Anda di halaman 1dari 19

Faktor-faktor

Fisik Yang
Mempengaruhi
Kehamilan

Roni Nahsriana, S.SiT, MN.Mid


STATUS
KESEHATAN

Hasil Pemeriksaan di
Fasyankes
Penyakit atau komplikasi akibat
langsung dari kehamilan:

– hyperemesis gravidarum,
– preeklamsi,
– kelainan lamanya kehamilan,
– kehamilan ektopik,
– kelainan plasenta,
– pendarahan antepartum,
– dan gamelli.
Penyakit atau • Terdapat hubungan timbal balik
kelainan yang dimana penyakit ini dapat
memperberat serta mempengaruhi
tidak langsung
kehamilan.
berhubungan
• Contohnya: Penyakit kelainan bagian
dengan kandungan; Penyakit kardiovaskuler;
kehamilan: Penyakit darah; Penyakit saluran nafas;
Penyakit ginjal atau saluran kemih;
Penyakit saraf.
• Beberapa pengaruh penyakit terhadap
kehamilan adalah terjadi abortus, intra
uterin fetal death, anemia berat, infeksi
tranplasental, dismaturitas, shock,
pendarahan.
atus Gizi Ibu Hamil
Status Gizi
 Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Pengaruh gizi terhadap kehamilan
sangat penting.
 Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan umur
kehamilan.
 Berat badan normal akan menghasilkan anak yang normal.
 Demikian juga sebaliknya kenaikan berat badan lebih dari normal, dapat
menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan (pre-eklamsi), anak yang
terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persalinan.
 Jika berat badan ibu hamil kurang dari normal kemungkinan ibu beresiko
keguguran, anak lahir premature, berat badan lahir rendah, gangguan
kekuatan rahim mengeluarkan anak, dan pendarahan sehabis persalinan.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil
secara garis besar:
 Asam folat:
 Asam folat menurunkan risiko kerusakan otak, kelainan
neural, spina bifida dan anensefalus.
 Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan
sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama
kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah
500 mikrogram, atau 0,5-0,8 mg.
 Energi: Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk
proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
 Protein: Pembentukan jaringan baru dari janin dan tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram, dalam 6 bulan terakhir
kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk
ibu hamil.
 

 Zat besi
membangun cadangan besi, sintesa sel darah
merah,dan sintesa darah otot. Minimal ibu hamil
mengkonsumsi 90 tablet zat besi selama kehamilan.

 Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan


kalsium ibu hamil adalah sebesar 400mg sehari.

 Pemberian suplemen vitamin D terutama pada


kelompok yang berisiko penyakit seksual (IMS).

 Pemberian yodium pada daerah dengan endemik


kretinisme.
Proporsi kenaikan berat badan
selama hamil adalah:
• Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg.
Kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan
kenaikan berat badan ibu.
• Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3
kg/mg. Sebesar 60% kenaikan berat badan ini
dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.
• Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,5
kg/mg. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini karena
pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu
lebih kurang 3 kg.
Kenaikan Berat Badan Ibu
Hamil
Gaya Hidup
 Perokok,
mengkonsumsi obat-
obatan, alkohol
Rokok, minuman beralkohol dan obat-
obatan adalah hal yang sangat
berbahaya bagi ibu dan bayinya.
Semua benda tersebut dapat terserap
dalam darah ibu kemudian terserap
dalam darah bayi melalui sistem
sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Hamil Diluar
Nikah
HAMIL DI LUAR
NIKAH
Berdasarkan data WHO, sekitar 11 persen remaja di
seluruh dunia mengalami hamil di luar nikah setiap
tahunnya.
Faktor penyebab hamil di luar nikah:
1. Masalah keluarga. Anak-anak yang memiliki masalah
keluarga cenderung tidak mendapatkan kasih
sayang dari keluarga, atau tidak merasa aman di
rumah. Selain itu, dalam keluarga yang bermasalah,
anak juga kurang mendapat dukungan dari keluarga
terkait masalah yang dihadapinya, dan cenderung
memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah.
2. Kurang kontrol orangtua.
• Orangtua yang tidak memiliki kontrol, atau terlalu
ketat dalam mengontrol anaknya membuat risiko
hamil di luar nikah menjadi 14 kali lebih
tinggi.
• Tidak tinggal bersama orangtua menyebabkan
kurangnya pengawasan dan kontrol yang tepat pada
anak. Kontrol yang rendah ini membuat anak merasa
bebas untuk bergaul.
3. Hubungan dalam keluarga yang buruk
• Hubungan dalam keluarga yang buruk menunjukkan risiko terjadinya
hamil di luar nikah hampir 15 kali lebih tinggi.
• Remaja yang hamil di luar nikah dengan hubungan dalam keluarga yang
buruk tidak memiliki kebiasaan berkomunikasi secara terbuka, atau
mendiskusikan masalah dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya,
serta orangtua pun tidak pernah membahas masalah keluarga.
4. Pendidikan rendah
• Lebih dari ¾ kasus pelaku hamil di luar nikah hanya
mengenyam pendidikan hingga SMA atau di bawahnya.
Wanita dengan pendidikan yang rendah empat kali lebih
mungkin mengalami kehamilan yang tak diinginkan.

5. Tidak berkegiatan
• Remaja dan dewasa muda yang tidak terlibat dalam kegiatan
produktif lebih banyak mengalami hamil di luar nikah daripada
yang produktif. Mereka bahkan memiliki risiko dua kali
lebih tinggi untuk mengalami kehamilan yang tak
diinginkan.
6. Tidak tahu tentang kesehatan seksual dan reproduksi

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan seksual dan


reproduksi memiliki hubungan yang signifikan dengan
kehamilan di luar nikah. Penelitian menunjukkan bahwa
ketidaktahuan, mitos, dan kesalahpahaman tentang
masalah seksual lebih banyak terjadi pada kalangan remaja
yang hamil di luar nikah.
Kehamilan Tidak Diharapkan
• Hamil tidak dikehendaki merupakan kehamilan yang diluar
kehendak ibu.
• Reaksi emosi kehamilan yang tidak dikehendaki ialah ibu mudah
emosional seperti gampang marah, rasa benci dan murung,
gampang bingung, stres, bahkan bisa depresi atau bunuh diri.
• Faktor penyebab hamil tidak dikehendaki antara lain: ibu tidak siap
dalam menghadapi kehamilan, mengikuti pendidikan atau karir,
suami yang tidak menghendaki anak lagi, kebencian kepada suami
akibat perkawinan yang dipaksakan, hasil perselingkuhan atau
korban pemerkosaan, faktor kesehatan ibu dan ekonomi yang
kurang mendukung, penggunaan alat kontrasepsi yang tidak sesuai.

Anda mungkin juga menyukai