Tema : Perjuangan Guru Meraih Sukses dalam Profesinya
Mengapa saya menjadi Guru?
Bukan sebuah success story, hanya cerita perjalanan hidup biasa yang ingin diabadikan ke dalam sebuah tulisan. Lahir dan tumbuh menjadi seseorang yang memiliki banyak mimpi. Terlintas bercita-cita menjadi seorang Guru sejak sekolah dasar, karena terinspirasi oleh seorang Bapak Guru yang menjadi wali kelas 5 dan 6. Beliau memberikan rangkulan kepada semua siswa dan sangat menyenangkan jika belajar bersama beliau. Namun, kedekatan dan kebersamaan saya dengan beliau harus terpisahkan oleh takdir sejak kelas 6 SD. Ya, beliau telah menghembuskan nafas terakhirnya tepat sebelum hari esok bulan Ramadhan. Sungguh menyayat hati dan pilu, seseorang yang sudah terasa dekat dan merasakan kehangatan akan kehadiran seorang ayah dalam hidup yang memberikan penerangan untuk hidup lebih berarti. Namun begitu, saya harus tetap semangat menjalani kehidupan dan belajar dengan baik. Pendidikan tingkat dasar dan menengah telah dilalui dengan baik. Pernah diberikan dua kali kesempatan untuk mengikuti lomba akademik “Math Olympiad” tingkat kabupaten. Ya, walaupun hasilnya gagal memasuki tingkat 20 besar. Namun pengalaman itu menjadi berharga karena telah terpilih menjadi salah satu perwakilan dari sekolah dan mendapatkan pembelajaran yang mengesankan. Memasuki SMK/sederajat dengan mengambil teknik kejuruan Multimedia, di sekolah swasta ini belajar banyak hal tentang perkembangan teknologi untuk menunjang kemajuan dan kehidupan di new era ini. Di SMK ini pula saya diberikan kesempatan kembali untuk mengikuti berbagai lomba akademik, yaitu “Math Olympiad” sebanyak dua kali, lomba mendongeng dan lomba membaca puisi. Lagi-lagi masih dipertemukan dengan kegagalan. Tapi tak apa, perjuangan berlatih saya memang masih kurang dan harus banyak belajar kembali. Selain itu, sambil sekolah saya aktif bermagang di sebuah percetakan (design graphic) dan fotografi di acara resmi seperti acara pernikahan dan khitan. Dengan mengikuti magang tersebut tak sedikit keadaan keuangan saya dan keluarga terbantu. Ditumbuhkan menjadi pribadi yang harus mandiri karena sadar saya bukan berasal dari keluarga yang mampu. Saatnya menentukan masa depan, setelah lulus SMK mau jadi apa? Semangat tinggi untuk menggapai mimpi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mengikuti berbagai tes perguruan tinggi dan berharap mendapatkan beasiswa. Ternyata saya kembali menemukan kegagalan. Kejadian tersebut memutuskan saya untuk memilih terlebih dahulu bekerja kemudian kuliah. Saatnya tiba menunggu kelulusan SMK tahun 2017. Sambil menunggu kelulusan SMK, saya mengikuti tes Bursa Kerja Khusus (BKK) yang diadakan di sekolah sendiri untuk PT Indomarco Prismatama. Tanpa disangka, ternyata saya lolos kriteria perusahaan tersebut. Setelah usai Ujian Nasional, proses pemberkasan dan mulai untuk bekerja di sebuah perusahaan tersebut sangatlah cepat. Dan ini adalah pertama kalinya saya harus pergi merantau jauh dengan orangtua yang terpaut jarak antar kota Garut dan Bekasi. Saya bersyukur karena lolos walaupun belum tahu pekerjaan apa yang akan nanti saya kerjakan di perusahaan tersebut. Dengan berat hati, saya memutuskan untuk berhenti magang di sebuah percetakan dan kerja part time di fotografi. Mengawali perubahan dari seorang siswa menjadi karyawan perusahaan. Bagi saya diperlukan adaptasi yang tidaklah mudah. Kini saya memiliki atasan dan aturan perusahaan yang harus dipatuhi. Anak yang belum menerima sebuah kertas kelulusan SMK namun terlebih dahulu menginjakkan kakinya ke dunia kerja. Anak yang masih tak bisa jauh dengan orangtua, setiap harinya diselimuti dengan air mata karena harus membendung sebuah kerinduan dan sedikit penyesalan karena belum dapat mewujudkan mimpinya yaitu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri. Kedua orangtua saya pun sebenarnya tidak tega melepaskan anaknya untuk pergi merantau kerja, namun saya adalah orang yang keras kepala sudah tahu resiko bagaimananya namun memang keadaan yang memaksa harus menentukan pilihan jalan seperti ini. Hari demi hari memulai bekerja di perusahaan retail. Sungguh banyak pembelajaran yang didapat, salah satunya ialah “konsumen adalah raja”. Memberikan pelayanan yang baik demi kenyamanan konsumen. Seiring berjalannya waktu, di perusahaan ini tidak diberikan sebuah kenyamanan dalam bekerja, bukan karena partner kerjanya. Namun karena perihal keinginan yang menggebu-gebu ingin melanjutkan pendidikan sehingga tidak fokus dan menikmati pekerjaan ini dengan baik. Selama 4 bulan lamanya, saya menyandang karyawan di perusahaan retail ini dan akhirnya memutuskan untuk berhenti. Alasan berhenti tersebut karena ada alasan yang kuat, dimana akhirnya saya diberikan tawaran dari sekolah untuk melanjutkan pendidikan di kampus swasta gratis / beasiswa di salah satu daerah Bandung. Namun ternyata, pekerjaan berhenti dan kuliah pun hanya berjalan beberapa kali pertemuan saja. Ini terjadi dikarenakan saya berada di posisi yang sangat bingung, dapat melanjutkan kuliah namun tidak mempunyai penghasilan. Akhirnya saya kembali memutuskan untuk berhenti kuliah di perguruan tinggi swasta tersebut dan kembali mengambil keputusan untuk merantau bekerja di Cikarang. Berbagai tempat penyaluran kerja telah saya kunjungi dan mengikuti berbagai tes perusahaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Ternyata mencari pekerjaan pun tidak semudah membalikkan telapak tangan, harus berderai dengan air mata dan doa setiap perjuangan yang telah dilalui. Kegagalan dan penolakan dari berbagai perusahaan yang telah didapat. Atas ridho-Nya orang tua dan Allah mendengar semua doa-doa saya, di tahun 2018 ini saya diberikan kemudahan untuk menjalankan profesi sebagai karyawan di sebuah perusahaan PT Sankyo Indonesia yang bergerak di bidang elektronik dan memulai langkah baru untuk mendaftarkan diri kuliah di Universitas Pelita Bangsa. Sebuah keputusan untuk menjalankan dua profesi yaitu sebagai karyawan dan mahasiswa kelas karyawan. Dengan memilihnya prodi PGSD diharapkan dapat membagi waktu antara kerja dengan kuliah dapat teratasi dengan baik. Ternyata setelah dijalani, prodi PGSD itu terasa berat dimana sering terkendala waktu kerja dan kuliah yang bentrok terlebih saya bekerja di perusahaan yang terkena shift. Penyandang karyawan kontrak di sebuah perusahaan, tentunya pasti mengalami yang namanya habis kontrak. Memasuki semester 2 di perkuliahan dan kerja di PT Sankyo Indonesia harus terhenti selama 9 bulan lamanya dikarenakan habis kontrak. Proses mencari kerja lagi pun dimulai kembali. Mengunjungi berbagai tempat penyaluran kerja seperti yayasan, BKK, bahkan melamar via email dan pos pun dilakukan. Pembelajaran yang saya dapat ketika mencari pekerjaan dimana kesabaran, keikhlasan, dan perjuangan kita diuji. Kembali menemukan kegagalan atas ketidaklolosan tes suatu perusahaan. Dari sehabis kontrak PT SKI, akhirnya dua bulan selanjutnya saya diterima sebagai karyawan kontrak di PT Kiyokuni Indonesia yang bergerak di bidang elektronik. Disini saya merasa kuliah saya akan berlanjut dengan baik hingga semester 6, karena di PT Kiyokuni Indonesia ini saya di kontrak selama dua tahun lamanya 2019 sampai dengan 2020. Namun siapa sangka, ternyata terulang kembali kendala waktu kerja dan kuliah yang saling bersamaan. Mendapatkan bagian kerja sistem shift, dan pembelajaran perkuliahan semakin naik semester semakin banyak pula tugas dan pembelajarannya. Sehingga pada akhirnya, memasuki semester 3 saya memutuskan untuk tidak mengambil salah satu mata kuliah karena waktu pembelajarannya tidak dapat saya tempuh. Di perusahaan ketiga ini adalah perusahaan yang menurut saya lebih padat akan waktu kerjanya. Karena sibuk bekerja, berangkat pagi pulang malam pun dilalui. Hingga pernah suatu kejadian pulang malam sekitar pukul 11 malam, setibanya di kost-an saya mengalami kehilangan barang berupa notebook, memory, dan cincin emas. Entah siapa pelakunya, sangat disayangkan karena semua dokumen penting pendidikan berada pada di notebook dan memory. Atas kejadian itu Allah uji kembali kesabaran, dan Allah ingin kembali mengingatkan hambanya untuk lebih meningkatkan dalam beribadah. Tak terasa dua tahun bekerja di PT Kiyokuni Indonesia telah dilalui, kini tiba saatnya habis kontrak. Kembali merasakan kegelisahan karena perkuliahan akan memasuki semester 7 dan harus mencari pekerjaan kembali setidaknya dapat bertahan hidup di kota perantauan serta melanjutkan pendidikan dengan lancar. Awal tahun 2021 memanglah berbeda dari tahun sebelumnya, karena di Indonesia telah terkena virus Covid-19. Dimana semua mengalami perubahan, tentunya dalam hal perekrutan karyawan baru. Yang biasanya saya mendatangi tempat penyaluran kerja ke suatu perusahaan kini harus dilakukan secara online. Merasakan lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya dalam mencari pekerjaan karena terbatasnya informasi yang didapatkan. Sudah berjalan dua bulan mengalami pengangguran di Cikarang, akhirnya memutuskan untuk pulang kampung namun kuliah tetap berjalan karena dilakukan secara online. Membawa semua barang yang telah dikumpulkan selama merantau ke kampung halaman. Entah apa yang telah dipikirkan, begitu cepat memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Seminggu di kampung, ternyata saya langsung lolos tes kerja di perusahaan dekat rumah yaitu PT Prismatama Abadi Indonesia yang bergerak di bidang sepatu. Menjalani sebagai karyawan perusahaan di kampung halaman, tentunya masih membuat kegelisahan karena bagaimana nasib kuliah saya nanti jika saya berlama-lama di kampung. Terlebih memasuki semester 7 yang akan menjalani KKN, PLP, serta kegiatan wajib kampus yang harus ditempuh. Namun begitu berbagai cara saya tempuh, salah satunya saya nyambi bekerja di kampung halaman juga mengikuti berbagai tes/lamaran kerja secara online ke perusahaan yang ada di Cikarang-Bekasi. Terbesit niat di hati, kenapa tidak mencoba untuk langsung terjun ke dunia pendidikan yaitu melamar sebagai guru honorer. Hal itu pun sudah saya lakukan melamar ke berbagai sekolah melalui info social media yang sedang membuka lowongan kerja untuk guru kelas. Namun mungkin hatinya masih terasa berat dan tidak yakin akan penghasilan yang didapat jika menjadi seorang guru. Jika info yang telah saya dapat kalau menjadi guru itu adalah pekerjaan yang mulia tanpa tanda jasa. Rasanya buat diri sendiri tidak akan cukup, karena ketahuilah selain untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri saya juga sebagai tulang punggung keluarga yang membantu perekenomian keluarga. Tanpa lelah ikhtiar dan berdoa, serta keikhlasan dari doa orangtua. Akhirnya saya mendapatkan panggilan tes kerja dari PT Omron Manufacturing Indonesia yang bergerak di bidang elektronik. Ternyata Allah kembali mudahkan urusan saya sehingga saya lolos dan diterima di PT OMI ini. Dari berbagai tempat perusahaan yang telah dilalui, di perusahaan inilah yang terasa setiap waktunya menjalani dua kehidupan yaitu bekerja dan kuliah. Karena kuliah sudah memasuki semester 7 yang sudah dihadapkan dengan berbagai praktik lapangan secara langsung. Di PT OMI ini saya mendapatkan kerja non-shift, namun apalah daya apakah ada praktik lapangan di sekolah yang dimulai di hari libur? Atau dilakukan sore hari usai waktu bekerja selesai? Sungguh, Allah uji kembali kegelisahan saya dan Allah kembali membantu saya. Saya harus berkenan dan mencari teman untuk bertukar shift agar paginya saya dapat menjalankan praktik lapangan ke sekolah. Fase ini adalah fase yang merenggut jadwal istirahat, dimana merasakan pulang kerja ya sekolah, dan pulang sekolah ya bekerja. Selama Praktik Lapangan per Sekolahan yang dilakukan selama tiga bulan lamanya, menjadikan saya sangat disiplin waktu bahkan memporsir diri kurangnya beristirahat. Baiknya Allah Maha Kuasa, memberikan saya kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan dua kegiatan ini. Berhenti kerja dan fokus kuliah sangat berat karena secara logika nanti bayaran kuliah saya menunggak. Melanjutkan kerja dan kuliah bersamaan ya resiko nya seperti ini, bergelut dengan waktu dan sangat menghabiskan tenaga. Setiap kegelisahan yang terjadi tentu ada masa akhirnya. Akhir dari PLP berakhir pula masa kontrak kerja saya di PT OMI yang hanya enam bulan lamanya. Berada di fase yang terasa melelahkan ini akhirnya telah usai, kini harus mempersiapkan diri untuk menghadapi fase baru selanjutnya. Fase baru selanjutnya ialah saya memutuskan untuk menikah sebelum lulus kuliah. Awal tahun 2022, saya telah menikah dengan seseorang yang masih sama menyandang pendidikan di perguruan tinggi swasta di semester 6. Sejak menikah, saya tidak diperkenankan kembali untuk bekerja di sebuah perusahaan, akhirnya saya memutuskan untuk bekerja sesuai bidang perkuliahan PGSD yaitu menjadi seorang guru. Kembali lagi memulai mencari lowongan pekerjaan melalui social media dan melamar ke bagian yang sedang di butuhkan. Mengikuti tes dari berbagai sekolah, akhirnya rezekinya di SDIT Cendekia Satria sebagai wali kelas 2. Di SDIT inilah yang menjadikan saya untuk pertama kalinya menjadi seorang GURU dan mendapatkan sebuah panggilan manis “ustadzah”. Ternyata menjadi seorang guru itu menyenangkan ya karena kini bukan lagi yang saya hadapi itu benda mati seperti di perusahaan (product) namun sekarang adalah makhluk hidup yang Allah ciptakan sempurna yakni manusia. Memulai adaptasi yang tidaklah mudah, saya kira menjadi guru saya yang akan banyak memberikan pelajaran. Namun ternyata saya yang mendapatkan pembelajaran yang berharga, baik dari siswa, para guru, dan bahkan mendapatkan pembelajaran dari orangtua/wali murid itu sendiri. Terbesit di benak, ternyata menjadi guru bukanlah hal perkara yang mudah. Dan bukan pula pekerjaan yang sangat mudah. Guru yang berarti digugu dan ditiru, harus memberikan contoh perilaku yang baik. Guru yang berarti pekerjaan tanpa tanda jasa, ya karena kita harus ikhlas menjalankan sebuah amanah ini dengan baik walaupun banyak tuntutan yang dapat dikatakan tidak sebanding dengan nominal yang diterima setiap bulannya. Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Melalui tulisan ini, kenapa saya menjadi guru? Karena perjalanan hidup dan pengalaman adalah guru saya sesungguhnya. Guru adalah salah satu sosok yang mengisi kehidupan seorang anak manusia. Menjadi guru adalah profesi/pekerjaan yang istimewa, bukan karena tuntutan karier melainkan panggilan hati nurani untuk mengabdi. Mengabdi kepada bangsa untuk mewujudkan generasi yang berkualitas serta berkarakter dan lebih baik. Selama menjalani kehidupan menjadi guru, ada banyak kisah yang layak untuk diabadikan. Bukan sembarang kisah, tetapi kisah yang memiliki arti dan makna. Kisah yang mampu memberikan inspirasi makna kehidupan, inspirasi untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik dan tidak lelah untuk tetap berkhusnudzan kepada sang Khaliq.
Mengajar adalah satu profesi yang menciptakan semua profesi lain.
25 NOVEMBER 2022 Profil Penulis Reni Nuraeni Lahir di Garut, 10 Desember 1998. Sedang menyelesaikan studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Pelita Bangsa, Cikarang – Bekasi. Pernah bekerja di berbagai perusahaan elektronik di Cikarang sebagai karyawan kontrak dan menjalani sebagai mahasiswa kelas karyawan. Kini memutuskan untuk beralih dunia kerja ke dunia pendidikan sebagai Guru di salah satu Sekolah Dasar swasta di Bekasi. Aktif di sosial media Instagram @reninr10, diharapkan dapat menjadi guru millennial yang kreatif dan inovatif. Selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat untuk semua orang. Semangaattt!!!