Anda di halaman 1dari 3

Jakarta, 9 Februari 2019

Dear,Human Resources and Development

Pt. NET Mediatama

Hari ini,tepatnya dua puluh lima tahun yang lalu,disuatu daerah dikota Bogor. Saya terlahir kedunia
sebagai seorang bayi premature ( terlahir dengan bobot kurang dari 1 kilogram dengan masa kandungan
6 bulan 2 minggu )

Terlahir dengan tertatih,merah dan tak berdaya. Satu yang patut saya syukuri,kala itu saya terlahir dari
keluarga berada,memiliki seorang Ayah yang bekerja sebagai seorang pengacara ternama,memiliki
banyak uang,sehingga walaupun saya dalam kondisi antara hidup dan mati saya terselamatkan karena
mendapatkan perawatan yang intensif dirumah sakit selama seminggu ( inkubator )

Perwatan tersebut amatlah mahal pada zamannya,andai saat itu saya terlahir dalam keadaan keluarga
yang tak memiliki kemampuan financial,mungkin saat ini saya tak ada didunia dan menulis essay tentang
diri saya saat ini. Terlahir sebelum masanya membuat perkembangan saya terganggu,bahkan hingga
usia dua tahun saya belum bisa berbicara dan berjalan,hanya beringsut dan melafalkan kata - kata yang
tidak jelas. Lantas apakah saya dan keluarga saya menyerah secepat itu? Tidak. Berbagai metode
pengobatan telah dicoba untuk membuat tumbuh kembang saya sewajarnya anak anak lain yang seusia
saya. Sekali lagi saya patut bersyukur dengan kondisi keluarga saya saat itu,karena tanpa kondisi
finansial keluarga saya saat itu mungkin saat ini saya tak bisa menjalani hidup dengan semestinya. Sejak
usia saya 3 tahun semuanya berangsur membaik,saya bisa berjalan dan berbicara dengan
sempurna,bahkan cenderung bawel.

Semuanya berjalan sempurna,layaknya kisah hidup yang ideal dan bahagia,namun takdir
berkehendak lain. Ayah saya berpulang kerahmahtulloh saat saya menginjak kelas 3 SD. Keadaan
keluarga kami berubah 180 derajat. Yang tadinya serba berkecukupan,harus berada dititik terendah
perekonomian. Kami kehilangan rumah dan segala harta benda untuk bertahan hidup,kaka saya
dikirimkan kejawa agar dirawat oleh nenek saya,sedangkan saya ikut Ibu saya dijakarta hingga SMP. Ibu
saya harus terjun langsung,mencari nafkah agar dapat menghidupi dan membiayai sekolah kami.
Selepas SMP dijawa saya kembali kejakarta untuk ikut dengan Ibu saya,saat itu pertengahan tahun 2009.
Mimpi indah tentang kota jakarta tinggalah mimpi,saya tak diizinkan untuk bersekolah dikarenakan
kendala biaya. Awalnya saya sempat kecewa,namun saya berhasil meyakinkan Ibu saya bahwa saya
benar benar menginginkan hal itu. Hingga pada akhirnya saya masuk kesebuah SMK swasta kecil
didaerah Cakung Jakarta Timur,yang bernama SMK Kalpataru jurusan Akutansi. Tahun pertama adalah
tahun keemasan saya,saya berhasil menduduki peringkat pertama dikelas,menjadi ketua OSIS dan
menjadi pemimpin upacara dikarenakan saya mengikuti ekstrakulikuler Paskibraka. Sayangnya,lagi lagi
kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Tepatnya awal tahun 2012,Ibu saya mengatakan tak sanggup lagi
membiayai sekolah saya,namun saya tetap bersikeras untuk bersekolah. Tak peduli walaupun sudah
berapa bagian tata usaha hingga kepala sekolah memanggil saya keruangannya untuk menanyakan
perihal pelunasan biaya,tak peduli walau saya menggunakan 3 buku tulis untuk puluhan mata
pelajaran,tak peduli walau saya harus berjalan kaki walau jaraknya jauh,tak peduli walau saya tak
memiliki uang saku dan menahan rasa lapar sepanjang jam sekolah,semua itu bisa saya lakukan untuk
membuat saya bertahan. Pokoknya saya harus lulus sekolah,kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang
layak kelak untuk mengubah perekonomian keluarga.

Yah,pada akhirnya benar kata orang bijak " Semua yang kamu pertahankan sekuat tenaga,jika Tuhan
berkehendak untuk selesai maka selesai lha " puncak dari kejadian itu semua saat Ibu saya terkena sakit
yang parah,belum ada BPJS saat itu hingga biaya pengobatan sangatlah mahal. Satu - satunya harapan
kami hanyalah tanah warisan yang diberikan oleh Almarhum Ayah saya. Tanah itu dijual dan saya
berhadapan dengan dilema,akankah bisa digunakan untuk melunasi biaya sekolah atau untuk mengobati
Ibu saya? jawabannya sudah jelas untuk Ibu saya hingga akhirnya ia sembuh. Luruh semua mimpi
saya,sekolah saya,masa depan saya. Saya murung untuk waktu yang cukup lama,saya kecewa dengan
keadaan,mengapa saya yang memiliki semangat sekolah sedemikian kuatnya harus mengalami semua
kejadian itu? mengapa diluar sana,banyak yang bersekolah setengah hati,mengabaikan pelajaran dan
orang tua namun bisa memiliki segalanya?

Masa - masa kelam berlalu,hidup haruslah tetap berjalan. Tahun 2012,saya mulai bekerja
direstoran,mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk kembali mengumpulkan sedikit puing puing
mimpi yang sempat berserakan. Senangnya saya bisa kembali menempuh pendidikan dan mendapatkan
ijasah SMA setara atau Paket C pada tahun 2013. Fokus untuk bekerja dan menata hidup dan jalan
rezeki yang menuntun saya bisa bekerja disebuah perusahaan ternama Pt. United Tractors semenjak
akhir 2012. Berawal dari pekerja lepas untuk beberapa hari,beberapa minggu,merangkak hingga bisa
menjadi karyawan walau hanya outsourcing,Alhamdulillah.

Hingga pada awal 2017 saya memberanikan diri untuk mendaftar kuliah di Universitas
Terbuka,mengambil Program Studi S1 Management. Beruntung Univ Terbuka adalah tempat yang
memang diperuntukan para pekerja,yang memberikan jadwal kuliah yang amat fleksible. Bisa kuliah via
Aplikasi Online atau hadir dikelas pada hari Sabtu/Minggu saja,sehingga memudahkan saya untuk
bekerja sembari berkuliah. Hingga pada akhirnya,akhir Desember 2017 saya memutuskan untuk tidak
memperpanjang kontrak kerja dikarenakan beberapa hal ( bukan karena lelah berkuliah sambil
bekerja,namun karena faktor lain ). Sepanjang tahun 2018 saya telah bekerja dibeberapa perusahaan
lain,sperti di AIA Finance sebagai Financial Advusor ( Sertifikat AAJI terlampir ),Pelayan direstoran,hingga
pekerja temporer di Yayasan Kesehatan Pertamina pada akhir Desember 2018 kemarin. Kesibukan saya
saat ini selain berkuliah juga sibuk mencari pekerjaan diberbagai tempat.

Alasan mengapa saya tertarik untuk bergabung dan diterima oleh NET karena NET adalah media
atau channel televisi digital yang perkembangannya begitu pesat dan mengagumkan. Jujur saya amat
kagum dengan NET TV,karena mengusung program program kekinian,berkiblat pada acara TV Amerika
yang variatif dan berkelas,terutama dalam setiap event ulang tahun NET yang selalu saya dan banyak
penonton lain tunggu,yang penuh dengan kejutan dan penataan set yang artistik. Program - program
yang mengedukasi bukan membodohi,anti gossip dan tentunya terlihat segar dibandingab Stasiun TV
pesaing lainnya. NET adalah media yang memiliki program berjiwa muda dan sesuai dengan visi dan
misi saya. Saya adalah orang yang cepat beradaptasi dengan berbagai kondisi pekerjaan,supel dan
mudah bergaul dengan orang orang baru,komunikatif,gigih,berjiwa petarung dan berusaha
perfectionists dalam berbagai hal yang saya lakukan. Saya yakin saya pantas mendapatkan kesempatan
untuk bisa bergabung di NET.

Demikian segelintir kisah hidup saya yang bisa saya sampaikan,saya hanyalah manusia biasa yang
ingin memberikan hal hal terbaik dalam setiap hal yang saya lakukan dan untuk keluarga saya. Besar
harapan saya agar saya bisa diterima di NET. Atas perhatian anda,saya ucapkan terimakasih.

Best Regards

Nuh Febriansyah

Anda mungkin juga menyukai