Anda di halaman 1dari 22

Nita Ristia, S.Si.

Selasa, 2 November 2010


DETEKSI DINI NIFAS
Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan
penilaian awal pasca salin. Proses penatalaksanaan
kebidanan selalu dipakai untuk:
1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarga
mengenai cara pencegahan perdarahan, mengenali
tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin ibu dan
bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
II.  INTERPRETASI DATA
Identifikasi diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
III.  ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnosa dan masalah yang
sudah diidentifikasi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsulkan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
V.  MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
• Menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional, meliputi :
• Terapi dan asuhan
• Pendidikan kesehatan
• Konseling
• Kolaborasi ( bila diperlukan )
• Rujukan ( bila diperlukan )
• Tindak lanjut
VI. PELAKSANAAN
Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah V
VII. EVALUASI
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
1. 2-6 Jam  Pertama
Sebelum ibu dipulangkan, bidan harus mengumpulkan
data untuk memastikan keadaan ibu sudah stabil.
Komponen pemeriksaan fisik dan penilaian:
1. Keadaan umum : bagaimana perasaan ibu
2. Tanda-tanda vital
3. Fundus uteri
4. Lokia
5. Kandung kemih
2. 6-8 Jam setelah persalinan
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu /keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama, atau sampai ibu dan bayi
stabil.
3. 6 hari setelah persalinan
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal:
-  uterus berkontraksi
-  fundus dibawah umbilicus
-  tidak ada perdarahan abnormal
-  tidak ada bau
1. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
2. Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan istirahat
3. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
4. Memberikan konseling pada ibu mengenai:
-  asuhan pada bayi
-  perawatan tali pusat
-  menjaga bayi tetap hangat
-  perawatan bayi sehari-hari
 
4. 2 minggu setelah persalinan
 Penatalaksanaanya sama dengan saat kunjungan 6
hari setelah persalinan
5. 6 minggu setelah persalinan
 Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu dan
bayi alami
 Memberikan konseling KB secara dini
 Hubungan seksual.
1. Hemoragi Postpartum
2. Rasa sakit waktu berkemih
3. Eklamsia Postpartum
1. Nekrosis pars anterior hipofisis postpartum
(syok setelah perdarahan)
tanda gejala : agalaktika, amenorea, gejala2
insufisiensi pada alt2 lain yg fxnya dipengaruhi
oleh hormon2 pars anterior hipofisis (glandula
tireodea, glandula suprarenalis)
2. Peritonitis
Tanda gejala: nyeri perut bag bwh, menggigil,
peningkatan nadi, peningkatan suhu, nyeri
saat BAK, Distensi abdomen dan nyeri
abdomen, pucat
3. Endometritis, tanda gejala : peningkatan
denyut nadi, peningkatan suhu, menggigil,
perpanjangan rasa nyeri setelah
melahirkan, sub involusi uterus, distensi
uterus, distensi abdominal, peningkatan
jumlah lochea, uterus sedikit membesar,
lembek dan nyeri saat diraba. Dx
Endometritis terkadang membingungkan,
karena terdapat kesamaan dengan infeksi
kandung kemih.
4. Bendungan Payudara, Tanda gejala :
nyeri pada payudara, payudara bengkak
dan tegang,
1. Mastitis (infeksi payudara coz bakteri
Staphylococcus Aureus) yg msk dlm putting
susu ibu,
Sumber bakteri: hidung, tenggorokan bayi,
tangan ibu, biasany terjadi pd minggu pertama
PP
Tanda gejala: peningkatan suhu dan nadi,
nyeri pd daerah payudara, kemerahan dan
nyeri raba pd payudara, gejala seperti flu
(nyeri otot, batuk, sakit kepala),
2. Thrombhoplebitis
 Pelvio thromboplebitis (mengenai vena2 dinding uterus
dan ligamentum latum), tanda gejala : nyeri perut bag
bwh/smping,
Penderita nampak sakit berat dgn gambrn sbb:
 menggigil berulang kali dgn interval hanya beberapa jam
kdg2 3 hari
 suhu tubuh naik turun secara tajam
 cenderung terbentuk pus, yg menjalar keman2, terutama
paru2
 penyakit dpt b’langsung selama 1-3 jam
 Gambrn darah : terdpt leukositosis
 Komplikasi : pd paru (infark, abses, pnemonia), pd ginjal
(nyeri mendadak diikuti protein uria dan hematuria),
 Thromboplebitis femoral (mengenai vena2 pd tungkai,
mis vena femoralis), sering terjadi pd hr ke 6-20 yg
ditandai dgn peningkatan suhu dan nyeri tungkai,
tanda gejala :
 Suhu tubuh meningkat
 Pada kaki sedikit fleksi, rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dgn kaki lainnya
 Seluruh bagian dari salah satu vena pd kaki terasa
tegang dan keras pd paha bag atas,
 Nyeri hebat pd lipatan paha dan daerah paha
 Kaki bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin,
 Oedema
 Nyeri pada betis yg terjadi secara spontan atau dengan
memijat betis
1. Sub involusi uterus
Merupakan terganggunya proses kembalinya uterus
ke kondisi sblm hamil, penyebab : sisa plasenta,
endometritis, mioma uteri.
Tanda gejala : kadng2 tjd prdarahan, bimanual ->
uterus lebih besar dan lembek dr pd seharusnya
karena lamanya masa nifas.
2. Perdarahan Postpartum Sekunder (24 jam-6
minggu PP), penyebab : sub involusi uterus,
kelainan kongenital uterus, involusi uterus, mioma
uteri,
Tanda Bahaya Kala IV
tanda bahaya :
• Demam. - infeksi,
• Perdarahan aktif.  retensio plac, atonia uteri
• Bekuan darah banyak.
• Bau busuk dari vagina  infeksi
• Pusing.  eklamsi
• Lemas luar biasa  HPP, anemia,
• Kesulitan dalam menyusui  gangg. Psikologis
• Deteksi dini komplikasi masa nifas
• Anemia
1. Risiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang
banyak, apalagi bila sudah sejak masa kehamilan
kekurangan darah terjadi. Di masa nifas, anemia bisa
menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena
darah tak cukup memberikan oksigen ke rahim.

• Eklampsia dan preeklampsia


Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus
mewaspadai munculnya gejala preeklampsia. Jika
keadaannya bertambah berat bisa terjadi eklampsia,
dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat
tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa
pecah, terjadi oedema pada paru-paru yang memicu
batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan
kematian.
• Perdarahan postpartum
1. Perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu
melahirkan. Terutama di dua jam pertama yang
kemungkinannya sangat tinggi
2. terjadi perdarahan, maka tinggi rahim akan
bertambah naik

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri Lahir 2 Jari b/ pusat 750 gram
1 minggu ½ pusat sympisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba 350 gram
6 minggu Tambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
• Depresi masa nifas
1. Terjadi terutama di minggu-minggu pertama
setelah melahirkan, di mana kadar hormon masih
tinggi.
2. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin
menangis tanpa sebab yang jelas.
3. Tingkatannya bermacam-macam, mulai dari
neurosis atau gelisah saja yang disertai kelainan
tingkah laku, sampai psikosis seperti penderita sakit
jiwa dan kadang-kadang sampai tak sadar, seperti
meracau, mengamuk, dan skizofrenia. Situasi
depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi
dengan situasi nyatanya.
• Infeksi masa nifas
1.Pada saat nifas, adanya darah yang keluar merupakan
proses pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan,
darah, lekosit, dan lainnya.
2.Gejala infeksi nifas tergantung pada bagian tubuh
yang diserang. Pada minggu-minggu pertama, gejala
yang terjadi akibat perluasan infeksi biasanya belum
terlihat. Setelah infeksi berkembang lebih lanjut,
barulah gejala berikut mulai terlihat.
3.Bila infeksi terjadi pada daerah antara lubang vagina
dan anus, bagian luar alat kelamin, vagina atau mulut
rahim , biasanya timbul gejala, yakni:
- Rasa nyeri dan panas pada tempat yang terinfeksi.
- Kadang-kadang, rasa perih muncul ketika buang air
kecil.
- Sering juga disertai demam.
4. Bila terjadi infeksi pada selaput lendir rahim ,
gejalanya bisa dikenali dari cairan yang keluar
setelah melahirkan. Cairan ini seringkali tertahan
oleh darah, sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban.
Padahal, ini mengakibatkan gejala berikut:
- Suhu tubuh meningkat.
- Rahim membesar disertai rasa nyeri.
5. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh darah
balik ke berbagai organ tubuh , seperti paru-paru,
ginjal, otak, atau jantung, akan mengakibatkan
terjadinya abses-abses di tempat tersebut.
6. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh getah
bening dalam rahim , dapat langsung menuju
selaput perut atau kadang melalui permukaan
selaput lendir rahim menuju saluran telur serta
indung telur. Nah, gejala yang akan muncul berupa:
- Rasa sakit.
- Denyut nadi meningkat
- Suhu tubuh meningkat disertai menggigil.
7. Jika infeksi terjadi, ibu mengalami gejala demam
tinggi dan nifasnya berbau busuk. Selain itu rahim
bisa menjadi lembek dan tak berkontraksi sehingga
bisa terjadi perdarahan. Meski infeksi ini jarang
berakibat fatal, tapi bila terjadi komplikasi bisa

Anda mungkin juga menyukai