Anda di halaman 1dari 3

Tema: Ruang Lingkup UMC

PERJALANAN DAN PERJUANGAN SEORANG MAHASISWA

Berawal dari mimpi, mewujudkan dengan usaha, bekerja keras dan belajar untuk
merealisasikan sebuah mimpi. Benar mimpi, mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Karena mimpi adalah awal dari kesuksesan yang belum
terealisasi.
Awal masih duduk di bangku sekolah, sempat tidak percaya diri untuk
melanjutkan kuliah, karena dengan latar belakang orang tua hanya sebagai buruh tani.
Namun belajar dari orang yang lebih berpengalaman mendapat banyak sekali arahan,
solusi, bahkan pencerahan untuk melihat ke depan. Bahwa tidak semua anak dari
seorang buruh tidak berhak mempunyai mimpi untuk kuliah.
Akhirnya setelah mendapatkan pencerahan, saya mulai berubah untuk menabung
dan belajar lebih giat lagi. Dan beranjak ke kelas XII, saya mulai menyusun rencana
yang banyak pertanyaan terbesit dalam otak. Apakah lanjut kuliah atau bekerja setelah
lulus sekolah nanti? akhir dari kebimbangan tersebut, saya mulai bergerak untuk
mengikuti berbagai jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri. Mulai dari SNMPTN,
PMDK, SBMPTN, bahkan UMPTN sekalipun saya ikuti. Banyak perjalanan untuk
mengikuti tes tersebut, mulai dari dalam kota sampai keluar kota saya tempuh, baik
sendiri, dengan teman dan juga dengan keluarga.
Sebenarnya memang tidak percaya diri untuk bisa masuk Perguruan Tinggi
Negeri karena hanya berlatar belakang SMK Administrasi Perkantoran, sedangkan tes
yang diujikan adalah materi SMA yaitu IPS yang saya ikuti kala itu. Tetapi dengan
modal tekad dan belajar otodidak saya tetap mengikuti seleksinya, karena saya selalu
percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa lulus PTN. Namun kegagalan
kembali menghampiri, saya tidak lulus satu pun dari berbagai jalur masuk. Dan pada
akhirnya saya memutuskan bekerja 1 tahun untuk mencari modal kuliah, di Perguruan
Tinggi Swasta.
Setelah modal terkumpul, akhirnya saya dan orang tua memutuskan untuk lanjut
kuliah di Perguruan Tinggi Swasta di Cirebon, tepatnya yaitu di Universitas
Muhammadiyah Cirebon dengan mengambil Progam Study Pendidikan Matematika.
Mungkin terdengar aneh karena mengambil Pendidikan Matematika, saya sendiri pun
terkadang merasa seperti mimpi. Mengapa demikian? padahal dengan sekian banyaknya
ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri tidak ada satu pun pilihan saya untuk mengambil
program study Pendidikan Matematika, tetapi yang saya ambil adalah Pendidikan
Administrasi Perkantoran dan Pendidikan Ekonomi sesuai dengan kemampuan saya.
Bukan hanya itu, banyak pertimbangan yang harus saya fikirkan untuk memilih kampus
beserta program study, mulai dari: akreditasi, keuangan yang harus dibayar selama masa
perkuliahan, kegiatan ekstrakulikuler, program beasiswa dalam kampus, serta jarak
tempuh kampus dari rumah.
Tetapi, mungkin ini yang dinamakan takdir Allah Swt, memutuskan sesuatu
diluar nalar manusia. Tidak mudah menjalani pendidikan yang tidak sesuai dengan
keahlian. Mulai belajar dari titik terendah sampai harus bisa mengikuti mata kuliah di
kelas. Namun tetap berusaha dan belajar agar tidak menyerah dalam sebuah pilihan.
Pertama masuk Universitas Muhammadiyah Cirebon, kami sebagai mahasiswa
baru harus mengikuti aturan yang ada di kampus. Aturan itu meliputi, Masa Ta’aruf
(Mataf), Upacara Grand Opening PMB Tahun 2018, Martikulasi, dan beserta Pesantren.
Dalam kegiatan pesantren kami menjadi mahasantri selama 2 minggu. Kami dididik
untuk menjadi mahasiswa yang islami, unggul, profesional dan mandiri sesuai dengan
visi Universitas Muhammadiyah Cirebon. Ada berbagai macam dalam kegiatan
pesantren, kegiatan itu berupa mendapatkan materi tentang keislaman, etika, public
speaking, menghafal surat-surat, hadist, vocabulary, belajar berwirausaha, bangun
malam hari untuk melaksanakan shalat tahajud, serta belajar manasik haji dan tata cara
mengurus jenazah. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa baru
dalam masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa, untuk menunjang sikap kedewasaan.
Manfaat dari kegiatan pesantren ini, mungkin dirasakan oleh semua mahasantri
yang mengikuti kegiatan dengan baik. Manfaat itu berupa terbiasa bangun pagi, puasa
sunnah, shalat sunnah, lebih berbakti lagi kepada kedua orang tua, lebih mandiri, akhlak
yang menjadi lebih menghargai sesama manusia dan menjadi hemat dalam
menggunakan pengeluaran keuangan.
Universitas Muhammadiyah Cirebon merupakan salah satu kampus yang
menjunjung tinggi nilai keislaman. Karena dari hal inilah yang membuat saya memilih
melanjutkan pendidikan di UMC. Bukan hanya itu, saya memilih berkuliah di UMC
karena UMC adalah salah satu cabang kampus yang ada di Cirebon dari banyaknya
Universitas Muhammadiyah di berbagai Kota.
Dari sudut pandang saya, UMC sudah dikatakan sangat layak untuk siswa yang
akan melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi Swasta di Cirebon. Karena sistem
pembelajaran yang sudah memadai, kebersihan kampus sudah baik, dan berbagai sarana
dan prasarannya yang sudah cukup lengkap walaupun ada sarana di dalam kelas yang
masih kurang dan seharusnya memang harus diperbaiki. Contohnya seperti papan tulis
yang sudah bergelombang, kursi yang rusak, infocus yang sudah rusak, kipas angin di
dalam kelas yang semakin berkurang dan air di Toilet yang sering tidak menyala di
Gedung Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.
Terlepas dari sarana prasarana yang sudah memadai, akan lebih baik jika di
Universitas Muhammadiyah Cirebon Kampus 2 tersedianya Masjid atau Mushollah
yang lebih baik, untuk kenyamanan bersama. Agar jama’ah dapat melaksanakan shalat
berjama’ah ketika sudah memasuki waktu shalat.
Selain itu, Universitas Muhammadiyah Cirebon juga menyediakan berbagai Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa Kampus dan Fakultas
(BEM), Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang dapat menunjang kegiatan mahasiswa
diluar akedemik. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam organisasi agar
tidak menjadi mahasiswa yang pasif di lingkungan kampus maupun di luar kampus.
Tujuan mahasiswa dituntut aktif dalam organisasi agar melatih kepemimpinan
mahasiswa untuk mampu tampil di depan umum, baik dalam bidang olahraga, seni dan
lain-lain. Selain itu, agar mahasiswa juga dapat bersosialisasi aktif baik dengan sesama
mahasiswa, dosen, lingkungan kampus, dan di masyarakat. Karena jika mahasiswa pasif
dalam organisasi, maka kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa pun
sangat kecil. Oleh karenanya, bersedia atau tidak mahasiswa wajib mengikuti kegiatan
organisasi yang ada di kampus.

Anda mungkin juga menyukai