Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

PERAWATAN KEHAMILAN (antenatal care/ANC)

Oleh kelompok II :

Hairunnisa 14220190016
Lia eryani 14220190008
A.Nurhalimah Zakhrah 14220200059
A.Zulfikri. M 14220190041
Sarman La Bunga 14220190020
Sumaiya silehu 142201900

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga tugas asuhan keperawatan
dengan kasus Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) . tanpa nikmat yang
diberikan oleh-Nya sekiranya kami akan mampu untuk menyelesaikan tugas ASKEP
ini.
Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan ini jauh dari kesempurnaan, hal
ini bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena keterbatasan ilmu dan
kemampuan kami. Untuk itu kami berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan ASKEP kami ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmad dan hidayah kepada kita
semua.Amin.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wb.

Makassar,18 September 2021

Penyusun
1. KEHAMILAN
A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya


janin (Sarwono, 2002). Kehamilan (graviditas) adalah masa yang dimulai
dengan konsepsi (perbuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan
(Bag. Obgin
Fak. UNPAD. 1983). Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai
jalan lahir, lama hamil normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari, yang
dihitung dari HPHT (Winkjosastro, 1999). Adapun klasifikasi kehamilan terbagi
3 yaitu Trimester I (mulai dari konsepsi – usia 3 bulan), Trimester II (usia 4 – 6
bulan), dan Trimeser III (usia 7 – 9 bulan).

B. Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan


Di masa kehamilan memungkinkan untuk ibu hamil mengalami
beberapa perubahan dan keluhan pada tubuh. Keluhan-keluhan yang umum
biasanya akan hilang sendiri, namun ada beberapa keadaan tertentu yang
perlu ibu hamil waspadai. Keadaan tersebut harus diketahui oleh ibu hamil
sebagai tanda bahaya pada masa kehamilan. Berikut adalah tanda-tanda
bahaya tersebut:

1. Tidak Mau Makan dan Muntah Terus-Menerus

Mual-muntah memang banyak dialami oleh ibu hamil, terutama ibu hamil
pada trimester pertama kehamilan. Namun jika mual-muntah tersebut
terjadi terus-menerus dan berlebihan bisa menjadi tanda bahaya pada
masa kehamilan. Hal itu dikarenakan dapat menyebabkan kekurangan
gizi, dehidrasi, dan penurunan kesadaran. Segera temui dokter jika hal ini
terjadi agar mendapatkan penanganan dengan cepat.

2. Mengalami Demam Tinggi

Ibu hamil harus mewaspadai hal ini jika terjadi. Hal ini dikarenakan bisa
saja jika demam dipicu karena adanya infeksi. Jika demam terlalu tinggi,
ibu hamil harus segera diperiksakan ke rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan pertama.

3. Pergerakan Janin di Kandungan Kurang

Pergerakan janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti merupakan


tanda bahaya selanjutnya. Hal ini menandakan jika janin mengalami
kekurangan oksigen atau kekurangan gizi. Jika dalam dua jam janin
bergerak di bawah sepuluh kali, segera periksakan kondisi tersebut ke
dokter.

4. Beberapa Bagian Tubuh Membengkak


Selama masa kehamilan ibu hamil sering mengalami perubahan bentuk
tubuh seperti bertambahnya berat badan. Ibu hamil akan mengalami
beberapa pembengkakan seperti pada tangan, kaki dan wajah karena hal
tersebut. Namun, jika pembengkakan pada kaki, tangan dan wajah
disertai dengan pusing kepala, nyeri ulu hati, kejang dan pandangan
kabur segera bawa ke dokter untuk ditangani, karena bisa saja ini
pertanda terjadinya pre-eklampsia.

5. Terjadi Pendarahan

Ibu hamil harus waspada jika mengalami pendarahan, hal ini bisa menjadi
tanda bahaya yang dapat mengancam pada baik pada janin maupun
pada ibu. Jika mengalami pendarahan hebat pada saat usia kehamilan
muda, bisa menjadi tanda mengalami keguguran. Namun, jika mengalami
pendarahan pada usia hamil tua, bisa menjadi pertanda plasenta
menutupi jalan lahir.

6. Air Ketuban Pecah Sebelum Waktunya

Jika ibu hamil mengalami pecah ketuban sebelum waktunya segera


periksakan diri ke dokter, karena kondisi tersebut dapat membahayakan
kondisi ibu dan bayi. Hal ini dapat mempermudah terjadinya infeksi dalam
kandungan.

C. Resiko Terjadinya Bahaya Pada Kehamilan

Kehamilan risiko tinggi adalah suatu kondisi kehamilan yang bisa mengancam
kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Kondisi ini bisa disebabkan karena
komplikasi saat kehamilan, namun bisa juga disebabkan oleh suatu kondisi
medis yang sudah ibu miliki sejak sebelum hamil. Ada beberapa kondisi medis
yang bisa menyebabkan memiliki kehamilan risiko tinggi. Kondisi medis ini
bisa terjadi saat saat kehamilan atau sebelum kehamilan. Berikut beberapa
kondisi kesehatan yang bisa menjadi penyebab kehamilan risiko tinggi.

1. Penyakit Ibu
 Gangguan darah. Jika memiliki kelainan darah, seperti penyakit sel
sabit atau thalassemia, kehamilan justru bisa memperburuk kondisi.
Gangguan darah juga bisa meningkatkan risiko bayi selama kehamilan
atau pun setelah melahirkan untuk mengalami hal yang sama dengan.
 Penyakit ginjal kronis. Pada umumnya kehamilan itu sendiri bisa
memberi tekanan besar pada ginjal. Namun kondisi ini bisa
meningkatkan risiko keguguran karena menyebabkan tekanan darah
tinggi dan preeklampsia, sehingga kemungkinan untuk melahirkan bayi
lebih awal semakin besar.
 Depresi. Depresi yang tidak diobati atau beberapa obat yang digunakan
untuk mengobati depresi memiliki risiko pada kesehatan dan
keselamatan bayi. Jika sedang mengonsumsi antidepresan dan sedang
hamil, jangan dihentikan secara tiba-tiba, segera konsultasikan hal ini
pada dokter.
 Tekanan darah tinggi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan janin tumbuh lambat dan meningkatkan risiko untuk
melahirkan prematur. Komplikasi lain yang terkait dengan tekanan darah
tinggi adalah preeklampsia dan abrupsio plasenta, suatu kondisi serius
di mana plasenta terpisah sebagian dari rahim sebelum bayi lahir.
 HIV atau AIDS. Jika seorang wanita hamil memiliki HIV atau AIDS,
bayinya kemungkinan besar bisa terinfeksi sebelum kelahiran, saat
persalinan, atau saat proses menyusui. Namun, pengobatan bisa
mengurangi risiko ini.
 Lupus. Lupus dan penyakit autoimun lainnya dapat meningkatkan risiko
kelahiran prematur, preeklampsia, dan bayi berat lahir sangat rendah.
Kehamilan juga bisa memperparah kondisi ini.
 Kegemukan. Memiliki indeks massa tubuh berlebihan sebelum
kehamilan membuat ibu hamil berisiko lebih besar untuk terkena
diabetes gestasional, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi selama
kehamilan. Saat melahirkan, mungkin hanya bisa menjalani persalinan
sesar.
 Penyakit tiroid. Gangguan tiroid baik hipotiroidisme maupun
hipertiroidisme dapat meningkatkan masalah keguguran, preeklampsia,
berat badan lahir rendah, dan melahirkan prematur.
 Diabetes. Diabetes yang tidak dikendalikan dapat meningkatkan risiko
cacat lahir, tekanan darah tinggi, melahirkan bayi prematur, dan bayi
juga berisiko lahir dengan berat berlebih (makrosomia). Hal ini juga bisa
meningkatkan risiko masalah pernapasan, kadar glukosa rendah, dan
ikterus.

2. Gaya hidup penyebab kehamilan resiko tinggi


Kehamilan risiko tinggi tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang dimiliki
ibu sebelum kehamilan, tapi juga bisa disebabkan karena gaya hidup tidak
sehat seperti mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, dan
penyalahgunaan obat. Hal-hal ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir mati,
prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat lahir.

3. Komplikasi kehamilan
 Cacat lahir. Cacat lahir sebenarnya bisa dideteksi melalui USG atau
pengujian genetik sebelum kelahiran. Jika cacat lahir pada janin sudah
didiagnosis, maka Anda harus mendapatkan perhatian dan perawatan
ekstra dari para tenaga medis.
 Diabetes gestasional. Diabetes gestasional adalah diabetes yang
terjadi selama kehamilan. Diabetes gestasional yang tidak segera
mendapatkan penanganan membuat Anda memiliki risiko melahirkan
prematur, tekanan darah tinggi, dan preeklampsia. Konsultasikan
dengan dokter untuk penanganannya lebih lanjut.
 Perkembangan janin lambat. Perkembangan janin biasanya akan
selalu masuk ke dalam pemeriksaan penting setiap kali Anda
berkunjung ke dokter kandungan. Dalam beberapa kasus, jika janin tidak
berkembang sebagaimana mestinya, Anda memerlukan pengawasan
ekstra dari tenaga medis hal ini meningkatkan kehamilan risiko tinggi
dengan melahirkan secara prematur.
 Hamil kembar. Kehamilan kembar termasuk berisiko tinggi karena bisa
meningkatkan risiko Anda untuk melahirkan secara prematur. Kehamilan
kembar juga sangat memengaruhi kondisi fisik Anda.
 Preeklampsia. Kondisi serius ini biasa terjadi saat kehamilan trimester
kedua, Anda akan mengalami tekanan darah tinggi. Preeklampsia bisa
memengaruhi perkembangan janin dan kesehatan Anda. Gangguan
kehamilan ini juga meningkatkan kelahiran prematur.

2. KONSEP KEPERAWATAN KRITIS PADA KEHAMILAN


A. Peran Perawat Pada Kondisi Kritis Kehamilan
keperawatan kritis adalah keahlian khusus dalam ilmu keperawatan yang
dihadapkan secara rinci dengan manusia (pasien) yang bertanggung jawab
atas masalah yang mengancam jiwa (AACN, 2006). Secara keilmuan
perawatan kritis focus pada penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil.
Untuk pasien yang kritis pernyataan penting yang harus dipahami adalah
“waktu adalah vital”. Seperti halnya asuhan keperawatan kritis lainnya, asuhan
keperawatan kritis pada masa kehamilan tidak boleh luput dari perhatian
seorang perawat. Adapun peran seorang perawatan dalam perawatan kritis
yaitu:
1. Menghormati dan mendukung hak pasien atau pengganti pasien yang
ditunjuk untuk pengambilan keputusan otonom.
2. Ikut membantu pasien / keluarga ketika dibutuhkan demi kepentingan
pasien
3. Membantu pasien mendapatkan perawatan yang diperlukan
4. Menghormati nilai-nilai, keyakinan, dan hak pasien
5. Menyediakan pendidikan dan dukungan untuk membantu pasien atau
keluarga dalam membuat keputusan
6. Mendukung keputusan pasien atau keluarga yang tentang pelayanan
keperawatan yang akan diberikan ataupun proses perpindahan transfer ke
RS lain yang memiliki kualitas yang sama
7. Melakukan bimbingan spirirtual untuk pasien dan keluarga dalam situasi
yang memerlukan tindakan segera
8. Memantau dan menjaga kualitas perawatan pasien
9. Bertindak sebagai penghubung antara pasien, keluarga pasien, dan
professional kesehatan lainnya.
B. Pengkajian Keperawatan Kritis Kehamilan
Perawatan kehamilan (antenatal care/ANC) adalah perawatan selama
kehamilan. Ibu yang datang ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan,
maka Anda harus melakukan pengkajian pada ibu hamil tersebut. Beberapa
tujuan dari perawatan ibu hamil antara lain (Reeder, Martin, Griffin, 2011)
adalah:
1. Pemeliharaan kesehatan janin.
2. Penentuan akurat usia kehamilan.
3. Penilaian berkelanjutan status risiko dan penerapan manajemen risiko
intervensi yang tepat.
4. Rujukan ke sumber daya yang tepat.

Pengkajian pada kehamilan terdiri atas 1) pengkajian riwayat kehamilan


secara menyeluruh, 2) pemeriksaan fisik, dan 3) pemeriksaan laboratorium
(Reeder, Martin, Griffin, 2011). Berikut penjelasannya satu per satu.
1. Riwayat kehamilan secara menyeluruh Kaji riwayat klien meliputi
(Reeder, Martin, Griffin, 2011):
a. Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota
keluarga di rumah, Berat badan, tinggi badan).
b. Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti
penyakit yang dapat diturunkan secara genetik).
c. Riwayat menstruasi/haid terkait penentuan Hari pertama haid
terakhir (HPHT).
d. Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan,
persalinan, neonatal, dan post partum/nifas.
e. Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit sejak awal
kehamilan).
f. Kebiasaan penggunaan penggunaan obat–obatan, merokok dan
kafein (minum kopi dan teh).
g. Sikap terhadap kehamilan ini (apakah positif atau negatif).
h. Rencana persalinan.
2. Pemeriksaan fisik Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, Anda sebagai
perawat dianjurkan untuk mengukur tanda - tanda vital (TTV) meliputi
tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pemeriksaan fisik pada ibu
hamil yang dilakukan meliputi (Reeder, Martin, Griffin, 2011)
pemeriksaan :
a. Kepala dan leher Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva
dan mulut. Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?
b. Dada dan jantung Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan
stetoskop daerah jantung dan paru–paru.
c. Payudara Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak,
palpasi area payudara dan axilla di seluruh kuadran.
d. Kulit Inspeksi adanya linea nigra, striae gravidarum.
e. Ekstremitas Lakukan pemeriksaan reflex patella dengan
menggunakan reflex hammer.
f. Abdomen Lakukan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU), lakukan
palpasi abdomen, auskultasi denyut jantung janin. Denyut jantung
janin yang diauskultasi dengan USG Doppler dalam trimester
pertama, biasanya antara kehamilan sekitar 10 dan 12 minggu.
Denyut jantung janin normal berada antara 120 x/menit sampai 160
x/menit.
g. Vagina vulva Lakukan pemeriksaan area vulva apakah tampak
warna kebiruan pada mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/
keputihan.
h. Panggul Komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan
pemeriksa untuk meraba dimensi pembesaran rahim internal.
Informasi ini membantu memperkirakan usia kehamilan, baik
mengkonfirmasikan taksiran persalinan (TP) berdasar HPHT atau
menyediakan informasi dalam HPHT tertentu. Hal ini penting untuk
menentukan TP akurat sedini mungkin dalam kehamilan karena
banyak keputusan intervensi yang berkaitan dengan waktu dan
pengelolaan kehamilan didasarkan pada usia kehamilan yang
ditentukan oleh TP tersebut. Pelvimetri klinis (pengukuran dimensi
dari tulang panggul melalui palpasi selama pemeriksaan panggul
internal) dapat dilakukan selama pemeriksaan awal panggul.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi setiap variasi dalam
struktur panggul yang mungkin menghambat atau menghalangi janin
melewati panggul tulang selama kelahiran vagina.
3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal
kehamilan untuk memberikan data tentang perubahan fisiologis dalam
kehamilan dan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi (Reeder,
Martin, Griffin, 2011). Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan
antara lain pemeriksaan golongan darah, ultrasonografi (USG),
pemeriksaan urin (apakah terdapat proteinuri atau glukosuria).

Ada beberapa hasil pengkajian yang perlu Anda perhatikan jika


menemukan hasil seperti berikut (Chapman & Durham, 2010):

Komponen Kritis atau Tanda Bahaya pada Kehamilan


Trimester I Trimester II Trimester III
 Kram perut atau  Nyeri perut atau  Nyeri perut atau
nyeri: kemungkinan panggul panggul (ISK,
terancam aborsi, menunjukkan pielonefritis,
infeksi saluran kemungkinan ISK, apendisitis)
kemih (ISK), usus pielonefritis  Penurunan atau
buntu (apendisitis) (gangguan ginjal), tidak ada
 Bercak atau apendisitis (usus pergerakan janin
perdarahan vagina: buntu)  Mual
kemungkinan  Tidak adanya berkepanjangan
terancam aborsi. Gerakan janin dan muntah
 Tidak adanya setelah ibu (dehidrasi,
denyut jantung merasakan Hiperemesis
janin (DJJ): Gerakan setiap hari Gravidarum)
kemungkinan menunjukkan  Demam menggigil
aborsi kemungkinan (infeksi)
 Dysuria (nyeri kematian janin  Dysuria, frekuensi,
berkemih)  Mual urgensi (ISK)
frekuensi berkemih berkepanjangan  Perdarahan vagina
meningkat, urgensi dan muntah (infeksi), leher
(tidak bisa menunjukkan rahim gembur
menahan kemih): kemungkinan akibat kehamilan
kemungkinan ISK hiperemesisi perubahan atau
 Demam menggigil: gravidarum, patologi, plasenta
infeksi beresiko untuk previa, abruptio
 Mual dehidrasi plasenta: terjadi
berkepanjangan  Dysuria, frekuensi, ketika plasenta
dan muntah: dan urgensi telah mulai terpisah
Hiperemesis mengindikasikan dari dinding Rahim
Gravidarum kemungkinan ISK sebelum bayi lahir
 Perdarahan vagina  Vagina bercak atau
mengindikasikan prdarahan
kemungkinan  Tanda/gejala
infeksi, serviks gangguan
tidak kuat karena hipertensi: sakit
perubahan kepala parah,
kehamilan, langkah-langkah
plasenta previa, perubahan visual,
solusio plasenta, edema wajah atau
peningkatan resiko umum
dehidrasi  Mual dan muntah
 Tidak adanya
pergerakan janin
 Tidak ada denyut
jantung janin (DJJ)

C. Diagnosa Keperawatan Kritis Kehamilan

Diagnose Keperawatan pada obstetri dan ginekologi tergantung pada masalah


yang dihadapi pasien. Beberapa diagnose keperawatan yang dapat terjadi
pada pasien dengan obstetri dan ginekologi adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perdarahan, nyeri akut.
2. Perubahan Perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan
3. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan abdomen meningkat, perdarahan.
4. Kecemasan/ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian,
perubahan kesehatan.

D. Intervensi Keperawatan

Intervensi dan Tindakan Keperawatan pada obstetrik dan ginekologi secara


umum meliputi:
1. Pemberian oksigen (nasal kanul, masker sederhana, masker
nonrebreathing/ reabreathing dan ventilator).
2. Memasang oksimetri
3. Melakukan suction melalui mulut/hidung
4. Memasang OPA (oropharyngeal airway)
5. Memasang infus dan resusitasi cairan

Anda mungkin juga menyukai