Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL PENGALAMAN PRIBADI

Hallo, Assalamu'alaikum

Nama saya Tarisa biasa di panggil tar, isa, atau ica. Btw namanya panjangnya apa yaa?.. Oh ya nama saya
Tarisa aja hehe ngga ada nama panjangnya, tapi gapapa nama itu doa orangtua iyakan, umur tarisa
sekarang 17tahun, tarisa lahir di Majalengka, 09 September 2004. Saya asli orang majalengka loh.
Menurut teman teman, tarisa itu orangnya baik gak pilih pilih temen, tapi orangnya pemalu dan ada
yang bilang sifatnya kaya anak kecil, dan suaranya suka berubah kaya anak kecil kalau lagi ngobrol sama
neneknya. Nah tarisa pun selalu berusaha untuk menjadi dewasa, dewasa bukan tentang tua umurnya
tetapi tentang pola pikir seseorang. Banyak pengalaman yang akan tarisa ceritakan disini terlebih dahulu
yaitu seseorang yang sangat berharga dalam perjalanan hidup tarisa yaitu nenek

Perjalanan hidup

Tarisa di lahirkan dari keluarga yang sederhana. Tarisa dari masih bayi pun diurus dan tinggal sama
nenek, kenapa begitu sa? Jadi disaat ibu tarisa lagi mengandung saya umur 2 bulan, bapak menceraikan
ibu saya karena dia mengira anak didalam kandungan ibu itu bukan anak bapak, padahal tarisa benar-
benar anaknya, tidak lama dari itu bapa saya telah memiliki wanita lain dan meninggalkan ibu, dan
bapak tidak pernah kembali, ibu kuat menjalani hidupnya sampai saya berumur 2 tahun setelah itu ibu
pun meninggalkan saya untuk selama- lamanya. Semenjak itu saya tidak pernah merasakan kasih sayang
ibu dan bapak, tetapi tarisa bersyukur bisa dibesarkan oleh nenek dengan penuh cinta dan kasih sayang
yang tulus, beliau tidak pernah mengeluh dan tak pernah meminta balasan atas perbuatannya yang
baiknya. Saya sangat menyayangi pahlawanku yakni nenek tercinta. Tarisa merupakan anak ke 4 dari 4
bersaudara namun semuanya meninggal ketika bayi, dan hanya tarisa yang bisa bertahan hidup. Nenek
mengurus ku tanpa rasa lelah dengan keadaan yang berkecukupan. Saya dan nenek tinggal dirumah
gubuk.

Tahun berganti tahun dan umur saya semakin bertambah, disaat saya berumur 7 tahun saya di
daftarkan ke sekolah SD masuk kelas 1, kebetulan saya tidak sekolah TK, hari pertama masuk sekolah
saya di antar nenek ke sekolah, karena nenek selalu merasa cemas, setiap sekolah selalu dianter dan di
tungguin sampai pelajaran selesai itu berlangsung sampai saya kelas 3 SD. Oh iya selama saya sekolah SD
saya mendapat sesuatu hal yang membuat saya merasa trauma, saya selalu di bully tiap hari bahkan
sampai saya kelas 6, saya selalu menangis setiap hari, entah saya tidak tau apa salah saya, dan sekarang
pun saya masih ingat teman- teman saya yang ngebully, tetapi tenang saya sudah memaafkannya. Saya
juga pernah dihina oleh guru saya karena penampilan saya, dia ngomong gini " Ih bau kali rambut kamu
mandi ngga lain kali kalau kesekolah mandi dulu di shampo" saya cuman terdiam, padahal pada saat itu
saya sudah mandi. Dulu saya juga pernah tidak sekolah selama 1 bulan karena saya trauma. Kelas 4 saya
sedang mencoba bangkit dari trauma itu dan saya belajar bersungguh-sungguh hasil dari itu saya
mendapatkan peringkat ke 7 dan itu membuat saya sangat bahagia karena baru pertama kali mendapat
peringkat, dan hal yang membahagiakan lagi ada sekumpulan orang orang baik yang akan merenovasi
rumah saya menjadi lebih baik, karena pada saat itu rumah nenek saya sudah reot dan tidak
memungkinkan untuk ditempati, salah satu dari sekumpulan orang baik itu ada seorang Bapak- bapak
yang menganggapku sebagai anak angkatnya, pada saat itu saya sangat bahagia, namun dia tidak bisa
mengantikan posisi bapak kandung saya. Laki-laki yang menganggap saya seperti anak kandungnya
sendiri, dia menyuruhku untuk memanggilnya dengan sebutan "Ayah". Saat pertama mencoba
memanggilnya dengan sebutan ayah mata saya berlinang, entah saat itu saya sangat bahagia, meskipun
dia mempunyai dua anak laki-laki ia kadang memperlakukanku seperti anak anaknya. Bulan berganti
bulan rumah telah selesai direnovasi, kini menjadi rumah yang layak ditempati, dan saya telah naik ke
kelas 5 pada saat ini mental saya kembali lemah saya selalu murung dan tidak sekolah karena saat saya
pulang sekolah saya sengaja di tabrak sepeda oleh teman saya, selama 1 minggu saya tidak bersekolah
guru saya mendatangi rumah dan menyuruh saya kembali sekolah. Ada yang heran kenapa tidak bilang
ke gurunya!! Saya sering mengeluh kepada guru saya tentang saya yang selalu di bully namun tidak ada
tindakan apapun, mereka selalu bilang " Becanda kayanya". Saya kembali sekolah seperti biasa saya
menghiraukan orang yang selalu ngehina saya sampai saya lulus sekolah dasar. Dari sekolah dasar saya
melanjutkan untuk sekolah menengah pertama (SMP) yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Disaat
pertama masuk sekolah saya mendapat banyak teman, disinilah trauma saya perlahan lahan hilang
karena di sini tidak ada orang yang membully saya. Oh iya..saya bersekolah di SMP ini sambil berjualan
loh...Lah emang boleh ya murid berjualan di disekolah bahkan di kelas? Saat pertama jualan di sekolah
rasanya malu dan yang belipun yang ada di kelas saja, tetapi semakin lama banyak yang tau kalau saya
jualan bahkan sampai guru pun tau. Wah gurunya tau nih pasti di marahin ya..!! Etss jangan salah,
malahan gurunya sampai titip makanan ringan ke saya dan hasilnya di bagi dua sama gurunya
hehehe...Saat ini saya duduk di kelas 7 disini saya merasakan hal yang membuat diri saya semangat yaitu
menjadikan kepedihan dulu menjadi motivasi, semester satu telah selesai saya berharap saya
mendapatkan peringkat tetapi tidak, pulang kerumah saya nangis merengek karena tidak mendapat
peringkat, setelah nangis saya berpikir " kenapa harus nangis semangat lagi ayoo" Itu yang terlintas
dalam pikiran saya. Dan pada saat kembali sekolah saya belajar terus belajar selalu bersemangat dalam
hal apapun, alhasil semester 2 telah selesai saya mendapatkan peringkat ke 7 saya sangat senang sekali.
Ketika kelas 8 saya bertekad untuk terus meningkat peringkat saya dan alhamdulillah saya mendapatkan
peringkat 3 selama 2 semester. Lah kok bisa ya dari peringkat 7 ke peringkat 3? Menurut saya ketika kita
mempunyai keinginan dan keyakinan maka kita harus mencobanya dengan hal baru, saat itu saya
mencoba lebih dekat dengan guru-guru mata pelajaran, menyukai pelajaran tertentu, maka itu akan
membuat kita semangat dalam mengerjakannya. Oh iyah, dulu saya sempat diangkat menjadi anak didik
guru saya disekolah, dan guru itu laki-laki dia baik sangat baik, namun karena ada sesuatu hal saya tidak
tau jal itu apa, kemudian saya di jauhkan oleh ibu guru disana dengan cara dia memitnah saya
menjelekkan nama baik bapak guru tersebut. Setelah kejadian tersebut saya dibenci oleh guru itu, tapi
saya tidak masalah, mungkin jalannya seperti ini. Naik ke kelas 9 saya merasa yakin saya bisa, dan saya
semakin bersemangat dan berkat semangat dan keyakinan itu saya berhasil mendapatkan peringkat 1
selama 2 semester. Kini saya telah lulus SMP, namun sangat menyedihkan karena tidak ada hiburan saat
kelulusan karena adanya sebuah penyakit yang kata semua orang itu menakutkan yaitu virus corona
atau sering disebut dengan covid-19. Saat kelulusan saya dan teman teman saya berpisah untuk
melanjutkan sebuah impian dan cita-cita mereka. Kini saya melanjutkan sekolah ke jenjang SMA, Saya
sekolah di SMA PGRI 1 Majalengka, kenapa harus ke SMA itu? Karena saya merasakan keyakinan jika
saya bersekolah disana saya akan berhasil. Keyakinan itu membuat saya begitu yakin sampai kerabat
saya menawarkan untuk sekolah ke MA saya tidak mau. setelah saya diterima disekolah itu saya
mengambil jurusan IPA, dan saya belajar dengan kemampuan saya, meskipun belajar melalui daring
dikarenakan adanya covid-19 harus tetap semangat, alhamdulillah keyakinan saya menjadi kenyataan
saya mendapatkan peringkat 1 selama 2 semester kelas 10. Pada awalnya saya tidak menyangka bahwa
saya akan mendapatkan peringkat 1 pada saat itu saya sangat bahagia. Selama satu tahun telah berlalu
kini saya telah naik ke kelas 11. Pada saat sekarang saya sedang menjalani sekolah, tetap semangat dan
tanamkan keyakinan dalam diri sendiri. Untuk jalan kehidupan saya selanjutnya masih sangat panjang,
saya mempunyai cita-cita ingin menjadi dokter, dan saya yakin saya bisa, tetap semangat dalam
menjalani hidup karena roda kehidupan terus berputar. Ada yang bilang peringkat 1 aja kok bangga,
peringkat 1 tidak menentukan bakalan sukses!! Dalam diri saya selalu berpikir ya, memang sukses itu
tidak bergantung pada nilai sekolah, tetapi siapa yang berani mencoba, dan bagi saya peringkat itu
adalah satu hal yang bisa membuat orangtua bangga. Dan membuat kita lebih semangat. Jadikanlah
sebuah perkataan orang yang membuatmu sakit menjadi motivasi bagi diri kamu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai