Anda di halaman 1dari 3

https://www.nutriclub.co.

id/artikel/kehamilan-
menyusui/trimester-1/kehamilan-resiko-tinggi
Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Risiko Tinggi
dan Rendah
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kehamilan berisiko rendah atau berisiko tinggi,
antara lain:

1. Tinggi badan Ibu kurang dari 140 cm


2. Hamil pada usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun
3. Berat badan kurang dari 45 kg atau kelebihan berat badan
4. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol berlebih
5. Semakin tinggi usia kehamilan, risiko kelainan genetik pada si Kecil akan meningkat, serta risiko
kesulitan saat melahirkan juga akan meningkat. 
6. Berkaitan dengan kehamilan di usia muda, kemungkinan seorang ibu untuk memperoleh bantuan
tenaga kesehatan lebih rendah dan berkaitan dengan belum matangnya sistem reproduksi, sehingga
kehamilan menjadi berisiko.
7. Tinggi badan yang kurang dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dan kemungkinan gangguan
saat persalinan.
8. Berat badan Ibu yang kurang akan berkaitan dengan bayi lahir rendah serta peningkatan risiko si
Kecil mengalami gagal nafas dan komplikasi.
9. Berat badan berlebih berkaitan dengan risiko menderita preeklampsia, diabetes selama masa
kehamilan, berat badan bayi berlebih sehingga memungkinkan kesulitan persalinan.  

Pada masa bulan-bulan pertama kehamilan banyak terjadinya bahaya terhadap


kandungan. Maka dari itu seorang ibu harus menjaga kehamilannya agar tidak
terjadi sesuatu pada kandungannya. Dan ibu hamil harus memakan makanan yang
bergizi yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan bayi dalam
kandungannya. Seorang ibu hamil harus rajin berolahraga khusus ibu hamil.
Bahaya-bahaya yang terjadi pada ibu hamil tidak hanya karena pola atau gaya
hidup yang tidak sehat tapi juga bisa disebabkan dari lingkungan. Hal-hal yang
menyebabkan terjadinya bahaya pada ibu hamil:

Obat-obatan Beresep dan Obat-obatan Bebas, seorang ibu yang mengkonsumsi


obat-obatan beresep dan bebas pada waktu hamil bisa menyebabkan bayi lahir
cacat. contohnya adalah ketika ibu hamil mengkonsumsi obat diet dan aspirin
dalam dosis yang tinggi.
Obat-obatan Psikoaktif, Ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obatan psikoaktif itu
biasanya untuk merubah suasana hati. Yang termasuk obat-obatan psikoaktif: 1.
kafein, akibat mengkonsumsi kafein dapat berisiko keguguran dan berat lahir
yang rendah. Jika mengkonsumsi kafein dalam jumlah 200 miligram lebih per
hari. 2. Alkohol, ibu hamil yang mengkonsumsi akohol dalam jumlah yang tinggi
dapat merusak kandungan yang menyebabkan bayi mengalami kecacatan anggota
tubuh dan jantung yang tidak sempurna. 3. Nikotin, ibu yang perokok berat dapat
mempengaruhi perkembangan janin, janin lahir prematur, berat lahir yang rendah,
kematian janin, masalah pernapasan. 4. Kokain, yang di akibatkan ibu hamil yang
mengkonsumsi kokain adalah penurunan berat badan kelahiran, perkembangan
motorik rusak dalam usia tahun kedua, pertumbuhan yang lambat dalam 10 tahun,
gangguan perkembangan bahasa dan pengolahan informasi. 5. Metamfetamina,
sama seperti kokain yang mengakibatkan kekurangan berat lahir, tinggi kematian
pada bayi, dan masalah perkembangan dan perilaku. 6. Mariyuana, penggunaan
mariyuana pada ibu hamil membuat terjadinya penurunan pada memori dan
proses pengolahan informasi pada bayi. 7. Heroin, mengakibatkan kesulitan
perilaku saat lahir.
Ketidaksesuaian golongan darah, menyebabkan resiko lain pada janin,seperti
anemia, penyakit kuning, keguguran atau meninggal, cacat jantung, dan kerusakan
otak.
Bahaya lingkungan, jika ibu hamil tinggal ditempat yang dekat dengan industri
akan menyebabkan radiasi, limbah beracun dan polutan kima yang tidak baik
untuk kesehatan janin.
Penyakit kehamilan, jika ibu hamil memiliki penyakit saat hamil akan
menyebabkan cacat sebelum lahir.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Bahaya Pada Masa
Perkembangan Prenatal", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/dita-wahyu/56c80a28329773dc067f446f/bahaya-
pada-masa-perkembangan-prenatal

Kreator: Dita Wahyu Anggraeni

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan
tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com


Tren tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih terjadi hingga saat ini.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terdapat 6.856 jumlah kematian ibu
tahun 2021, meningkat dari sebelumnya 4.197 kematian ibu tahun 2019. Deputi
Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KemenPPPA), Lenny Rosalin menyebut peran laki-laki sangat
penting untuk dapat mencegah bahkan menurunkan AKI.

Anda mungkin juga menyukai