Disusun Oleh :
Kelompok 3 – D5ESR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikandan Kebudayaan mendefinisikan krisis sebagai suatu situasi
yang genting dangawat, atau suatu kemelut mengenai suatu kejadian atau
peristiwa-peristiwa yangmenyangkut kehidupan.Krisis demi krisis telah
kita lalui, banyak hikmah sekaligus trauma yangdidapat, dua krisis terakhir
yaitu Krisis Keuangan Asia tahun 199!199" danKrisis #k$n$mi %l$bal
yang dipi&u $leh kasus
subprime mortgage
tahun '((".Krisis '((" memiliki skala dan dampak kerusakan perek$n$mian
dunia yang jauhlebih kuat dibandingkan krisis Asia 199". )elain itu, krisis
'((" juga telahmembawa dampak lanjutan terhadap fluktuasi nilai tukar *
currency
+ dan permasalahan fiskal akut di A) dan ni #r$pa. amun faktanya,
krisis gl$bal'((" tersebut justru memberikan dampak yang minimal,
dibandingkan krisiskeuangan Asia 199 yang menimbulkan kerusakan
serius bagi perek$n$miannasi$nal serta memi&u krisis s$sial-p$litik skala
nasi$nal.Krisis $neter merembet pada ke hampir semua aspek
perek$n$mian,sehingga menjelmalah krisis ek$n$mi kemudian krisis di
berbagai bidang yang berkepanjangan. Krisis ek$n$mi merupakan salah
satu dimensi yang telahmembawa sebagian besar rakyat kita terejerembah
lebih dalam ke suasanakehidupan yang amat memprihatinkan. ntuk
mewujudkan pemulihan ek$n$mi/nd$nesia, bukanlah pekerjaan yang
mudah. Kendati begitu, kita harus bertekad,dan bekerja sama. )etiap
$rang /nd$nesia sey$gianya terpanggil untuk berpartisipasi
menyumbangkan pikiran, tenaga, dan mau bekerja keras untuk keluar dari
krisis yang dialami
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekonomi
Definisi dari sistem secara bebas dapat diartikan sebagai kesatuan
item (sub-item) yang berinteraksi atau tergantung antara satu sama lain
dalam membentuk suatu kesatuan yang utuh. Sebuah sistem bukan sekedar
himpunan suatu subyek (kumpulan orang), himpunan suatu obyek
(kumpulan dokumen), bukan pula himpunan norma. Sebuah sistem
merupakan jalinan semua himpunan-himpunan yang mencakup subyek
atau obyek dan perangkat kelembagaan yang membentuknya,
Untuk sistem sendiri memiliki pengertian yang sangat luas. Secara
umum sistem adalah suatu kesatuan yang sifatnya menyeluruh, di
dalamnya terdapat bagian-bagian yang memiliki ciri-ciri sendiri dan antar
bagian-bagian memiliki keterkaitan yang saling mendukung sehingga
membentuk sebuah mekanisme yang menyatu. Dengan demikian, sistem
adalah suatu bangunan atau cerita yang tersusun dari sub-sub sistem yang
saling berkaitan sehingga membentuk pola kerja yang holistik (Ismail et al,
2020).
Kemudian untuk pengertian dari sistem ekonomi, beberapa ahli
telah menuturkan pendapatnya tentang hal tersebut, di antaranya Sanusi
(2000), dia memberikan pengertian bahwa sistem ekonomi merupakan
suatu organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi,
sosial, politik, ide-ide) yang saling memengaruhi satu sama lain yang
ditunjukkan ke arah pemecahan problem-problem, produksi, konsumsi,
distribusi yang merupakan problrm dasar setiap perekonomian (Munthe et
al, 2021)1.
Menurut Tom Gunadi, Sistem perekonomian adalah sistem sosial
atau kemasyarakatan dilihat dalam rangka usaha keseluruhan sosial itu
untuk mencapai kemakmuran. Dan jika dilihat dari tujuannya, sistem
ekonomi merupakan usaha untuk mengatur pertukaran barang dan jasa
yang bertujuan meningkat kesejahteraan rakyat.
Adam Smith juga mengutarakan pendapat mengenai sistem
perekonomian adalah bahan kajian yang mempelajari upaya manusia untuk
1
Damanik, Darwin, dkk. Sistem Ekonomi Indonesia, (Yayasan Kita Menulis, 2021). Hal.
3
memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan. Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur
kondisi perekonomian suatu negara sesuai dengan kondisi kenegaraan dari
negara itu sendiri2.
Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda.
Hal itu disebabkan oleh setiap negara memiliki ideologi, kondisi
masyarakat, kondisi perekonomian, serta kondisi SDA yang berbeda-beda.
Perbedaan yang mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya.
4
Supriyanto. 2009. “Memahami Cara Bekerja Sistem Perekonomian”. Jurnal Ekonomi
dan Pendidikan. 6 (2) : 202
5
Munthe Risma N, dkk. Sistem Perekonomian Indonesia, (Yayasan Kita Menulis, 2021),
hlm. 8
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, seperti yang
tercantum dalam pada pasal 33 UUD 1945.
Sistem ekonomi di Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD 1945,
serta GBHN, sehingga disebut sebagai sistem ekonomi berdasar demokrasi
ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila ini berarti bahwa segala
kegiatan dalam hal ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk kepentingan
rakyat dibawah pengawasan dari pemerintah. Serta dijiwai oleh ideologi
Pancasila yaitu sistem ekonomi ini merupakan usaha bersama berasaskan
kekeluargaan dan kegotong royongan nasional.
Perekonomian nasional ini diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Sistem ekonomi Indonesia, walaupun dengan perumusan yang
beragam, telah dimuat di berbagai ketetapan perundang-undangan. Dalam
Undang Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33, sistem ekonomi
dirumuskan sebagai berikut: “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan” (ayat 1); “Cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara “(ayat 2); “Bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (ayat 3).
Namun pada UUD 1945, setelah diamandemen, ditambah ayat (4)
yang secara eksplisit merumuskan sistem ekonomi Indonesia, yaitu
“Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.
Perbedaan sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia terletak
pada kedua makna yang terkandung dalam keadilan sosial pada sila kelima
Pancasila. Yaitu prinsip pembagian pendapatan yang adil (disertai dengan
pertumbuhan ekonomi) dan prinsip demokrasi pancasila.
Meskipun demikian, sistem ekonomi pancasila tetap
mengedepankan peran pemerintah dan swasta dalam mengelola
perekonomian. Hal ini diwujudkan dengan adanya peranan yang jelas
antara badan usaha, yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan
Usaha Milik Swasta (BUMS). Pihak pemerintah akan mengelola seluruh
barang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, sedangkan sisanya
bisa dikelola oleh pihak swasta dengan pengawasan dari pemerintah..Itu
artinya, pihak swasta dan pemerintah tidak boleh mengeksploitasi secara
berlebihan, agar generasi berikutnya mampu memanfaatkan kekayaan
alam dan agar lingkungan bisa terus terjaga.
Dengan dasar penerapan sistem perekonomian Pancasila yang
menjadi acuan dasar keseluruhan perekonomian negara, berikut beberapa
contoh adanya penerapan ekonomi Indonesia :
1. Adanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Merujuk pada aturan dan
undang- undang resmi negara yang mengatakan hal- hal yang dianggap
penting serta berhubungan dengan hajat hidup orang banyak diatur
oleh negara. Karenanya, negara memimpin peran penting dalam
menciptakan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.
2. Adanya Koperasi. Badan koperasi adalah salah satu bentuk
implementasi dari sistem perekonomian Indonesia dengan tujuan usaha
kolektif yang memakai dasar asas kekeluargaan.
3. Adanya Serikat Pekerja. Selain adanya BUMN dan juga Koperasi,
maka ada juga serikat pekerja yang diharapkan akan mampu
meminimalisir, memantau dan mengantisipasi kemungkinan adanya
penyelewengan atau eksploitasi dari sumber daya, dalam hal ini
sumber daya manusia.
6
Royda. Perekonomian Indonesia, (PT Nasya Expanding Management, 2021), hal. 20
menempatkan rakyat pada posisi mulianya. Rakyat sebagai pemegang
kedaulatan, rakyat sebagai umat yang dimuliakan Tuhan yang hidup dalam
persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan bergotong-
royong.
Dari landasan sistem ekonomi Indonesia sebagaimana
dikemukakan di atas (Pancasila, UUD 1945, TAP MPRS No. XXIII/ 66
dan GBHN-GBHN 1973, 1978, 1983, 1988, 1998, 1999), jelas bahwa
ekonomi Indonesia berpedoman pada ideologi kerakyatan. Kerakyatan
dalam sistem ekonomi memuliakan pentingnya pengutamaan kepentingan
rakyat dan hajat orang banyak yang bersumber pada kedaulatan rakyat atau
demokrasi.
Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi berlaku demokrasi ekonomi
yang tidak menghendaki “otokrasi ekonomi”, sebagaimana pula demokrasi
politik menolak “otokrasi politik”. Asas kekeluargaan yang brotherhood
bukanlah asas keluarga atau asas kekerabatan yang nepotistik.
Kebersamaan dan kekeluargaan adalah asas ekonomi kolektif yang dianut
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem ekonomi adalah sistem yang mengatur dan mengelola segala
aktivitas perekonomian di suatu negara sehingga dapat memaksimalkan
sumber daya yang dimiliki. Namun, setiap prosesnya harus berdasarkan
pada prinsip ekonomi agar tercapai bentuk kesejahteraan dan
kemakmuran.
Adapun macam-macam dari sistem ekonomi antara lain sistem
ekonomi tradisional, sistem ekonomi sosialis, sistem ekonomi liberal,
sistem ekonomi campuran.
Untuk Sistem ekonomi di Indonesia berdasarkan Pancasila, UUD
1945, serta GBHN, sehingga disebut sebagai sistem ekonomi berdasar
demokrasi ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila ini berarti
bahwa segala kegiatan dalam hal ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk
kepentingan rakyat dibawah pengawasan dari pemerintah. Serta dijiwai
oleh ideologi Pancasila yaitu sistem ekonomi ini merupakan usaha
bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotong royongan nasional.
DAFTAR PUSTAKA