Anda di halaman 1dari 11

MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

DISUSUN OLEH

KELOMPOK : I (SATU)
1. ADILA SYAHRANI
2. ANGGI PUTRININGSIH
3. FATURAHMAWATI
4. FIATUN
5. FIRDIANTI

AKBID HARAPAN BUNDA BIMA


TAHUN 2021/2022
A. Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Aktual Masa Nifas
Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan
menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau
diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan
dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang
menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu
menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa
diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali
masalah seseorang. Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual
pada masa nifas terbagi dalam beberapa pokok bahasan
diantaranya, nyeri, infeksi, masalah cemas, perawatan perineum,
perawatan payudara, masalah ASI eksklusif, masalah KB, gizi ibu
nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam nifas dan cara
menyusui
1. Masalah Nyeri
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun
pada persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut
menimbulkan tidak nyaman pada ibu, ibu diharapkan dapat
mengatasi gangguan ini dan member kenyamanan pada ibu.
Gangguan rasa nyaeri yang dialami ibu antara lain:
a. After pains / keram perut. Hal ini disebabkan kontraksi dalam
relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada
multipara. Anjurkan untuk mengosongkan kandung kemih, tidur
tengkurap dengan bantal dibawah perut bila analgestik.
b. Pembengkakan payudara.
c. Nyeri perineum.
d. Konstipasi.
e. Haemoroid.
f. Deuresis
Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh :
1) Kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus –
menerus.
2) Penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan intermitten
( sebentar – sebentar ). Berbeda pada wanita primipara, yang tonus uterusnya
masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermitten.
3) Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh
hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak memicu refleks let down
(pengeluaran asi) pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus.
Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan
baik, yang memerlukan kandung kemih kosong. Ibu harus diingatkan bahwa
pengisian kandung kemih yang sering seiring tubuhnya mulai membuang
kelebihan cairan setelah melahirkan akan menyebabkan kebutuhan berkemih
yang sering.
Potensial terjadi nyeri pada ibu nifas :
1. Mules-mules sesudah partus.
2. Berlangsung 2-3 hari post partum.
3. Lebih terasa saat menyusui.
4. Timbul bila terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta, gumpalan
darah dalam cavum uteri.
2. Infeksi
Infeksi nifas adalah infeksi-peradangan pada semua alat genetalia pada masa
nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu tubuh
melebihi 38oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama
dua hari.
Sumber terjadinya infeksi kala nifas adalah manipulasi penolong yang terlalu
sering melakukan pemeriksaan dalam dan penggunaan alat yang kurang
steril, infeksi nosokomial, hubungan seks menjelang persalinan atau sudah
terdapat infeksi intrapartum, persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih
dari 6 jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (fokal infeksi).
Data dasar subjektif : luka yang semakin nyeri dan badan panas dingin.
Data objektif bisa diamati dari :
1. Vital sign (adanya peningkatan suhu, frekuensi nadi, dan pernafasan).
2. Inspeksi : adanya tanda-tanda infeksi pada luka jahitan.
a. Dolor : Perubahan Rasa (Nyeri).
b. Kalor : Perubahan suhu (meningkat).
c. Rubor : Perubahan warna kulit (memerah).
d. Functio laesa : Gangguan fungsi tubuh.
e. Tumor : Perubahan bentuk.
Potensial yang terjadi secara umum pada infeksi ibu nifas :
1) Demam merupakan gejala klinis terpenting untuk mendiagnosis metritis, dan suhu tubuh penderita
umumnya berkisar melebihi 38oc – 39oc. Demam yang terjadi sering juga disertai menggigil, yang
harus diwaspadai sebagai tanda adanya bakteremia yang bisa terjadi pada 10-20% kasus. Demam
biasanya timbul pada hari ke-3 disertai nadi yang cepat.
2) Penderita biasanya mengeluh adanya nyeri abdomen yang pada pemeriksaan bimanual teraba agak
membesar, nyeri, dan lembek.
3) Lokhia yang berbau menyengat sering disertai dengan timbulnya metritis, tetapi bukan merupakan
tanda pasti. Pada infeksi oleh grup A β – hemolitik streptokokus sering disertai lokhia bening yang
tidak berbau.
Selain tanda-tanda klinik diatas ada juga infeksi lokal dan infeksi general.
Infeksi lokal:
a. Pembengkakan luka rpisiotomi.
b. Bernanah.
c. Perubahan warna lokal.
d. Pengeluaran lokhea bercampur nanah.
e. Mobilitas terbatas karena rasa nyeri.
f. Temperatur badan dapat meningkat
Infeksi general:
a. Tampak sakit dan lemah.
b. Temperatur meningkat diatas 39oc.
c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi menigkat.
d. Pernafasan dapat meningkat dan nafas terasa sesak
e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
f. Terjadi gangguan involusi uterus
g. Lokhea berbau, bernanah serta kotor
3. Masalah Cemas, Perawatan Perineum, Payudara, ASI Eksklusif
a. Masalah Cemas
Rasa cemas ini sering timbul pada ibu masa nifas karna perubahan fisik dan emosi masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi. Pada
periode ini tersebut” masa krisis”karena memerlukan banyak perubahan perilaku, nilai peran. Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu
dengan yang lain. Bidan harus bersikap empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi kecemasan.
Potensial terjadi masalah cemas pada ibu nifas :
1) Postpartum Blues
– Reaksi depresi.
– SedihDisforia
– Menangis
– Mudah tersinggun atau iritabilitas, Cemas, Labil perasaan, Cendrung menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan gangguan nafsu
makan.
– Gejala afektif yang ringan terjadi mulai 2 sampai 3 hari post partum dan mencapai puncaknya pada 5 sampai 7 hari post partum dan
mulai berkurang pada minggu ke 2 (ambulatory obstetri, 2001).
– Ditandai dengan gejala-gejala seperti reaksi depresi/sedih/ menangis mudah tersinggung, hilang nafsu makan, gangguan tidur
(irritabilitas) cepat lelah, cemas dan merasa kesepian . (Iskandar S.S, 2006).
2) Depresi postpartum
Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu:
– Berkurangnya energi.
– Penurunan efek.
– Hilang minat (anhedonia)
– Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik
antara lain :
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi.
2. Kelelahan dan perubahan mood.
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur.
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain.
5. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
3) Post Partum Psikosa
Gejala yang sering terjadi adalah:
– Delusi
– Halusinasi
– Gangguan saat tidur.
– Obsesi mengenai bayi.
b. Perawatan Perineum
Penentuan adanya masalah ini pada ibu nifas didasarkan pada belum mampunya ia
untuk melakukan perawatan perineumnya secara mandiri, Oleh karena itu, bidan
berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang perawatan perineum selama
masa nifas :
1) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca partum karena resiko infeksi,
usahakan luka selalu dalam keadaan kering dan hindari menyentuh luka dengan tangan.
2) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa hingga menjadi
lochea alba.
3) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah yang berlebihan serta
pembalut yang dipenuhi darah banyak.
4) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau defekasi dan setelah
mandi pancuran atau berendam.
5) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan menggunakan sarung
tangan atau bungkus es untuk mencegah edema.
6) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang diisi air hangat.
7) Ajari pentingnya membersihkan perineum dari arah depan kearah belakang untuk
mencegah kontaminasi.
8) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area hemorrhoid.
9) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara adekuat.
10) Identifikasi gejala ISK. Jelaskan pentingnya asupan cairan adekuat setiap hari.
c. Masalah Payudara
Data dasar subjektif pada masalah ini dapat berupa keluhan nyeri pada payudara, badan
terasa demam dan dingin, atau pasien tidak dapat menyusui karena putingnya masuk
kedalam, karena itu data dasar objektifnya dapat berupa putting susu tidak menonjol,
adanya mastitis/abses payudara ataupun payudara bengkak (bendungan ASI).
Saat suplai susu masuk ke dalam payudara, pembesaran payudara mulai terasa berat,
distensi, tegang dan nyeri tekan saat disentuh. Puting payudara menjadi lebih keras dan
menyulitkan bayi untuk menghisapnya. Bagi beberapa wanita nyeri tersebut dirasa
sangat menyakitkan ditambah bayi sulit menyusu atau jika ia tidak menggunakan
penyangga payudara dengan baik.
Tindakan menurunkan nyeri tergantung pada apakah wanita menyusui. Untuk wanita
yang tidak menyusui, tindakan ditujukan terhadap pemulihan ketidaknyamanan dan
penghentian laktasi misalnya dengan kompres hangat dan bebat payudara.
d. Masalah yang ada kaitannya dengan ASI eksklusif
Bayi bingung puting
Tanda dan gejala :
1. Bayi menghisap puting seperti menghisap dot.
2. Menghisap sebentar-sebantar.
3. Bayi menolak menyusu pada ibu
ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak umur 0 hari sampai 6 bulan
tanpa makanan tambahan apapun. Dalam pelaksanaannya, program ASI eksklusif juga
akan ditemui beberapa masalah.
Data dasar subjektif dapat berupa :
1) Keluhan pasien mengenai masalah payudara.
2) Pasien seorang wanita karier dengan jam kerja sampai sore.
3) Pasien mengatakan bahwa ia kurang minat untuk menyusui bayinya.
Data dasar objektif dapat berupa :
1) Adanya kelainan pada payudara.
2) Pasien kurang semangat ketika dibimbing cara menyusui yang benar.
3) Ekspresi wajah menunjukkan bahwa pasien kurang suka diberikan bimbingan cara
menyusui yang benar.
4. Masalah KB, Gizi, Tanda Bahaya, Senam, Menyusui.
a. Masalah KB
Data dasar subjektif dapat berupa :
1) Pasien mengatakan tidak ingin memakai alat kontrasepsi, tapi juga ingin menunda
kehamilan berikutnya.
2) Pasien mengatakan tidak tahu sama sekali tentang alat kontrasepsi.
3) Pasien mengatakan pernah memakai beberapa alat kontrasepsi, tapi rata-rata tidak
cocok.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai