Anda di halaman 1dari 2

HIDUP ITU TENTANG PERJALANAN

Ini adalah pengalaman perjalanan hidup yang tengah saya lalui. Saya adalah seorang
mahasiswa disalah satu perguruan tinggi negeri tepatnya di Kota Semarang. Saya anak
pertama dari empat bersaudara yang memiliki perekonomian yang tak menentu bapak
saya bekerja sebagai bengkel rumahan dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga yang
mengurusi anak-anaknya. Saya lulusan salah satu sma di Kota Tegal pada tahun 2016
lalu, ditahun ini lah saya mencoba peruntungan untuk melanjutkan kuliah. Dan
alhamdulillahnya saya mendapat beasiswa bidikmisi atau semacamnya sejak duduk
dibangku sma. Ada tiga jalan dalam memasuki perguruan tinggi yaitu melalui
SNMPTN,SBMPTN, DAN UMPTN di mana snmptn merupakan jalur masuk perguruan
tinggi melalui proses undangan dan saya dapat mendaftarkan snmptn karena dengan
syarat nilai raport minimal terus meningkat pada waktu itu saya menentukan pilihan
prodi teknik kimia,teknik mesin dan teknik elektro di universitas negeri surakarta dan
universitas jendral soedirman, saya sangat berharap dalam snmptn itu supaya saya tidak
mengeluarkan uang lagi untuk melakukan tes namun pada dasarnya tuhan tidak
mengijinkan saya kuliah di universitas itu hasilnya pun nihil. Setelah kegagalan di
snmptn saya sempat berfikir untuk tidak kuliah dan saya ingin masuk kedinasan dan
ambisi saya sangat menggebu-gebu untuk lolos dalam kedinasan yang lebih menjamin
dari pada perguruan tinggi. Ambisi itu membuat saya memutuskan untuk mendaftar
perguruan tinggi kedinasan yaitu IPDN saya sangat berambisi untuk mendapatkannya
pada saat itu ada enam tahapan seleksi. Pada tahap pertama saya dapat lolos dengan
mudah karena pada tahap ini adalah verifikaseni data saya hanya mengupload berkas
data yang diperlukan,selang beberapa minggu ada tahap yang kedua untuk yang lolos
dan pada tahap ini merupakan tahap yang menurut para peserta itu sulit pada saat itu
peserta terdiri atas kurang lebih dua ribu peserta sedangkan yang diterima tidak lebih
dari dua ratus peserta dan alhamdulillahnya saya adalah orang ke empat puluh lima dari
dua ratus orang yang dinyatakan lanjut ke tahap selanjutnya dan sewaktu itu saya
senang sekali saya bangga dapat mengalahkan mereka semua se Jateng dan DIY, dan
tahap selanjutnya ini lah kesabaran dan emosi saya diuji pada tahap ketiga adalah tes
kesehatan satu dimana bertempat di ibukota provinsi yaitu Semarang, setelah
melakukan tes kesehatan kemudian saya pulang dan diperjalanan saya diberi informasi
oleh teman sma saya bahwa kalau sudah mendaftar bidikmisi sejak sma yang
bersangkutan dapat mencoba sbmptn tanpa melakukan regristrasi berupa pembayaran
tes. Dan hasilnya setelah saya sampai rumah saya ingin mendaftar sbmptn orang tua
saya selalu mendukung apa mau saya sehingga mereka tidak membebankannya kepada
saya namun orang tua saya selalu memberi nasehat tentang prospek kedepannya sama
halnya dahulu orang tua saya memberi pilihan kamu ingin kerja cape atau kerja tidak
cape,kalau kamu ingin kerja tidak cape sekolahlah yang tinggi jadilah orng sukses yang
membuka lapangan pekerjaan tuturnya. Karena saya tidak terlalu berambisi dalam
sbmptn akhirnya saya hanya memilih satu perguruan tinggi yang sekarang menjadi
tempat saya belajar yaitu universitas negeri semarang pada saat itu saya memilih prodi
pendidikan matematika, teknik kimia, dan pendidikan guru sekolah dasar. Selang
beberapa minggu tes sbmptn pun dilaksanakan serta pada saat bersamaan pengumuman
tes ipdn tahap ketiga diumumkan saya melakukan tes sbmptn dari jam tujuh pagi
sedangkan pengumuman tes tahap ketiga ipdn dibuka pada jam tiga dini hari jadi saya
melihat pengumuman itu sebelum tes sbmptn dan ternyata hasilnya nihil tidak ada nama
saya disitu saya sangat kesal pada saat itu perasaan saya tidak karuan namun apa daya
pada saat bersamaan harus melakukan tes sbmptn dan saya ingin cepat cepat pulang ke
Tegal saya tidak ingin ke Semarang lagi dan dalam perjalanan pulang saya berfikir
untuk tidak kuliah jikalau dalam sbmptn ini pun hasilnya sama selang beberapa bulan
akhirnya pengumuman sbmptn sudah dapat dilihat dan alhamdulillah hasilnya saya
diterima di jurusan pendidikan guru sekolah dasar,namun pada saat itu pun saya sempat
tidak akan mengambil kesempatan itu setelah tahu beasiswa bidikmisi saya tidak masuk
dan saya harus membayar empat juta dua ratus dalam waktu lima hari saya bingung
dapat dari mana uang segitu banyaknya dan akhirnya orang tua meminjam uang ke
saudara dan disitu saya berfikir saya akan keluar dan saya harus masuk ipdn ambisi itu
masih ada. Dan hingga akhirnya pada masa pengenalan kehidupan kampus saya
mendengar ada informasi yang menyatakan bahwa ada beasiswa bidikmisi tambahan
dan alhamdulillah nama saya tercantum di dalam informasi itu sehingga saya kuliah
dibiayai oleh pemerintah. Ada satu motivasi yang membuat saya dapat melepaskan
ambisi saya untuk mendapatkan ipdn yaitu saya kuliah di prodi pendidikan guru sekolah
dasar dimana saya akan di didik menjadi seorang guru masa depan impian saya disini
adalah saya ingin mengikuti progam SM3T atau sejenisnya dimana kita mengajar di
daerah yg terpencil,tertinggal,dan terdalam karena sebaik baiknya manusia ialah yang
bermanfaat bagi sesamanya. Serta satu kalimat yang terus saya kenang adalah “GURU
DAPAT MEMBENTUK SEORANG POLISI, DOKTER, BAHKAN PRESIDEN,
NAMUN SEORANG PRESIDEN PUN TIDAK BISA MEMBENTUK GURU” kata itu
yang selalu terniyang dalam diri saya sehingga memotivasi untuk terus menjadi
penggerak perubahan.
Pada intinya kita boleh miskin harta boleh namun kita tidak boleh miskin semangat
kalau diri kita yakin lakukan lah diri kita pasti bisa jika kita yakin dan semangat serta
yang terpenting adalah selalu menyertakan tuhan dan orng tua didalam perjalanan kita
yang perlu diingat didunia perkuliahan banyak sekali beasiswa yang dapat kita pilih
tinggal apa yang kita mau karena semuanya perlu pembuktian. Jadilah agent of change
yang memperbarui negeri ini dan karakter warganya

Anda mungkin juga menyukai