Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AGAMA KATOLIK

DISUSUN
OLEH :

MARIO S MANIK
180200262

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Pengertian Agama
Agama adalah hubungan antara Allah dan Manusia. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, agama didefenisikan sebagai Ajaran,system yang mengatur keimanan dan
peribadatan kepada Tuhan yang mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya.
Hubungan Allah dan manusia terdiri atas :
a. Vertikal
Terbagi atas 3 :
1. Misterium Tremendum : Perasaan takut, gemetar
2. Misterium Fascinosum : Perasaan terpesona, damai
3. The Feeling of Defendance : Perasaan ketergantungan

Hubungan antara Allah dan manusia saling timbal balik yaitu :

1. Meresapi /Wahyu (Allah kepada Manusia)


Hidup manusia atas prakarsa Allah dan bukan prestasi manusia. Oleh karena itu
manusia tidak berhak mutlak atas hidupnya karena hidup ini milik Allah. Karena
itu manusia adalah penghianat apabila manusia menyiksa, menyengsarakan
bahkan membunuh diri sendiri bukan hanya terhadap orangtua tetapi juga
terhadap Allah , Sang Penciptanya.
2. Menghayati/Iman (Manusia kepada Allah)
Menerima kenyataan hidup sebagai anugerah dari Allah, mendukung dan
membela hidup kita sehingga tujuan hidup kita tercapai dan kita hayati sebagai
kebahagiaan.

2. Penyebab Munculnya Agama


Hidup manusia yang penuh dengan pertanyaan pertanyaan yang menyangkut
persoalan persoalan pokok kehidupan yang eksistensial : Pegalaman pengalaman
yang langsung menyangkut keberadaan kita yang tidak dapat kita jawab secara tuntas
memadai sehingga manusia mencari jawaban dan hanya ditemukan dalam hubungan
dengan Yang Kuasa yang melampaui daya serta kekuasaan manusia
Contoh : Kelahiran, kematian, umur, rejeki, jodoh, masa depan.

3. Disclosure/Keterbukaan
Keterbukaan akan dimensi yang ilahi melalui pengalaman pengalaman yang sangat
biasa dan manusiawi dan pengalaman itu bias menjadi sangat negative misalnya :
dikucilkan , ditipu, gagal, kecewa, patah hati, sakit, ekonomi sangat sulit atau
pengalaman yang memalukan ( Agnes Monica) bisa berlangsung berpuluh puluh
tahun tetapi kemudian disadari bahwa pengalaman pengalaman negative tersebut
adalah “Blessing of God” yaitu ada rahmat besar dari Allah, tersembunyi dari
pengalaman yang negative itu sehingga Allah mengarahkan kehidupan kita untuk
mencapai tujuan yang merupakan maksud kita terdampar ke dunia ini
Pengalaman disclosure dalam hidup saya dimulai pada saat saya kelas 3 SMP sampai
saya lulus SBMPTN. Ketika itu saya mengikuti seleksi masuk SMA Unggul Del. Ketika itu
dilaksanakan 2 kali tes yaitu tes akademik dan tes psikotes. Pada awalnya saya ragu bisa lulus
tes akademik karena menurut saya kemampuan saya yang tidak seberapa ditambah dengan
saingan yang banyak yang bukan hanya dari Sumatera Utara melainkan seluruh Indonesia.
Akhirnya saya tetap mengikuti seleksi karena dukungan orangtua saya. Seusai ujian, saya
berdoa dan berharap saya lulus seleksi akademik dan bisa melanjutkan ke seleksi selanjutnya
yaitu psikotes. Akhirnya doa saya dikabulkan oleh Tuhan. Saya lulus seleksi akademik dan
bisa melanjutkan ke tes psikotes. Saya senang sekali pada saat itu terutama saya tahu bahwa
SMA Unggul Del merupakan salah satu SMA terbaik di Sumatera Utara bahkan di Indonesia.
Orangtua saya pun senang ketika saya mengatakan saya lulus tes akademik. Saya pun
mempersiapkan diri dengan sebaik baiknya untuk tes kesehatan.

Setelah saya mempersiapkan diri dengan baik saya pun berangkat ke SMA Unggul
Del untuk mengikuti psikotes didampingi oleh ayah saya. Ketika saya sampai disana, saya
kagum dengan situasi sekolah yang cukup kondusif bahkan tanpa guru di dalam kelas pun
para siswa tetap belajar . Hal inilah menurut saya yang membuat SMA ini merupakan salah
satu SMA terbaik di sumatera utara bahkan di Indonesia. Saya pun semakin semangat untuk
mengikuti psikotes.

Hari tes psikotes pun tiba. Saya memasuki ruangan tes dengan penuh semangat.
Berbekal dengan persiapan saya yang sudah saya persiapkan dengan sangat baik , saya yakin
bisa lulus tes tersebut dan bisa menjadi salah satu siswa SMA Unggul Del. Semua soal saya
jawab dengan baik dan benar. Ketika tes selesai, saya pun keluar dan bertemu dengan ayah
saya yang memang sudah menunggu saya saat itu. Saya mengatakan kepada ayah saya bahwa
saya bisa menjawab semua soal tersebut dengan baik dan optimis bisa menjadi salah satu
siswa baru SMA tersebut. Saya juga berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan memberkati tes
saya.

Ketika hari pengumuman tiba, saya langsung cepat cepat mebuka website SMA
Unggul Del karena saya berpikir saya pasti lulus. Ketika saya membuka pengumumannya
saya merasa ada yang aneh. Nama saya tidak ada sebagai salah satu siswa yg lulus seleksi
akhir tersebut. Akhirnya saya menyadari bahwa saya tidak lulus tes tersebut. Mimpi saya
menjadi siswa salah satu SMA favorit di sumatera utara seketika hancur. Saya pun menangis
meratapi hal tersebut.

Setelah itu, saya kembali bangkit dan mempersiapkan diri kembali untuk menghadapi
seleksi masuk SMA Negeri. Waktu itu saya memilih SMA Negeri 2 Medan sebagai tujuan
saya selanjutnya. Saya mempersiapkan diri dan belajar sebaik mungkin untuk menghadapi
ujian tersebut. Lagi lagi saya optimis bisa lulus tes tersebut. Saya berpikir bahwa saya bisa
lulus karena pengalaman saya ketika Tes SMA Unggul Del saja saya bisa mengalahkan
ribuan orang dari seluruh Indonesia apalagi ini yang pesertanya hanya dari Kota Medan dan
sekitarnya saja.
Hari ujian pun tiba. Saya memasuki ruang ujian dengan perasaan optimis lulus. Saya
menjawab semua soal yang diberikan dengan baik dan yakin bahwa jawaban yang saya jawab
benar. Selesai ujian, saya pun pulang kerumah. Orangtua saya juga ketika itu optimis saya
bisa lulus tes tersebut. Saya lagi lagi berdoa dan berdoa dengan permohonan supaya saya bisa
lulus di SMAN 2 tersebut.

Ketika hari pengumuman, saya tidak ikut melihat karena orangtua saya mengatakan
bahwa mereka saja yang melihat pengumumannya setelah mereka pulang kerja sedangkan
saya tinggal di rumah. Saya pun mengiyakan saran orangtua saya tersebut. Saya menunggu
hasil ujian tersebut dirumah dengan perasaan optimis tanpa memikirkan kemungkina
terburuknya yaitu tidak lulus. Akhirnya mereka pun pulang dan saya cepat cepat menanyakan
hasil ujian saya. Mereka pun dengan sedih mengatakan bahwa saya tidak lulus. Saya tidak
percaya dan kembali menanyakan hasil ujian saya. Akhirnya ibu saya menangis dan
mengatakan bahwa saya memang tidak lulus. Melihat ibu saya menangis, saya pun percaya
bahwa saya tidak lulus dan saya kembali menangis. Saya tidak percaya bahwa saya tidak
lulus. Saya sempat mengatakan bahwa Tuhan tidak adil kepada saya karena saya tidak lulus
seleksi masuk SMA 2 kali berturut turut. Saya pun mengurung diri di kamar dan menangis.
Waktu itu kami tidak mempersiapkan kemungkinan tidak lulus tersebut dan Tes masuk SMA
Swasta waktu itu telah selesai dan tinggal menunggu waktu masuk sekolah. Kami
kebingungan . Akhirnya ayah saya “melobi” teman nya di SMA Cahaya dan meminta tolong
supaya saya bisa masuk SMA tersebut. Dan permintaan ayah saya tersebut disanggupi oleh
temannya tersebut. Kami akhirnya diberikan formulir dan ayah saya menyuruh saya supaya
mengisi formulir tersebut. Saya pun mengisinya dengan perasaan merasa bersalah karena
saya masuk melalui jalur yang tidak adil dan saya juga merasa bersalah kepada ayah saya
karena dia waktu itu kesusahan mencari SMA Swasta tempat saya bisa melanjutkan studi.
Saya pun bertekad mengurung diri dan merahasiakan identitas saya sebagai salah satu siswa
“penyusup” di SMA tersebut.

Saya mengikuti proses pembelajaran di SMA Cahaya dengan baik. Sampai ketika
suatu hari saya mendapat tawaran untuk mengikuti seleksi masuk tim Olimpiade sekolah. Sat
itu saya tidak tertarik mengikuti nya karena saya sadar bahwa saya adalah siswa
“penyusup”dan takut kalau saya gagal lagi. Namun guru pembimbing olimpiade sekolah
memaksa saya untuk mengikuti tes tersebut. Saya pun akhirnya menyetujui tawaran tersebut
dan mempersiapkan diri dengan baik. Pada saat itu saya tidak terlalu berharap bisa lulus tes
tersebut dan hanya menjawab soal yang saya tahu saja. Akhirnya saya mengumpulkan hasil
tes yang sudah saya kerjakan dan menunggu pengumuman tanpa memikirkan lagi tes
tersebut.

Akhirnya guru pembimbing olimpiade sekolah mendatangi saya dan mengatakan


bahwa saya lulus tes tersebut dan masuk sebagai salah satu anggota Tim Olimpiade sekolah.
Saya terkejut mendengar hal tersebut tetapi tidak terlalu senang mengingat status saya
sebagai siswa “penyusup” itu. Saya pun diminta untuk mempersiapkan diri untuk
menghadapi olimpiade .
Saya kembali mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sambil mempersiapkan
diri menghadapi olimpiade. Waktu itu saya diminta untuk mengikuti olimpiade di SMA
Negeri 15 Medan dalam bidang Geografi tingkat Sumatera Utara. Hari olimpiade pun tiba.
Saya menjawab soal yang saya tahu dengan baik dan menunggu hasilnya yang akan
diumumkan hari itu juga. Ketika pengumuman hasil, saya terkejut ketika diumumkan
mendapat rangking 10 dari 2000an siswa yang mengikuti olimpiade tersebut. Tidak ada
perasaan bahwa saya akan mendapat rangking tersebut karena saya hanya menjawab soal
yang saya tahu dan menurut saya soal yang saya jawab adalah soal soal yang mudah.
Akhirnya saya menerima medali tanda saya meraih peringkat 10 dengan perasaan gembira.
Saya pun semakin giat belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi olimpiade selanjutnya.

Setelah kejadian tersebut saya kembali diminta untuk menghadapi olimpiade SCE
dalam bidang Geografi di USU. tantangan nya pun semakin sulit karena olimpiade ini diikuti
oleh siswa yang berasal dari 4 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Sumatera
Barat. Saya pun belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi olimpiade tersebut. Ketika
hari olimpiade tiba, saya lagi lagi hanya menjawab soal soal yang saya tahu tanpa berani
menjawab soal soal yang sulit karena saya takut hal itu dapat mengurang skor saya. Selesai
tes, saya menunggu di luar ruangan ujian bersama teman teman saya satu sekolah yang juga
mengikuti olimpiade bersama dengan saya. Saya berpikir bahwa akan sulit mengulangi
prestasi saya sebelumnya yaitu peringkat 10 karena tingkat persaingan semakin tinggi.
Akhirnya waktu pengumuman pun tiba dan saya lagi lagi terkejut karena dikatakan bahwa
saya mendapat peringkat 18 dari 3000an peserta yang ada. saya sangat senang dengan hal
tersebut dan tidak menyangka bisa meraih prestasi itu.

Sejak saat itu, saya terus dipercaya menjadi anggota tim olimpiade sekolah dan
dipercaya mengikuti berbagai olimpiade bidang geografi sampai saya naik kelas 12 SMA.
Pada saat kelas 12, saya mengundurkan diri dari tim olimpiade sekolah karena ingin fokus
menghadapi UN dan SBMPTN dan guru pembimbing saya menyanggupinya. Saya pun fokus
belajar dan mengikuti bimbingan belajar/bimbel guna mempersiapkan diri menghadapi UN
dan SBMPTN. Waktu itu saya memilih pelajaran Fisika untuk di UN kan.

Sebelum pelaksaan UN saya meminta restu kepada kedua orangtua saya supaya saya
bisa mengerjakan soal UN dengan baik dan orangtua saya mengatakan supaya saya berdoa
sebelum mengerjakan soal tersebut. Ketika hari pelaksanaan UN tiba, saya mengikuti saran
dari orangtua saya untuk berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan ujian supaya saya bisa
mengerjakan soal soal yang diberikan dengan tenang. Saya pun mengerjakan semua soal
yang diberikan. Selama 4 hari saya mengikuti UN tersebut dengan baik. Setelah UN, saya
pun langsung mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN yang berjarak kurang lebih sebulan
kemudian setelah saya selesai UN.

Hari pelaksanaan SBMPTN pun tiba. Bagi seluruh siswa kelas 12, SBMPTN
merupakan hari pertarungan terakhir karena melalui SBMPTN lah siswa bisa melanjutkan
studinya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi Negeri. Saya mengikuti ujian
kelompok IPC dan mencoba mendaftar di 3 program studi yang berbeda yaitu :
Ilmu Hukum-USU, Ekonomi Pembangunan-Universitas Udayana, dan Teknik Kelautan-
Universitas Sriwijaya. Karena saya dari kelompok IPC maka saya mengikuti 2 kali ujian
yaitu ujian IPA dan Ujian IPS. Perasaan saya waktu itu sangat gugup dan takut gagal karena
ini merupakan ujian terakhir yang menentukan masa depan saya dalam melanjutkan studi.
Pada saat mengikuti ujian keolmpok IPA, saya kesulitan menjawabnya karena menurut saya
hamper semuanya sulit sehingga saya hanya menjawab sedikit yang saya tahu dan sisanya
saya menebak. Kemudian pada saat ujian kelompok IPS lah saya berusaha semaksimal
mungkin karena sebelumnya saya memaksimalkan untuk belajar IPS dan sedikit belajar IPA
karena saya berasal dari kelas IPA sewaktu SMA. Saya menjawab semua soal yangyang
diberikan sesuai dengan kemampuan saya. Setelah selesai ujian, saya pun keluar dengan
perasaan tidak tenang dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, saya langsung membuka
kembali soal ujian tadi dan mengoreksi secara mandiri. Ternyata dari yang saya kerjakan
banyak yang salah. Saya pun sedih dan pesimis bisa lulus SBMPTN. Akhirnya untuk
menenangkan hati saya, saya pun berdoa dan melakukan Novena Tiga Salam Maria dan
memohon supaya Tuhan memberkati ujian yang saya kerjakan dan bisa lulus di salah satu
dari 3 pilihan saya. saya menunggu dengan cemas selama kurang lebih 2 bulan untuk
mengetahui hasil ujian SBMPTN tersebut

Akhirnya hari pengumuman tiba. Pada hari itu perasaan saya sangat tidak tenang.
Takut dan cemas meliputi diri saya. Yang saya pikirkan adalah bagaimana jika saya tidak
lulus. Ketika laman pengumuman udah bisa diakses, saya tidak langsung membukanya dan
menunggu teman saya membuka miliknya terlebih dahulu karena gugup. Setelah mengetahui
bahwa teman saya tidak lulus, saya semakin gugup dan takut. Akhirnya saya memberanikan
diri untuk membuka milik saya dan akhirnya saya dinyatakan lulus di pilihan pertama saya
yaitu Ilmu Hukum-USU. Saya sangat senang sekali bisa lulus dan sangat berterimakasih
kepada Tuhan karena doa doa saya selama ini dijawab oleh Tuhan. Dan pada saat itu juga
saya teringat kembali ketika dulu saya gagal dalam tes masuk SMA dan menyadari bahwa
Tuhan tidak membiarkan saya terus gagal dan dari situ jugalah saya menyadari bahwa dari
kegagalan masuk SMA tersebut lah saya bisa masuk ke SMA Cahaya Medan dan menjadi
Tim Olimpiade sekolah dan bisa lulus masuk PTN.

Anda mungkin juga menyukai