan bahwa kita
harus berjalan dengan iman bukan dengan penglihatan.

Seumpama dua tembok yang saling berhadapan, tembok yang satu berbicara tentang
kekuatiran, sedangkan tembok yang lain adalah tembok iman. Jika kita berjalan menuju
tembok kekuatiran, itu berarti kita membelakangi tembok iman. Demikian pula
sebaliknya, jika kita mengarah kepada tembok iman, artinya kekuatiran itu ada di
belakang kita. Tuhan menghendaki kita mengarahkan pandangan kepada tembok iman,
dan apa yang kita imani itu pasti terjadi. Bagaimana mungkin persoalan kita dapat
terselesaikan jika kita kuatir? Bahkan dikatakan dalam ayat 27, "Siapakah di antara
kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya?" Kekuatiran kita tidak akan mungkin dapat menyelesaikan persoalan, sakit
penyakit dan berbagai permasalahan yang kita hadapi. Sebab kekuatiran kita justru
menyebabkan iman kita menjadi lumpuh.

Kita mengerti bahwa hari-hari ini, mungkin kondisi Negara kita, keluarga, pekerjaan dan
usaha kita mengalami banyak goncangan. Tetapi Tuhan berpesan untuk tidak kuatir,
sebab justru Tuhan hendak melakukan pemulihan. Bukankah tahun 2006 adalah Tahun
kelimpahan Gandum, Anggur dan Minyak. Dalam berbagai goncangan yang sedang
terjadi hari-hari ini, Tuhan sedang membuktikan dan mendemonstrasikan bahwa di
tengah-tengah goncangan, Tuhan tetap memberkati dan memberikan perlindungan
bagi umat-Nya. Firman Tuhan berkata, "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu" (ayat 32). Mereka kuatir, karena tidak mengenal Allah,
sementara kita anak-anak Tuhan, kita tidak perlu kuatir karena kita mengenal siapa Allah
yang kita sembah. Dia adalah Raja di atas segala raja, yang mencukupkan segala
keperluan kita, bahkan memberikan jalan keluar dalam segala perkara yang kita hadapi.

Ada seorang pengamen buta, yang bernyanyi di sebuah restoran. Dikatakan dalam
lagunya, "burung nuri, katanya.. terbang tinggi katanya..", sampai ada seorang
pelanggan restoran yang bertanya kepadanya, kenapa lirik lagunya menggunakan
"katanya"? Dengan spontan pengamen buta itu berkata, "saya tidak pernah melihat
bagaimana rupa burung nuri dan bagaimana dia bisa terbang, semuanya saya tahu dari
kata orang, sebab saya tidak bisa melihat." Kita harus mangalami Yesus bukan karena
kata orang, tetapi kita harus mengalami secara pribadi. Sehingga pada waktu kita
berada di tengah-tengah goncangan, justru perlindungan, pemeliharaan dan berkat
Tuhan tetap ada di dalam keluarga kita.

Beberapa waktu yang lalu, dalam acara KKR di Salatiga, yang dihadiri oleh ±7000 orang
pada malam itu, terjadi lawatan Allah yang luar biasa. Setelah firman Tuhan dibagikan
oleh Bapak Pdt DR Ir Niko Njotorahardjo, diberikan kesempatan kepada mereka yang
mengalami sakit penyakit untuk maju dan didoakan. Ada sekitar ribuan orang yang maju
pada saat itu. Mereka adalah orang-orang sederhana yang datang dari berbagai tempat
di Salatiga dan kota-kota sekitarnya. Hamba-hamba Tuhan mulai mendoakan mereka
yang maju ke depan. Banyak mujizat dan kesembuhan yang terjadi pada malam itu. Dan
setelah itu, masih diberi kesempatan bagi mereka yang mengalami kesembuhan untuk
menyaksikan mujizat Tuhan yang mereka alami. Dan banyak sekali orang yang maju ke
atas mimbar untuk menyaksikan mujizat Tuhan yang luar biasa dalam hidup mereka.

Salah satu diantara mereka ada seorang ibu yang selama 8 tahun mengalami tumor
ganas di daerah ketiaknya. Pada waktu didoakan, Tuhan menjamah ibu itu, dan dia
mengalami kesembuhan total dari tumornya. Setelah selesai dia menyaksikan apa yang
dialaminya di atas mimbar, ibu itu turun ke bawah sambil menangis dan terus berseru-
seru, "Tuhan Yesus sudah menyembuhkan saya!" ada satu sukacita yang luar biasa.
Kesembuhan yang sudah selama bertahun-tahun dinanti-nantikan, yang membuatnya
tidak berdaya, itu dialaminya hanya dalam waktu beberapa menit saja. Yesus adalah
dokter di atas segala dokter. Dia adalah dokter yang dahsyat dan ajaib!

Kita percaya bahwa pada hari-hari ini gerakan kesembuhan sedang terjadi. Gelombang
terobosan keuangan, terobosan kesehatan, terobosan dalam pemulihan keluarga hari-
hari ini sedang terjadi. Apapun juga yang kita alami dalam kehidupan kita, Tuhan
sanggup untuk memulihkan semuanya. Itu sebabnya kita harus senantiasa bersyukur
atas apapun yang kita alami, karena Tuhan punya satu tujuan dan rencana dalam
berbagai masalah yang kita hadapi.

Segala permasalahan yang terjadi, merupakan sarana bagi kita untuk lebih mengenal
Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah Allah kita yang menyediakan segala hal di dalam segala
keadaan. Ada beberapa orang yang begitu kuatir, bahkan satu peribahasa berkata,
"Jangan pinjam matahari besok, jangan hidup dengan bayangan kemarin", maksudnya
ada beberapa orang yang hidup bukan dengan tanggal pada hari ini, tetapi hidup
dengan waktu yang lalu, dengan berbagai kekecewaan dan masalah-masalah yang lalu
yang masih terus diingat-ingat. Dan ada juga yang berpikir terlalu jauh ke depan, dan
mulai stres dan kuatir. Matius 6:34 mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu kuatir
akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan
sehari cukuplah untuk sehari."

Seorang dokter ahli Onkologi, ahli penyakit kanker mengatakan, bahwa di dalam diri
setiap orang manusia, terdapat sel-sel atau benih sel yang bisa berkembang menjadi
liar, menjadi tidak beraturan, menjadi sesuatu yang ganas. Itulah sel kanker. Dan
dikatakan bahwa 90% unsur yang paling besar yang dapat memicu sel ini menjadi liar,
yakni pada waktu orang tersebut mengalami stres, kekuatiran, dan ketakutan.
Sementara 10% unsur yang dapat memicunya adalah karena makanan. Itu sebabnya
Tuhan berpesan, "Jangan kamu kuatir akan hidupmu!"

Tuhan tidak menghendaki anak Tuhan mengalami kehancuran pada waktu kita
mengalami kekuatiran. Karena pada waktu kita kuatir, kita meninggalkan tembok iman
dan pengharapan kita kepada Tuhan. Sebaliknya, pada waktu kita tetap berpedoman
pada tembok iman, maka kekuatiran ada di belakang. Dan apa yang kita imani, itu yang
akan kita peroleh.

Pada waktu kita mengimani kelimpahan gandum, anggur dan minyak, maka hal itu akan
terjadi dalam keluarga kita. Kalau kita mengimani dalam nama Yesus sakit penyakit kita
disembuhkan, maka kita pasti akan mengalami kesembuhan di dalam nama Yesus. Jika
kita mengimani perusahaan kita yang sudah tertutup, dibukakan dan diberkati oleh
Tuhan, maka Tuhan akan memberikannya buat kita.

Matius 6:33, "

AMIN.

Oleh: Pdt. Lundu H.M. Simanjuntak


CARILAH TUHAN MAKA KAMU AKAN HIDUP

(Amos 5:4)

Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: “Carilah Aku, maka kamu
akan hidup!

Siapa Amos dapat kita lihat di pasal 1:1. Ia menyatakan fakta penting tentang
dirinya, yaitu ia adalah seorang peternak, yang juga seorang yang memungut
buah ara hutan (7 :14 ).

Amos adalah seorang masyarakat biasa namun Allah memberikan tugas


tanggungjawab pelayanan kenabian bagi Israel yang memberontak. Amos
menghampiri dan melayani serta datang kepada bangsa Israel dan itu terjadi
ketika Uzia menjadi raja kerajaan Yehuda dan Yerobeam II menjadi Raja Israel.

Amos bernubuat kepada kerajaan utara (Israel) pada pertengahan abad 8


Sebelum Masehi. Saat itu bangsa israel berada pada puncak perilaku yang
bobrok. Mereka adalah orang yang penuh dengan kemunafikan, karena
disamping mereka percaya kepada Allah tetapi mereka juga melakukan
penyembahan berhala.

Yang kaya dan yang merasa hebat menindas mereka yang lemah. Bahkan hal
itu tidak menjadi rahasia bahkan telah menjadi perilaku yang berlangsung
berulangulang setiap hari.

Betel, gilgal dan Bersyeba yang tadinya adalah tempat terkenal karena
merupakan daerah dimana Abraham dan Yakub membuat monumen sebagai
pertanda perjumpaan mereka dengan Allah. Ketiga tempat itu sangat dikenal
sebagai tempat yang “suci” karena selalu dipakai sebagai tempat pertemuan
umat dengan Allah.
Namun semua itu hanya tinggal kenangan karena sejarah berubah karena
perilaku bejat bangsa Israel. Mereka ke sana tidak lagi dalam rangka bertemu
Allah justru sebaliknya menyembah berhala.

Dengan tegas Amos memberitahukan perbuatan jahat mereka yang penuh


dengan kemunafikan. Allah dinyatakan telah marah atas perbuatan munafik
mereka.

Untuk itulah Amos berkata:


Carilah Tuhan!!!
Mencari berarti berusaha, berarti berjuang, berarti harus kerja keras. Dengan
berjuan untuk mencari maka bangsa Israel pasti akan mendapatkan Allah.

Carilah Tuhan bukan berarti kita harus beranjak dari satu tempat ke tempat
lain, melainkan bencilah dosa dan cintailah kebaikan. Carilah Tuhan berarti kita
sedang berada pada sebuah proses pertobatan.

Carilah Tuhan berarti kita harus mengakui semua dosa kita dan berjanji untuk
bertobat. Carilah Tuhan berarti Tuhan sedang menunggu kita untuk mengaku
dosa dan bertobat.

Carilah Tuhan, berarti kita harus suka mendengar FirmanNya dan suka
melakukan FirmanNya dalam kehidupan setiap hari. Carilah Tuhan, berarti
semakin memiliki hubungan yang intim denganNya serta tekun berdoa.

Saat ini, jika bagi kita diperintahkan Carilah Tuhan, berarti kita harus
mengalihkan pandangan hati dan pikiran kita untuk fokus mencari Yesus.
Dengan mengalihkan pandangan kita untuk fokus memandang Yesus, maka
sesungguhnya kita telah menemukan kehidupan yang sesungguhnya, Amen.

Doa:
Ya Allah, kuatkanlah aku untuk mau mengarahkan pandanganku hanya
kepadaMu, karena aku tahu padaMulah terdapat kehidupan yang
sesungguhnya, Amen.

SELAMAT PAGI
DAN
SELAMAT BERAKTIVITAS

Anda mungkin juga menyukai