Anda di halaman 1dari 7

Kisah Inspiratif

Oleh : Reni Nuraeni

Tema : Perjuangan Guru Meraih Sukses dalam Profesinya

Mengapa saya menjadi Guru?


Bukan sebuah success story, hanya cerita perjalanan hidup biasa yang ingin
diabadikan ke dalam sebuah tulisan. Lahir dan tumbuh menjadi seseorang yang memiliki
banyak mimpi. Terlintas bercita-cita menjadi seorang Guru sejak sekolah dasar, karena
terinspirasi oleh seorang Bapak Guru yang menjadi wali kelas 5 dan 6. Beliau memberikan
rangkulan kepada semua siswa dan sangat menyenangkan jika belajar bersama beliau.
Namun, kedekatan dan kebersamaan saya dengan beliau harus terpisahkan oleh takdir sejak
kelas 6 SD. Ya, beliau telah menghembuskan nafas terakhirnya tepat sebelum hari esok bulan
Ramadhan. Sungguh menyayat hati dan pilu, seseorang yang sudah terasa dekat dan
merasakan kehangatan akan kehadiran seorang ayah dalam hidup yang memberikan
penerangan untuk hidup lebih berarti. Namun begitu, saya harus tetap semangat menjalani
kehidupan dan belajar dengan baik.
Pendidikan tingkat dasar dan menengah telah dilalui dengan baik. Pernah diberikan
dua kali kesempatan untuk mengikuti lomba akademik “Math Olympiad” tingkat kabupaten.
Ya, walaupun hasilnya gagal memasuki tingkat 20 besar. Namun pengalaman itu menjadi
berharga karena telah terpilih menjadi salah satu perwakilan dari sekolah dan mendapatkan
pembelajaran yang mengesankan. Memasuki SMK/sederajat dengan mengambil teknik
kejuruan Multimedia, di sekolah swasta ini belajar banyak hal tentang perkembangan
teknologi untuk menunjang kemajuan dan kehidupan di new era ini. Di SMK ini pula saya
diberikan kesempatan kembali untuk mengikuti berbagai lomba akademik, yaitu “Math
Olympiad” sebanyak dua kali, lomba mendongeng dan lomba membaca puisi. Lagi-lagi
masih dipertemukan dengan kegagalan. Tapi tak apa, perjuangan berlatih saya memang
masih kurang dan harus banyak belajar kembali. Selain itu, sambil sekolah saya aktif
bermagang di sebuah percetakan (design graphic) dan fotografi di acara resmi seperti acara
pernikahan dan khitan. Dengan mengikuti magang tersebut tak sedikit keadaan keuangan
saya dan keluarga terbantu. Ditumbuhkan menjadi pribadi yang harus mandiri karena sadar
saya bukan berasal dari keluarga yang mampu.
Saatnya menentukan masa depan, setelah lulus SMK mau jadi apa? Semangat tinggi
untuk menggapai mimpi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mengikuti berbagai tes
perguruan tinggi dan berharap mendapatkan beasiswa. Ternyata saya kembali menemukan
kegagalan. Kejadian tersebut memutuskan saya untuk memilih terlebih dahulu bekerja
kemudian kuliah.
Saatnya tiba menunggu kelulusan SMK tahun 2017. Sambil menunggu kelulusan
SMK, saya mengikuti tes Bursa Kerja Khusus (BKK) yang diadakan di sekolah sendiri untuk
PT Indomarco Prismatama. Tanpa disangka, ternyata saya lolos kriteria perusahaan tersebut.
Setelah usai Ujian Nasional, proses pemberkasan dan mulai untuk bekerja di sebuah
perusahaan tersebut sangatlah cepat. Dan ini adalah pertama kalinya saya harus pergi
merantau jauh dengan orangtua yang terpaut jarak antar kota Garut dan Bekasi. Saya
bersyukur karena lolos walaupun belum tahu pekerjaan apa yang akan nanti saya kerjakan di
perusahaan tersebut. Dengan berat hati, saya memutuskan untuk berhenti magang di sebuah
percetakan dan kerja part time di fotografi.
Mengawali perubahan dari seorang siswa menjadi karyawan perusahaan. Bagi saya
diperlukan adaptasi yang tidaklah mudah. Kini saya memiliki atasan dan aturan perusahaan
yang harus dipatuhi. Anak yang belum menerima sebuah kertas kelulusan SMK namun
terlebih dahulu menginjakkan kakinya ke dunia kerja. Anak yang masih tak bisa jauh dengan
orangtua, setiap harinya diselimuti dengan air mata karena harus membendung sebuah
kerinduan dan sedikit penyesalan karena belum dapat mewujudkan mimpinya yaitu untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri. Kedua orangtua saya pun sebenarnya
tidak tega melepaskan anaknya untuk pergi merantau kerja, namun saya adalah orang yang
keras kepala sudah tahu resiko bagaimananya namun memang keadaan yang memaksa harus
menentukan pilihan jalan seperti ini.
Hari demi hari memulai bekerja di perusahaan retail. Sungguh banyak pembelajaran
yang didapat, salah satunya ialah “konsumen adalah raja”. Memberikan pelayanan yang
baik demi kenyamanan konsumen. Seiring berjalannya waktu, di perusahaan ini tidak
diberikan sebuah kenyamanan dalam bekerja, bukan karena partner kerjanya. Namun karena
perihal keinginan yang menggebu-gebu ingin melanjutkan pendidikan sehingga tidak fokus
dan menikmati pekerjaan ini dengan baik. Selama 4 bulan lamanya, saya menyandang
karyawan di perusahaan retail ini dan akhirnya memutuskan untuk berhenti. Alasan berhenti
tersebut karena ada alasan yang kuat, dimana akhirnya saya diberikan tawaran dari sekolah
untuk melanjutkan pendidikan di kampus swasta gratis / beasiswa di salah satu daerah
Bandung. Namun ternyata, pekerjaan berhenti dan kuliah pun hanya berjalan beberapa kali
pertemuan saja. Ini terjadi dikarenakan saya berada di posisi yang sangat bingung, dapat
melanjutkan kuliah namun tidak mempunyai penghasilan. Akhirnya saya kembali
memutuskan untuk berhenti kuliah di perguruan tinggi swasta tersebut dan kembali
mengambil keputusan untuk merantau bekerja di Cikarang. Berbagai tempat penyaluran kerja
telah saya kunjungi dan mengikuti berbagai tes perusahaan yang sedang membuka lowongan
pekerjaan. Ternyata mencari pekerjaan pun tidak semudah membalikkan telapak tangan,
harus berderai dengan air mata dan doa setiap perjuangan yang telah dilalui. Kegagalan dan
penolakan dari berbagai perusahaan yang telah didapat. Atas ridho-Nya orang tua dan Allah
mendengar semua doa-doa saya, di tahun 2018 ini saya diberikan kemudahan untuk
menjalankan profesi sebagai karyawan di sebuah perusahaan PT Sankyo Indonesia yang
bergerak di bidang elektronik dan memulai langkah baru untuk mendaftarkan diri kuliah di
Universitas Pelita Bangsa. Sebuah keputusan untuk menjalankan dua profesi yaitu sebagai
karyawan dan mahasiswa kelas karyawan. Dengan memilihnya prodi PGSD diharapkan dapat
membagi waktu antara kerja dengan kuliah dapat teratasi dengan baik. Ternyata setelah
dijalani, prodi PGSD itu terasa berat dimana sering terkendala waktu kerja dan kuliah yang
bentrok terlebih saya bekerja di perusahaan yang terkena shift.
Penyandang karyawan kontrak di sebuah perusahaan, tentunya pasti mengalami yang
namanya habis kontrak. Memasuki semester 2 di perkuliahan dan kerja di PT Sankyo
Indonesia harus terhenti selama 9 bulan lamanya dikarenakan habis kontrak. Proses mencari
kerja lagi pun dimulai kembali. Mengunjungi berbagai tempat penyaluran kerja seperti
yayasan, BKK, bahkan melamar via email dan pos pun dilakukan. Pembelajaran yang saya
dapat ketika mencari pekerjaan dimana kesabaran, keikhlasan, dan perjuangan kita diuji.
Kembali menemukan kegagalan atas ketidaklolosan tes suatu perusahaan. Dari sehabis
kontrak PT SKI, akhirnya dua bulan selanjutnya saya diterima sebagai karyawan kontrak di
PT Kiyokuni Indonesia yang bergerak di bidang elektronik. Disini saya merasa kuliah saya
akan berlanjut dengan baik hingga semester 6, karena di PT Kiyokuni Indonesia ini saya di
kontrak selama dua tahun lamanya 2019 sampai dengan 2020. Namun siapa sangka, ternyata
terulang kembali kendala waktu kerja dan kuliah yang saling bersamaan. Mendapatkan
bagian kerja sistem shift, dan pembelajaran perkuliahan semakin naik semester semakin
banyak pula tugas dan pembelajarannya. Sehingga pada akhirnya, memasuki semester 3 saya
memutuskan untuk tidak mengambil salah satu mata kuliah karena waktu pembelajarannya
tidak dapat saya tempuh.
Di perusahaan ketiga ini adalah perusahaan yang menurut saya lebih padat akan
waktu kerjanya. Karena sibuk bekerja, berangkat pagi pulang malam pun dilalui. Hingga
pernah suatu kejadian pulang malam sekitar pukul 11 malam, setibanya di kost-an saya
mengalami kehilangan barang berupa notebook, memory, dan cincin emas. Entah siapa
pelakunya, sangat disayangkan karena semua dokumen penting pendidikan berada pada di
notebook dan memory. Atas kejadian itu Allah uji kembali kesabaran, dan Allah ingin
kembali mengingatkan hambanya untuk lebih meningkatkan dalam beribadah.
Tak terasa dua tahun bekerja di PT Kiyokuni Indonesia telah dilalui, kini tiba saatnya
habis kontrak. Kembali merasakan kegelisahan karena perkuliahan akan memasuki semester
7 dan harus mencari pekerjaan kembali setidaknya dapat bertahan hidup di kota perantauan
serta melanjutkan pendidikan dengan lancar. Awal tahun 2021 memanglah berbeda dari tahun
sebelumnya, karena di Indonesia telah terkena virus Covid-19. Dimana semua mengalami
perubahan, tentunya dalam hal perekrutan karyawan baru. Yang biasanya saya mendatangi
tempat penyaluran kerja ke suatu perusahaan kini harus dilakukan secara online. Merasakan
lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya dalam mencari pekerjaan karena terbatasnya
informasi yang didapatkan. Sudah berjalan dua bulan mengalami pengangguran di Cikarang,
akhirnya memutuskan untuk pulang kampung namun kuliah tetap berjalan karena dilakukan
secara online. Membawa semua barang yang telah dikumpulkan selama merantau ke
kampung halaman. Entah apa yang telah dipikirkan, begitu cepat memutuskan untuk kembali
ke kampung halaman. Seminggu di kampung, ternyata saya langsung lolos tes kerja di
perusahaan dekat rumah yaitu PT Prismatama Abadi Indonesia yang bergerak di bidang
sepatu. Menjalani sebagai karyawan perusahaan di kampung halaman, tentunya masih
membuat kegelisahan karena bagaimana nasib kuliah saya nanti jika saya berlama-lama di
kampung. Terlebih memasuki semester 7 yang akan menjalani KKN, PLP, serta kegiatan
wajib kampus yang harus ditempuh. Namun begitu berbagai cara saya tempuh, salah satunya
saya nyambi bekerja di kampung halaman juga mengikuti berbagai tes/lamaran kerja secara
online ke perusahaan yang ada di Cikarang-Bekasi. Terbesit niat di hati, kenapa tidak
mencoba untuk langsung terjun ke dunia pendidikan yaitu melamar sebagai guru honorer. Hal
itu pun sudah saya lakukan melamar ke berbagai sekolah melalui info social media yang
sedang membuka lowongan kerja untuk guru kelas. Namun mungkin hatinya masih terasa
berat dan tidak yakin akan penghasilan yang didapat jika menjadi seorang guru. Jika info
yang telah saya dapat kalau menjadi guru itu adalah pekerjaan yang mulia tanpa tanda jasa.
Rasanya buat diri sendiri tidak akan cukup, karena ketahuilah selain untuk memenuhi
kebutuhan diri sendiri saya juga sebagai tulang punggung keluarga yang membantu
perekenomian keluarga.
Tanpa lelah ikhtiar dan berdoa, serta keikhlasan dari doa orangtua. Akhirnya saya
mendapatkan panggilan tes kerja dari PT Omron Manufacturing Indonesia yang bergerak di
bidang elektronik. Ternyata Allah kembali mudahkan urusan saya sehingga saya lolos dan
diterima di PT OMI ini. Dari berbagai tempat perusahaan yang telah dilalui, di perusahaan
inilah yang terasa setiap waktunya menjalani dua kehidupan yaitu bekerja dan kuliah. Karena
kuliah sudah memasuki semester 7 yang sudah dihadapkan dengan berbagai praktik lapangan
secara langsung. Di PT OMI ini saya mendapatkan kerja non-shift, namun apalah daya
apakah ada praktik lapangan di sekolah yang dimulai di hari libur? Atau dilakukan sore hari
usai waktu bekerja selesai? Sungguh, Allah uji kembali kegelisahan saya dan Allah kembali
membantu saya. Saya harus berkenan dan mencari teman untuk bertukar shift agar paginya
saya dapat menjalankan praktik lapangan ke sekolah. Fase ini adalah fase yang merenggut
jadwal istirahat, dimana merasakan pulang kerja ya sekolah, dan pulang sekolah ya bekerja.
Selama Praktik Lapangan per Sekolahan yang dilakukan selama tiga bulan lamanya,
menjadikan saya sangat disiplin waktu bahkan memporsir diri kurangnya beristirahat.
Baiknya Allah Maha Kuasa, memberikan saya kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan
dua kegiatan ini. Berhenti kerja dan fokus kuliah sangat berat karena secara logika nanti
bayaran kuliah saya menunggak. Melanjutkan kerja dan kuliah bersamaan ya resiko nya
seperti ini, bergelut dengan waktu dan sangat menghabiskan tenaga.
Setiap kegelisahan yang terjadi tentu ada masa akhirnya. Akhir dari PLP berakhir pula
masa kontrak kerja saya di PT OMI yang hanya enam bulan lamanya. Berada di fase yang
terasa melelahkan ini akhirnya telah usai, kini harus mempersiapkan diri untuk menghadapi
fase baru selanjutnya.
Fase baru selanjutnya ialah saya memutuskan untuk menikah sebelum lulus kuliah.
Awal tahun 2022, saya telah menikah dengan seseorang yang masih sama menyandang
pendidikan di perguruan tinggi swasta di semester 6. Sejak menikah, saya tidak
diperkenankan kembali untuk bekerja di sebuah perusahaan, akhirnya saya memutuskan
untuk bekerja sesuai bidang perkuliahan PGSD yaitu menjadi seorang guru. Kembali lagi
memulai mencari lowongan pekerjaan melalui social media dan melamar ke bagian yang
sedang di butuhkan. Mengikuti tes dari berbagai sekolah, akhirnya rezekinya di SDIT
Cendekia Satria sebagai wali kelas 2. Di SDIT inilah yang menjadikan saya untuk pertama
kalinya menjadi seorang GURU dan mendapatkan sebuah panggilan manis “ustadzah”.
Ternyata menjadi seorang guru itu menyenangkan ya karena kini bukan lagi yang saya hadapi
itu benda mati seperti di perusahaan (product) namun sekarang adalah makhluk hidup yang
Allah ciptakan sempurna yakni manusia. Memulai adaptasi yang tidaklah mudah, saya kira
menjadi guru saya yang akan banyak memberikan pelajaran. Namun ternyata saya yang
mendapatkan pembelajaran yang berharga, baik dari siswa, para guru, dan bahkan
mendapatkan pembelajaran dari orangtua/wali murid itu sendiri. Terbesit di benak, ternyata
menjadi guru bukanlah hal perkara yang mudah. Dan bukan pula pekerjaan yang sangat
mudah. Guru yang berarti digugu dan ditiru, harus memberikan contoh perilaku yang baik.
Guru yang berarti pekerjaan tanpa tanda jasa, ya karena kita harus ikhlas menjalankan sebuah
amanah ini dengan baik walaupun banyak tuntutan yang dapat dikatakan tidak sebanding
dengan nominal yang diterima setiap bulannya. Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia.
Melalui tulisan ini, kenapa saya menjadi guru? Karena perjalanan hidup dan
pengalaman adalah guru saya sesungguhnya. Guru adalah salah satu sosok yang mengisi
kehidupan seorang anak manusia. Menjadi guru adalah profesi/pekerjaan yang istimewa,
bukan karena tuntutan karier melainkan panggilan hati nurani untuk mengabdi. Mengabdi
kepada bangsa untuk mewujudkan generasi yang berkualitas serta berkarakter dan lebih baik.
Selama menjalani kehidupan menjadi guru, ada banyak kisah yang layak untuk diabadikan.
Bukan sembarang kisah, tetapi kisah yang memiliki arti dan makna. Kisah yang mampu
memberikan inspirasi makna kehidupan, inspirasi untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik
dan tidak lelah untuk tetap berkhusnudzan kepada sang Khaliq.

Mengajar adalah satu profesi yang menciptakan semua profesi lain.


Allahumma Yassir wala tu’assir – Permudahlah, jangan dipersulit, berilah kabar
gembira, jangan ditakut-takuti. (HR. Bukhari dan Muslim)

SELAMAT HARI GURU


25 NOVEMBER 2022
Profil Penulis
Reni Nuraeni
Lahir di Garut, 10 Desember 1998. Sedang menyelesaikan
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas
Pelita Bangsa, Cikarang – Bekasi. Pernah bekerja di berbagai
perusahaan elektronik di Cikarang sebagai karyawan kontrak
dan menjalani sebagai mahasiswa kelas karyawan. Kini
memutuskan untuk beralih dunia kerja ke dunia pendidikan
sebagai Guru di salah satu Sekolah Dasar swasta di Bekasi.
Aktif di sosial media Instagram @reninr10, diharapkan dapat menjadi guru millennial yang
kreatif dan inovatif. Selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat untuk semua orang.
Semangaattt!!!

Anda mungkin juga menyukai