Anda di halaman 1dari 12

Self Directed Learning

1. Definisi Self Directed Learning


Self Directed Learning atau belajar mandiri adalah cara belajar yang
memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar
kepada pembelajar dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
belajarnya (Wedemeyer, 1973 dalam Suprayekti, 2003). Pengertian senada juga
disampaikan oleh Knowles (1975 dalam Suprayekti, 2003), belajar mandiri adalah
suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan
orang lain untuk,
1) mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri,
2) merumuskan atau menentukan belajarnya sendiri,
3) mengidentifikasi sumber-sumber belajar,
4) memilih dan melaksanakan strategi belajarnya sendiri,
5) mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
Dari beberapa pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pendidikan dengan sisitem belajar mandiri, peserta didik diberikan kemandirian
(baik kelompok maupun individu) dalam menentukan,1) tujuan belajarnya (apa
yang harus dicapai), 2) apa saja yang harus dipelajari dan dari mana sember
belajarnya (materi dan sumber belajarnya), 3) Bagaimana mencapainya (strategi
belajar) dan 4) kapan serta bagaimana keberhasilan belajarnya diukur (dievaluasi).

2. Tujuan Self Directed Learning


Tujuan belajar mandiri yaitu:
a. Pertama, untuk menyesuaikan diri dengan perubahan positif yang terus-
menerus berubah dan berkembang dalam sepanjang kehidupan manusia
dan masyarakat.
b. Kedua, untuk menyiapkan diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik
di masa yang akan datang
3. Manfaat Self Directed Learning
Menurut Suprayekti (2003) manfaat SDL adalah sebagai berikut:
1)     Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam membuat
pembelajaran menjadi bermakna terhadap dirinya sendiri.
2)     Menjadi lebih penasaran untuk mencoba hal-hal baru.
3)     Siswa pada belajar mandiri memandang permasalahan sebagai tantangan
yang harus dihadapi, minat belajar terus berkembang dan pembelajaran
lebih menyenangkan.
4)     Mereka menjadi termotivasi dan gigih, mandiri, disiplin-diri, percaya diri
dan berorientasi pada tujuan.
5)     Memungkinkan mereka belajar dan bersosialisasi dengan lebih efektif.
6)     Mereka lebih mampu untuk mencari informasi dari berbagai sumber,
menggunakan berbagai strategi untuk mencapai tujuan, dan dapat
mengungkapkan gagasannya dengan format yang berbeda atau lebih kreatif.

4. Sifat SDL
Kemandirian (self-direction) merupakan konsep organisasi untuk
pendidikan tinggi dengan demikian kemandirian berkaitan erat dengan politik
pendidikan. SDL memiliki komitmen demokratis terhadap perubahan posisi dan
peran para peserta didik. Mereka memegang kontrol yang lebih besar terhadap
dirinya sendiri dalam hal konseptualisasi, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi
belajar serta penetapan cara-cara pemanfaatan sumber belajar guna proses belajar
lebih lanjut.
SDL tidak bergantung pada subyek ataupun metoda instruksional. SDL
bergantung pada siapa yang belajar (peserta didik), mencakup siapa yang
memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa yang harus mempelajari
sesuatu hal, metoda dan sumber apa saja yang akan dipegunakan, dan bagaimana
cara mengukur keberhasilan upaya belajar yang telah dilaksanakan.
Cara pembelajaran SDL memberikan otonomi yang seluas-luasnya pada
pembelajar. Pembelajaran dengan cara SDL dapat dilaksanakan dimana saja,
kapan saja dan dapat memakai sumber belajar yang ditentukan sendiri oleh
pembelajar.

5. Syarat / Azas Pembelajaran SDL


Ada beberapa syarat atau asas yang harus dipenuhi untuk dapat
melaksanakan program SDL, mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Asas pertama adalah bahwa program SDL harus sama dan sebangun
dengan cara pembelajaran yang disukai oleh peserta didik. Artinya
program SDL harus memakai cara pembelajaran yang sesuai dengan cara
pembelajaran alamiah dari peserta didik yaitu cara yang menyebabkan
peserta didik belajar dengan cara yang paling baik.
b. Asas kedua ialah bahwa program harus disesuaikan dengan kematangan
atau kedewasaan dari pembelajar. Pembelajaran harus mempertimbangkan
perkembangan kemampuan refleksi, watak dan kemampuan pembelajar.
c. Asas ketiga ialah bahwa program SDL selain meliputi studi akademik
juga harus menyentuh aspek pribadi, sosial dan pengalaman teknis dari
peserta didik. Ranah sosial ialah kemampuan peserta didik untuk dapat
berhubungan dengan orang lain, dapat belajar dari sejawat dan dapat
bekerja sama dengan sejawat.
d. Asas keempat ialah bahwa pembelajaran dalam program SDL harus
memanfaatkan seluruh potensi peserta didik termasuk panca-indera,
emosi /perasaan dan kemampuan intelektual.
e. Asas yang kelima ialah bahwa aktivitas SDL harus dilaksanakan di
lokasi/lingkungan yang sesuai. Jadi aktivitas SDL dapat dilaksanakan
dalam kelas yang sudah disesuaikan untuk SDL, tetapi dapat juga
dilaksanakan di luar kelas. Bahkan peserta didik dapat belajar lebih baik
di lokasi di mana aktivitas yang akan dipelajari berlangsung; dengan
demikian para peserta didik dapat bertemu dengan dan melihat langsung
pekerja yang sedang beraktivitas dan melihat langsung cara pelaksanaan
aktivitas. Kita belajar lebih baik dalam real world situations.
Selain asas tersebut di atas peserta didik harus mengetahui kompetensi
yang akan dicapai, mampu melakukan self-assessment dan mampu melakukan
refleksi diri, sadar akan keterbatasan dan dapat berpikir kritis.

6. Peran Institusi Pendidikan


Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan oleh penanggung jawab/pimpinan
institusi pendidikan yang menerapkan SDL bagi para peserta didiknya:
• Institusi menyediakan waktu untuk pertemuan secara teratur dengan panel
ahli yang dapat memberi saran tentang kurikulum dan kriteria evaluasi
• Institusi melaksanakan penelitian tentang kecenderungan dan keinginan
peserta didik
• Institusi menyiapkan alat yang tepat untuk mengevaluasi kinerja peserta
didik dan mengevaluasi kinerja mereka pada akhir pendidikan
• Institusi menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk membuat refleksi
bagi mereka tentang hal-hal yang telah mereka pelajari
• Institusi memberi penghargaan kepada peserta didik apabila mereka
mencapai tujuan belajar
• Institusi mempromosikan jejaring belajar, lingkaran studi, dan pertukaran
belajar
• Institusi menyelenggarakan pelatihan bagi para staf tentang SDL dan
memberi kesempatan yang lebih luas agar para staf mampu
mengimplementasikan pengetahuan baru yang telah diperolehnya selama
pelatihan.

7. Bentuk Kegiatan / Strategi


Setiap peserta didik harus mempunyai logbook yang dipakai untuk
mengatur pembelajarannya. Peserta didik mempelajari dan mengetahui berbagai
tugas, hak, kewajiban mereka serta berbagai pengetahuan dasar yang perlu
dimilikinya. Institusi memberi peluang kepada peserta didik untuk melakukan
pengaturan belajar mandiri (self-regulated learning) yang meliputi: membuat
rencana pembelajaran, monitoring setiap kegiatan belajar dan melakukan evaluasi
belajar secara tertulis dalam logbook. Institusi membantu pembelajar dengan cara:
• Mengembangkan motivasi belajar, sikap kritis dan keingintahuan,
kemandirian pembelajar, meningkatkan kreativitas, ketrampilan belajar, dan
pengenalan sumber- sumber belajar
• Menyediakan pusat informasi dan fasilitas sumber belajar.
• Secara berkala membuat kontrak belajar.
• Menyediakan standar penilaian sumatif yang sahih dan reliable.

8. Evaluasi Hasil Belajar


Untuk mengukur keberhasilan seorang peserta didik dalam melaksanakan
SDL perlu adanya standar penilaian sumatif yang sahih dan reliable. Nilai untuk
hasil pembelajaran peserta didik ditentukan setelah mengevaluasi:
a. Portofolio pembelajaran
b. Kontrak belajar
c. Logbook yang dibuat oleh peserta didik
Nilai akhir ditentukan oleh persentase ketercapaian kontrak belajar,
kesesuaian hasil pembelajaran dengan portofolio dan hasil kegiatan pembelajaran
seperti tercantum dalam logbook. Nilai bisa ditentukan oleh ketercapaian
kompetensi yang direncanakan pada awal proses SDL.

9. Kelebihan Self Directing Learning (SDL)


Kelebihan menggunakan pembelajaran Self Directing Learning (SDL)
adalah:
1. Belajar secara mandiri
Dengan belajar mandiri, peserta didik dapat memanfaatkan waktu untuk lebih
banyak belajar sesuai dengan kebutuhan individu. Sehingga dengan pembelajaran
SDL ini, peserta didik dapat memfokuskan materi pembelajaran yang akan
dipelajari. Hasilnya, peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan lebih baik
secara terfokus dan memiliki ingatan yang baik terhadap materi yang dipelajari.
2. Inisiatif sendiri
Pembelajaran SDL ini merupakan pembelajaran yang dilakukan sendiri, yang
artinya peserta didik memiliki inisiatif sendiri untuk merencanakan,
melaksanakan, dan menilai sendiri terhadap pengalaman belajar yang dilakukan.

3. Fokus terhadap materi


Mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah sesuai dengan kecepatan belajarnya
masing-masing. Pola ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang
memiliki kecepatan atau kelambatan dalam menangkap pelajaran, sebab jika
dilakukan pembelajaran secara mandiri, maka mahasiswa akan terpusat dan lebih
memfokuskan diri, mampu mengejar ketertinggalan materi yang sebelumnya telah
didapat, dan mahasiswa akan lebih memahami apa materi yang dipelajari.

4. Timbul rasa percaya diri dan tanggung jawab


Rasa percaya diri timbul karena peserta didik telah mempelajari materi secara
mandiri sebelum pengajar memberikan materinya. Sehingga peserta didik akan
lebih menguasi materi tersebut dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
Tanggung jawab pribadi timbul akibat tingkah laku individu yang memiliki suatu
kebiasaan. Apabila peserta didik memiliki kebiasaan belajar secara mandiri, maka
hal tersebut akan menjadi suatu kebiasaan dan tanggung jawab yang harus
dilakukan oleh peserta didik.

5. Mendapat perhatian
Program belajar mandiri dapat menyebabkan lebih banyak perhatian pengajar
yang lansung tercurah kepada peserta didik yang lebih menonjol dalam menguasai
materi yang disampaikan, sebab peserta didik yang memahami, mengajukan
pendapat, atau mengajukan pertanyaan akan memberikan kesempatan yang lebih
luas untuk berlangsungnya interaksi anatara pengajar dan peserta didik.
10. Kekurangan Self Directing Learning (SDL)
Kekurangan menggunakan pembelajaran Self Directing Learning (SDL)
adalah:
1. Kurang interaksi
Kurang adanya interaksi dan pengawasan dari pengajar atau antar peserta didik
dianggap kurang efektif. Dengan adanya suatu interaksi maka akan mendorong
suatu keingintahuan yang lebih, sehingga peserta didik memiliki ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

2. Membosankan dan tidak menarik


Apabila hanya memakai satu metode pembelajaran, kegiatan belajar akan
menjadi membosankan dan tidak menarik. Untuk mengatasi hal tersebut, peserta
didik harus mengganti model pembelajaran disetiap pertemuan belajarnya.

3. Menuntut disiplin tinggi dan kemandirian belajar yang tinggi.


Kurangnya disiplin diri dan adanya sifat kemalasan akan menyebabkan
kelambatan penyelesaian program studi oleh beberapa peserta didik. Kebiasaan
dan pola perilaku perlu dirubah dan dikembangkan agar proses pembelajaran lebih
efisien.

11. Penerapan di masyarakat terhadap pembelajaran Self Directing


Learning (SDL)
Penerapan belajar dengan menggunakan metode Self Directing Learning
(SDL) di Indonesia sudah menjadi suatu kebiasaan setiap individu. Dengan
menggunakan pembelajaran secara mandiri akan mempunyai tingkat pengalaman
yang berbeda. Hal itu dikarenakan semakin banyak individu belajar, maka
semakin banyak pula pengalaman yang didapat.
Pembelajaran ini telah menjadi sebuah kebutuhan sehari-hari di
masyarakat Indonesia. Kebutuhan belajar yang dimiliki tiap individu berbeda-
beda seseai dengan kebutuhan masing-masing individu, individu belajar untuk
mendapatkan pemecahan masalah dan lebih termotivasi untuk mendapatkan
prestasi belajar.
Kurangnya minat belajar individu disebabkan individu kurang menyukai
atau tidak minat terhadap materi tertentu yang biasanya dikarenakan kesulitan
materi. Beberapa individu ada yang mencoba untuk mempelajarinya kembali,
namun ada juga individu lebih memilih berdiam dan acuh terhadap materi.
Individu ada yang menganggap belajar mandiri sebagai tuntutan padahal belajar
merupakan suatu kewajiban bagi individu, hal tersebut dikarenakan individu
belajar hanya ketika ada tugas atau ujian saja, apabila individu belajar secara
terus-menerus dan menjadi kebiasaan, maka individu akan lebih menangkap
materi yang dipelajari.
Masalah yang timbul dari belajar mandiri adalah ketika individu tidak
dapat menyelesaikan tugas atau belum mendapatkan pemecahan masalah, maka
individu tidak dapat menyelesaikannya, sehingga belajar mandiri ini kurang
mendapatkan keefektifannya. Tetapi yang membuat individu lebih memilih
belajar mandiri yaitu dengan belajar mandiri suasana atau keadaan lingkungan
menjadi lebih tenang sehingga individu akan lebih terfokus terhadap materi yang
dipelajari.
SOAL KASUS

1. Riko adalah seorang mahasiswa Keperawatan di sebuah universitas. Sejak


kecil Riko sudah terbiasa untuk belajar mandiri di rumah. Dia merupakan
seseorang yang menyukai ketenangan. Suatu hari, Riko mendapat tugas untuk
belajar di rumah secara mandiri, dan akhirnya Riko pun belajar, meskipun tidak
ada satu orang pun yang mengawasinya, namun ia belajar dengan sungguh-
sungguh. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan, bahwa netode belajar Self
Directed Learning merupakan metode yang mencerminkan nilai...
a. Kebebasan
b. Tanggung Jawab
c. Dan Kewenangan
d. Kemandirian
e. Ketelitian

2. Disuatu sore Nina sedang melakukan ekperimen di kebun rumahnya


sendiri. Dia sedang menanam setangkai bunga dan ingin mengamati
pertumbuhannya beberapa hari ke depan. Nina melakukan hal ini semenjak ia
membaca bukunya tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Menurut kasus tersebut,
dapat membuktikan bahwa salah satu manfaat dari Self Directed Learning
adalah...
a. Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam
membuat pembelajaran menjadi bermakna terhadap dirinya sendiri.
b. Menjadi termotivasi dan gigih, mandiri, disiplin-diri, percaya diri dan
berorientasi pada tujuan.
c. Siswa pada belajar mandiri memandang permasalahan sebagai tantangan
yang harus dihadapi
d. Memungkinkan mereka belajar dan bersosialisasi dengan lebih efektif.
e. Menjadi lebih penasaran untuk mencoba hal-hal baru.
3. Pak Johan merupakan guru SMA Maju Sejahtera. Beliau merupakan guru
yang termasuk guru teladan di kotanya. Saat ini beliau sedang melaksanakan
tugasnya sebagai guru pada mata pelajaran Biologi. Setelah beliau mengajar,
beliau tak lupa untuk menugaskan para muridnya untuk mengulangi kembali
secara mandiri semua hal yang sudah dipelajari bersama, di SMA Maju Sejahtera
pun telah menerapkan secara keseluruhan kepada para muridnya. Dari hal
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu dari peran institusi pendidikan
adalah...
a. Institusi menyediakan waktu untuk pertemuan secara teratur dengan panel
ahli yang dapat memberi saran tentang kurikulum dan kriteria evaluasi
b. Institusi melaksanakan penelitian tentang kecenderungan dan keinginan
peserta didik
c. Institusi menyiapkan alat yang tepat untuk mengevaluasi kinerja peserta
didik dan mengevaluasi kinerja mereka pada akhir pendidikan
d. Institusi menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk membuat
refleksi bagi mereka tentang hal-hal yang telah mereka pelajari
e. Institusi memberi penghargaan kepada peserta didik apabila mereka
mencapai tujuan belajar

4. Piping merupakan mahasiswa yang senang mencoba segala hal baru. Suatu
hari di kampusnya terdapat mata kuliah yang membahas tentang materi Self
Directed Learning. Dan setelah mempelajari hal tersebut, Piping merencanakan
untuk belajar kembali secaara mandiri di rumah. Menurut sikap Piping yang
demikian, dapat terlihat bahwa Kelebihan menggunakan pembelajaran Self
Directing Learning (SDL) adalah...
a. Belajar secara mandiri
b. Inisiatif sendiri
c. Fokus terhadap materi
d. Timbul rasa percaya diri dan tanggung jawab
e. Mendapat perhatian
5. Tito memiliki kebiasaan belajar menggunakan metode belajar Self
Directing Learning (SDL). Namun dia sering merasakan keluhan saat belajar. Dia
banyak muncul pertanyaan dalam mempelajari sesuatu, tetapi karena dia belajar
sendiri dan membutuhkan ketenangan tanpa orang lain, dia selalu bingung akan
memberikan pertanyaan kepada siapa, sebab tidak ada pengajar atau pun orang
lain yang memfasilitasi. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa, Self Directing
Learning (SDL) memiliki kekurangan yakni...
a. Kurang interaksi
b. Membosankan dan tidak menarik
c. Menuntut disiplin tinggi dan kemandirian belajar yang tinggi.
d. Kurang efektif
e. Model yang rumit
DAFTAR PUSTAKA

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai