Anda di halaman 1dari 2

5 Faktor Pemicu Kehamilan Berisiko Tinggi

Moms dan si janin mungkin memerlukan pemantauan atau perawatan khusus selama kehamilan

Artikel ditulis oleh Carla Octama


Disunting oleh Carla Octama

Kehamilan berisiko tinggi dapat menimbulkan tantangan sebelum, selama atau setelah melahirkan. Jika Moms
memiliki kehamilan berisiko tinggi, Moms dan si janin mungkin memerlukan pemantauan atau perawatan
khusus selama kehamilan.

Sebaiknya pahami lebih dahulu apa saja yang menyebabkan kehamilan berisiko tinggi, dan apa yang dapat
Moms lakukan untuk merawat diri dan janin Moms.

Apakah Kehamilan Berisiko Tinggi?

Kehamilan dianggap berisiko tinggi bila ada potensi komplikasi yang bisa memengaruhi ibu, bayi, atau
keduanya.

Menurut dr. Alvin Setiawan, SpOG, M.Kes, DMAS dari Thomson Specialist Centre, kehamilan berisiko
tinggi adalah suatu keadaan ibu hamil yang bisa menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh
dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada mama dan janin.  

Apakah Faktor Pemicu Kehamilan Berisiko Tinggi?

Berikut adalah faktor risiko kehamilan meliputi:

Usia ibu. Wanita yang berusia di bawah 17 tahun atau di atas usia 35 ketika hamil merupakan risiko komplikasi
yang lebih besar dibandingkan usia remaja akhir dan awal 30-an. Risiko keguguran dan cacat genetik semakin
meningkat setelah usia 40 tahun.

Kondisi medis yang ada sebelum hamil. Kondisi seperti tekanan darah tinggi; masalah paru-paru, ginjal, atau
jantung; diabetes; penyakit autoimun; penyakit menular seksual (PMS); atau infeksi kronis seperti human
immunodeficiency virus (HIV) dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan/atau janin.

Riwayat keguguran, masalah dengan kehamilan sebelumnya, atau riwayat kelainan genetik keluarga juga
merupakan faktor risiko kehamilan berisiko tinggi.

Kondisi medis yang timbul saat hamil. Masalah yang berhubungan dengan kehamilan yang lebih umum
adalah:

Preeklampsia: sindrom yang meliputi tekanan darah tinggi, protein urine, dan pembengkakan bisa berbahaya
atau bahkan fatal bagi ibu atau bayi jika tidak diobati.

Gestational diabetes: sejenis diabetes yang berkembang selama kehamilan. Wanita dengan gestasional
diabetes dapat memiliki kehamilan dan bayi yang sehat jika mengikuti rencana perawatan dari dokter.

Masalah tiroid: timbul karena kelainan autoimun di mana tubuh memproduksi terlalu banyak atau sedikit
hormon tiroid.

Masalah terkait komplikasi kehamilan. Sering kali kehamilan tergolong berisiko tinggi karena masalah yang
timbul dari kehamilan itu sendiri dan tidak ada kaitannya dengan kesehatan ibu, termasuk di antaranya:

Persalinan prematur: persalinan yang dimulai sebelum 37 minggu kehamilan. Meskipun tidak ada cara untuk
mengetahui wanita mana yang akan mengalami persalinan prematur atau kelahiran, ada beberapa faktor yang
berisiko lebih tinggi, seperti infeksi tertentu, serviks yang pendek, atau kelahiran prematur sebelumnya.

Kelahiran kembar: mengandung lebih dari satu bayi, yang lebih umum terjadi karena program IVF. Ini
meningkatkan risiko persalinan prematur, gestasional diabetes, dan tekanan darah tinggi akibat kehamilan.
Placenta previa: kondisi di mana plasenta menutupi serviks. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan, apalagi
jika seorang wanita mengalami kontraksi.

Masalah janin, yang terkadang terlihat pada USG. Sekitar 2% sampai 3% bayi memiliki masalah struktural
minor atau mayor dalam perkembangannya.

Pilihan gaya hidup. Merokok, minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang yang dapat
membahayakan kehamilan.

Bagaimana Meningkatkan Kehamilan yang Sehat?

Pertimbangkan langkah-langkah berikut ini:

 Jadwalkan pertemuan prakonsepsi.


 Jika menggunakan teknologi terbaru agar cepat hamil, pertimbangkan risiko persalinan prematur yang
lebih tinggi.
 Melakukan perawatan rutin prenatal.
 Konsumsi lebih banyak asam folat, kalsium, zat besi dan nutrisi penting lainnya.
 Berhenti merokok, minum alkohol dan obat-obatan terlarang serta obat atau suplemen apa pun tanpa
rekomendasi dokter.
 Kurangi berat badan.
 Olahraga teratur

Anda mungkin juga menyukai