Anda di halaman 1dari 4

Essay LPDP Tita Novita Sari

Saya memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan studi agar semakin besar
kebermanfaatan yang dapat saya berikan. Sebagaimana prinsip yang saya tanamkan dalam diri
saya yaitu “Hidup adalah amanah untuk terus belajar dan menebarkan manfaat”. Saya sangat
bersyukur bisa mendapatkan kesempatan belajar hingga ke perguruan tinggi di tengah kondisi
ekonomi keluarga saya yang kurang mendukung. Ayah saya bekerja sebagai satpam di PT Sinar
Unigrain Indonesia dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Saya adalah anak pertama sehingga
saya mengetahui jerih payah kedua orangtua dalam membesarkan saya dan adik saya. Kondisi sulit
yang kami alami tidak menyurutkan tekad saya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sesulit apapun kondisi, jika ada tekad yang kuat disertai dengan usaha dan doa yang maksimal
maka akan mendapatkan jalan keluar. Saya sangat bersyukur mendapatkan beasiswa bidikmisi
sehingga saya bisa kuliah di kampus impian saya yaitu Universitas Airlangga jurusan Ekonomi
Islam.
Mendapatkan beasiswa bidikmisi semakin menyadarkan bahwa saya harus memanfaatkan
kesempatan berharga ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, selain memaksimalkan belajar
di kelas dan berbagai seminar, saya juga aktif mengikuti berbagai organisasi mahasiswa sejak awal
masuk kuliah tahun 2015 hingga menjelang lulus tahun 2019 dengan tujuan utama untuk mengasah
soft skill saya serta menjadi wadah untuk bisa berkontribusi langsung kepada masyarakat. Saya
juga berupaya untuk mengasah kemampuan akademik saya dengan mengikuti berbagai olimpiade
dan lomba karya tulis ilmiah, hingga dapat meraih juara 1 olimpiade Ekonomi Islam serta beberapa
macam penghargaan lainnya. Berbagai pencapaian yang saya dapatkan menjadi pertimbangan
pihak kampus memberikan kepercayaan kepada saya dan beberapa rekan-rekan saya di
departemen Ekonomi Syariah untuk menjadi delegasi dalam acara research program di University
of Malaya pada tahun 2018. Pada saat itu, saya bersama rekan-rekan saya berhasil
mempresentasikan karya tulis tentang zakat di sebuah seminar di Univeristy of Malaya.
Ketertarikan saya terhadap ekonomi Islam semakin bertambah setelah mengikuti serangkaian
kegiatan selama di perkuliahan.
Berbagai pelajaran dan pengalaman berharga yang saya dapatkan selama kuliah, semakin
menyadarkan saya tentang tanggung jawab memberikan kontribusi terhadap bangsa. Berawal dari
turut merasakan kondisi ekonomi keluarga yang sulit, sehingga saya terdorong untuk dapat
berkontribusi dalam memecahkan permasalahan ekonomi di Indonesia terutama kemiskinan.
Permasalahan kemiskinan masih terus dialami Indonesia hingga saat ini. Tidak semua masyarakat
miskin mendapatkan kesempatan melanjutkan studi hingga ke perguruan tinggi seperti saya.
Bahkan banyak yang masih kesulitan memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari dan tidak
mempunyai tempat tinggal yang layak. Permasalahan tersebut saya temui langsung ketika saya
melaksanakan kegiatan mengajar anak jalanan yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa
Kerohanian Islam Universitas Airlangga departemen Yayasan Sosial. Kegiatan tersebut
menyadarkan saya bahwa di samping gedung-gedung tinggi yang ada di Surabaya ternyata masih
banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Banyak warga di sekitar Taman
Keputran Surabaya yang hidup di tempat tidak layak huni, bahkan ada yang harus tidur di etalase-
etalse yang ada di pasar. Selain itu, banyak anak-anak putus sekolah karena harus membantu
orangtua mencari nafkah. Hal tersebut menjadi cambukan tersendiri untuk saya sebagai sarjana
ekonomi Islam.
Oleh karena itu, setelah lulus saya tertarik untuk memperluas pengalaman saya dalam
menangani permasalahan kemiskinan dengan bekerja di lembaga keuangan mikro syariah yang
menjadi jembatan dalam mengentas kemiskinan. Lembaga tersebut bernama BMT MUDA Jatim.
Selama satu tahun lebih saya bekerja, saya dapat merasakan bahwa keberadaan BMT MUDA Jatim
sangat dibutuhkan di tengah kondisi masyarakat yang mengalami kemiskinan. Terutama dalam
mengambangkan usaha mikro kecil menengah. Setelah bekerja di BMT MUDA Jatim, saya
melanjutkan bekerja di lembaga zakat hingga saat ini. Saya semakin merasakan bahwa banyak
masyarakat miskin yang terbantu dengan adanya lembaga zakat diantaranya yaitu biaya
pendidikan, kesehatan, sandang pangan, dan modal usaha. Selain berbagai program yang
digulirkan pemerintah, sangat dibutuhkan peran berbagai pihak untuk turut berkontribusi
memecahkan permasalahan kemiskinan terutama peran para ahli ekonomi Islam.
Ilmu ekonomi Islam menjadi ilmu yang sangat penting untuk terus digalih dan
dikembagakan mengingat kemiskinan yang terus menjadi permasalahan di Indonesia hingga saat
ini. Hal tersebut karena di dalam ekonomi Islam terdapat prinsip-prinsip yang dapat menjadi solusi
dalam mengentas kemiskinan, diantaranya yaitu prinsip distribusi kekayaan yang melarang harta
hanya beredar di antara orang-orang kaya saja. Jika harta hanya beredar di antara orang-orang kaya
saja, maka akan terjadi ketimpangan ekonomi. Sehingga ekonomi Islam memiliki instrumen
distribusi kekayaan yaitu Zakat, Infaq, Sedekah, Dan Wakaf (ZISWAF) yang dapat meminimalisir
ketimpangan ekonomi. Saya teringat salah satu mata kuliah yang pernah saya ambil yaitu Sejarah
Pemikiran Ekonomi Islam tepatnya pada saat membaca kisah tentang khalifah Umar bin Abdul
Aziz. Pada saat itu, tidak ada satupun masyarakat miskin. Faktor utama yang menjadi kesuksesan
khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam menanggulangi kemiskinan yaitu dengan cara
memaksimalkan penghimpunan serta penyaluran zakat. Saya memiliki keyakinan bahwa
kesejahteraan Indonesia akan meningkat jika seluruh elemen bekerjasama untuk mengoptimalkan
fungsi instrumen yang ada dalam ekonomi Islam dalam mengentas kemiskinan yaitu ZISWAF.
Selain prinsip distribusi kekayaan, ekonomi Islam juga menjunjung tinggi keadilan dalam
transaksi salah satunya yaitu pelarangan bunga. Selama ini, sistem bunga menyebabkan berbagai
permasalahan ekonomi. Salah satunya yaitu banyak masyarakat miskin menjadi semakin miskin
karena terjerat hutang berbunga. Sedangkan para peminjam menjadi semakin kaya karena terus
mendapat keuntungan dari uang yang dipinjamkan. Berbeda dengan sistem bagi hasil yang ada
dalam ekonomi Islam yang disesuaikan dengan kondisi usaha penerima pembiayaan sehingga
lebih adil untuk kedua pihak. Sistem bagi hasil juga dinilai tahan terhadap krisis, hal tersebut dapat
dilihat dari keberhasilan Bank Muamalat tetap bertahan di tengah krisis yang dialami Indonesia
pada tahun 1998. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem bagi hasil lebih mensejahterahkan. Oleh
karena itu, sistem ekonomi Islam harus terus dikembangkan di Indonesia dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Ekonomi Islam memiliki masa depan yang cerah di Indonesia. Karena mayoritas penduduk
di Indonesia beragama Islam. Namun, sampai saat ini potensi tersebut belum dapat dioptimalkan
dengan maksimal. Salah satunya yaitu potensi zakat di Indonesia. Menurut data dari Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) pada tahun 2017 potensi zakat di Indonesia mencapai 217 Triliun
sedangkan yang terhimpun hanya sebesar 5 Triliun. Beguitupula dengan potensi wakaf yaitu
sebesar 180 Triliun per tahun, namun realisasi wakaf uang secara rata-rata per tahunan sejak tahun
2011 hingga 2018 sebesar 31,9 Milyar. Oleh karena itu dibutuhkan peran berbagai pihak terutama
para ahli ekonomi Islam untuk dapat terus berinovasi mengoptimalkan penghimpunan dan
penyaluran zakat dan wakaf di Indonesia. Jika zakat dan wakaf di Indonesia dapat terhimpun
dengan maksimal serta pengelolaan dilakukan dengan profesional maka akan dapat mewujudkan
kesejahteraan di Indonesia.
Saya memiliki tekad yang tinggi untuk turut berperan dalam mensukseskan gerakan wakaf
uang dan zakat nasional. Saya bercita-cita menjadi seorang dosen yang akan mendorong
mahasiswa aktif untuk terjun di masyarakat di sekitar yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan, serta menjadi jembatan yang dapat menghubungkan dengan masyarakat yang
memiliki kemampuan untuk berzakat melalui lembaga zakat. Selain itu mahasiswa juga
diharapkan aktif magang di lembaga zakat dan wakaf untuk mengetahui permasalahan yang dapat
menghambat efektifitas penghimpunan dan pendayagunaan zakat. Sehingga setalah lulus,
mahasiswa tersebut akan menjadi masyarakat yang peduli lingkungan sekitar serta aktif untuk
mendorong masyarakat untuk membayar zakat dan wakaf minimal dapat mendorong dirinya
sendiri. Sebagai seorang dosen, saya juga akan berusaha untuk terus berkarya untuk meningkatkan
literasi masyarakat mengenai ekonomi Islam malalui buku maupun konten pembelajaran ekonomi
Islam di sosial media, serta menerbitkan karya tulis ilmiah yang berguna untuk memberikan saran
kebijakan kepada pemerintah maupun praktikisi ekonomi Islam. Selain sebagai akademisi, saya
juga memiliki keinginan menjadi seorang praktisi di bidang wakaf uang. Saya ingin mendirikan
lembaga yang mengelola wakaf uang khusus untuk usaha mikro kecil yang dikelola secara modern,
transparan, profesional dan sesuai dengan syariat Islam. Perkembangan usaha kecil mikro yang
semakin meningkat, akan membuka banyak kesempatan kerja dan mewujudkan masyarakat
mandiri secara finansial. Hasil dari pengelolaan wakaf tersebut akan saya salurkan untuk
membiayai pendidikan anak-anak dari keluarga miskin. Berbagai program tersebut diharapkan
dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Langkah awal yang harus saya ambil yaitu membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang
memadahi. Oleh karena itu, saya ingin melanjutkan kuliah S2 agar saya semakin mendalami serta
menambah ilmu ekonomi Islam terutama tentang ZISWAF. Mendaftar beasiswa LPDP adalah
usaha saya untuk dapat melanjutkan S2. Selain itu, beasisawa LPDP dapat menciptakan atmosfer
yang sangat mendukung para penerimanya agar dapat berkontribusi untuk Indonesia, hal tersebut
selaras dengan tekad saya untuk dapat memberikan manfaat untuk Indonesia. Setelah mendapat
beasiswa LPDP, saya akan mendaftar kuliah di Universitas Airlangga (UNAIR). Alasan saya
memilih kuliah di UNAIR yaitu karena program magister sains ekonomi Islam telah terakdreditasi
A sehingga memiliki tenaga pengajar yang sangat kompeten serta mata kuliah yang ditawarkan
sangat berbobot. Selain itu di UNAIR terdapat Lembaga Pengembangan Ekonomi Islam (LPEI)
sehingga akan dapat mendukung saya melakukan penelitian serta berkolaborasi menciptkan
berbagai program yang dapat meningkatkan pertumbuhan zakat dan wakaf. UNAIR juga memiliki
target untuk masuk kedalam peringkat top 500 world class university sehingga senantiasa
memberikan dukungan untuk dapat menciptakan publikasi yang berkualitas. Selama kuliah, saya
akan berusaha memanfaatkan waktu selama kuliah dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat
misalkan seminar internasional dan bakti sosial. Selain itu saya akan berusaha mencetak banyak
prestasi dan berusaha menyelesaikan studi dengan baik dan tepat waktu. Setelah lulus S2, saya
mencoba melamar menjadi dosen serta memulai langkah mengkonsep yayasan dengan menjaring
rekan-rekan di sekitar yang memiliki semangat untuk turut serta mengembangkan wakaf di
Indonesia. Saya juga akan banyak melakukan diskusi dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk
menambah wawasan tentang apa permasalahan yang banyak terjadi dalam penghimpunan dan
pengelolaan wakaf serta bersama merumuskan solusi yang dibutuhkan masyarakat. Saya
menyadari tujuan yang besar pasti akan diiringi dengan banyak kendala. Tapi dengan tekad yang
kuat pasti besarnya rintangan tersebut akan dapat diatasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai