Anda di halaman 1dari 2

Outobiografi

Oleh : Imelda Putri Deliansyah

Nama saya adalah Imelda Putri Deliansyah, biasa dipanggil Ime. Saya lahir pada
24 Januari 2003 di Kota Palopo. Saya berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah
saya bernama Denny Syah Permana dan ibu saya bernama Lily Herlan Tamalaga.
Ayah saya bekerja sebagai wiraswasta yang berjualan kacamata dan ibu saya
sebagai ibu rumah tangga. Saya adalah anak ketiga dari lima bersaudara dan
merupakan anak perempuan satu-satunya.

Pada umur 6 tahun saya memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1


Lalebbata yang terletak di Kota Palopo. Saya masuk sekolah pada tahun 2010 dan
lulus pada tahun 2015. Semasa saya menempuh pendidikan di sekolah dasar ini, saya
selalu masuk peringkat 3 besar. Saya juga memiliki sejumlah prestasi baik itu non-
akademik maupun akademik. Prestasi saya di bidang non-akademik yaitu lomba
menggambar dan mewarnai, dan dibidang prestasi yaitu lomba matematika. Setelah
lulus dari SDN 1 Lalebbata, saya melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Palopo.
Pada jenjang ini, saya masuk di kelas A. Saya menyelesaikan pendidikan pada
jenjang ini pada tahun 2018. Semasa SMP, saya ditunjuk oleh pihak sekolah sebagai
dancer untuk mewakili dalam perlombaan JRBL, yaitu perlombaan basket dan dance
yang diselenggarakan di Makassar. Saya dan teman-teman mendapatkan juara 3
pada lomba dance ini. Saya lulus sebagai lulusan ke-6 tertinggi.

Saya melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Palopo dan lulus pada tahun 2021.
Saya memilih jurusan IPA dan masuk ke kelas IPA 1. Saat memilih masuk organisasi,
saya memilih organisasi basket karena saya terpukau sewaktu menjadi dancer
melihat orang-orang yang terlihat keren saat memasukkan bola kedalam ring basket.
Saya juga memasuki organisasi ekonomi. Saya memiliki sejumlah prestasi semasa
saya memasuki organisasi ekonomi. Selama saya masuk organisasi basket, saya dan
teman-teman saya memenangkan sejumlah pertandingan, dan diantara banyaknya
pertandingan yang saya ikuti, ada satu yang sangat berat buat saya, yaitu saat akan
mengikuti pertandingan yang diadakan di Sorowako. Saya diberi pilihan jika ikut
pertandingan di Sorowako ini, saya dihapuskan dari daftar yang akan diikutkan
kedalam OSK Ekonomi. saya memilih untuk mengikuti pertandingan basket
ketimbang mengikuti OSK. Saat awal-awal, saya merasa menyesal telah membuat
keputusan yang salah ini, namun saya percaya bahwa rencana Allah pasti selalu baik.
Tahun pertama dan kedua saya di SMA sangatlah menyenangkan hingga wabah
Corona muncul. Persekolahan tatap muka diberhentikan, kegiatan organisasi pun
juga berhenti. Pembelajaran secara daring tidaklah efektif buat saya, karena saya
lebih mudah memahami materi pembelajaran jika dilaksanakan secara langsung. .
Dengan wabah Corona yang tak kunjung hilang, persekolahan yang direncanakan
akan tatap muka kembali tak kunjung terwujudkan sampai saya menyelesaikan
pendidikan di jenjang ini.

Pada saat saya kelas 12, saya terdaftar sebagai siswa yang dapat mengikuti
SNMPTN. Karena pengetahuan akan perkuliahan saya masih minim, saya dibantu
oleh guru serta dengan restu orang tua saya dalam memilih jurusan yang akan saya
daftarkan di SNMPTN ini. Pilihan jurusan saya yaitu statistika. Akan tetapi, saya
kurang percaya diri akan lulus di jurusan statistika jika mendaftarkan diri di Unhas,
sehingga saya mendaftarkan diri di UNM jurusan statistika. Namun takdir berkata lain,
saya tidak lulus dalam tes SNMPTN. Orang tua saya menyarankan saya untuk
melanjutkan kuliah di kota tempat kelahiran saya saja, namun saya tidak mau karena
saya ingin mencari suasana baru.

Saat akan mengikuti tes SBMPTN, saya mengumpulkan kepercayaan diri untuk
mendaftarkan diri pada jurusan statistika di Unhas. Dalam mempersiapkan diri
menghadapi tes SBMPTN ini, saya mengikuti les dan juga belajar melalui beberapa
media pembelajaran online. Tiba saat saya akan melaksanakan tes ini, saya sangat
tegang. Setelah saya mengerjakan tesnya, saya langsung tidak yakin akan lolos di
pilihan saya karena menurut saya semua jawaban saya tidak benar dan menurut saya
soalnya sangatlah susah. Karena saya sudah tidak yakin lulus, saya mendaftarkan
diri untuk mengikuti tes memasuki politeknik di PNUP. Saya bahkan memberitahu
orang tua saya bahwa saya sudah mau berkuliah di Palopo saja jika saya tidak lulus
SBMPTN. Alhamdulillah saya lulus di statistika.

Di masa perkuliahan ini, saya masuk kedalam kelas Statistika B yang


alhamdulillah teman-teman saya baik kepada saya. Saya berharap agar saya bisa
menyelesaikan S1 saya dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai