“Kebutuhan dunia kerja khususnya di masa pasca pandemi telah berubah. Oleh karena itu, kita
perlu menata kembali bagaimana pendidikan dapat menjawab tantangan dunia di era pasca
pandemi ini,” ungkap Dubes Rosan.
Dalam kesempatan yang sama, Atase Pendidikan dan Kebudayan (Atdikbud) RI di Washington,
D.C, Popy Rufaidah menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung
terlaksananya webinar seraya menegaskan jika tujuan utama webinar ini adalah membuka
peluang kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan di Amerika Serikat dalam bidang
pendidikan.
“Kami juga berharap setelah rangkaian webinar dengan beragam tema yang disajikan, dapat
mendorong peningkatan minat putra-putri bangsa untuk menempuh studi lanjut di Amerika Serikat
dengan memanfaatkan beasiswa yang telah disediakan Pemerintah Indonesia contohnya LPDP,”
tutur Popy.
Senada dengan itu, Direktur Keuangan dan Umum, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),
Kementerian Keuangan RI, Emmanuel Agust Hartanto, mengatakan bahwa pendidikan
merupakan kunci untuk menurunkan kemiskinan, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mencapai
kesetaraan jender, dan juga memperkuat kualitas sumber daya manusia.
Dalam sesi diskusi berbagi praktik baik, Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas
Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ahmad Bukhori
Muslim memoderatori sesi berbagi praktik baik mengenai riset tentang pendidikan dari 3 orang
mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh studi lanjut serta 2 orang akademisi lokal dari
penguruan tinggi di Amerika Serikat.
Diawali oleh calon doktor bidang Education Leadership and Policy Analysis di University of
Wisconsin-Madison, Aziz Awaludin yang mengatakan jika risetnya saat ini fokus pada bagaimana
distrik sekolah perkotaan di Amerika Serikat menyusun rencana kerja untuk membentuk pemimpin
sekolah yang mengedepankan kesetaraan.
“Saya menggunakan Epistemic Network Analysis (ENA), metode baru untuk memetakan kerangka
berfikir dari data kualitatif. Hal ini karena isu rasial di Amerika Serikat sangat penting sehingga
penelitian ini sangat signifikan dalam melihat peta dari kerangka kerja yang distrik tersebut
kembangkan,” ungkap Azis.
Berikutnya, calon doktor bidang Educational Psychology dari Oklahoma State University, Jati Ariati
memaparkan risetnya tentang pengalaman mahasiswa internasional di kelas daring di institusi
yang didominasi kulit putih. “Penelitian ini juga akan melihat persepsi mereka tentang sense of
belonging,” ujarnya.
Jati juga mengatakan penelitiannya ini akan membantu dirinya untuk mendesain kelas daring
(blended dan fully online) yang lebih inklusi seraya berharap penelitian ini dapat menjadi salah
satu acuan indikator dalam melakukan evaluasi belajar mengajar.
Selanjutnya, calon doktor bidang Teacher Education and School Improvement dari University of
Massachusetts, Amherst, Nanak Hikmatullah dalam paparannya mengatakan jika riset awalnya ini
difokuskan pada ide untuk memanusiakan teknologi dalam konteks pembelajaran daring serta
semua bisa tetap berinteraksi dengan baik dalam lingkungan daring seperti halnya dalam kelas
tradisional (tatap muka).
Turut hadir dalam webinar, akademisi dari Department Chair of Teacher Education and Curriculum
Studies, College of Education, University of Massachusetts, Amherst, Betsy McEneaney
memberikan penjelasan komprehensif tentang ragam jenis program di College of Education dan
menjelaskan kelebihan-kelebihan yang dimiliki masing-masing departemen. “Beberapa kelebihan
khusus departemen kami dalam Teacher Education and Curriculum Studies, English Language
Acquisition, kami memiliki banyak sarjana dan mahasiswa doktoral yang bekerja di bidang ini.
Kami memiliki orang-orang yang bekerja di bidang pendidikan imigran dan pengungsi,” tutur Betsy.
Sedangkan, Associate Dean and the Graduate College of Oklahoma State University, Matt
Laverne menjelaskan riset terkait dan pengembangan profesi bidang pendidikan. “Salah satu cara
yang kami lakukan adalah melalui program Keterampilan Kritis 3600 untuk Kesuksesan Karir,
yang merupakan program opsional, serta melibatkan kredensial di sejumlah bidang dalam
pengembangan profesional,” terang Matt.
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho dalam
keterangan tertulisnya mengharapkan jika webinar ini dapat menciptakan peluang kerja sama
antara perguruan tinggi di Indonesia dengan para ahli bidang pendidikan di Amerika Serikat.
“Saya rasa kampus-kampus di Indonesia sangat terbuka sekali untuk menjalin kerja sama dengan
para ahli di bidang pendidikan di Amerika, misalnya dengan menjadikannya dosen tamu dan
melakukan riset bersama,” pungkas Jamal.
Sesuai yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan
pemerintah Republik Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian apabila
tujuan tersebut tercapai, maka output yang diperoleh adalah insan-insan Indonesia yang cerdas
bangsa yang cerdas adalah bangsa yang melahirkan generasi anak bangsa yang mampu
bersaing dengan negara lain, yang cerdas secara komprehensif, meliputi cerdas spiritual, cerdas
emosional dan sosial, cerdas intelektual serta cerdas kinestetik. Pendidikan merupakan kunci
pembangunan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci
terwujudnya Indonesia Emas, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan
mendunia. Pendidikan yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa
depannya, apakah menjadi bangsa besar yang beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan
perubahan zaman. Saat ini kerja keras dan kerja sama yang baik antara berbagai pihak
penanggungjawab mencerdaskan bangsa menjadi hal yang utama.
Sekolah menjadi tempat utama yang berfungsi untuk menjalankan apa yang menjadi
tanggungjawab berupaya untuk membangun kembali generasi yang saat ini sedang dilanda
penyebaran virus corona yang sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Maju mundurnya
bangsa tergantung bagaimana usaha untuk melaksanakan pendidikan. Untuk itu sebagai
penggerak pendidikan terutama guru harus mempunyai kominten dalam mewujudkan negara yang
tetap cerdas dan berakhlak mulia saat ini dan tetap melakukan proses pembelajaran yang
semakin kreatif dan inovatif. Proses pembelajaran harus tetap berjalan walaupun saat ini harus di
lakukan dari rumah. Pembelajaran yang dilakukan di rumah merupakan cara mencegah
penyebaran Covid-19 pada saat ini. Rumah merupakan tempat siswa melakukan proses belajar
didampingi orang tua masing-masing, setelah hampir satu semester berjalan mulai kelihatan
muncul kemerosotan baik dalam pengantar jemput soal atau koordinasi orang tua dengan guru.
Hal ini tentunya menjadi pemikiran terutama bagi guru, bagaimana mencari solusi agar proses
pembelajaran tetap diterima oleh siswa. Pandemi menjadi tantangan bagi guru bagaimana sedaya
upaya untuk mengadaptasikan diri dengan kondisi saat ini. Kondisi yang mau tidak mau guru
harus belajar bagaimana berkomunikasi dengan menggunakan media elektronik atau dikenal
dengan era digital. Hal inilah yang menjadi tantangan guru untuk menguasai IT sehingga tidak
terkesan guru gaptek serta berkomitmen akan tetap membangun negara dengan mencerdaskan
anak bangsa. Sebagai seorang guru, sikap seperti ini wajib dimiliki tanpa tawar menawar. Jika
menyerah, keajaiban impian hanya tinggal kenangan. Jika memilih bertahan sampai akhir,
manisnya buah dari keajaiban akan dirasakan. Guru harus memiliki pribadi yang dapat membuat
hidup lebih terarah, tidak takut gagal, berani bermimpi, dan masih banyak lagi energi positif yang
datang dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Guru berkominten memantapkan diri, secara tidak langsung tiket kesuksesan sebagai seorang
guru telah dimiliki. Sukses itu hanya milik orang yang siap dan siaga bukan milik orang yang
hanya menunggu bola. Banyak orang yang telah meraih tiket kemenangannya tetapi tidak memiliki
mental yang kuat untuk hadir sebagai seorang pemenang sejati. Guru yang mampu menjadi
inspirasi bagi siswa maupun rekan guru lainnya.
Guru menjadi inspirasi bagi siswanya untuk cerdas dalam menghadapi kondisi saat ini. Guru
inspiratif bukanlah seorang guru yang hanya sekadar mengejar kurikulum, akan tetapi ia mampu
mengajak siswanya untuk berpikir kreatif. Ia juga mengajak siswanya melihat sesuatu dari luar lalu
mengubahnya ke dalam lalu membawanyan kembali ke luar, yaitu kepada masyarakat luas. Guru
inspiratif melahirkan pemimpin pembaru yang berani berinovasi dan mempunyai wawasan dan
kreatifitas yang tinggi. Untuk itu agar tidak muncul berbagai permasalahan didunia pendidikan
maka guru yang harus berusaha melakukan adaptasi dengan tetap berupaya untuk melakukan
pembelajaran yang disenangi siswa saat pandemi ini. Dengan membuat berbagai inovasi dan
kreatifitas yang bervariasi dalam menyiapkan media pembelajaran akan mengurangi kemungkinan
merosotnya dunia pendidikan di negara ini. Guru dapat melakukan inovasi seperti membuat video
pembelajaran, melakukan daring secara online, mencari sumber belajar online yang menarik dan
lainnya. Komitmen yang tinggi menjadi pegangan guru untuk mewujudkan negara yang cerdas.***