Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi Kerakyatan – Sistem ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara
sangat mempengaruhi bagaimana kekuatan dan kondisi ekonomi di negara itu.
Saat ini di dunia berkembang banyak konsep tentang sistem ekonomi yang bisa
diterapkan. Tiap negara dapat memilih mana sistem ekonomi yang tepat sesuai
kondisi negara tersebut. Negara kita telah lama dikenal
mengimplementasikan Ekonomi Kerakyatan.
apa saja yang menjadi bahan pertimbangan ketika suatu negara ingin memilih
sebuah sistem ekonomi untuk diterapkan Bahan pertimbangan tersebut adalah:

1. Bagaimana sistem kepemilikan terhadap sumber daya dan faktor-faktor


produksi di negara tersebut
2. Dalam koridor kompetisi, bagaimana keluwesan masyarakat untuk
bersaing di antara sesamanya, juga bagaimana mereka bersikap saat
menerima imbal jasa karena prestasi kerjanya
3. Sejauh mana kadar pemerintah untuk berperan dalam merencanakan,
mengatur, dan mengarahkan kegiatan perekonomian dan bisnis secara
umum.

B. Rumusan Masalah

1
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekonomi kerakyatan ?
2. Apa makna dari sistem ekonomi kerakyatan ?
3. apa sejarah munculnya sistem ekonomi kerakyatan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud sistem ekonomi kerakyatan
2. Untuk mengetahui makna sistem ekonomi kerakyatan
3. Untuk mengetahui sejarah sistem ekonomi kerakyatan

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem ekonomi kerakyatan


Sistem Ekonomi Kerakyatan pertama kali dicetuskan oleh Bapak Proklamator
kita, Drs. Mohammad Hatta. Gagasan ini merupakan sebuah konsep politik
dalam bidang perekonomian, di mana pusatnya adalah rakyat. Konvensi
ILO (International Labour Organization) yang ke-169 pada tahun 1989 lalu
mendefinisikan Ekonomi Kerakyatan sebagai sistem ekonomi tradisional
yang menjadi fondasi bagi kehidupan masyarakat lokal dalam
mempertahankan kehidupannya. Pengertian tersebut dikembangkan
berdasarkan pada keterampilan dan pengetahuan masyarakat lokal dalam
mengelola penghidupan serta lingkungannya.Sementara jika merujuk pada
Pasal 33 UUD 1945, Ekonomi Kerakyatan dimaknai sebagai sebuah sistem
perekonomian yang bertujuan untuk merealisasikan kedaulatan rakyat dalam
bidang ekonomi. Dari kedua definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa inti dari Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah terletak pada tujuan
kedaulatan rakyat. Singkatnya, Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah suatu
sistem perekonomian yang berlandaskan pada ekonomi rakyat sebagai
kekuatannya. Ekonomi rakyat sendiri merupakan kegiatan ekonomi yang
dikerjakan oleh rakyat dengan pengelolaan berbagai sumber daya ekonomi
secara swadaya, tergantung pada apa saja yang dapat mereka usahakan dan
kuasai.Aktivitas ekonomi tersebut kemudian diwujudkan dengan munculnya
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tiga sektor, yaitu, primer,
sekunder, dan tersier. Sektor primer yang digarap UMKM meliputi pertanian,
perikanan, dan peternakan.Sementara sektor sekunder meliputi pengolahan
pascapanen, industri makanan, juga usaha kerajinan tangan. Terakhir, pada
sektor tersier, UMKM dapat menggarap beragam kegiatan perdagangan dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar.

3
B. Sejarah munculnya sistem ekonomi kerakyatan
Dalam sejarahnya, sistem ekonomi kerakyatan dibagi menjadi 4 periode 1945-
1949, 1950-1958, 1959-1966, 1966-sekarang. seperti telah disebutkan di atas
bahwa kemunculan Sistem Ekonomi Kerakyatan di Indonesia dimotori oleh
Bung Hatta. Kala itu, pada tahun 1933, dalam kapasitasnya sebagai negarawan
dan salah satu pendiri Republik Indonesia, beliau membuat sebuah tulisan
berjudul Ekonomi Rakyat dalam Bahaya. Buah pemikiran Pak Hatta ini
kemudian menjadi dasar dari konsep perekonomian Indonesia.
Pak Hatta juga dikenal memiliki gagasan tentang konsep koperasi. Badan
usaha dengan asas kekeluargaan inilah yang menjadi salah satu ciri Sistem
Ekonomi Kerakyatan. Telah menjadi pemikiran Bung Hatta juga untuk
membangun ekonomi nasional yang berlandaskan pada ideologi dan budaya
bangsa, yaitu Pancasila dan gotong royong.
Meski gagasan tentang Ekonomi Kerakyatan telah lama diungkapkan Bung
Hatta, tetapi penerapan sistem ini baru dilakukan enam dekade kemudian,
tepatnya pada tahun 1999. Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998
disinyalir sebagai pemantik dari keputusan tersebut. Ketika itu pemerintah
bertekad kuat ingin menerapkan Sistem Ekonomi Kerakyatan dengan
mengeluarkan aturan berupa Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap
MPR) Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Sistem Ekonomi Kerakyatan resmi
menjadi sistem perekonomian Indonesia.

4
C. Sifat sistem ekonomi kerakyatasn
Ekonomi Kerakyatan sejatinya merupakan sebuah sistem yang bertujuan
untuk mewujudkan rakyat yang sejahtera. Sistem ekonomi ini juga bersifat
terbuka, berkelanjutan, dan mandiri.

 Terbuka karena melalui sistem ini harus dapat dipastikan bahwa seluruh
masyarakat dapat menjalankan usaha dan memiliki akses terhadap
sumber daya yang tersedia
 Berkelanjutan artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat
dapat terus berlangsung tanpa mengorbankan masa depan dan masyarakat
sendiri dalam skala yang lebih luas
 Mandiri karena masyarakat melakukan kegiatan ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia dan fokusnya untuk
mencukupi kebutuhan sesamanya pula.
Sistem Ekonomi Kerakyatan sebenarnya diterapkan sebagai langkah alternatif
dan jawaban atas gagalnya Teori Pertumbuhan yang dianut oleh negara-negara
berkembang. Indonesia salah satunya. Memang teori tersebut berhasil diterapkan
di sejumlah negara Amerika Utara juga Eropa

Namun ternyata, beda wilayah, beda pula hasilnya. Alih-alih mendapatkan


pertumbuhan ekonomi yang stabil, di beberapa negara berkembang yang terjadi
malah sebaliknya. Gagalnya aplikasi dari Teori Pertumbuhan tak pelak memicu
munculnya masalah ekonomi baru, seperti, ketergantungan ekonomi, tumbuhnya
budaya hedonis dan konsumtif di masyarakat, perusahaan multinasional berskala
besar yang mendominasi pasar, serta diperparah dengan melebarnya kesenjangan
sosial. Sebagai refleksi dari kegagalan tersebut, gagasan Ekonomi Kerakyatan
dari Bung Hatta pun kembali menguat. Sistem ekonomi ini merupakan model
perekonomian yang humanistik dengan kesejahteraan rakyat sebagai dasarnya.
Sebagai pendiri dari sistem ekonomi Indonesia yang ada, buku Ekonomi Daulat

5
Rakyat Indonesia membahas mengenai bagaimana cara mencari bentuk baru dari
sintesis milenial lampau hingga ke sintesis saat ini.

Sistem Ekonomi Kerakyatan melakukan upaya pembangunan ekonomi dengan


dasar kemanusiaan. Dengan demikian, monopoli, persaingan bebas, dan segala
bentuk penindasan antarmanusia dapat terhindarkan

Sistem Ekonomi Kerakyatan diterapkan dengan tujuan utama yaitu terwujudnya


keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut dicapai dengan
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonominya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi kerakyatan adalah gagasan tentang cara, sifat dan tujuan
pembangunan dengan sasaran utama perbaikkan nasib rakyat yang pada
umumnya bermukim dipedesaan. Sejarah sistem ekonomi kerakyatan dibagi
menjadi 4 periode yaitu periode 1945-1949, periode 1950-1958, periode 1959-
1966, periode 1966-sekarang. Ekonomi kerakyatan memiliki tujuan antara lain
menciptakan negara yang demokrasi dan ber keadilan sosial dan mewujudkan
rakyat sejahtera. Sistem ekonomi ini juga bersifat terbuka,berkelanjutan, dan
Mandiri.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis kepada pembaca adalah
diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan
dan ilmu pengetahuan. Penulis meminta maaf jika ada kesalahan didalam
makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sarbini Somawinata 2004. Politik ekonomi kerakyatan, jakarta : Hasanuddin


University Press 2004
http://ekp.fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/53.-Nanis-Hairunisyapdf diakses
pada tanggal 11 september 2023
https://www.academia.edu/21052005/
MAKALAH_SISTEM_EKONOMI_KERAKYATAN diakses pada tanggal 12
september 2023

Anda mungkin juga menyukai