Anda di halaman 1dari 15

Komitmen kembali ke Indonesia dan

rencana kontribusi di Indonesia pasca


studi
Sejak SD, ayah pernah mengatakan pada saya, “kalau kamu pintar,
maka kamu nanti bisa jadi dosen”. Begitupun dengan ibu saya, yang
pernah mengatakan pada saya bahwa “kalau nanti kamu punya
profesi, pilih jadi dosen saja agar tidak banyak meninggalkan anak”.
Dukungan orang tua terasa begitu kuat, sampai orang tua mengantar
dan menemani saya saat mengikuti seleksi menjadi dosen Telkom
University, Bandung, di tahun 2014. Alhamdulillah, kegiatan berbagi
ilmu, mengajar, melatih, mementor orang lain juga adalah kegiatan
yang telah saya sukai dan tekuni selama hampir 14 tahun. Sehingga,
jalur profesi sebagai dosen atau pendidik adalah jalur profesi yang
telah lama saya pilih untuk berkontribusi untuk Indonesia.
Walaupun saya sempat berhenti menjadi dosen sejak 2018, namun
berusaha berkontribusi melalui kegiatan belajar dan mengajar secara
online melalui berbagai situs seperti Superprof dan Preply serta
berusaha untuk melanjutkan studi sampai S3 adalah usaha yang
terus dilakukan tanpa henti. Kegagalan demi kegagalan telah saya
alami: dari mulai digantung aplikasinya oleh profesor dari Singapura,
belasan kali gagal mendapatkan nilai Bahasa Inggris yang
memadai, puluhan kali ditolak oleh puluhan profesor dari berbagai
negara, berkali-kali tidak diterima oleh berbagai beasiswa, sampai
hangusnya Letter of Acceptance yang sudah susah payah
didapatkan karena ketiadaan beasiswa karena pandemi corona dan
universitas tidak bersedia menunda penerimaan mahasiswa.
Terbukanya kembali beasiswa LPDP di tahun 2021 memantik
kembali semangat saya untuk terus berusaha menggapai cita. Saya
berharap semoga beasiswa ini bisa menjadi anak tangga menuju
pintu-pintu kontribusi selanjutnya.

Deskripsikan masalah urgent yang


sedang dialami oleh Indonesia ataupun
lingkungan sekitar anda dan solusi
penyelesaian yang Anda tawarkan.
Adanya gap years antara tahun 2018 sampai tahun 2021 dalam
perjalanan saya sebagai dosen karena gagal mendapatkan
kesempatan studi lanjut telah sempat membuat saya mulai
menyelami dunia start-up digital. Membaca berbagai buku,
mendengarkan talk show dengan para founder digital start-up, dan
merintis start-up sendiri telah membuka mata saya tentang dunia
baru di luar dunia pendidikan. Dunia start-up bukanlah dunia yang
berbeda jauh dengan dunia pendidikan, justru sangat berhubungan.
Dunia pendidikan seharusnya bisa menyokong dan membantu
industri digital Indonesia.
Fakta bahwa berbagai bahan makanan pokok seperti kedelai dan
beras yang masih impor saja telah membuat saya sedih dan prihatin
atas kondisi Indonesia. Namun, selain itu ada juga fakta lainnya yang
membuat hati miris: kualitas dan kuantitas engineer lulusan
Indonesia ternyata sangatlah minim sampai-sampai beberapa start-
up asal Indonesia terpaksa mencari dan mempekerjakan tenaga
engineer dari India dan Singapore. Founder Gojek pernah bercerita
bahwa jika dalam aplikasinya ada bug, maka Gojek akan mencari
solusinya ke India.
Universitas-universitas di India berhasil mencetak ratusan ribu
sarjana teknik setiap tahun. Bagaimana dengan Indonesia? Ternyata
universitas dalam negeri mampu mencetak puluhan ribu pasokan
sarjana teknik, dan ratusan sarjana teknik yang dianggap cukup
berkualitas setiap tahun. Tentunya, jumlah tersebut masih sangat
kurang untuk menggerakan industri dan teknologi Indonesia.
Fakta tersebut membuat saya tergerak untuk turut berkontribusi,
apalagi bidang studi yang saya ajar dan tekuni juga di bidang
electrical engineering yang masih sangat berhubungan dengan
berbagai engineering eld lainnya. Namun, nampaknya bentuk
kontribusi yang paling tepat untuk saya bukanlah dengan menjadi
salah seorang engineer yang berkualitas untuk bekerja di Gojek atau
start-up Indonesia lainnya. Saya ingin berperan untuk mencetak lebih
banyak engineer atau sarjana teknik yang berkualitas untuk turut
memajukan industri, teknologi dan ekonomi berbasis inovasi di
Indonesia, melalui jalur pendidikan, insya Allah.

Deskripsikan pentingnya ilmu yang akan


anda ambil dan bagaimana ilmu dan
Anda dapat berkontribusi dalam
penyelesaian masalah yang terjadi.
Bidang studi awal saya adalah Teknik Elektro (Electrical dan
Electronic Engineering). Bidang implementasi kecerdasan buatan
atau ArtificialIntelligDeskripsikan pentingnya ilmu yang akan anda
ambil dan bagaimana ilmu dan Anda dapat berkontribusi dalam
penyelesaian masalah yang terjadi. ence pada robotika atau sistem
autonomous adalah bidang yang saya pilih untuk studi S3 nanti.
Dalam Rencana Induk Riset Nasional tahun 2017 sampai 2045,
bidang ini termasuk bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang sangat-sangat butuh dikembangkan di Indonesia.
Mengapa? TIK – salah satunya implementasi kecerdasan buatan – di
negara industri maju telah ditempatkan sebagai penggerak utama
dalam pembangunan perekonomian. Secara substansial,
kemampuan dan infrastruktur TIK telah meningkatkan produktivitas
sektor pelayanan atau jasa di berbagai aktivitas kegiatan manusia
dan program-program pembangunan suatu negara.
Diharapkan, bidang ilmu yang akan saya ambil dapat ikut
berkontribusi dalam perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Baik dari segi keilmuan untuk turut membantu
membangun platform penunjang industri kreatif dan kontrol, maupun
dari segi pendidikan untuk mencetak lebih banyak lagi sarjana teknik
yang menguasai kemampuan-kemampuan teknis dan strategis untuk
mengaplikasikan kemampuan TIK pada berbagai bidang.

Deskripsikan mimpi Saudara tentang


Indonesia masa depan.
Saya dan keluarga termasuk sering menggunakan jasa kereta api
untuk keperluan perjalanan luar kota karena harganya yang
terjangkau dan akomodasinya yang mudah. Dalam perjalanan di
dalam kereta api tersebut, saya sering memandang ke luar jendela
dan terlihatlah sawah-sawah membentang luas. Selain itu pula
terlihat pula perumahan-perumahan sederhana di sekitar sawah
yang nampak berasal dari kalangan menengah ke bawah.
Di saat-saat itulah saya, di setiap kali melihat pemandangan sawah
di kereta api merenung. Dengan fasilitas yang telah Allah SWT
berikan kepada masyarakat Indonesia berupa sawah ladang yang
luas terbentang dan dengan potensi kesuburan yang tinggi sehingga
bisa ditanam oleh apapun – banyak pertanyaan berkecamuk dalam
pikiran saya. Mengapa Indonesia masih saja mengimpor beras,
kedelai, gula, dan bahan-bahan makanan pokok lainnya yang
sebenarnya bahan-bahan makanan pokok itu masih bisa ditanam di
tanah kita sendiri; mengapa Indonesia begitu tergantung pada
negara lain; mengapa begitu sulit untuk menjadi negara yang
independen…
Miris dan sedih hati saya. Saya bukanlah lulusan pertanian atau
perkebunan, juga bukanlah seorang pengambil kebijakan strategis di
bidang tersebut. Hanya saja, saya terus menerus merasa prihatin
sambil terus bertanya-tanya, apa akar masalahnya? Apa yang bisa
saya lakukan?
Sebenarnya, “ketidakmandirian” ini terjadi bukan hanya di bidang
pertanian dan perkebunan saja. Tapi hampir di seluruh bidang.
Mungkin peribahasa ini tepat untuk Indonesia: Knowledge and
Resources is Power but Character is More. Saya menyadari bahwa
karakter-karakter unggul seperti mandiri, berintegritas, jujur, pantang
menyerah, berkeinginan maju, kreatif, ikhlas (hanya bergantung
kepada Allah), sabar dan mampu menahan diri; adalah karakter-
karakter yang seyogyanya dimiliki oleh bangsa ini jika kita ingin
menjadi bangsa yang maju.
Perubahan karakter inilah yang saya impikan terjadi di Indonesia,
yaitu bangsa Indonesia yang lebih mandiri dan tidak bergantung
pada negara lain. Kemandirian yang tidak hanya di mulut saja, tetapi
kemandirian yang diwujudkan dengan berhentinya mengimpor
bahan-bahan baku dari luar negeri. Kemandirian yang
terimplementasi dengan berhentinya menambah utang demi utang
luar negeri. Kemandirian yang termanifestasi dalam kemampuan
memproduksi infrastruktur dan berbagai device teknologi untuk
bangsa kita sendiri. Kemandirian yang terlihat dari berjamurnya start-
up di Indonesia yang mempekerjakan tenaga berlimpah dari dalam
negeri, bukan dari luar negeri.

Deskripsikan peran apa yang akan


Saudara lakukan.
Manusia adalah makhluk yang kecil dan lemah. Sesungguhnya kita
tidak mampu melakukan perubahan apapun tanpa pertolongan Allah
SWT. Namun pertolongan Allah SWT juga tidak akan datang pada
suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha keras mengubah apa-
apa yang ada di dalam dirinya dan apa-apa yang ada di bawah
kekuasaan dan kendalinya.
Dengan kelemahan yang kita – sebagai manusia – miliki, menurut
saya, kita tidak perlu menunggu mendapatkan peran lain selain
peran yang telah kita miliki saat ini untuk melakukan sebuah
perubahan. Perubahan sekecil apapun bisa dilakukan dimulai dari
sekarang, dimulai dari yang terkecil, terdekat, terdalam – yaitu diri
sendiri.
Dengan peran yang saya miliki saat ini, yaitu sebagai ibu dan istri,
saya berusaha untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain terkait
sumber pencaharian. Walaupun suami berkontribusi besar terhadap
nafkah keluarga, saya berusaha untuk juga bisa menghasilkan uang
sendiri dan memenuhi sebagian kebutuhan sendiri. Untuk anak-anak,
biaya pendidikan non-formal ditanggung oleh saya, bukan oleh
suami. Selain itu, saya beserta keluarga berusaha untuk tidak
bergantung pada utang bank untuk membeli rumah dan mobil
walaupun berutang ke bank syariah. Sehingga, tabungan yang kami
miliki diputar terus menerus melalui investasi syariah agar tetap
mengimbangi kenaikan harga properti. Apakah ada hubungannya?
Insya Allah ada. Dengan usaha-usaha kecil seperti itu, saya harap
bisa terbangun mental yang mandiri dan independen di dalam diri
saya dan keluarga saya.
Setelah itu, peran saya lainnya saat ini adalah sebagai pendidik
online. Saya berusaha untuk disiplin dan berintegritas dengan
memenuhi kewajiban saya sebagai pendidik semaksimal mungkin.
Tepat waktu dan tidak curi waktu, dan bahkan memberi lebih dari
yang dibutuhkan. Jika berjanji, maka akan saya catat dan saya
berusaha keras memenuhi janji sekecil apapun. Sebagai pendidik,
saya juga berusaha jujur untuk mengatakan tidak tahu untuk hal-hal
yang memang tidak saya ketahui. Dengan peran sekecil apapun
yang saya jalani saat ini, saya harap mental mandiri, jujur,
berintegritas dan disiplin terus terjaga dan mengkarakter di dalam diri
saya. Dengan mengajar online kepada siswa-siswa luar negeri, saya
harap saya bisa ikut berkontribusi untuk terus memperbaiki
pandangan orang-orang luar negeri tentang negara saya.
Setelah itu, jika Allah SWT mengizinkan saya untuk mendapatkan
beasiswa studi lanjut, maka peran dan kontribusi selanjutnya yang
akan saya ambil adalah sebagai pendidik mahasiswa (dosen). Saya
akan berusaha membantu mencetak lebih banyak lagi sarjana teknik
berkarakter yang menguasai kemampuan-kemampuan teknis dan
strategis untuk mengaplikasikan kemampuan TIK – khususnya di
bidang electrical engineering – pada berbagai bidang. Dengan lebih
banyak sarjana teknik berkarakter yang dihasilkan, diharapkan peran
ini akan membantu Indonesia untuk lebih mandiri dalam industri,
teknologi dan ekonomi berbasis inovasi.
Lalu, jika Allah SWT mengizinkan saya untuk mendapatkan beasiswa
studi lanjut, maka saya juga bercita-cita untuk mendirikan start-up di
bidang konsultasi atau aplikasi AI pada robotika dan internet of things
di Indonesia. Diharapkan peran ini akan membantu saya untuk tetap
keep up dengan perkembangan dan implementasi teknologi saat ini.
Diharapkan juga, ilmu yang saya miliki dapat terimplementasi di
dalam start-up tersebut sehingga dapat membantu mengembangkan
industri teknologi dalam negeri. Ilmu dapat dipraktekkan, kualitas
mengajar meningkat, secara langsug maupun tidak langsung juga
membantu perkembangan ekonomi berbasis inovasi di Indonesia.
Semoga Allah izinkan. Insya Allah. Aamiin.

Deskripsikan cara Saudara mewujudkan


mimpi tersebut.
Yang pertama-tama dilakukan adalah dengan menjaga karakter di
dalam diri agar tidak menurun kualitasnya. Tidak mungkin kita
membuat perubahan yang baik dan mendasar pada orang lain dan
lingkungan jika integritas dari dalam diri tidak kokoh. Saya berusaha
keras untukmenjaga diri agar tetap memiliki kualitas mandiri,
independen, berintegritas, disiplin, dan jujur apapun yang terjadi.
Inilah akar yang harus terusdijaga sebelum berjalan lebih jauh.
Setelah itu, menjaga mentalitas keluarga – sebagai lingkungan
terdekat – dengan menerapkan nilai-nilai yang sudah terbentuk
dalam diri untuk diterapkan ke dalam keluarga. Saya berusaha
mandiri dengan tidak terlalu bergantung pada suami terkait nafkah
keluarga, dan tidak bergantung pada utang bank untuk membeli
mobil dan rumah. Saya juga berusaha menerapkan disiplin pada
keluarga dengan menerapkan jadwal teratur dan tercatat untuk
pengaturan domestik, pencatatan keuangan keluarga dan pendidikan
anak-anak. Jika diri sendiri dan keluarga – sebagai fondasi terkuat –
sudah terbentuk mandiri, disiplin, jujur dan berintegritas, maka kita
bisa berlanjut ke peran selanjutnya.
Saat ini, pendidik yang berkarakter dan berkemampuan sangatlah
sedikit. Saya bercita-cita menjadi pendidik mahasiswa yang memiliki
karakter yang kuat dan kemampuan yang mumpuni. Karakter yang
kuat diperoleh dengan memperkuat fondasi diri, sedangkan
kemampuan yang mumpuni diperoleh dengan salah satunya
melanjutkan studi Ph.D. di salah satu universitas terbaik dunia, yaitu
Nanyang Technological University. Selain itu saya pun berusaha
terus meng-upgrade diri dengan mengambil kursus-kursus online,
misalnya seperti di waktu mengambil kursus mengenai Deep
Learning dari Coursera di tahun 2019.
Setelah lulus dari studi Ph.D. dari Nanyang Technological University
di Singapura, saya berniat untuk terus melanjutkan profesi dosen
yang sempat terputus, sambil membangun start-up sendiri di bidang
implementasi AI pada robotika. Untuk memberi pengaruh yang lebih
luas dan impactful, tentu saja sibuk dengan profesi saja tidak cukup.
Melakukan penelitian dan menulis buku: baik buku di bidang
keilmuan maupun buku di bidang motivasi dan self-development
adalah hal yang patut dilakukan untuk terus
menyebarkan ide-ide dan gagasan saya. Selain itu, menjadi lebih
aktif lagi di blog, youtube dan sosial media juga penting, melanjutkan
apa yang sudah dirintis saat ini di Indonesia.

Jika saya tidak kunjung berhasil mendapatkan beasiswa untuk


melanjutkan studi sampai S3, maka saya akan melanjutkan start-up
di bidang investasi syariah (project nancing) yang telah sempat
didalami saat ini selama kurang lebih 10 bulan selama pandemi.

KONTRIBUSIKU BAGI INDONESIA Kontribusi yang sedang dan telah saya


lakukan bagi Indonesia berawal dari komunitas disekitar saya. Sewaktu
kuliah S1, saya dan beberapa teman dari berbagai universitas di dalam
kawasan Indonesia Timur telah membentuk suatu asosiasi mahasiswa yang
bernama “Mahasiswa Indonesia Timur Relasi Asing (MITRA)” pada
Desember 2013. MITRA adalah suatu asosiasi yang mempunyai tiga pilar
utama. Yang pertama adalah untuk membangun kapasitas Bahasa Inggris
dalam komunitas-komunitas MITRA di berbagai universitas di dalam
kawasan Indonesia Timur. Yang kedua adalah untuk menyebarkan
informasi dan mengembangkan pemuda dalam hal ini mahasiswa di kawasan
Indonesia Timur untuk dapat berpartisipasi dalam kesempatan-
kesempatan berupa beasiswa, pertukaran pelajar, konferensi, program
kepemimpinan dan hal-hal lainnya yang berupa pengembangan diri. Yang
ketiga adalah untuk memperkuat perlindungan lingkungan melalui
konservasi, reboisasi dan pendidikan untuk pembangunan berbasis
keberlanjutan (Education for Sustainable Development). Tiga pilar
utama ini bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa di kawasan
Indonesia Timur terkhususnya di NTT dalam menunjukkan dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki demi kemajuan Indonesia ke arah
yang lebih baik. Dalam MITRA, saya telah menjadi panitia dan pemimpin
dalam berbagai kegiatan termasuk kegiatan dengan kantor Hubungan
Internasional Universitas Nusa Cendana (Undana) dalam
menyelenggarakan kegiatan seperti Pameran Pendidikan dan Kebudayaan
Internasional, dan program “Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
(BIPA)”. Selain itu, menjalin kerjasama dengan beberapa NGO lokal
dan Dinas Kehutanan dalam mengadakan kegiatan penanaman anakan pohon
di SMAN 3 Kupang yakni, “Gerakan Sekolah Hijau”, menyelenggarakan
kegiatan English dan Model United Nations Club, serta MITRA Kincir
Angin dimana, kami mendidik anak-anak SD di lingkungan pesisir pantai
di Oesapa-Kupang, NTT. Pada dasarnya, alasan utama kami membentuk
asosiasi tersebut karena, sejauh ini kami melihat adanya kesenjangan
akses informasi, teknologi, kesempatan sosial dan ekonomi khususnya
dalam partisipasi oleh pemuda di kawasan Indonesia Timur. Kondisi ini
tercermin dalam data dari Badan Pusat Statistik Nasional Republik
Indonesia tahun 2011 menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia
pada beberapa provinsi di Indonesia Timur terkhususnya NTT mendapat
nilai yang paling rendah. Pada dasarnya, kontribusi saya bertujuan
membantu masyarakat Indonesia yang harus mengatasi berbagai hambatan
dalam zaman ini dengan desentralisasi yang semakin jelas dimana
pembangunan yang baik dan berkembang haruslah berasal dari tingkat
daerah terlebih dahulu. Sebuah contoh nyata adanya kesenjangan yang
didapat pemuda di kawasan Indonesia Timur dalam mengakses informasi
adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam mengikuti suatu
program kepemimpinan bernama Young Leaders for Indonesia (YLI) selama
enam bulan di Jakarta dimana, saya sedikit terkejut karena saya
menjadi satu-satunya peserta yang berasal dari Nusa Tenggara Timur
(NTT) (link : assosiasimitra.wordpress.com). Melalui MITRA, saya
telah berkontribusi dalam membangun kapasitas pemuda di berbagai
Kabupaten dan Provinsi dimana, hingga saat ini komunitas MITRA telah
terbentuk di beberapa universitas di kabupaten dan kota di NTT serta
di Papua Barat di Universitas Cendrawasih. Selain sebagai salah satu
pendiri asosiasi MITRA, saya juga sebagai Bendahara di Australia-
Indonesia Youth Association (AIYA) NTT yang terbentuk pada bulan
Desember 2014. Dalam perjalanannya, AIYA NTT telah mengadakan
beberapa kegiatan dimana salah satunya adalah sesi live-streaming
bersama Conference of Australian and Indonesian Youth (CAUSINDY) pada
bulan September 2015. Saya juga pernah berperan sebagai mentor dalam
program University Building Relationship Through Intercultural
Dialogues and Growing Engagement (UniBRIDGE) yang merupakan program
pembelajaran bahasa (Indonesia dan Inggris) dan kebudayaan antara
mahasiswa Undana dan mahasiswa Australia. Sebagai mentor, saya
berperan dalam membantu dan membimbing para peserta serta membuat
laporan bulanan kepada koordinator program (link :
universitybridgeproject.org). Kontribusi lainnya adalah sewaktu
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat di Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten
Kupang dimana, saya dengan mahasiswa KKN lainnya melaksanakan
beberapa program seperti, pembuatan taman baca di PAUD Imanuel,
pembuatan buku profil monografi kelurahan, dan pengajaran matematika
berbasis multimedia di SMPN 1 Amarasi Barat. Selain berkontribusi
melalui kegiatan sosial masyarakat, saya juga berperan sebagai
Asisten Dosen untuk mata kuliah Statistik Matematika dan Matematika
Dasar di Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknik Undana serta
tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Matematika bidang
Penalaran dan Keilmuan dalam menyelenggarakan kegiatan seperti
seminar dan workshop Matematika. Melalui program beasiswa LPDP
Afirmasi dimana diutamakan pembangunan daerah tertinggal, setelah
selesai menempuh studi magister, saya berencana untuk menjadi motor
penggerak bagi kemajuan daerah saya dengan menjadi Dosen di Undana
dan melakukan berbagai riset melalui publikasi ilmiah serta,
mengembangkan komunitas saya, MITRA dan AIYA NTT demi pembangunan
pemuda dan Pendidikan Tinggi di NTT kearah yang lebih baik.
jika saat ini Pemerintah terus mendorong adanya pemulihan pendidikan serta mendorong
terciptanya pendidikan yang inklusif untuk semua lapisan masyarakat di Indonesia.

“Kebutuhan dunia kerja khususnya di masa pasca pandemi telah berubah. Oleh karena itu, kita
perlu menata kembali bagaimana pendidikan dapat menjawab tantangan dunia di era pasca
pandemi ini,” ungkap Dubes Rosan.

Dalam kesempatan yang sama, Atase Pendidikan dan Kebudayan (Atdikbud) RI di Washington,
D.C, Popy Rufaidah menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung
terlaksananya webinar seraya menegaskan jika tujuan utama webinar ini adalah membuka
peluang kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan di Amerika Serikat dalam bidang
pendidikan.

“Kami juga berharap setelah rangkaian webinar dengan beragam tema yang disajikan, dapat
mendorong peningkatan minat putra-putri bangsa untuk menempuh studi lanjut di Amerika Serikat
dengan memanfaatkan beasiswa yang telah disediakan Pemerintah Indonesia contohnya LPDP,”
tutur Popy.

Senada dengan itu, Direktur Keuangan dan Umum, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),
Kementerian Keuangan RI, Emmanuel Agust Hartanto, mengatakan bahwa pendidikan
merupakan kunci untuk menurunkan kemiskinan, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mencapai
kesetaraan jender, dan juga memperkuat kualitas sumber daya manusia.

“Indonesia membutuhkan sistem pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan


warga negara untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya untuk membangun reformasi
pendidikan dan mencapai hasil yang lebih baik,” urai Emmanuel.

Dalam sesi diskusi berbagi praktik baik, Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ahmad Bukhori
Muslim memoderatori sesi berbagi praktik baik mengenai riset tentang pendidikan dari 3 orang
mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi lanjut serta 2 orang akademisi lokal dari
penguruan tinggi di Amerika Serikat.

Diawali oleh calon doktor bidang Education Leadership and Policy Analysis di University of
Wisconsin-Madison, Aziz Awaludin yang mengatakan jika risetnya saat ini fokus pada bagaimana
distrik sekolah perkotaan di Amerika Serikat menyusun rencana kerja untuk membentuk pemimpin
sekolah yang mengedepankan kesetaraan.

“Saya menggunakan Epistemic Network Analysis (ENA), metode baru untuk memetakan kerangka
berfikir dari data kualitatif. Hal ini karena isu rasial di Amerika Serikat sangat penting sehingga
penelitian ini sangat signifikan dalam melihat peta dari kerangka kerja yang distrik tersebut
kembangkan,” ungkap Azis.

Berikutnya, calon doktor bidang Educational Psychology dari Oklahoma State University, Jati Ariati
memaparkan risetnya tentang pengalaman mahasiswa internasional di kelas daring di institusi
yang didominasi kulit putih. “Penelitian ini juga akan melihat persepsi mereka tentang sense of
belonging,” ujarnya.

Jati juga mengatakan penelitiannya ini akan membantu dirinya untuk mendesain kelas daring
(blended dan fully online) yang lebih inklusi seraya berharap penelitian ini dapat menjadi salah
satu acuan indikator dalam melakukan evaluasi belajar mengajar.

Selanjutnya, calon doktor bidang Teacher Education and School Improvement dari University of
Massachusetts, Amherst, Nanak Hikmatullah dalam paparannya mengatakan jika riset awalnya ini
difokuskan pada ide untuk memanusiakan teknologi dalam konteks pembelajaran daring serta
semua bisa tetap berinteraksi dengan baik dalam lingkungan daring seperti halnya dalam kelas
tradisional (tatap muka).

“Dalam konteks Indonesia, diharapkan nantinya riset ini berkontribusi terhadap


pengembangan online learning di pendidikan tinggi kita untuk lebih baik lagi dan lebih worth
it karena sejauh ini online learning dianggap kurang kualitas dan kredibilitasnya,” terang Nanak.

Turut hadir dalam webinar, akademisi dari Department Chair of Teacher Education and Curriculum
Studies, College of Education, University of Massachusetts, Amherst, Betsy McEneaney
memberikan penjelasan komprehensif tentang ragam jenis program di College of Education dan
menjelaskan kelebihan-kelebihan yang dimiliki masing-masing departemen. “Beberapa kelebihan
khusus departemen kami dalam Teacher Education and Curriculum Studies, English Language
Acquisition, kami memiliki banyak sarjana dan mahasiswa doktoral yang bekerja di bidang ini.
Kami memiliki orang-orang yang bekerja di bidang pendidikan imigran dan pengungsi,” tutur Betsy.

Sedangkan, Associate Dean and the Graduate College of Oklahoma State University, Matt
Laverne menjelaskan riset terkait dan pengembangan profesi bidang pendidikan. “Salah satu cara
yang kami lakukan adalah melalui program Keterampilan Kritis 3600 untuk Kesuksesan Karir,
yang merupakan program opsional, serta melibatkan kredensial di sejumlah bidang dalam
pengembangan profesional,” terang Matt.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho dalam
keterangan tertulisnya mengharapkan jika webinar ini dapat menciptakan peluang kerja sama
antara perguruan tinggi di Indonesia dengan para ahli bidang pendidikan di Amerika Serikat.

“Saya rasa kampus-kampus di Indonesia sangat terbuka sekali untuk menjalin kerja sama dengan
para ahli di bidang pendidikan di Amerika, misalnya dengan menjadikannya dosen tamu dan
melakukan riset bersama,” pungkas Jamal.

Transformasi pendidikan menununtut komitmen dan kerja kolektif-


kolaboratif semua pihak. Selain itu juga perlu lahirnya prakarsa
perubahan yang menjadi embrio penting transformasi pendidikan.
Dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara terdapat sejumlah
prinsip-prinsip penyelenggaran pendidikan yang fundamental.
Pendidikan dimaknai sebagai ladang persemaian benih-benih
kebudayaan. Maka pendidikan yang baik akan melahirkan budaya
bangsa yang unggul dan mampu mengikuti perkembangan zaman.

Sudah sejak lama dunia pendidikan Indonesia dianggap masih tertinggal


dan tidak semaju negara lainnya. Berbagai upaya dan strategi perbaikan
terus dilakukan oleh pemerintah kita tanpa mengenal kata menyerah. Saat
ini melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah diluncurkan
upaya perbaikan kualitas pendidikan berbasis Visi Merdeka Belajar.
Implementasi visi Merdeka Belajar tertumpu pada revitalisasi dan
reaktualisasi pemikiran filosofi pendidikan yang berasal dari tokoh
pendidikan nasional kita yang bernama Ki Hajar Dewantara.

Dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara terdapat


sejumlah prinsip-prinsip penyelenggaran pendidikan yang sangat
fundamental. Pendidikan dimaknai sebagai ladang persemaian benih-benih
kebudayaan. Oleh karenanya pendidikan yang baik akan melahirkan
budaya bangsa yang unggul dan mampu mengikuti perkembangan zaman
yang ada. Pendidikan merupakan proses tuntunan dalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Didalamnya ada proses menuntun segala kodrat
anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan (wellbeing
student) baik selaku manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Selanjutnya pendidikan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kodrat
keadaan yang terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Hal yang tak
kalah pentingnya lagi adalah soal pendidikan yang harus berorientasi pada
kepentingan anak atau dengan istilah lain pendidikan harus menghamba
(mengabdi) pada kepentingan anak sebagai peserta didik.

Guna mewujudkan transformasi pendidikan dengan visi


Merdeka Belajar itu, maka diperlukan komitmen dan kerja kolektif-
kolaboratif (gotong royong) dari semua pihak. Semua pihak tersebut harus
mampu tergerak, bergerak dan menggerakkan semua kalangan yang ada
disekitarnya. Selain soal komitmen dan kerja kolektif-kolaboratif semua
pihak tadi, juga perlu lahirnya prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan
ini akan menjadi embrio penting terjadinya transformasi pendidikan.
Sebuah prakarsa perubahan memerlukan tiga elemen penting yang terkait
satu sama lain. Ketiga elemen penting prakarsa perubahan itu terdiri atas
adanya inisiatif perubahan, adanya pemimpin dan pengikut.

Elemen pertama ialah inisiatif perubahan. Elemen ini adalah


integrasi antara ide dan implementasi dalam praktik baik (best practice)
pendidikan. Sebuah inisiatif prakarsa perubahan yang baik akan
menghadirkan tiga pengaruh yang sangat penting yaitu akan berpihak
kepada murid, berdampak terhadap murid dan dapat ditiru atau
direflikasi. Berpihak kepada murid maksudnya adalah prakarsa perubahan
melalui praktik baik yang dilakukan itu benar-benar sesuai dengan
kebutuhan murid yang didasarkan pada empati kepada murid (bukan
untuk kepentingan kurikulum atau kepentingan lainnya). Sementara itu
yang dimaksud berdampak terhadap murid adalah ada bukti nyata
perubahan positif yang dirasakan/didapatkan oleh murid atas praktik baik
yang dilaksanakan. Sedangkan yang dimaksud dapat ditiru atau direflikasi
maksudnya adalah bahwa praktik baik sebagai aksi nyata dari inisatif
perubahan yang dilakukan tersebut dapat menyebar dan dapat dirasakan
oleh lebih banyak siswa dimanapun mereka berada.

Elemen prakarsa perubahan yang kedua adalah pemimpin.


Dalam hal ini siapa yang memiliki kapasitas untuk memimpin
transformasi pendidikan ini? Maka jawabannya adalah para guru
penggerak. Hal ini sesuai dengan peran guru penggerak. Dalam Modul 1.2
Nilai dan Peran Guru Penggerak Program Guru Penggerak disebutkan
bahwa ada lima peran guru penggerak. Kelima peran tersebut adalah 1).
Menjadi pemimpin pembelajaran, 2). Menjadi coach bagi guru lain, 3).
Mendorong kolaborasi, 4). Mewujudkan kepemimpinan murid (student
agency), 5). Menggerakan komunitas praktisi.

Seorang guru penggerak adalah pemimpin perubahan, memiliki ide,


inisiatif atau prakarsa perubahan selain karena memiliki peran yang
strategis dalam hal tersebut, para guru penggerak ini pun telah dibekali
oleh sejumlah nilai yang sudah terinternalisasi dalam memimpin prakarsa
perubahan. Ada 5 (lima) nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri guru
penggerak yaitu berpihak kepada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif dan
inovatif. Penjelasnnya adalah sebagai berikut Nilai guru penggerak yang
pertama adalah berpihak pada murid. Ini tentu saja menjadi fokus dan
perubahan paradigm yang paling mendasar.

Dalam proses dan produk pendidikan semua diorientasikan pada


kepentingan murid dengan istilah lain menghamba pada murid. Nilai
kedua ada reflektif menggambarkan daya saing, efikasi dan model mental.
Dalam nilai reflektif menunjukan kualitas kinerja dan hasil yang bergeser
dari dorongan yang bersifat eksternal menuju dorongan internal. Nilai
ketiga adalah mandiri menggambarkan daya lenting, keahlian dan
penguasaan diri. Dalam nilai kemandirian menunjukan kualitas kinerja
dan hasil yang bergeser dari ketidakjelasan-kekaburan menuju kejelasan-
keelokan.

Selanjutnya nilai yang keempat adalah kolaboratif. Nilai kolaboratif


menggambarkan daya sanding yaitu kesalingketergantungan dan
pembelajaran tim. Dalam nilai kolabortif menunjukan usaha-upaya
bergeser dari laku terisolasi menuju laku yang saling terhubung. Nilai
guru penggerak yang kelima adalah inovatif. Nilai inovatif
menggambarkan daya lentur, fleksibiltas dan visi bersama. Dalam nilai
inovatif ini menunjukan perspektif yang bergeser dari egosentris sempit
menuju alternative-luas.

Terakhir elemen prakarsa perubahan yang ketiga adalah pengikut. Siapa


pengikut yang dimaksud? Mereka adalah semua pihak yang mampu
dipengaruhi dan diberdayakan untuk mendukung upaya transformasi
pendidikan baik dalam sekala mikro maupun makro. Dalam hal ini fokus
sasaran pengikut adalah mereka yang tergabung dalam komunitas praktisi.
Siapa komunitas praktisi tersebut?

Dalam Modul Rencana Moderasi Program Guru Penggerak Lokakarya 1


Pengembangan Komunitas Praktisi Hal. 49 disebutkan bahwa komunitas
ini adalah sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan
yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya
dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin. Jadi dapat dikatakan
komunitas praktisi ini adalah kalangan guru baik dalam satu sekolah
maupun di luar sekolah yang memiliki motivasi dan kegelisahan yang
sama dalam menggagas dan melaksanakan praktik baik (best practice)
pembelajaran agar jauh lebih baik lagi dan memberikan dampak baik yang
signifikan bagi murid. Komunitas praktisi inilah salah satunya yang akan
memegang peranan penting dalam keberhasilan implementasi prakarsa
perubahan menuju transformasi pendidikan yang didambakan semua
kalangan.

Sesuai yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan
pemerintah Republik Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian apabila
tujuan tersebut tercapai, maka output yang diperoleh adalah insan-insan Indonesia yang cerdas
bangsa yang cerdas adalah bangsa yang melahirkan generasi anak bangsa yang mampu
bersaing dengan negara lain, yang cerdas secara komprehensif, meliputi cerdas spiritual, cerdas
emosional dan sosial, cerdas intelektual serta cerdas kinestetik. Pendidikan merupakan kunci
pembangunan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci
terwujudnya Indonesia Emas, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan
mendunia. Pendidikan yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa
depannya, apakah menjadi bangsa besar yang beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan
perubahan zaman. Saat ini kerja keras dan kerja sama yang baik antara berbagai pihak
penanggungjawab mencerdaskan bangsa menjadi hal yang utama.

Sekolah menjadi tempat utama yang berfungsi untuk menjalankan apa yang menjadi
tanggungjawab berupaya untuk membangun kembali generasi yang saat ini sedang dilanda
penyebaran virus corona yang sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Maju mundurnya
bangsa tergantung bagaimana usaha untuk melaksanakan pendidikan. Untuk itu sebagai
penggerak pendidikan terutama guru harus mempunyai kominten dalam mewujudkan negara yang
tetap cerdas dan berakhlak mulia saat ini dan tetap melakukan proses pembelajaran yang
semakin kreatif dan inovatif. Proses pembelajaran harus tetap berjalan walaupun saat ini harus di
lakukan dari rumah. Pembelajaran yang dilakukan di rumah merupakan cara mencegah
penyebaran Covid-19 pada saat ini. Rumah merupakan tempat siswa melakukan proses belajar
didampingi orang tua masing-masing, setelah hampir satu semester berjalan mulai kelihatan
muncul kemerosotan baik dalam pengantar jemput soal atau koordinasi orang tua dengan guru.

Hal ini tentunya menjadi pemikiran terutama bagi guru, bagaimana mencari solusi agar proses
pembelajaran tetap diterima oleh siswa. Pandemi menjadi tantangan bagi guru bagaimana sedaya
upaya untuk mengadaptasikan diri dengan kondisi saat ini. Kondisi yang mau tidak mau guru
harus belajar bagaimana berkomunikasi dengan menggunakan media elektronik atau dikenal
dengan era digital. Hal inilah yang menjadi tantangan guru untuk menguasai IT sehingga tidak
terkesan guru gaptek serta berkomitmen akan tetap membangun negara dengan mencerdaskan
anak bangsa. Sebagai seorang guru, sikap seperti ini wajib dimiliki tanpa tawar menawar. Jika
menyerah, keajaiban impian hanya tinggal kenangan. Jika memilih bertahan sampai akhir,
manisnya buah dari keajaiban akan dirasakan. Guru harus memiliki pribadi yang dapat membuat
hidup lebih terarah, tidak takut gagal, berani bermimpi, dan masih banyak lagi energi positif yang
datang dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Guru berkominten memantapkan diri, secara tidak langsung tiket kesuksesan sebagai seorang
guru telah dimiliki. Sukses itu hanya milik orang yang siap dan siaga bukan milik orang yang
hanya menunggu bola. Banyak orang yang telah meraih tiket kemenangannya tetapi tidak memiliki
mental yang kuat untuk hadir sebagai seorang pemenang sejati. Guru yang mampu menjadi
inspirasi bagi siswa maupun rekan guru lainnya.

Guru menjadi inspirasi bagi siswanya untuk cerdas dalam menghadapi kondisi saat ini. Guru
inspiratif bukanlah seorang guru yang hanya sekadar mengejar kurikulum, akan tetapi ia mampu
mengajak siswanya untuk berpikir kreatif. Ia juga mengajak siswanya melihat sesuatu dari luar lalu
mengubahnya ke dalam lalu membawanyan kembali ke luar, yaitu kepada masyarakat luas. Guru
inspiratif melahirkan pemimpin pembaru yang berani berinovasi dan mempunyai wawasan dan
kreatifitas yang tinggi. Untuk itu agar tidak muncul berbagai permasalahan didunia pendidikan
maka guru yang harus berusaha melakukan adaptasi dengan tetap berupaya untuk melakukan
pembelajaran yang disenangi siswa saat pandemi ini. Dengan membuat berbagai inovasi dan
kreatifitas yang bervariasi dalam menyiapkan media pembelajaran akan mengurangi kemungkinan
merosotnya dunia pendidikan di negara ini. Guru dapat melakukan inovasi seperti membuat video
pembelajaran, melakukan daring secara online, mencari sumber belajar online yang menarik dan
lainnya. Komitmen yang tinggi menjadi pegangan guru untuk mewujudkan negara yang cerdas.***

Anda mungkin juga menyukai