Anda di halaman 1dari 2

Nama : Salma Salsabiela Humaedi

NPM : 1810631210060

Kelas : 1B Farmasi

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Creative Writing : “Perjalananku”

Perkenalkan namaku Salma Salsabiela Humaedi. Aku biasa di panggil Salma. Aku adalah mahasiswi
semester 1 di salah satu perguruan tinggi negeri, Universitas Singaperbangsa Karawang. Aku akan
menceritakan sedikit perjalananku sampai di titik ini.

Aku adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Ayahku seorang guru dan ibuku seorang ibu rumah tangga.
Masa kecilku aku habiskan di daerah Cibinong, Bogor. Aku mengenyam pendidikan Sekolah Dasar Islam
Terpadu Al-Ishlah, sekolah berstandar yang memiliki bayaran SPP cukup tinggi kala itu bagi keluarga kami.
Entah mengapa ibu menyekolahkanku disana, bukan di SD Negeri yang nantinya dapat menghemat biaya
hidup kami. Tapi ibu selalu berkata, ibu ingin aku lebih baik daripada mereka, beliau ingin aku menuntut
ilmu agama lebih dalam, ibu ingin yang terbaik untukku. Ketika beliau mengatakan itu, aku hanya sanggup
terdiam dengan mata berkaca-kaca karena aku sangat tau apa yang kami jalani saat itu.

Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarku, aku serta keluarga pindah ke daerah Gunung Sindur,
Bogor. Memang sama-sama Bogor, namun butuh waktu 2 jam perjalanan untuk sampai kerumah baru
kami. Aku melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Daarul Khoir. Disinilah
aku mulai tumbuh dan berkembang, banyak kenakalan-kenakalan remaja yang aku perbuat sampai
membuat ibuku sedih. Sungguh, aku menyesal bila mengingat masa itu.

Selesai di MTs, aku tak memiliki gambaran akan melanjutkan hidup seperti apa. Dulu, masuk ke Sekolah
Asisten Apoteker (SAA) adalah keinginan ibu, namun tak kesampaian. Jadi ibu menginginkanku untuk
dapat mewujudukan mimpinya dan memintaku untuk melanjutkan pendidikan menengah atas di Sekolah
Menengah Kejuruan Farmasi. Aku hanya bisa mengikuti perkataan ibu karena memang menurutku itu
yang terbaik untukku karena aku tak ingin membuat ia sedih lagi.

Setelah menempuh pedidikan SMK selama 3 tahun dan lulus uji kompetensi dengan nilai terbaik, akupun
lantas bekerja. Sempat terlintas dalam pikiranku untuk kuliah namun bila melihat kondisi kami rasanya
tidak memungkinkan. Dan aku tidak ingin menambah beban orangtuaku lagi. Tahun pertama pasca lulus
SMK, aku bekerja di sebuah perusahaan farmasi yaitu PT. Pharos Indonesia. Selama setahun ini, niat untuk
kuliah semakin tumbuh, dan pada saat ujian masuk perguruan tinggi negeri tiba aku mendaftar lewat jalur
SBMPTN, dan Alhamdulillah aku diterima di sebuah PTN program studi Kimia. Tapi karena beberapa hal
akhirnya aku tak mengambil kesempatan itu. Berlanjut ke tahun kedua pasca lulus SMK, aku bekerja
disebuah klinik swasta BPJS terkenal didaerahku. Dan diiringi aku melanjutkan kuliah di Universitas
Terbuka program studi Sastra Inggris dengan pertimbangan bahwa aku tetap harus melanjutkan
pendidikan.

Semakin lama aku berpikir, bahwa tenaga kesehatan sepertiku tidak bisa hanya lulusan bertaraf SMK.
Kami butuh ilmu yang lebih banyak lagi untuk dapat meningkatkan mutu dan kwalitas hidup masyarakat.
Meskipun pada awalnya aku terjun di dunia farmasi karena keinginan ibu, tapi aku nyaman menjalani
semua ini. Aku melihat teman-teman SDku banyak yang berkuliah di PTN ternama di Indonesia. Dan itu
membuat aku semakin termotivasi untuk masuk PTN karena setelah aku pikir-pikir, dari jaman sekolah
dasar dulu aku tidak pernah merasakan yang namanya bersekolah di sekolah negeri. Juga tuntutan ibu
yang tetap menginginkanku untuk melanjutkan pendidikan di bidang Farmasi.

Aku bertekad untuk ikut SBMPTN tahun 2018, karena ini memang kesempatan terakhirku untuk bisa
masuk PTN. Dalam setahun ini, aku mengalami hal berat dan memusingkan. Aku harus belajar materi-
materi SMA yang sebelumnya tidak aku dapatkan materinya di SMK sebagai persiapan ikut SBMPTN, aku
tetap harus bekerja juga menjalankan kewajibanku sebagai seorang mahasiswa. Ada 3 peran yang
kujalani, sungguh berat dan rasanya ingin menyerah, tapi bila mengingat ayah dan ibu yang sudah
bersusah payah membesarkanku, rasanya aku malu bila bersikap seperti itu.

Semakin dekat ujian SBMPTN, semakin banyak pekerjaan yang perlu aku kerjakan dan berbarengan
dengan UAS kuliahku. Belajar SBMPTN akhirnya ku abaikan karena aku tak bisa mengerjakan semua
sekaligus. Ujian SBMPTN telah berlalu dan aku hanya bisa pasrah pada hasilnya. Manusia hanya bisa
berusaha namun Allah-lah yang menentukan hasilnya.

Tiba pengumuman SBMPTN, Alhamdulilllah untuk kedua kalinya aku lolos. Aku diterima pilihan kedua
Program Farmasi di Universitas Singaperbangsa Karawang. Dan aku tak ingin melewatkan kesempatan ini,
mungkin inilah jalan yang sudah Allah gariskan untukku. Tapi kutengok kebelakang, kearah ibu ayahku,
kearah keluargaku. Aku tak yakin bisa melewati ini, tapi ibu menguatkanku, aku harus bisa, aku pasti bisa
begitu katanya. Syukur Alhamdulillah uang hasil bekerja yang aku kumpulkan bisa meringankan beban
orangtuaku. Aku berharap aku dapat membalas kebaikan dan dapat membahagiakan mereka, juga
membuat mereka bangga. Ayah ibu tunggu aku pulang…

Anda mungkin juga menyukai