Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adhriansyah Francoies

NIM : 22603141003

Saya dan 2021

Perkenalkan nama saya Adhriansyah Francoies, saya ingin sedikit bercerita tentang
pengalaman pribadi saya. 2021 adalah tahun ketiga saya duduk di bangku SMA dan
berpapasan pula dengan masa peralihan sistem pendidikan dari daring kembali ke
normal atau tatap muka setelah mulai menurunnya angka covid-19. Setelah satu
setengah tahun sekolah hanya dijalankan dengan sistem daring akhirnya pada
angkatan saya inilah terjadi perubahan sistem lagi, yang semula 100% daring secara
berangsur-angsur dan bertahap menyelenggarakan sistem luring (tatap muka). Saya
yang awalnya seorang murid pindahan pada tahun kedua SMA harus beradaptasi
secara mandiri apalagi pada saat itu kasus covid-19 sedang melonjak. Pada saat itu
saya mulai bingung dan juga khawatir apabila saya tidak dapat mengikuti sistem
sekolah yang baru ini. Setelah bertanya-tanya dengan teman baru dan guru saya
akhirnya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Tahun ketiga semester dua adalah masa yang cukup sulit bagi saya karena harus
beradaptasi kembali dengan cepat karena ini merupakan semester terakhir saya di
sekolah menengah. Saya dan kawan-kawan diharuskan untuk mengikuti perubahan
sistem pembelajaran yang tadinya daring diubah menjadi offline atau luring. Di samping
sistem pembelajarannya yang diubah, ternyata sistem ujiannya pun juga diubah yang
yang mulanya dikerjakan di rumah masing-masing sekarang dikerjakan di sekolah.
Pada saat itu saya merasa tidak mampu sebab ketika daring saya belajar hanya
dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan berbeda dengan saat luring sebelum
covid-19 ada. Selain itu, yang membuat saya terus berpikir adalah apakah saya bisa
mengejar ketertinggalan materi ketika kelas 11 dan 12 semester pertama
(pembelajaran daring) di sisa masa sekolah menengah yang hanya tinggal kurang lebih
4 bulan saja.
Setelah pengumuman peralihan sistem itu keluar, selama kurang lebih seminggu saya
merasa down dan tidak memiliki rasa percaya diri untuk mengejar ketertinggalan materi
itu. Hal itu membuat saya memiliki jam tidur yang kurang baik, makan tidak teratur,
hingga akhirnya jatuh sakit. Satu hal yang saya membuat saya bangkit, ketika selesai
salat tahajud saya membuka handphone dan terdapat video pendek yang berisikan
kata-kata motivasi yang relevan dengan apa yang sedang saya alami. “Mungkin inilah
jawabannya dan saya harus bisa, berusaha aja dulu, jangan lupa berdoa, Bismillah
saya bisa,” ucap saya dalam hati.
Sejak hari itu, tanpa berlarut-larut saya mulai belajar dengan sungguh-sungguh. Sebab
sebelum saya pindah ada suatu kalimat yang akan selalu saya ingat dan akan selalu
saya tanamkan dalam hati. Pada malam yang dingin ibu pernah berkata (dalam Bahasa
Jawa), “le, nek awakmu meh kuliah po kerja iku pilihanmu, awakmu sek nanggung, nek
kerja nek gur lulusan SMA ki ya mung dadi opo to bukane Mak e ngrendahke tapi iki
sek kedaden kaya Mak Bapak mu, tapi nek pingin kuliah mak e ga bisa biaya ni
awakmu kudu biso golek dewe tapi Mak e pingin banget awakmu biso kuliah dadi sek
pertama neng keluarga, dingapura Mak e ro Pak e ya le, Mak e bangga banget nde
anak kaya awakmu.” (nak, kalua kamu ingin kuliah atau kerja itu pilihanmu, dirimu yang
bertanggungjawab, kalua kerja kalau hanya lulusan SMA itu ya cumin mau jadi apa
bukannya Ibu merendahkan tetapi ini yang terjadi pada Ibu Bapakmu, tetapi kalu ingin
kuliah Ibu tidak bisa membiayai kamu harus bisa mencari sendiri tetapi Ibu pingin
banget kamu bisa kuliah bisa jadi yang pertama di keluarga, Ibu Bapak meminta maaf
ya nak, Ibu bangga punya anak seperti kamu.”
Disisa beberapa bulan sebelum ujian saya terus belajar dengan sungguh-sungguh.
Disamping itu, saya juga menjadi siswa yang dipilih oleh sekolah untuk mengikuti
seleksi PTN jalur SNMPTN atau nilai rapor. Hal ini membuka peluang saya dalam
meneruskan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Ketika pendaftaran dan pengurusan
berkas saya tidak menceritakannya kepada orang tua agar tidak menambah pikiran dan
agar menjadi kejutan apabila diterima di PTN yang dipilih. Orang tua selalu memberikan
support untuk saya pribadi, ketika belajar selalu mengingatkan dengan meneriaki saya
akan berbagai hal seperti salat, makan, tidur, dsb.
Ujian Sekolah pun tiba. Setelah melalui berbagai persiapan secara mandiri akhirnya
siap maupun tidak saya mengikuti ujian ini. Ada beberapa hal yang membuat saya
panik ketika ujian sekolah berlangsung salah satunya yaitu ada seorang siswa dari
kelas tetangga menyabotase akun pribadi ujian sekolah saya terlebih lagi mata
pelajaran pada hari itu matematika. Sabotase ini membuat saya mengalami hal keluar
masuk dari link web ujian yang diberikan selama kurang lebih 30 menit sehingga saya
dari 40 soal yang diberikan hanya dapat mengerjakan 5 soal. Awalnya kejadian ini saya
duga sebagai hal error belaka namun setelah terjadi berulang kali akhirnya saya
melaporkan kejadian ini kepada pengawas ujian dan admin yang mengurusi bidang
jaringan. Setelah ditelurusi akhirnya dapat diketahui bahwasanya terdapat seorang
siswa yang berupaya berbuat curang dengan menggunakan akun milik orang lain untuk
melihat jawaban dari orang lain. Akhirnya password saya diganti dan saya pun dapat
mengerjakan soal-soal tanpa ada gangguan lagi walau dengan waktu yang tersisa.
Kejadian ini lantas saya laporkan kepada guru BK dan guru mapel yang bersangkutan
untuk memohon pertanggungjawaban serta agar diberikan keringanan seperti
pengulangan pengerjaan atau hal lainnya. Setalah melalui berbagai lika-liku selama
ujian akhirnya saya dapat melaluinya hingga usai dengan baik. Sebelum pengumuman
ujian diberitahukan terdapat pengumuman dari seleksi SNMPTN terlebih dahulu
diumumkan. Saya pun sangat berharap diterima melalui jalur ini sebab apabila saya
mengikuti jalur lain seperti SBMPTN atau mandiri saya rasa saya tak yakin terlebih
biaya yang dibutuhkan tentu lebih besar lagi. Pukul 15.00 pada hari pengumuman yang
ditunggu-tunggu tiba saya pun tidak sabar dan langsung membuka link pengumuman
dan puji syukur saya dapat lolos pada jalur ini sehingga saya sudah tidak pusing lagi
untuk akan di mana akan lanjut setelah ini. Setelah itu, saya langsung bergegas pulang
untuk memberitahukan kabar gembira ini kepada kedua orang tua. Setelah mendengar
kabar ini kedua orang saya sangat senang, walau pada hari itu beraktivitas berat lantas
seperti tidak dirasakan lagi. Akhirnya saya dapat mewujudkan harapan kedua orang tua
dan saya akan menjaganya baik-baik.
Beberapa hari setelah itu, ujian sekolah diumumkan. Hati saya berdebar-debar
menunggu pengumuman ini. Apakah akan berakhir happy ataupun sad ending? Hal ini
ditentukan pada momen tersebut. Saya hanya bisa pasrah menerima apapun hasilnya
itu nanti. Hasil akhir yang tak disangka bahwasanya saya mendapat ranking paralel 1 di
sekolah. Hasil yang sama sekali saya tak pernah duga namun inilah yang terjadi. Rasa
syukur tak henti-hentinya saya panjatkan karena ini semua tidak terlepas dari kehendak
Allah SWt. Orang tua saya juga turut bahagia mendengar kabar ini lagi. Akhirnya saya
dapat membuat hati orang tua sedikit bahagia di tengah kesibukannya.
Harapan saya setelah ini, saya dapat menyelesaikan pendidikan tinggi dengan tepat
waktu, dapat menjadi atlet sepak bola professional yang berpendidikan tinggi, dan
dapat terus membahagiakan kedua orang tua, serta secara tidak langsung dapat
membungkam mulut orang-orang yang dulu pernah meremehkan keluarga saya di
kemudian hari. Sungguh kenangan tahun 2021 yang sulit dan berharga serta tidak
pernah akan saya lupakan.

>-<

Anda mungkin juga menyukai