Anda di halaman 1dari 3

Kelembagaan Masyarakat Maritim (Kelembagaan Ekonomi)

ZALSA VIONATHA
D111201064
TEKNIK PERTAMBANGAN B

Lembagaakemasyarakatanaterdapatadiadalamasetiapamasyarakatatanpa memperdulikan
apakah masyarakat tersebut mempunyai taraf kebudayaan bersahaja atau modern. Karena setiap
masyarakat tertentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok yang apabila
dikelompok-kelompokan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan atau pun dapat dikatakan
bahwa lembaga kemasyarakatan merupakanahimpunan norma-norma segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat dan sebagai wujud
nyatanya adalah asosiasi. Dalam mempelajari kelembagaan sosial perlu memperhatikan beberapa
ciri umum yang menurut Gillin dan Gillin (Soerjono Soekanto, 2005 : 209),aantara lain : Suatu
lembaga masyarakat adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud
melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Suatu tingkat kekekalan tertentu
merupakan ciriadari semua lembaga kemasyarakatan, sedangkan untuk mencapai ciri umum
tersebut membutuhkan waktu yang sangat panjang. Lembaga kemasyarakatan mempunyai
satu atau beberapa tujuan tertentu. Sering kali juga tidak sejalan dengan fungsi lembaga yang
bersangkutan. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan dari lembaga tersebut. Lambang-lambang juga
merupakan simbol dari lembaga-lembaga kemasyarakatan itu sendiri. Mempunyai tradisi
tertulis maupun tidakatertulis, yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku dan
lain-lain.
Sistem ekonomi dipahami sebagai saling keterikatan antara sub-sub sistem produksi,
distribusi dan konsumsi dengan aspek-aspek sosial budaya lokal dan yang dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan eksternal (ekonomi pasar, demografi, institusi sosial, inovasi, teknologi,
kondisi lingkungan fisik dan sebagainya). Dalam pengertian sempit, setiap sektor ekonomi
masyarakat termasuk sektor-sektor ekonomi kebaharian merupakan sistem-sistem ekonomi
masing-masing.
Sumber daya alam laut dan statusnya kaya akan sumber daya hayati dan non hayati
yang dikandungnya merupakan salah satu faktor produksi terpenting bagi pengembangan dan
bertahannya sektor/bidang kehidupan ekonomi perikanan, khususnya perikanan masyarakat
pesisir dan pulau-pulau di Indonesia. Faktor sumber daya alam laut untuk ekonomi perikanan
analogi dengan faktor tanah dalam ekonomi pertanian. Berbeda dengan tanah, pemanfaatan
wilayah laut dan isinya di praktikkan secara berbeda-beda menurut status hak penguasaan/
pemilikannya.
Modal dan pengelolaan di mana modal merupakan faktor produksi terpenting
menggerakkan suatu usaha perikanan, termasuk perikanan rakyat skala kecil tradisional.
Adalah suatu keunikan bagi aktivitas penangkapan ikan, bahwa ketika sektor ekonomi ini
meningkat dari produksi substansi ke produksi pasar, yang berkorelasi dan seiring dengan
perkembangan dari fungsinya sebagai aktivitas ekonomi sampingan ke usaha ekonomi dan
sumber pendapatan utama, maka komponen modal menjadi mutlak tidak dapat dielakkan lagi
kepentingannya bagi masyarakat nelayan. Usaha produksi masih semata diperuntukkan bagi
pemenuhan kebutuhan pokok dan sosial sehari-hari. Keperluan akan alat-alat produksi dan
besarnya biaya operasional serta pemeliharaan alat-alat produksi yang rentan terhadap risiko
hilang atau kerusakan, menjadikan pedagang dan pengelola modal usaha perikanan mutlak
dilakukan secara terus menerus.
Tenaga kerja/pekerja merupakan salah satu faktor produksi menentukan bagi suatu
usaha ekonomi, tidak terkecuali sektor perikanan laut. Untuk memahami aspek dan kondisi
ketenagakerjaan perikanan rakyat di Indonesia, khususnya yang Sulawesi Selatan perlu
dilihat karakteristik sosial budayanya yang meliputi asal usul, kelamin, usia dan kondisi fisik.
Berbeda dengan usaha pertanian atau perikanan modern yang pengusaha dan tenaga kerjanya
dibekali pengetahuan dan ketrampilan formal dan non formal, dalam perikanan rakyat
Indonesia, terutama yang di KTI, aspek pengetahuan dan ketrampilan, baik berkaitan
manajemen usaha maupun dalam proses-proses kerja di laut, pada umumnya bersifat
tradisional yang diperolehnya melalui warisan dari generasi ke generasi, dan yang tak kalah
penting akumulasi pengalaman dan adopsi inovasi dari luar. Berbagai hasil survei sosial
ekonomi desa-desa nelayan di Sulawesi Selatan misalnya menunjuk rendahnya pendidikan
dan ketrampilan formal dan non formal dimiliki penduduk nelayan.

Anda mungkin juga menyukai