Anda di halaman 1dari 11

Makalah Sistem Ekonomi Indonesia di Era Globalisasi

Nama : ARIE EKO PUTRANTO

NIM : 030156945

Jurusan : Sosiologi

Tahun : 2017.1

UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi di semua

negara. Oleh karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara,

masing-masing negara menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan

ideologi negara yang bersangkutan.

Sistem ekonomi akan berhadapan dengan permasalahan yang mendasar yaitu

produksi, distribusi dan konsumsi. Tugas sistem ekonomi akan menyangkut mengenai

apa yang akan diproduksi , bagamana memproduksinya, siapa yang mengkonsumsi,

dan kapan dikonsumsi.

Era globalisasi merupakan sebuah jembatan menuju kemajuan perekonomian

yang modern. Globalisasi memberikan sebuah tantangan bagi sistem perekonomian

bangsa kita.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Indonesia menghadapi globalisasi?

2. Bagaimana implikasi globalisasi dan liberalisasi?

3. Bagaimana posisi sistem ekonomi Indonesia dalam menghadapi era globalisasi?

C. Tujuan

1 Untuk menghadapi era globalisasi

2. Untuk mengetahui Indonesia menghadapi globalisasi

3. Untuk mengetahui implikasi globalisasi dan liberalisasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Filosofi

1. Pengertian Sistem

Sistem, adalah kesatuan yang menyeluruh dan terorganisasi dari satu atau

lebih bagian yang disebut komponen atau sub-sistem. Sistem terpisah dari suatu

sistem-supra lingkungan (environmental supra-system) yang lebih luas, oleh batas

yang dapat diidentifikasi.

Sistem terbuka dan dinamis, menerima masukan (input) dan

mentransformasinya menjadi luaran (output), dan selanjutnya diberikan kepada

lingkungannya. Lingkungan eksternal setelah menerima output dari suatu sistem akan

memberikan umpan balik (fee-back) atau tanggapan terhadap output itu. umpan balik

ini penting dalam memelihara keseimbangan dinamis dari sistem yang bersangkutan.

2. Sistem Perekonomian

Sistem perekonomian adalah sistem sosial dilihat dalam rangka usaha dan

tindakan keseluruhan sosial itu untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya atau

untuk mencapai kemakmuran.

Sistem perekonomian di berbagai negara dapat diklasifikasikan berdasarkan

pada cara bagaimana sistem itu menetapkan tindakan ekonominya yakni temtamg

konsumsi, produksi, dan distribusi serta pertukaran barang-barang dan jasa.

Bentuk-bentuk sistem perekonomian:

a. Kapitalisme, dimana pengambilan keputusan didistribusikan secara luas, atau lebih

tepat diserahkan kepada semua individu. dalam sistem perekonomian kapitalisme

faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal) dikuasai oleh swasta, maka

produksi barang-barang dan jasa secara maksimal akan tercapai bila campur tangan
pemerintah ditiadakan atau dibatasi sedikit mungkin untuk memberi kesempatan

kepada setiap individu menggunakan modal, tanah dan tenaga kerjanya sebebas-

bebasnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya (profit maximizing)

b. Sosialisme, dalam sistem ini pengambilan keputusan terkonsentrasi pada kelompok

yang berkuasa. istilah sosialisme dipergunakan dalam berbagai pengertian, untuk

menyebutkan cita-cita, ajaran, gerakan yang umumnya menginginkan pemilikan

faktor-faktor produksi secara bersama-sama.

c. Sistem Tradisional dalam sistem ini pengaturan ekonomi dimapankan menurut pola

tradisi, yang biasanya sebagian besar menyangkut kontrol atas tanah sebagai sumber

terpenting atau satu-satunya faktor produksi dan sumber ekonomi. pada umumnya

sistem perekonomian “campuran” adalah perkembengan sistem tradisional tadi.

Terdapat bentuk sistem perekonomian yang tak seluruhnya liberalistis dan tak

seluruhnya kolektivitas – dikatakan perekonomian campuran. Indonesia adalah salah

satu negara yang menganut sistem perekonomian campuran – atau menurut Prof. Dr.

Emil Salim “ekonomi bercampur” (mixed economy).

Dalam bentuk perekonomian campuran, sumber-sumber ekonomi bangsa,

termasuk faktor-faktor produksi dimiliki oleh individu atau kelompok swasta, disamping

sumber tertentu yang dikuasai pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, atau

pemerintah setempat. karena itu dalam sistem campuran dikenal paling tidak dua

sektor ekonomi, yaitu Sektor Swasta dan Sektor Negara (Sektor Pemerintah, Sektor

Publik).

Bentuk sistem campuran juga sering disebut sosialis atau sosialisme, tetapi

bukan sosialis ekstrim (radikal)seperti misalnya komunisme yang menempatkan

individu dibawah ubordinasi kelas, dan fasisme yang meletakkan individu di bawah

ubordinasi negara, (jadi sebenarnya komunisme itu sebenarnya fasisme juga yaitu

fasisme merah).
B. Landasan Sistem Ekonomi Indonesia

Secara normatif landasan idiil sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila dan

UUD 1945. Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi

yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral

agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal

pemerasan atau eksploitasi); Persatuan Indonesia (berlakunya kebersamaan, asas

kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan

(mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat dan hajat hidup orang banyak); serta

Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama

bukan kemakmuran orang-seorang).

Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etik dan moral luhur,

yang menempatkan rakyat pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang

kedaulatan, rakyat sebagai ummat yang dimuliakan Tuhan, yang hidup dalam

persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan bergotong-royong.

C. Pokok Pemikiran Bung Hatta

Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal

sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. Bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada

pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa

asing yang menganut sistem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di

Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu

menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus

berasakan kekeluargaan.
D. Tujuan Sistem Ekonomi Indonesia

Tujuan sistem ekonomi suatu negara pada umumnya meliputi empat tugas pokok:

1. Menentukan apa, berapa banyak, dan bagaimana produk-produk dan jasa-jasa

yang dibutuhkan akan dihasilkan,

2. Mengalokasikan Produk Nasional Bruto (PNB) untuk konsumsi rumah tangga,

konsumsi masyarakat, penggantian stok modal, investasi.

3. Mendistribusikan pendapatan nasional (PN), diantara anggota masyarakat: sebagai

upah / gaji keuntungan perusahaan, bunga dan sewa.

4. Memelihara dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan luar negeri.

Selain itu tujuan sistem ekonomi tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas

kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai

oleh Negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya

dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.
Perekonomian Indonesia dalam Era Globalisasi

E. Indonesia menghadapi globalisasi

Dalam abad 21 ini adalah sebuah keniscayaan bahwa globalisasi benar-benar

terjadi di dunia ini. setiap negara harus ikut atau dipaksa ikut dalam percaturan

globalisasi dunia. Setiap negara yang tidak mengikuti trend globalisasi cenderung

akan dikucilkan dalam pergaluan dunia dan cenderung terhambat

perkembangan negara tersebut khususnya dalam bidang ekonomi. Menurut

Wikipedian pengertian globalisasi adalah :Menurut asal katanya, kata "globalisasi"

diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman

menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau

perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah

Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja

(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses

alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu

sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi

dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan

keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia

dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk

interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit atau

dengan pengertian lain bahwa globalisasi adalah suatu proses dimana antarindividu,

antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan

mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada

Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari

World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk

antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.


Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan

(hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-

individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.

Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya

tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada

barang impor. Secara teori, semuha hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh

perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan

yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan

hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering

dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.

F. Implikasi Globalisasi dan Liberalisasi

Globalisasi bukanlah sesuatu yang baru dengan melihat semangat pencerahan

Eropa di abad pertengahan yang mendorong pencarian dunia baru bisa dikategorikan

sebagai arus globalisasi. Revolusi industri dan transportasi di abad XVIII juga

merupakan pendorong tren globalisasi, namun yang membedakannya dengan arus

globalisasi pada saat ini adalah kecepatan dan luas jangkauannya. Dengan

kecepatan dan luas jangkauan yang semakin besar, maka konsep globalisasi sering

dihubungkan dengan kemampuan dari negara berkembang unuk menyesuaikan diri

dengan tantangan ini.

Globalisasi adalah sebuah proses yang alamiah yang netral. Globalisasi

ekonomi membawa dampak positif maupun negatif.

Dampak positif globalisasi antara lain:

1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk

ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka

kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk

berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.

2. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya

bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan


membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.

3. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan

belum bisa diproduksi di Indonesia.

4. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di

bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.

Dampak negatif globalisasi bagi kegiatan ekonomi di Indonesia terutama bersumber

dari ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam persaingan yang semakin bebas.

Dampak negatifnya sebagai berikut:

1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing

dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk

pertanian kita kalah jauh dari Thailand. Mainan cina menguasai pasar Indonesia.

2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-

usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk mainan Cina yang lebih murah bagi

industri mainan di tanah air.

3. Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang

spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau

dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan

ekonomi.

4. Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih

profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin

sempit.

Beberapa bidang ekonomi dari berbagai sektor:

1. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan

Dampak positif globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :

a. Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang

kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan luar negeri,

terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.


b. Di bidang jasa kita mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk

menikmati keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.

Dampak negatif globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :

a. Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan

nasional.

b. Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.

c. Masuknya wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa.

2. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi

Dampak positif globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :

Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi

perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan

geografis (melimpahnya bahan baku, areal yang luas, dan tenaga kerja yang masih

murah) meskipun masih sangat terbatas dan rentan terhadap perubahan-perubahan

kondisi sosial-politik dalam negeri ataupun perubahan-perubahan global, Indonesia

memiliki peluang untuk dipilih menjadi tempat baru bagi perusahaan tersebut.

Dampak negatif globalisasi bidang ekonomi sektor produksi:

a. Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar.

Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang.

b. Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.

c. Suatu perusahaan asing memindahkan usahanya keluar negeri mengakibatkan

PHK tenaga kerja dalam negeri.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu

negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif

dan pengaruh negatif.

Globalisasi menunjuk pada proses makin menguatnya kesadaran mengenai

dunia sebagai satu kesatuan. Sedangkan era globalisasi merupakan zaman di mana

pengaruh antarnegera di dunia ini cepat menyebar. Di era globalisasi ini jika ada

kejadian atau peristiwa di suatu wilayah, maka berpengaruh pula terhadap wilayah

lain.

Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan Pancasila tetap menjadi pertahanan

bagi perekonomian Indonesia dalam menghadapi era globalisasi ini. Indonesia

sebagai negara berkembang siap menerima kemajuan perekonomian di dalam era

globalisasi.

B. Saran

Era globalisasi memberikan dampak cukup berarti bagi bangsa Indonesia

khususnya dalam bidang ekonomi. Untuk itu kita perlu mecintai dan menggunakan

produk lokal buatan Indonesia sendiri untuk meningkatkan pendapatan pengusaha-

pengusaha lokal dan memajukan industri-industri kecil yang akhirnya akan

meningkatkan pendapatan per kapita bagi mesyarakat.

Anda mungkin juga menyukai