Anda di halaman 1dari 19

Masalah Pada Masa Nifas

Kelompok 2 :
Aulan Mukhtarina Indah Yulianti
Wilda Khaerita P Wijiati
Riska Astari F Rokhyati
Masalah Pada Masa Nifas

Penyulit pada masa postpartum adalah keadaan yang merupakan penyimpangan atau
permasalahan- permasalahan yang ditemukan pada masa nifas dan menyusui berupa
penyakit atau keadaan abnormalitas yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
adanya kehamilan.
1 MASTITIS
Definisi
Mastitis merupakan peradangan payudara yang terjadi pada laktasi. Manisfestasi klinik mastitis
antara lain kemerahan, pembengkakan payudara, demam atau infeksi sistemik.

Etiologi
Mastitis dapat terjadi sebagai akibat dari faktor ibu maupun faktor bayi. Penyebab mastitis pada ibu
meliputi praktik menyusui yang buruk seperti kesalahan dalam posisi menyusu karena kurangnya
pengetahuan atau pendidikan tentang menyusui, saluran yang tersumbat, puting pecah atau sistem
kekebalan tubuh ibu yang terganggu.
Faktor penyebab mastitis:
1. Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting payudara saat
menyusui.
2. Infeksi bakteri staphylococcus auereus yang masuk melalui celah atau retakan putting payudara.
3. Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis.
4. Puting pada payudara retak/lecet. Hal ini dapat terjadi akibat posisi menyusui yang tidak benar.
Akibatnya puting robek dan retak. Bakteri menjadi lebih mudah untuk memasuki payudara.
Bakteri akan berkembang biak di dalam payudara dan hal inilah yang menyebabkan infeksi.
5. Payudara tersentuh oleh kulit yang memang mengandung bakteri atau dari mulut bayi . Bakteri
tersebut dapat masuk ke dalam payudara melalui lubang saluran susu.
Diagnosis
1. Demam dengan suhu lebih dari 38,5oC
2. Menggigil
3. Nyeri atau ngilu seluruh tubuh
4. Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
5. Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI
terasa asin
6. Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
7. Berdasarkan jumlah lekosit (sel darah putih), Thomsen dkk. membagi peradangan
payudara dalam 3 kondisi klinis
8. Daerah merah, bengkak, dan nyeri pada payudara yang terkena
9. Kulit mungkin tampak mengkilap dan kencang dengan garis-garis merah Umum
10. Gejala mirip flu: lesu, sakit kepala, mialgia, mual, dan kecemasan 11. Demam (suhu>
38оC) (Jane A Scott, 2008)
Pencegahan
Pencegahan terhadap kejadian mastitis dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor risiko di atas.
Bila payudara penuh dan bengkak (engorgement), bayi biasanya menjadi sulit melekat dengan baik,
karena permukaan payudara menjadi sangat tegang. Ibu dibantu untuk mengeluarkan sebagian ASI
setiap 3 – 4 jam dengan cara memerah dengan tangan atau pompa ASI yang direkomendasikan.

Pada kasus puting lecet, bayi yang tidak tenang saat menetek, dan ibu-ibu yang merasa ASInya kurang,
perlu dibantu untuk mengatasi masalahnya.

Kelelahan sering menjadi pencetus terjadinya mastitis. Seorang tenaga kesehatan harus selalu
menganjurkan ibu menyusui cukup beristirahat dan juga mengingatkan anggota keluarga lainnya
bahwa seorang ibu menyusui membutuhkan lebih banyak bantuan.

Ibu harus senantiasa memperhatikan kebersihan tangannya karena Staphylococcus aureus adalah
kuman komensal yang paling banyak terdapat di rumah sakit maupun masyarakat.
2 Perinatal dengan Gangguan
Mood dan Kecemasan
Perinatal dengan Gangguan Mood dan Kecemasan

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), perinatal adalah periode yang dimulai dari pembuahan
hingga setahun pascapersalinan. Penyebab munculnya depresi di masa perinatal memang belum
diketahui secara pasti, namun perubahan hormon secara drastis di tubuh perempuan saat hamil dan
melahirkan dapat menyebabkan perasaan yang lebih sensitif dan kondisi emosional tidak stabil. Jika
tidak terdeteksi sejak awal, akan terjadi keterlambatan penanganan dan proses penyembuhan

Gangguan kesehatan mental perinatal dapat menyerang perempuan hamil dan ibu yang baru
melahirkan dari segala usia, etnis, dan latar belakang sosial ekonomi. Meski WHO mendefinisikan
perinatal sebagai periode yang dimulai dari pembuahan hingga setahun pascapersalinan, perinatal
mental health disorder bahkan bisa dialami perempuan sebelum kehamilan.
Perinatal mental health disorder mencakup antara lain baby blues, gangguan kecemasan, depresi
pascapersalinan, dan psikotik pascapersalinan. "Baby blues, ketika tidak ditangani dengan baik
akan berkembang menjadi postpartum depression. Biasanya, fasenya adalah dua minggu setelah
melahirkan. Depresi pascapersalinan ini tingkatannya lebih tinggi, keluhannya lebih berat,
gangguan fungsinya juga lebih berat.

Gangguan kesehatan mental perinatal akan lebih buruk, jika pada saat depresi juga muncul gejala
psikotik. Salah satunya, ibu mendengar suara-suara atau pikiran negatif saat depresinya memburuk.
Suara-suara di telinganya mengatakan hal yang dia takutkan, sehingga membuat dia semakin
irasional dan bisa melakukan segala sesuatu yang tidak mungkin. Hal terburuk dari depresi adalah
menyakiti diri sendiri, menyakiti anak, atau bahkan bunuh diri,
Gangguan kesehatan mental perinatal akan lebih buruk, jika
pada saat depresi juga muncul gejala psikotik. Salah satunya,
ibu mendengar suara-suara atau pikiran negatif saat
depresinya memburuk.

Di samping itu, stigma yang muncul dari diri sendiri dan


sosial terhadap pengobatan psikiatri kadang kala membuat
pasien tidak patuh berobat dan malu meminta pertolongan.
Langkah penanganan jika muncul tanda-tanda gangguan
kecemasan atau psikis pada masa kehamilan atau masa nifas
yaitu segera memeriksakan diri ke profesional yaitu
psikiater, dukungan dari keluarga terdekat (support system)
sangat penting terutama oleh suami/pasangan di masa-masa
kehamilan.
3 Postpartum dengan
Endometritis
Definisi

Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). infeksi ini dapat terjadi
sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim
(Anonym, 2008).

Endometritis adalah infeksi yang berhubungan dengan kelahiran anak, jarang terjadi pada wanita
yang mendapatkan perawatan medis yang baik dan telah mengalami persalinan melalui vagina yang
tidak berkomplikasi.

Infeksi pasca lahir yang paling sering terjadi adalah endometritis yaitu infeksi pada endometrium
atau pelapis rahim yang menjadi peka setelah lepasnya plasenta, lebih sering terjadi pada proses
kelahiran caesar, setelah proses persalinan yang terlalu lama atau pecahnya membran yang terlalu
dini. Juga sering terjadi bila ada plasenta yang tertinggal di dalam rahim, mungkin pula terjadi
infeksi dari luka pada leher rahim, vagina atau vulva.
Tanda dan Gejala

Tanda dan gejalanya akan berbeda bergantung dari asal infeksi, yaitu sedikit demam, nyeri yang
samar-samar pada perut bagian bawah dan kadangkadang keluar nanah dari vagina dengan berbau
khas yang tidak enak, menunjukkan adanya infeksi pada endometrium. Infeksi karena luka
biasanya terdapat nyeri tekan pada daerah luka, kadang berbau busuk, pengeluaran kental, nyeri
pada perut, susah buang air kecil. Kadang-kadang tidak terdapat tanda yang jelas kecuali
peningkatan suhu tubuh. Maka dari itu setiap perubahan suhu tubuh paska persalinan harus segera
dilakukan pemeriksaan (Anonym, 2008).

Demam setelah persalinan biasanya merupakan tanda pertama endometritis. Demam setelah
persalinan dinamakan puerperal fever yang dapat dibagi menjadi cepat (bila terjadi dalam waktu
24-48 jam post partum) dan lambat (bila terjadi dalam waktu > 48 jam post partum).
4 Perdarahan
Postpartum
Perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. Perdarahan postpartum primer (Early Postpartum Hemorrhage) adalah perdarahan lebih dari 500-
600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir, atau perdarahan dengan volume seberapapun tetapi
terjadi perubahan keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital sudah menunjukkan analisa adanya
perdarahan. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan
jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2. Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum Hemorrhage) adalah perdarahan dengan
konsep pengertian yang sama seperti perdarahan postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam
postpartum hingga masa nifas selesai. Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi setelah 24
jam, biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 postpartum. Penyebab utama adalah robekan
jalan lahir dan sisa placenta (Prawirohardjo, 2002). Menurut Manuaba (2005), perdarahan
postpartum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya di negara berkembang.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perdarahan postpartum antara lain
sebagai berikut :
1. Perdarahan postpartum dan usia ibu.
2. Perdarahan postpartum dan gravida.
3. Perdarahan postpartum dan gravida.
4. Perdarahan postpartum dan antenatal care.
5. Perdarahan postpartum dan kadar hemoglobin.
Penyebab Perdarahan Postpartum adalah 4T :
1.Tonus atau tone dimished uterus atau atonia uteri
Tonus atau tone dimished uterus atau atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak
berkontraksi atau berkontraksi lemah yang dapat disebabkan oleh overdistensi uterus atau hipotonia
uterus.
2.Tissue
Jaringan, sisa jaringan plasenta yang masih menempel pada uterus dapat menyebabkan sumber
perdarahan dari jalan lahir.
3.Trauma
Trauma adalah kerusakan pada jalan lahir yang dapat terjadi secara spontan atau akibat tindakan
yang perlu dilakukan pada saat pertolongan persalinan. Trauma dapat terjadi setelah persalinan lama
atau pada his yang terlalu kuat setelah dilakukan induksi atau stimulasi dengan oksitosin atau
prostaglandin
4.Trombosis
Trombosis adalah gangguan sistem koagulasi dan trombositopenia mungkin berhubungan dengan
penyakit yang sudah ada sebelumnya, seperti purpura trombocytopenic idiopatik,
hipofibrinogenemia familial atau diperoleh pada saat kehamilan seperti pada sindrom HELLP
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai