Anda di halaman 1dari 3

SAYA GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

Oleh : Laily Herawati

Esai ini saya tulis sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti Beasiswa Unggulan
Masyarakat Berprestasi Kemendikbud tahun 2020. Nama saya Laily Herawati, domisili di Kota
Kediri, Jawa Timur. Saya adalah mahasiswa baru di Fakultas Farmasi Program Studi S1-
Farmasi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Motto hidup saya adalah “You Are What
You Believe” dan hal ini selalu meyakinkan saya bahwa saya bisa. Saya selalu meyakinkan
diri saya untuk percaya sebelum saya berusaha karena kita punya doa, kita punya usaha, dan
kita punya Tuhan yang mampu memungkinkan hal-hal yang tidak mungkin. Ini ceritaku,
generasi unggul bangsa Indonesia.

Saya adalah bagian dari generasi unggul masa depan bangsa Indonesia. Saya lahir di
Kota Kediri, salah satu kota kecil yang berada di Jawa Timur. Desa tempat saya tinggal masih
bisa dibilang cukup asri karena masih bisa ditemukan sumber mata air yang langsung mengalir
dari pohon dan dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk ternak ikan dan mencuci. Selain itu,
masih ditemukan area sawah walau saat ini sudah beberapa yang dialihfungsikan menjadi
perumahan. Namun sayangnya, tingkat edukasi di daerah tempat tinggal saya masih sangat
rendah. Walau bukan daerah yang termasuk dalam daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar
(3T), masyarakat di sekitar tempat tinggal saya tidak terlalu mementingkan soal Pendidikan.
Pendapat saya ini didasari apa yang saya lihat pada tetangga-tetangga saya yang kebanyakan
tidak melanjutkan pendidikannya hingga tamat SMA. Bahkan ada beberapa teman sebaya saya
yang dilarang untuk kuliah karena alasan biaya dan tidak boleh jauh dari orang tua. Pola pikir
inilah yang seharunya diubah untuk mencapai bangsa yang lebih baik, karena tidak ada
perubahan yang bisa dilakukan jika kita stagnan.

Saya mengalami amnesia pada tahun 2015 setelah bangun dari tidur saya selama tiga
bulan lamanya, sehingga saya tidak bisa mengingat pengalaman hidup saya beberapa tahun
kebelakang. Kejadian itu terjadi saat saya kelas dua SMP dan menyebabkan saya hampir di
DO. Namun, kepala sekolah saat itu memahami keadaan saya dan mengizinkan saya mengikuti
UAS walau telah tidak masuk selama satu semester lamanya. Hanya saja, jika nilai saya tidak
mencukupim maka saya harus bersedia untuk mengulang. Tetapi, semua berjalan baik karena
saya berusaha dengan keras mengejar ketertinggalan dan bahkan saya bisa lulus UN dengan
baik, serta lolos ujian seleksi masuk SMA favorit di Kota Kediri. Selain itu saya juga
berprestasi dalam lomba marching band baik dalam tingkat kota maupun provinsi dan
olimpiade sains baik tingkat provinsi maupun nasional.

Saya berasal dari keluarga sederhana, ayah saya adalah lulusan SMTA sederajat yang
bekerja sebagai satpam dan ibu saya adalah lulusan SMTP sederajat dan seorang ibu rumah
tangga. Saya selalu merasa beruntung karena kedua orang tua saya adalah orang yang sangat
mengedepankan Pendidikan untuk anaknya. Prinsip ayah saya adalah “Pendidikan yang
utama”, apapun akan dilakukannya untuk memenuhi Pendidikan anak-anaknya. Saya memiliki
dua saudara yang masing-masing berselisih tujuh tahun dengan saya.

Masa SMA menjadikan saya lebih dewasa karena sejak kelas 10 saya harus membantu
orang tua saya bekerja. Saya membantu ayah saya mencari uang tambahan dengan menjadi
sales WiFi. Ayah saya adalah orang yang mencari pelanggan dan saya adalah orang yang
melakukan survey ke rumah pelanggan untuk memastikan jaringan tersedia dan mendaftarkan
pelanggan melalui aplikasi online karena ayah saya kurang paham tentang digitalisasi. Hal ini
berlanjut sampai saya naik kelas 12. Namun, sejak duduk di kelas akhir masa SMA, saya lebih
fokus belajar untuk menggapai cita-cita masuk masuk perguruan tinggi. Saat kelas 11 saya
mendapatkan kesempatan untuk exchange ke Seoul, Korea Selatan selama 4 hari. Saya terpilih
sebagai delegasi termuda dalam Korea Global Exchange Program 2018 bersama enam belas
delegasi lain yang merupakan mahasiswa dari UI, UGM, UMM, Unair, Unpad, dan masih
banyak lagi. Saya adalah satu-satunya siswa SMA dari program tersebut. Namun, hal ini tidak
menyurutkan niat saya untuk mengambil kesempatan itu. Kesempatan ini tentu tidak saya
dapatkan begitu saja, saya melalui beberapa seleksi yang diantaranya cukup memberatkan
karena pada hari saya melakukan Tes Wawasan Kebangsaan, nenek buyut saya meninggal
dunia. Selain itu, saya juga melalui beberapa kegagalan dalam kegiatan Pemuda Mendunia
chapter Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura. Setelah kembali ke Indonesia, saya
menuliskan pengalaman exchange saya dalam web sekolah dan untuk pertama kalinya nama
saya dipasang di banner sekolah. Prestasi lain yang saya dapatkan saat SMA adalah sebagai
Finalis dalam Innovation Challenge atau LKTI yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Industri
dan Argoindustri UISI pada tahun 2018 dan salah satu peraih nilai sempurna dalam UN
program MIPA mata pelajaran Bahasa Inggris tahun 2019. Setelah pulang dari Seoul itu, saya
dan teman saya membuka bisnis jasa titip barang-barang korea karena kami memiliki teman
yang berkuliah di sana untuk membelikan dan mengirimkannya ke Indonesia.
Pada tahun 2020 saya diterima dalam Campuspedia Internship Batch 7 di divisi Human
Capital dengan tugas melakukan controlling dan monitoring divisi yang saya pegang, yaitu
Social Media Manager dan Creative Program Event, mengurus kegiatan administrasi seperti
merekap absensi, daily report, dan jam kerja anak-anak magang, mengadakan weekly report
setiap minggu, mengadakan internalisasi, upgrading, welcome party, dan graduation party,
serta melakukan open recruitment untuk regenerasi magang di Campuspedia itu sendiri. Saat
magang di Campuspedia, saya belajar banyak hal terutama dalam soft skills dan manajerial.
Prestasi yang pernah saya dapatkan saat magang adalah saya terpilih menjadi The Most
Nominated Intern (Favorite Intern) dalam Campuspedia Internship 2020 dan telah mengadakan
open recruitment bersama team Human Capital hingga pendaftar intern di Campuspedia
mengalami peningkatan yang signifikan, dari 200 pendaftar menjadi 748 dalam open
recruitment pertama saya dan 4128 dalam open recruitmen terakhir. Selain itu saya juga
melakukan open recruitment untuk tentor Campuspedia edu, serta bergabung dalam tim Try
Out Campuspedia untuk menyelenggarakan TO UTBK dan Latihan Tes TOEFL secara daring.

Hal-hal yang ingin saya lakukan untuk menjadi generasi unggul kebanggan Indonesia
adalah dengan belajar dengan baik supaya saya bisa membuka lowongan pekerjaan untuk orang
lain, terutama dalam bidang apoteker karena saya pernah mengalami masa-masa sulit dimana
orang tua saya yang hidup sederhana kesulitan dalam mendapatkan obat. Saya tidak ingin orang
lain merasakan apa yang saya rasakan, sehingga saya berencana untuk membuka apotek sendiri
dan memberikan obat secara gratis untuk mereka yang membutuhkan. Saya menyadari bahwa
Pendidikan bukan jaminan untuk kesuksesan, tetapi esensi Pendidikan menurut saya adalah
jembatan kita dalam meraih kesuksesan. Banyak anak muda sekarang yang terlalu khawatir
akan masa depan sampai diam karena bingung mau melakukan apa, kadang mereka juga selalu
merasa sendiri sampai tidak berani bergerak kesana kemari karena takut dihakimi.
Permasalahan pola pikir yang kurang positif pada anak muda harus dihindari karena kemajuan
bangsa, ditentukan oleh kemajuan anak muda sebagai penerus bangsa Indonesia.

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai