Anda di halaman 1dari 2

Nama : Theon Reyhan Revireino

NIM : B300220028
Kelas : A
Prodi : IESP

Nama lengkap saya Theon Reyhan Revireino biasa dipanggil On atau Theon. Saya dilahirkan di
sebuah kota yang dijuluki kota “Gaplek” yaitu kota Wonogiri pada tanggal 6 Oktober 2004. Saya
adalah anak pertama dari satu-satunya yang menjadi harapan orang tua karena tidak memiliki
saudara. Ayah dan ibu saya seorang pekerja keras yang tiap harinya pulang petang dan berangkat
pagi buta. Alamat rumah saya di Jl. Griya Retama Gedongan blok B-5, Colomadu, Karanganyar
57173.
Sejak kecil, saya selalu di titipkan ke penitipan anak sampai dengan menempuh Sekolah Dasar (SD)
dan kecil diasuh dengan orang yang berbeda-beda (random). Saya selalu terbiasa melakukan
sesuatu hal dengan sendirinya sejak kecil, tetapi tidak lepas dari pantauan dan kewajiban sebagai
orang tua yang selalu mendidik saya serta tak luput menjauhkan dari kenakalan dan selalu
mengedepankan bagaimana cara menghormati orang lain, bersikap baik terhadap orang/ lingkungan
sekitar dan ber-etika terhadap orang lain atau bisa di bilang yang lebih tua dari umur saya. Orang
tua selalu menekankan dan menanamkan hal itu sejak saya kecil.
Saya mulai mengenyam Pendidikan ketika berusia 6 tahun ketika itu saya memasuki Taman Kanak-
Kanak (TK). Sama seperti hal-nya anak-anak pada umumnya bersekolah di TK selama 1 tahun,
pada saat itu saya bisa menemukan hal-hal yang baru seperti teman, guru, lingkungan dan tentunya
kisah selama perjalanan pada masa TK ini yang sebelumnya hanya bertemu dengan teman
penitipan/ play group.
Setelah saya menyelesaikan sekolah TK saya melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD) pada umur 7
tahun di SD islam Djama’atul Ichwan yang terletak di kota Solo. Di masa sekolah SD-SMA saya
memiliki harapan dan keinginan selalu berusaha untuk mendapatkan nilai yang maksimal/ terbaik
untuk membahagiakan kedua orang tua. Pada saat duduk di bangku SD saya mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler marching band dan musik, saat mendaftar eskul musik saya diminta untuk
memainkan alat musik yang saya kuasai, lalu saya mengambil keyboard untuk memainkannya.
Melalui kegiatan ini saya bisa mendapatkan lebih banyak pertemanan.
Setelah menempuh perjalanan selama 6 tahun lamanya saya melanjutkan ke jenjang atasnya yaitu
SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang terletak di Jalan Slamet Riyadi di kota Solo adalah SMP
Batik Surakarta, di sekolah ini membentuk saya menjadi pribadi yang kuat akan sebuah ketertiban,
dimana sekolah ini dikenal dengan sekolah yang peraturanya ketat dan tidak boleh terlambat ketika
waktu berangkat sekolah (dengan bukti yang jelas) karena kalo terlambat terkena hukuman
memutarin halaman sekolah sebanyak 15x sambil lari. Dimana momen SMP ini merupakan awal
remaja yang tidak akan pernah terlupakan karena banyak cerita atau momen momen berharga pada
saat kaki menginjak di jenjang SMP ini sebelum masa covid-19 menyerang pada masa-masa SMA.
Setelah 3 tahun usai, tepat di usia 16 tahun saya melanjutkan Pendidikan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA), mengingat adanya sistem pada tahun/ masa itu menggunakan sistem zonasi, saya yang
tidak memiliki adanya prestasi/ kejuaraan yang sebelumnnya mendaftar di SMA Negeri 4 Surakarta
akhirnya saya terbuang ke radius yang lebih dekat sesuai dengan alamat KK yaitu di SMA Negeri
Colomadu, takdir berkata lain hanya bisa ikhlas dan menerima. Di masa dewasa awal ini saya lebih
mengutamakan waktu untuk bersenang-senang dengan teman, bahasa buruknya masa kenakalan
yang dikenal pada masa SMA, hanya pada waktu 1 tahun inilah saya bertemu langsung dengan
teman-teman lainnya sebelum pada akhirnya kelas 11 semester 1 dipatahkan dengan adanya virus
covid-19 yang benar-benar membuat saya bosan dan hanya diam di rumah, serta pembelajaran
hanya bisa menggunakan media daring/ online. Pada jenjang ini saya mengalami perubahan sikap
dan tentunya perubahan di era tekhnologi, pada dasarnya semua murid pada memegang hp untuk
media pembelajaranya termasuk UTS dan UAS hanya menggunakan gform dari ponsel. Di masa
generasi covid-19 inilah membuat relasi pertemanan kurang luas dibandingkan dengan masa masa
sebelumnya.
Setelah hal nya 3 tahun perjalanan yang buruk sudah dilalui, lulus di masa covid-19 ini sungguh
amat sangat tidak terkesan bagi saya. Pada masa itu juga saya langsung mulai memikirkan untuk
plan/ rencana kedepannya, karena untuk masa depan saya sendiri dan menjadi bagian dari tujuan
hidup, saya selalu ingat dan beranggapan bahkan sudah menempel di benak hati yang paling dalam,
dimana orang tua yang setiap harinya banting tulang dari pagi hingga petang untuk menuntaskan
anaknya terutama di bidang Pendidikan, berarti saya harus memiliki semangat yang lebih tinggi
untuk membahagiakan mereka. Disamping itu saya berdoa, ikhtiar, berusaha dan mencoba
mengikuti tes di salah satu Universitas negeri di Solo, tapi takdir berkata lain dan bukan rezeki
setelah dinyatakan “tidak diterima”, saya hanya bisa pasrah dan selalu berpikiran positif dan harus
bisa segera bangkit dari kisah itu. Dimana setelah itu saya mencoba iseng mendaftar di Universitas
Muhammadiyah Surakarta di fakultas Ekonomi Bisnis dan mencoba memilih 2 pilihan progdi yaitu
IESP dan Manajemen, syukur Alhamdulillah saya dinyatakan di terima di progdi IESP, adapun
ketertarikan saya memilih fakultas Ekonomi Bisnis yaitu peluang kerja yang luas dan kesempatan
untuk kegiatan berwirausaha. Karena sifatnya hanya coba-coba tetapi saya tetap bersyukur
meskipun melenceng dari sasaran Universitas negeri, tetapi tidak menjadikan masalah yang berat,
seperti ibarat nasi sudah menjadi bubur apa yang sudah terjadi harus di niatkan dengan tekun dan
semangat insyaAllah ilmunya akan membawa keberkahan di kemudian kelak dan berguna bagi saya
pribadi dan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai