Anda di halaman 1dari 29

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi masa
Nifas
1. Faktor fisik
A. Status Kesehatan
Terjadinya Infeksi Masa Nifas

► Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:


● Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan
pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang
suci hama.
● Infeksi yang didapat di rumah sakit
(nosokomial).
● Hubungan seks menjelang persalinan.
● Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan
lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam
jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal
infeksi).
Keadaan abnormal pada rahim

► Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :


► Sub involusi uteri.
● Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga
proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi
uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa
plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.
► Pendarahan masa nifas sekunder.
● Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya
adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta
dan selaputnya.
► Flegmansia alba dolens.
● Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai
pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
 Terjadi pembengkakan pada tungkai.
 Berwarna putih.
 Terasa sangat nyeri.
 Tampak bendungan pembuluh darah.
 Temperatur badan dapat meningkat.
Keadaan abnormal pada payudara
► Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
● Bendungan ASI
► Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan
mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan
meningkat.
● Mastitis dan Abses Mamae
► Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae,
pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae
B. Status Gizi
► Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya
dengan produksi air susu,
► Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi
ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang
dihasilkan.
► ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zat makanan 800 Kkal yang
digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk
aktifitas ibu itu sendiri.
► Sebuah teori, maternal depletion syndrome
menyatakan bahwa “status gizi ibu setelah
peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian
diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan
ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang,
jumlah paritas yang banyak dengan jarak
kehamilan yang pendek, akan menyebabkan
ibu mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu
akan berada dalam status gizi yang kurang
dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan
anaknya.
► Bila status gizinya kurang, nutrisi yang pada ASI juga
kurang, proses pertumbuhan serta pemeliharaan jaringan
terutama untuk mengganti kerusakan sel-sel pada genetalia
interna dan ekterna akibat proses kehamilan maupun
persalinan  juga mengalami gangguan,
► Status gizi kurang  maka pertahanan tubuh akan jauh
berkurang atau tidak ada sama sekali, sehingga sistem
pertahanan pada dasar ligamentum latum yang terdiri atas
kelompok infiltrate sel bulat, yang bermanfaat untuk
mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan kuman-
kuman, serta menghilangkan jaringan-jaringan nekrotis tidak
dapat berfungsi optimal. Keadaan ini akan memudahkan
terjadinya infeksi nifas dan menghambat involusi uterus.
C. Gaya Hidup
Kelebihan berat badan

► Mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dengan


kandungan lemak jenuh tinggi dan juga beberapa
makanan yang dikemas dengan kandungan zat
kimia yang berbahaya akan membuat ibu
mengalami gangguan kesehatan. (obesitas).
► kelebihan berat badan sehingga mengakibatkan
indeks massa tubuh lebih dari 25. Kelebihan berat
badan akan mengakibatkan beberapa hal
diantaranya adalah diabetes tipe 2. Perkembangan
dari penyakit diabetes tipe 2 ini akan berhubungan
dengan kesehatan bayi yang dilahirkan
Kelebihan berat badan

► Bayi yang terlahir dari ibu yang mengalami


obesitas mengalami gangguan seperti cacat lahir,
termasuk adanya cacat tabung saraf (NTDS) yaitu
cacat lahir pada otak dan tulang belakang. Bayi
dengan lahir prematur atau adanya cedera seperti
kelahiran karena bayi terlalu besar. Kematian
adalah salah satu yang sangat mengancam bayi
anda ketika komplikasi dari kelebihan berat badan
atau obesitas sudah dalam kategori serius.
Kemungkinan yang mungkin terjadi adalah
mengalami kegemukan pada masa anak-anak
yang dapat memicu obesitas pada anak-anak.
► 2.
Kebiasaan buruk merokok

► Kebiasaan buruk merokok memiliki harapan hidup


yang pendek ketimbang mereka yang tidak
merokok, hal ini berhubungan memicu
berkembangnya penyait kanker dan jantung pada
tubuh yang merokok. Penelitian selanjutnya
menghubungkan adanya hubungan antara perokok
dengan kesehatan bayi, dimana untuk ibu yang
merokok berisiko melahirkan anak dengn BBLR.
1. Faktor Psikologis
Stress / Kecemasan
► kecemasan yaitu ketegangan, rasa tidak aman
dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan
akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan,
tetapi sumbernya sebagian besar tidak
diketahuinya.
► Rasa cemas sering timbul pada ibu masa nifas
karena perubahan fisik dan emosi dan masih
menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi.
► Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu
dengan yang lain.
Stress / Kecemasan
► Gejala kecemasan seringkali timbul bersamaan
dengan gejala depresi. Menifestasi dari kedua
gangguan ini lebih lanjut sering timbul sebagai
keluhan umum seperti : sukar tidur, merasa
bersalah, kelelahan, sukar konsentrasi, hingga
pikiran mau bunuh diri.
► Sekitar 10% ibu baru mengalami depresi pasca
melahirkan. Hal ini ditandai dengan perasaan
putus asa, gelisah berat, atau keputusan yang
menghalangi kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
terjadi setelah kelahiran kedua dan seterusnya,
bukan hanya pada kelahiran pertama.
1. Faktor Lingkungan,
Sosial Budaya, Ekonomi
Faktor Lingkungan
► Faktor yang paling mempengaruhi status
kesehatan masyarakat terutama ibu hamil,
bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan
yaitu pendidikan di samping faktor-faktor
lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan
memahami hal-hal yang mempengaruhi
status kesehatan tersebut maka diharapkan
masyarakat tidak melakukan
kebiasaan/adat-istiadat yang merugikan
kesehatan khususnya bagi ibu hamil,
bersalin dan nifas
Faktor Sosial Budaya

► Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang


mempengaruhi status kesehatan. Di antara
kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat
ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan.
Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan
berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan
hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai
atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan,
antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya
yang turun temurun masih dianut sampai saat ini.
Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi
dari daerah
► Biasanya orang-orang dahulu melahirkan
dengan dukun beranak. Jadi semua hal
tentang nifas dikerjakan berdasarkan
anjuran dukun. Persis setelah melahirkan
ibu dibuatkan gelang dengan Benang Tujuh
Ragam, dan di pasang selama 40 hari pada
pergelangan tangannya. Setelah itu baru
boleh dibuka.
► Ibu mandi walladah untuk membersihkan
diri.
► Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut
oleh dukun.
Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi
dari daerah
► Selama 3 hari berturut-turut sejak awal nifas ibu
”Disembur” dengan kunyahan kunyit, bawang putih,
merica hitam, merica putih, dan jariangau pada
bagian keningnya.
► Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang
untuk dililitkan diperutnya. Kira-kira berukuran 4 m
(dimulai setelah hari ke 3 ).
► Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh.
Dilarang keras untuk mengangkang, karna akan
mengakibatkan perut jatuh atau lepas.
► Jika ibu bepergian selama nifas, maka harus
membawa bawang putih atau gunting kecil, ntuk
penangkal mahluk halus. Dan menjaga air susu ibu
dari gangguannya.
► Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan asap
rebusan air kunyit. Untuk menghilangkan bau badan
atau aroma tidak sedap.
Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi
dari daerah
► Ibu harus memakai sarung selama nifas.
► Ibu tidak boleh keluar rumah pada saat magrib. Untuk
menjaga ibu dan ASInya.
► Selama ibu menyusui dalam masa nifas (40 hari),
anak harus dialas atau disambut dengan bantal.
► Ibu dan bayi tidur di luar kamar dengan membentang
kasur.
► Dilarang menjahit selama nifas.
► Pantang makan ikan, pedas dan asin
► Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena
bisa sawan
► Khitan pada bayi laki-laki dan perempuan
Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi
dari daerah
► Minum jamu dapat memperlancar ASI
► Upacara adat seperti brokohan, sepasaran dan
selapanan
► Menaruh ramuan pada tali pusat
► Tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi
panas dingin
Macam-macam aspek sosial budaya pada
masa nifas pada masyarakat :

► Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang,


ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare,
nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
● Dampak negative dapat merugikan karena pada masa nifas
ibu membutuhkan makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan
bayi menjadi sehat dan
● Dampak positif dari larangan ini tidak ada.
► Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya boleh
makan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut
dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan
makanan harus disangan / dibakar sebelum dikonsumsi.
● Dampak negative dapat merugikan karena dapat menghambat
penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang sehat
akan mempercepat penyembuhan luka
● Dampak positif dari larangan ini tidak ada.
Macam-macam aspek sosial budaya pada
masa nifas pada masyarakat :

► Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang.


● Dampak negative dari dilarangnya seorang ibu tidur siang, ibu
menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa ini seorang ibu
harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga
yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi
dan
● Dampak akan dilarangnya seorang ibu untuk tidur siang tidak
ada.
► Pada masa nifas dan saat menyusui, ibu harus puasa,
tidak makan makanan yang padat setelah waktu
maghrib.
● Dampak positif : Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa
nifas setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas
mengalami penimbunan lemak,disamping itu organ-organ
kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.
● Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi
ASI menjadi berkurang.

Macam-macam aspek sosial budaya pada
masa nifas pada masyarakat :

► Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.


● Dampak positif : tidak ada.
● Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi
baru lahir (pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya
sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7
hari dan 8-30 hari.
► Ibu setelah melahirkan dan bayinya harus dipijat/ diurut,
diberi pilis / lerongan dan tapel.
● Dampak positif : jika pijatannya benar maka peredaran darah
ibu dan bayi menjadii lancar.
● Dampak negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena
dapat merusak kandungan. Pilis dan tapel dapat merusak kulit
bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi.
Macam-macam aspek sosial budaya pada
masa nifas pada masyarakat :

► Masa nifas harus minum abu dari dapur dicampur air,


disaring, dicampur garam dan asam diminumkan supaya
ASI banyak.
● Dampak positif : tidak ada,
● Dampak negative : karena abu, garam dan asam tidak
mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk
memperbanyak produksi ASI nya.
► Masa nifas tidak diperbolehkan berhubungan intim ,
● Dampak positif : dari sisi medis, sanggama memang dilarang
selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas
yang satu ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir
maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke
bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi atau malah
perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang belum
muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan
robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi.
● dampak negative : tidak ada.
Faktor Ekonomi

► Status ekonomi merupakan simbol status


sosial di masyarakat. Pendapatan yang
tinggi menunjukan kemampuan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang
memenuhi faedah zat gizi untuk ibu hamil.
Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang
rendah mendorong ibu nifas untuk
melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai