Anda di halaman 1dari 4

PENGALAMAN PRIBADI

FITRIANI : 1601150155

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

BANJARMASIN

2017
Assalamualakimum wr. wb.

Nama saya Fitriani, di sini saya ingin bercerita bagaimana pengalaman pribadi saya
mendapatkan beasiswa BIDIKMISI di UIN ANTASARI Banjarmasin. Dimana merupakan hal
yang menegangkan, mengharukan, sekaligus membuat saya mensyukuri bahwa saat itu adalah
saat yang paling bermakna sekaligus pengalaman yang membuat saya berpikir bahwa
mendapatkan sesuatu itu tidaklah mudah.

Cerita pertama saya yaitu saat saya sudah diterima sebagai mahasiswa UIN ANTASARI
atau nama sebelumnya adalah IAIN ANTASARI saya senang karena saya bisa diterima di salah
satu perguruan tinggi. Saya pun berpikir untuk mengikuti program beasiswa BIDIKMISI untuk
meringankan biaya kuliah, sebenarnya waktu itu saya sempat berpikir bahwa perguruan tinggi
manapun yang saya masuki dan perguruan tinggi manapun yang menerima saya saya harus
mengikuti program beasiswa itu.

Maka dari itu saat diterima di UIN saya mengikuti program beasiswa itu dan saya juga
mengikuti berbagai syarat dan ketentuannya dengan baik dan benar. Setelah mengikuti tes
pertama itu saya dinyatakan lulus di tahap pertama, meskipun saya tidak terlalu mengetahui
bagaimana proses seleksi tahap pertama, karena yang saya ingat waktu itu saya mengikuti
persyaratan pengumpulan berkas dan lain-lain.

Lalu masuk ke tahap kedua, jujur saja saya sama sekali tidak mengetahui bahwa saat
tahap ini 2 orang dari bagian bidikmisi ini akan datang ke rumah saya, saya mengetahui hal
tersebut setelah teman saya bercerita tentang hal itu. Dan ayah saya pun bercerita akan hal
tersebut dan saya sangat bersyukur ternyata di tahap kedua ini saya juga lulus, meskipun saya
cukup gugup karena hal tersebut terlalu mendadak buat saya.

Lalu masuk ke tahap ketiga adalah tahap yang membuat saya cukup gugup karena
ditahap ini saya melakukan seperti tes tertulis dan wawancara di gedung Aula
PASCASARJANA, meskipun saya sedikit bingung dengan tes tertulis tersebut tetapi
alhamdulillah saya bisa menyelesaikannya dengan baik dan lancar, setelah itu saya mengikuti tes
wawancara lagi tetapi di ruang yang lain, saya tidak tahu nama beliau tetapi saya sangat
mengingat apa yang beliau tanyakan saat sesi wawancara tersebut yang mebuat saya hampir
menangis karena pertanyaan beliau tentang bagaimana kehidupan saya dan orang tua saya, apa
pekerjaan orang tua saya dan berapa penghasilannya, apakah saya mempunyai saudara itu yang
membuat saya ingin menangis saat meceritakan keadaan kedua orang tua saya. Dan
Alhamdulillah nya lagi ternyata saya berhasil melewati tahap ini dengan baik.

Dan yang terakhir adalah tahap keempat yang membuat saya lebih gugup dari tahap
ketiga yaitu tes mengaji dengan Wakil Rektor III karena ini adalah tahap terakhir yang
menentukan saya berhak atau tidaknya mendapatkan beasiswa ini, dan Alhamdulillah sekali saya
dinyatakan lulus dalam tahap ini dan usaha saya untuk mendapatka beasiswa ini tidak sia-sia.

Dan tentunya setelah mendapatkan beasiswa ini saya benar-benar lebih bersungguh-
sungguh dalam belajar, meskipun di semester pertama nilai saya sedikit rendah tapi di semester 2
saya bisa membuktikan bahwa saya bisa mendapatkan nilai yang memuaskan karna kerja keras
saya selama ini dalam belajar.

Meskipun sudah cukup memuaskan buat saya saya tetap belajar karena hal itu bisa saya
jadikan motivasi, bahwa saya pasti bisa, orng lain bisa kenapa sya tidak seperti itu. Saat
menjalani test untuk mendapatkan beasiswa ini, setiap tahap yang saya lalui saya selalu seritakan
kepada orang tua saya yang dimana berkat doa beliau lah saya bisa sampai seperti ini, saya bisa
mendapatkannya. Saya dan kedua orang tua saya merasa gugup saat proses seleksi ini, karena
mereka bilang apakah saya bisa mendapatkan beasiswa ini padahal kan yang mengikuti beasiswa
ini bukan Cuma saya saja, tetapi masih banyak orang lain yang mengikutinya.

Tapi saya tetap optimis untuk mengikutinya, tetap berjuang, tetap berusaha yang terbaik.
Saya hanya meminta orang tua saya terutama ibu saya untuk mendoakan kesuksesan saya.
Karena yang saya minta cuman doakan saya dan ridhoi saya, tapi ibu saya bilang bahwa tidak
usah diminta pun beliau akan tetap mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya. Makanya saya
berpikir saya bisa mendapatkan ini pun dikarenakan usaha saya yang kadang perasaan saya naik
turun apakah lulus atau tidak, doa dan ridho dari orang tua saya yang tidak pernah henti-hentinya
diberikan untuk saya.

Maka dari itu, setiap saya malas belajar saya selalu teringat kerja keras saya dalam
mendapatkan beasiswa ini, kerja keras orang tua saya mendoakan saya dalam hal ini. Itu yang
saya jadikan sebagai motivasi belajar saya, sesulit apapun hal yang saya jalani di depan pasti
saya akan selalu berusaha melewati dan menghadapinya. Karena jika diingat-ingat saat saya
pertama kali mendapatkan beasiswa itu saya merasa itu sesuatu yang bisa dibilang tidak mungkin
saya mendapatkan itu setelah menjalani berbagai rintangan. Saya juga pernah berdoa dan
berharap bahwa jika memang ini rezeki saya dan baik untuk saya maka saya Cuma minta
diberikan jalan yang mudah untuk mendapatkannya, tapi jika memang bukan rezeki saya berate
saya tidak akan mendaatkannya, berarti Allah mempunyai hal yang lebih baik lagi. Itu yang saya
tekankan agar tidak terlalu kecewa akan hasilnya.

Pengalaman saya waktu test dulu saya sampai meminta izin pada dosen yang mengajari
saya mata kuliah hari itu. Didoakan supaya sukses dan berhasil. Dulu waktu saya mengikuti
seleksi ini juga ibu saya pernah mengatakan jika tidak lulus lebih baik kerja saja tahun depan
baru kuliah kata beliau. Lalu ayah saya mengatakan meskipun tidak lulus tidak usah kerja karena
beliau bilang kalau beliau akan selalu berusaha bekerja keras dan mendapatkan uang agar bisa
membayar uang kuliah saya.

Hal itulah juga yang saya jadikan sebagai dorongan atau motivasi untuk saya agar tetap
berusaha dan tidak menyerah, terutama dalam hal seleksi mendapatkan beasiswa ini. Waktu
itupun saya sempat berpikir bagaimana jika saya tidak kuliah, padahal kan keinginan saya untuk
belajar masih ada, saya tidak ingin berhenti sekolah hanya sampai tingkat menengah atas saja,
saya ingin lebih dari itu, saya ingin pendidikan yang melebihi kedua orang tua saya. Makanya
usaha saya untuk mencapai hasil itu tidak pernag sirna sampai sekaran. Malah hal tersebutyang
membuat saya untuk berpikir ke depan ke hal yang lebih panjang.

Saya sangat berharap dan berdoa bahwa saya ingin sampai lulu mendapatkanya, say ingin
uang kuliah saya bisa diringankan, makanya sekarang saya merasa uang kulih saya ringan karena
adanya beasiswa ini. Karena utnuk uang kuliah saya tidak terlalu pusing lagi memikirkannya,
karena yang berat buat saya adalah bagaimana menjaga hal yang sudah saya dapatkan ini agar
tetap bertahan pada saya saja. Tidak berpindah-pindah pada orang lain.

Jadi ini merupakan hal yang selalu ingat bahwa medapatkannya tidak mudah, perlu
perjuangan yang serius untu mendapatkan. Tidak hanya dengan mudahnya mendapatkannya, tati
juga harus dengan usaha ynag keras, agar mengetahui apa itu berjuang.

Wasalamualaikum wr, wb

Anda mungkin juga menyukai