Anda di halaman 1dari 3

Putri Arsya Saragih

102019126

Syaloom, Saya Putri Arsya Saragih di keluarga saya dipanggil Uti. Tapi,jika bersama teman saya
dipanggil Aca. Saya selalu dikenal dengan gadis yang super duper petakilan. Bahkan dibilang kaya
hidup yang engga memiliki masalah sedikitpun. Tapi dibalik itu tidak semua yang kita lihat bahagia
bahkan tertawa dengan lepas tidak memiliki pergumulan didalam hidupnya. Contohnya seperti saat ini
untuk berada diposisi yang sekarang ini bukanlah hal yang mudah begitu banyak cobaan yang
diberikan Tuhan untuk saya lalui. Saya adalah tamatan tahun 2018 dan baru mulai kuliah di tahun ini.

Saya dari kecil bercita-cita untuk menjadi dokter. Karena saya ingin menjadi tangan kanan Tuhan
dalam mengasihi sesama kita manusia dalam bentuk membantu mereka dalam hal kesehatan. Saat TK
di tanya cita-cita dengan bangga dan tegas saya mengatakan saya ingin menjadi dokter jika ditanya
kenapa saya mengatakan jadi dokter itu hebat dia bisa sulap menyembuhkan yang sakit menjadi sehat.
Naik tingkat dari TK ke SD saya masih menjawab hal yang sama. Dan nilai saya selalu memuaskan
kedua orang tua saya dan saat itu saya masih sering mendapatkan ranking di kelas.

Mulai SMP saya belajar tapi sudah mulai mengikuti arus yang mana berteman dengan orang-orang
yang selalu saja bermain bahkan tidak mengerjakan tugas disitu nilai saya mulai menurun bahkan
saya tidak pernah lagi membanggakan kedua orang tua saya dengan ranking yang saya dapatkan. Tapi
jika ditanya cita-cita ya saya masih dengan jawaban yang sama tapi sudah beda rasa keyakinan pada
diri saya karena berpikir bahwa saya tidak akan mampu untuk mendapatkan itu semua.

Naik ke tingkat yang lebih tinggi, SMA. Disini saya semakin bertumbuh dan mulai bergaul dengan
banyak orang dan juga banyak mengikuti organisasi di sekolah. Semasa SMA dulu tidak ada guru dan
teman yang tidak mengenal saya semua kenal dengan saya tapi bukan karena pretasi dan jabatan yang
saya sandang di sekolah tapi karena saya sering keluar-masuk ruangan guru BK. Saya mulai berani
dengan yang namanya bolos pelajaran bahkan saya pernah seminggu bolos pelajaran bukan karena
keinginan pribadi dalam diri saya tetapi disitulah mulai datang pergumulan itu dimana saya merasa
saya pantas atau tidak untuk melanjutkan cita-cita semasa saya kecil dulu.

Saat pembagian undangan saya tidak pernah mengira bahwa saya akan ada disalah satu peserta
sebagai siswa yang mendapatkan kesempatan itu bahkan saya berpkir masih ada yang lebih pantas
dari saya untuk menerima itu semua. Tapi sayangnya saya tidak memanfaatkan itu semua dengan baik
saya tidak memasukkan jurusan kedokteran diundangan itu karena saya merasa saya tidak pantas dan
tidak akan lolos juga. Saya ambil jurusan lain dan saat pengumuman keluar tidak ada satupun dari
pilihan itu yang masuk.
Lalu saya berpikir masih ada jalur ujian SBMPTN, saya ikutin tapi tetap tidak mengambil jurusan lain
bahkan saya mengambil jurusan psikologi yang sangat berbanding terbalik dengan jurusan saya.
Orangtua saya masih mendukung sepenuhnya. Sampai pada saat pengumuman saya tidak lolos juga.

Lalu saya mencoba jalur mandiri disitu saya mulai memasukan jurusan kedokteran. Tetapi saya tidak
percaya diri dengan kemampuan dan jurusan yang saya ambil. Dan ya saya tidak lolos juga bahkan
swasta juga tidak menerima saat itu.

Dengan segala pergumulan yang saya alami saya memutuskan untuk mengulang ditahun berikutnya.
Dengan tekad harus mendapatkan PTN. Saya mulai dari awal lagi dengan segala bentuk usaha yang
sudah saya lakukan. Di saat itu saya memutuskan untuk mulai merantau pertama saya merantau ke
Surabaya lebih tepatnya di Pare disitu saya didaftarkan untuk khursus bahasa inggris. Tapi bagi saya
disitu adalah tempat saya untuk menenangkan diri dari segala pertanyaan orang tentang perkuliahan
saya. Disana saya merantau selama 3 bulan dan disitu juga saya mulai banyak berteman dengan orang
yang memiliki keadaan seperti saya bahkan ada yang lebih. Disitu saya sadar bahwa bukan hanya
saya yang gagal dalam hal ini. Semakin kita banyak mengenal orang makan kita semakin tau bahwa
ada yang belum lebih beruntung dari keadaan yang kita miliki sekarang. Berteman lah dengan orang
yang memang memulai kehidupan dari nol bukan dengan orang yang hanya meneruskan
kehidupannya yang sudah layak agar kau bisa merefleksikan dirimu bukan membandingkan dirimu
dengan dirinya. Lalu setelah saya 3 bulan di Pare saya kembali ke Medan untuk merayakan Natal dan
Tahun baru. Disaat kumpul dengan keluarga adalah hal yang paling aku hindari saat itu. Karena,
mereka pasti bertanya gimana dengan kelanjutan sekolahku. Aku tidak malu, tapi aku tidak sanggup
melihat wajah kedua orangtua ku yang mungkin dimulut dia mengatakan tidak apa-apa tapi wajah
mereka tidak menunjukan hal itu. Tapi aku bangga memiliki kedua orang tua seperti mereka yang
tetap kuat didepan anaknya hanya untuk menguatkan anaknya juga. Mungkin mereka tidak
menunjukkan kesedihannya tetapi ketika mereka tidur pandanglah wajah lelahnya itu dan lihat mereka
tidak terlihat baik-baik saja seperti yang selalu ditunjukkan didepan kita anaknya. Hari demi hari aku
lewatin sampai akhirnya aku harus pergi ke Jakarta untuk memulai belajar ku lagi , karena aku ingin
mandiri dan tidak ingin melihat wajah mereka ketika aku harus menyampaikan berita yang nantinya
akan mengecewakan mereka. Mulai lah aku belajar lagi dari awal untuk mempersiapkan ujian UTBK
belajar mulai dari pagi ke pagi, melakukan segala bentuk try out dan membahas semua buku yang aku
punya. Ketika ujian UTBK tiba saya memulai ujian itu dengan penuh percaya diri dan yakin saya bisa
mengerjakannya dengan baik, dan ya Puji Tuhan saya bisa melaluinya sampai utbk kedua. Dan tiba
saat memasuki nilai untuk pemlihan PTN saya yakin dengan univ yang saya pilih akan menerima nilai
saya untuk melanjutkan studi ditempat itu. Selagi menunggu pengumuman saya berdoa dan perasaan
saya tenang. Tibalah saatnya pengumuman, dimana saat itu saya sudah tidak bersama orangtua.
Ketika saya membuka hasil pengumuman yang saat itu sore hari, saya sudah sangat yakin dan percaya
bahwa saya akan lolos. Tapi, takdir Tuhan berkata lain semua harapan dan rasa percaya diriku pun
hancur secara bersamaan disaat itu juga. Saya menangis dan bertanya kepada diri sendiri . apa yang
salah dari diriku dan usahaku dibagian mana yang masih kurang saat itu. Dan saat itu aku juga
bingung bagaimana cara menyampaikan berita buruk ini kepada orangtua. Setelah semua itu terlewati
saya juga belum menyerah saya mencoba semua PTN tapi tetap Tuhan belum mengijinkan saya untuk
lulus di PTN yang saya inginkan.

Lalu saat ujian di UKRIDA sebenarnya saya sudah pasrah bahkan saya tidak memikirkan lagi akan
mendapatkan hasil yang memuaskan atau tidak. Bahkan saat ujian juga saya sudah berada di fase
antara niat dan tidak. Saya mengikuti setiap ujiannya mulai dari pagi hingga sore hari saat itu.

Setelah ujian saya juga selalu berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Lalu
tiba saatnya pengumuman yang akan di infokan melalui email kita. Saya menunggu dengan rasa deg-
deg an mulai dari pagi saya menunggu hingga jam 3 sore saya belum juga mendapatkan email dari
bagian UKRIDA disitu saya sudah pasrah karena saya pikir saya tidak mungkin akan mendapatkan
lagi email tersebut. Tapi hati saya mengatakan untuk tetap menunggu email itu hingga pada akhirnya
jam 5 sore saya mengecek kembali email saya dan betapa terkejutnya saya bahwa email itu masuk.
Saya tidak langsung membukanya. Saya berdoa terlebih dahulu untuk meminta semoga ini adalah
kabar baik. Dan ya saya dinyatakan LULUS di surat pemberitahuan tersebut. Dan dengan bangganya
saya menelfon kedua orangtua saya bahwa saya tidak akan pulang dengan tangan kosong ketika
kembali kerumah.

Sebelumnya saya tidak pernah terpikirkan untuk berkuliah di UKRIDA, tapi ketika paman saya
mengatakan untuk mendaftarkan di UKRIDA paman saya langsung mengatakan “ tenang saja kamu
pasti lulus disini” dan dengan semua usaha dan doa dari orang sekitar saya yang sangat mensupport
saya akhirnya Tuhan menjawab semua doa dan penantian kami semua dengan lulusnya saya di
UKRIDA dengan fakultas yang saya idamkan.

Sekarang saya percaya dengan pepatah yang mengatakan bahwa “usaha tidak akan menghianati hasil”
dan ya saya merasakan itu sekarang. Dan semoga kelak ilmu saya akan berguna bagi bangsa dan
orang sekitar saya. Dan bisa bertindak sesuai dengan etika Kedokteran yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai