TUGAS AUTOBIOGRAFI
Disusun Oleh:
11000123140809
Kelas F
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
KESEMPATAN INDAH DALAM HIDUP
Saya lahir dari keluarga yang sederhana. Ayah saya adalah seorang
anggota Polri di Mamuju, Sulawesi Barat. Saat ini ayah saya menjabat sebagai
Kapolsek Kota Mamuju. Sedangkan ibu saya menjalankan usaha yaitu toko
bunga. Adik saya saat ini sedang melanjutkan pendidikan di bangku kelas dua
SMA. Saya juga merasa sangat bangga terhadap adik saya karena pada 17
Agustus 2023 kemarin ia menjadi salah satu dari pasukan pengibar bendera merah
putih di Istana Negara yang merupakan perwakilan putra dari provinsi Sulawesi
Barat. Saya dan Adik saya mendapat marga Sihombing yang diturunkan dari ayah
saya. Ayah saya memiliki darah Batak Toba namun ia sudah lama merantau dan
bekerja di Sulawesi, tepatnya sejak ia menjadi anggota Polri pada tahun 90-an.
Sedangkan ibu saya memiliki campuran Sulawesi dan Chinese.
Saya memiliki seorang kakek dari ibu saya yang merupakan seorang
Purnawirawan Polri. Kakek saya mengajukan pensiun pada tahun 2005, tepatnya
pada saat saya lahir. Kakek saya adalah panutan bagi saya, ia memiliki
kepribadian yang sangat baik dan seorang yang taat agama. Semasa ia hidup, ia
sering bercerita tentang masa kecil saya saat saya baru lahir. Saat saya kecil dulu
saya lebih sering bersama dengan kakek dan nenek saya karena kedua orang tua
saya yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Sewaktu saya SD, saya sempat tinggal
menetap di rumah kakek dan nenek saya selama 1 tahun dikarenakan kedua orang
tua saya yang bekerja di luar daerah.
Kakek saya yang dari ayah saya adalah seorang Purnawirawan TNI.
Namun saya tidak pernah bertemu dengan kakek saya yang ini karena sejak saya
lahir beliau telah wafat. Tapi saya banyak mendengar cerita baik tentang beliau
dari ayah saya yang katanya beliau merupakan orang yang tegas dan disiplin.
Sebenarnya untuk panggilan bagi kakek dan nenek saya yang dari ayah adalah
“Opung” yang diambil dari bahasa Batak yang berarti kakek atau nenek.
Sedangkan untuk panggilan kepada kakek yang dari ibu saya yaitu “Opa” dan
untuk nenek “Oma”.
B. Masa Pendidikan
Sewaktu TK saya juga pernah masuk sanggar seni tari dan beberapa kali
mengikuti lomba tari. Dari situ juga saya banyak mendapat teman baru yang
berbeda kelas dengan saya. Ibu saya sangat mendukung saya untuk masuk ke
sanggar tari karena katanya saya memilik bakat dalam menari.
Saat SD juga saya masih beberapa kali mengikuti lomba tari dan tampil
di beberapa acara untuk menari. Di SD juga saya bisa dikatakan anak yang rajin
dalam mengerjakan tugas dan sempat mendapatkan peringkat di kelas. Dan pada
saat itu saya tidak terlalu pemalu seperti pada saat TK. Pendidikan saya di SD
berlangsung selama 6 tahun dan saya dapat lulus SD di usia 12 tahun.
Saat SMP saya juga termasuk anak yang rajin belajar meskipun masih
selalu kesulitan dengan mata pelajaran yang berhitung tapi saya bersyukur bisa
melewati semuanya. Waktu itu juga saya mempunyai pengalaman yang kurang
enak dalam pertemanan. Saya berteman memiliki banyak teman yang saya anggap
teman baik namun ada yang sifatnya kurang baik bagi saya, tapi saya tetap
berusaha baik kepada mereka. Kehidupan SMP juga terasa cepat yang mana di
tahun 2019 saya lulus dan sempat sekolah daring beberapa bulan sebelum lulus
dikarenakan pandemi Covid-19 pada saat itu.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Perguruan Tinggi
Setelah dinyatakan lulus SMA, saya masih harus berjuang untuk masuk
ke perguruan tinggi yang saya inginkan. Di bulan Maret, saya dinyatakan tidak
lolos untuk seleksi masuk melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan
Prestasi). Saat itu saya tidak bisa berharap banyak untuk lolos melalui jalur itu
karena saya berpikir kesempatan untuk saya lolos melalui jalur itu sangat rendah,
karena tidak ada alumni sekolah
saya yang diterima ke perguruan
tinggi yang saya inginkan tersebut
melalui jalur SNBP dan juga saya
tidak memiliki sertifikat lomba
untuk meningkatkan kesempatan
agar masuk melalui jalur tersebut.
Perjuangan saya untuk masuk perguruan tinggi yang saya inginkan tidak
hanya sampai di situ saja. Pada bulan Mei saya mengikuti UTBK (Ujian Tulis
Berbasis Komputer) untuk seleksi jalur selanjutnya yaitu SNBT (Seleksi Nasional
Berbasis Tes). Saat itu saya mempunyai tekad yang kuat untuk bisa lolos di
perguruan tinggi dan jurusan yang saya inginkan. Saat itu saya memilih untuk
mengikuti tes tersebut di Sulawesi Selatan yang memakan waktu sekitar 9 jam
dari tempat tinggal saya jika perjalanan menggunakan mobil. Saya diantar oleh
kedua orang tua saya yang selalu menyemangati saya dan selalu berkata untuk
lakukan yang terbaik sebisa saya.
Untuk kelebihan dari diri saya yang saya rasakan sejak kecil yaitu saya
sering disebut anak yang penyabar oleh orang di sekitar saya karena saat saya
kecil saya lebih sering bersama dengan kakek dan nenek saya dikarenakan kedua
orang tua saya yang sibuk bekerja dan lebih sering pergi ke luar kota. Namun di
balik itu semua saya terlatih menjadi anak yang lebih sabar dan mandiri.
Saya juga merasa memiliki kemampuan dalam seni tari sejak saya kecil.
Saat saya TK seperti yang telah saya tulis di masa pendidikan saya pernah
bergabung di sebuah sanggar tari. Dan saat saya SD saya mulai bergabung di tim
penari yang ada di gereja sayan di Mamuju, Sulawesi Barat. Saya aktif dalam
menari di gereja sampai saya lulus SMA itupun saya berhenti menjadi penari di
gereja karena saya pindah ke Semarang untuk melanjutkan pendidikan.
Kelebihan yang juga saya rasakan pada diri saya saat ini yaitu saya
menjadi individu yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar saya.
Contohnya pada saat ini saya merantau jauh dari daerah asal saya dan pastinya
harus mulai terbiasa dengan lingkungan yang baru. Saya merasa saya cepat
beradaptasi di lingkungan saya yang baru ini dan bersyukur mendapat banyak
teman baru yang baik dan saling mendukung.
Namun saya juga sadar saya punya banyak kekurangan dalam diri saya.
Salah satu hal yang paling saya rasakan yaitu saya suka menunda-nunda
pekerjaan. Tapi saat ini saya berusaha untuk keluar dari kebiasaan yang buruk itu
karena saya sadar bahwa saya telah merantau jauh dari keluarga dan kalau bukan
saya yang mengerjakannya siapa lagi yang akan mengerjakannya selain saya.
Selain itu, saya juga sadar bahwa saya adalah orang yang pesimis dan
mudah patah semangat. Contohnya saat saya diberikan pekerjaan yang menurut
saya sulit di situ saya merasa bahwa saya tidak akan bisa menyelesaikannya dan
sudah tidak memiliki semangat untuk mengerjakan tugas yang menurut saya tidak
bisa saya kerjakan itu. Tapi ibu saya selalu memberi saya dukungan dan nasihat
kepada saya bahwa dalam hidup itu perlu perjuangan.
D. Harapan dan Cita-Cita
Saat saya SMA, saya punya tokoh yang menginspirasi saya yaitu tante
saya. Beliau merupakan seorang Pengacara yang hebat di Jakarta. Dan saat itu
juga bertepatan dengan kakak sepupu saya yang telah selesai melanjutkan
pendidikan S2 Hukum di salah satu universitas terkenal di Indonesia. Hati saya
mulai tergerak dan penasaran untuk mempelajari Ilmu Hukum. Begitupun juga
dengan ayah dan ibu saya yang sangat mendukung saya untuk masuk ke dunia
hukum saja.
Tetapi ada suatu ketika saya bimbang dengan apa yang menjadi pilihan
saya untuk ke depannya. Namun pada akhirnya saya juga tidak menyangka bahwa
saya bisa masuk ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di
Indonesia khususnya Fakultas Hukum. Saat ini saya berharap bahwa saya bisa
menjadi mahasiswi Fakultas Hukum yang cerdas dan dapat mengikuti kuliah
dengan baik dan sungguh-sungguh hingga saya dapat lulus dengan baik. Saya juga
memiliki cita-cita menjadi seorang yang sukses di masa depan.