Anda di halaman 1dari 46

Program Studi S1- Kebidanan

Universitas Muhhamadiyah Kudus

Adaptasi
Fisiologis
Masa Nifas
DOSEN PENGAMPU : Dwi Astuti,
M.Keb
Kelompok
Putri Aulia, Hanita Ayu, Munifah,1Khanipah, Tirami Arum
dan Fifi Nur Laeli
Chapter 1

Adaptasi Fisiologi
Masa Nifas
Adaptasi Masa Nifas

A. PENGERTIAN
 
Masa nifas disebut juga masa postpartum adalah masa atau
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dalam
rahim, sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ- organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2008, p.1)
B. TAHAPAN MASA NIFAS

Adapun tahapan masa nifas adalah :


1) Puerperium dini : Masa pemulihan, yakni saat-saat
ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
2) Puerperium intermedial : Masa pemulihan menyeluruh dari
organ - organ genital, kira-kira antara 6-8
minggu.
3) Remote puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama apabila ibu
selama hamil atau bersalin mempunyai
komplikasi
A. PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MASA NIFAS
Perubahan perubahan masa nifas antara lain :

1. SISTEM REPRODUKSI

1) Uterus

Involusi Tinggi fundus uterus Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram


Uri Lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 Minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar normal 30 gram
2) Lokhea
lokhea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas.
a) Lokhea Rubra
b) Lokhea sanguinolenta
c) Lokhea serosa
d) Lokhea alba
e) Lokhea purulenta

3) Servik
Serviks mengalami involusi bersama sama dengan uterus. Warna serviks sendiri
merah kehitam hitaman, karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya lunak, kadang
kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil.
4) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami
penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses persalinan
5) Payudara
dan akan kembali secara bertahap
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses
dalam 6 sampai 8 minggu postpartum.
laktasi terjadi secara alami. Proses menyusui
Penurunan hormon estrogen pada masa
mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu
postpartum berperan dalam penipisan
produksi susu dan sekresi susu (let down). Selama
mukosa vagina (Ambarwati, 2009,
sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara
p.80).
tumbuh menyiapkan fungsinya untuk menyediakan
makanan bagi bayi baru lahir
2. SISTEM PENCERNAAN
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi progesteron. Sehingga hal ini
dapat menyebabkan heartburn dan konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan
terjadi hal ini karena kurangnya keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek hambatan
defekasi dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena adanya luka episiotomi (Bahiyatun,
2016).
 

3. SISTEM PERKEMIHAN

Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Dieresis terjadi karena saluran urinaria
mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali normal setelah 4 minggu postpartum.
. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini
dapat berkurang setelah 24 jam postpartum (Bahiyatun, 2016).
4. SISTEM KARDIOVASKULERR

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala


tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa
hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3
postpartum (Bahiyatun, 2016).

5. SISTEM PERKEMIHAN

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-


pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus
akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah
plasenta dilahirkan.
6. PERUBAHAN TTV
1. Suhu
Suhu tubuh normal adalah 36,5 – 37,5°C. Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Pasca persalinan
suhu tubuh naik kurang lebih 0,5°C dari keadaan normal.
2. Nadi

Denyut nadi normal orang dewasa adalah sekitar 60 – 80 kali permenit. Setelah melahirkan, denyut
nadi bisa berubah menjadi brakikardi maupun takikardi.
3. Pernafasan
Pernafasan normal orang dewasa adalah antara 16 – 24 kali permenit. Pada ibu postpartum
umumnya pernafasan menjadi lambat atau normal.
4. Tekanan Darah
Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90 –120 mmHg dan diastolik antara 60 – 80
mmHg. Pada kasus normal, setelah melahirkan biasanya tekanan darah tidak berubah.
Chapter 2

Manajemen Nifas
Normal Pada Ibu
Dan Bayi
Our Story
Do you know what helps you make your point clear?
Lists like this one:

● They’re simple
● You can organize your ideas clearly and easily
● You’ll never forget to buy milk!

And the most important thing: the audience won’t miss


the point of your presentation
MANAJEMEN NIFAS NORMAL PADA IBU DAN BAYI

Proses manajemen yang terdiri dari 7 langkah yang berurutan tersebut disebut

manajemen kebidanan menurut Varney ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
A. Pengkajian pada Masa Nifas
 
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data dari keadaan ibu, melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Data-data tersebut diklarifikasikan sebagai data
subyektif dan obyektif serta data penunjang.
a. Data Subyektif 1) Biodata
2) Keluhan Utama 8) Riwayat KB
3) Riwayat Kesehatan Sekarang 9) Pola Kebiasaan
4) Riwayat kesehatan yang lalu Sehari-hari selama
5) Riwayat kesehatan keluarga Hamil dan saat Nifas.
6) Riwayat Haid 10) Data psikososial
7) Riwayat Kehamilan,
Persalinan, Nifas
b. Data Obyektif

a. Ibu

1. Pemeriksaan Umum b. Bayi


(Ku, Kesadarn, TTV)
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik ( head (Ku, Kesadarn, TTV,
to Toe) baik Secara Inspeksi, Antropometri)
Palpasi, Auskultasi, Perkusi
2. Pemeriksaan Fisik ( head to
3. Pemeriksaan penunjang Toe) baik Secara Inspeksi,
(darah Lengkap, HBSag, Palpasi, Auskultasi, Perkusi
B20, Antigen , USG dll
3. Pemeriksaan penunjang
(Jika Diperlukan)
B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual

Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosis interpretasi yang
benar atas data – data yang telah dikumpulkan. Diagnosis, masalah, serta kebutuhan ibu
nifas tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu (Dewi dan Sunarsih, 2012).

C. Identifikasi Masalah Potensial


Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi.
Pada langkah ini diidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnose hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila
memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar
terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini (Ambarwati &
Wulandari, 2010).
Pada ibu seperti : Endometriosis, Infeksi Perineum, Peritonitis, Mastitis dll
Sedangkan pada bayi : Hipotermi, Infeksi, Hipoglikemia, Asfiksia dll
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
Langkah ini memerlukan kesinambugan dari manajemen kebidann.
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien (Ambarwati & Wulandari,2010).
E. Intervensi
Perencanaan tindakan kebidanan merupakan langkah lanjutan setelah diagnose kebidanan ditegakkan dan
merupakan bentuk pedoman dalam pemberian asuhan kebidanan. Dalam menyusun rencana perlu disesuaikan
dengan prioritas masalah klien secara menyeluruh. Sedangkan perumusan meliputi 3 bagian yaitu : tujuan,
intervensi, rasional tindakan, sehingga tindakan kebidanan yang dilakukan bidan dapat dipertanggungjawabkan
berdasarkan metode ilmiah.
Tidak ada komplikasi selama masa nifas
 
Contoh Intervensi :
a) Lakukan pendekatan pada klien secara terapeutik
Rasional : Hubungan yang baik antara klien dengan petugas dapat menciptakan rasa
kepercayaan klien terhadap petugas sehingga mudah diajak kerjasama dalam perawatan
klien.
b) Anjurkan klien untuk early ambulation
Rasional : Early ambulation dapat mudah mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli.
F. Implementasi
Langkah pelaksanaan dalam asuhan kebidanan dilaksanakan
oleh bidan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan pada langkah ini
bidan dibantu melakukan tindakan kebidanan secara mandiri tapi
dalam pelaksana penyelesaian kasus klien. Sewaktu-waktu bidan juga
harus melaksanakan kegiatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya.
G. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen
dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan
kembali asuhan yang belum terlaksanakan (Wildan dan
Hidayat, 2008).
Chapter 3

Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi

A. PENGERTIAN
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi
mamalia termasuk manusia (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005).
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu Ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan
terhadap dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu Ibu dalam
persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai
anak berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana, H, 2009).
B. ANATOMI PAYUDARA
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada,
dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang payudara, berat sekitar 200 gram, umumnya yang kiri lebih besar dari
yang kanan. Pada waktu hamil membesar mencapai 600 gram, pada waktu
menyusui bisa mencapai 800 gram.

Tiga bagian utama payudara :


a. Corpus

b. Areolla

c. Papilla (putting)
C. FISIOLOGI LAKTASI

Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Hormon yang
berfungsi untuk produksi ASI adalah hormon prolaktin, disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin dan
sebagainya.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya belum keluar karena
masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen
dan progestero menurun drastis sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI

Dua reflek pada Ibu yang sangat penting Refleks yang terjadi pada bayi diantaranya :
dalam proses laktasi yaitu
1. Reflek prolaktin 1. Rooting Refleks
2. Reflek aliran (let down reflex) / reflek 2. Sucking Refleks / refleks menghisap
oksitosin 3. Refleks Menelan
D. Manfaat ASI
Manfaat ASI bagi Bayi Manfaat ASI bagi Ibu
1. Sebagai makanan terbaik yang mudah 1. Memperkuat ikatan batin dan kasih
dicerna dan sesuai dengan pencernaan sayang antara ibu dan bayi
bayi 2. Mempercepat berhentinya pendarahan
2. Memberikan kekebalan tubuh alami setelah melahirkan
bagi bayi dan mencegah infeksi 3. Mempercepat pengembalian bentuk
3. Mencegah terjadinya alergi pada bayi dan ukuran rahim
4. Menunjang perkembangan rahang, 4. Menjarangkan kehamilan atau sebagai
gigi dan gusi bayi dikemudian hari alat KB alami
5. Pertumbuhan dan perkembangan lebih 5. Mengurangi kemungkinan terjadinya
optimal dan mencerdaskan otak bayi kanker payudara
6. Menghemat pengeluaran uang karena
ASI GRATIS
E. Tehnik Menyusui

Seorang Ibu dengan bayi pertama mungkin akan mengalami masalah ketika
menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara menyusui yang
sebenarnya sangat sederhana. Cara meletakan bayi pada payudara ketika
menyusui berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui.
Tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam bidang laktasi seharusnya
mengetahui bahwa menyusui adalah suatu proses alamiah. Namun, untuk
mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik
menyusui yang benar.
F. Posisi Menyusui
Posisi menyusui yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, berbaring

Posisi menyusui bayi kembar


G. Langkah –langkah Menyusui Yang Benar
a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
disekitarnya, cara ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.
b. Bayi diletakan menghadap perut Ibu atau payudara
c. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawahnya. Jangan menekan
puting susu atau areolanya saja.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara :
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
dengan puting serta areola dimasukan ke mulut bayi
f. Melepas isapan bayi
g. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan
h. Setelah menyusui, keluarkan sedikit ASI kemudian oleskan pada puting susu
dan areola, biarkan kering sendiri.
i. Menyendawakan bayi
H. Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya bayi di susui tanpa jadwal (on demand) karena bayi akan
menentukan kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis
bukan sebab lain atau ibu sudah merasa perlu menyusyui bayinya,bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam
Untuk menjaga keseimbangan besarnya payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Mengajurkan pada ibu agar berusaha
menyusui sampai payudara terasa kosong agar produksi ASI menjadi lebih
baik. Setiap menyusu dimulai
I. Pengeluaran ASI
Bila ASI berlebihan sampai keluar memancar, sebaiknya dikeluarkan
atau diperah terlebih dahulu sebelum menyusui. Hal ini untuk
menghindari bayi tersedak atau bayi enggan menyusu. Tindakan
pengeluaran atau memerah ASI juga dilakukan pada ibu bekerja yang
menyimpan ASI untuk bayinya dirumah

J. Penyimpanan ASI
a. Di udara terbuka : 6-8 jam
b. Di lemari es (4°C) : 24 jam
c. Di freezer/beku (-18°C) : 6 bulan
Chapter 4

Aspek Psikososial
& Kultural Masa Nifas
ASPEK PSIKOSOSIAL DAN KULTURAL MASA NIFAS
•  Aspek psikososial bisa didefinisikan sebagai aspek yang ada hubungannya
dengan kejiwaan kita (Psikologi) dan sosial. Kejiwaan tentu saja berasal dari
dalam diri kita, sedangkan aspek sosial berasal dari luar (eksternal) missal
keluarga atau lingkunga
• aspek kultural  yaitu aspek-aspek yang berkaitan dengan unsur kebudayaan

ASPEK PSIKOSOSIAL

Menurut Suherni, 2008 (p.85-90), proses adaptasi psikologi pada seorang ibu
sudah dimulai sejak hamil. Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis
yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering
menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang
merupakan manifestasi dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda-beda
antara satu ibu dengan ibu yang lain.
Dalam Adaptasi Psikologi masa nifasibu akan mengalami fase-fase sebagai
berikut :
1) Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan
2) Fase taking hold
Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari setelah
melahirkan.
3) Fase letting go
Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan
peran barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan.
Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengangantungan bayinya
ASPEK KULTURAL

Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan ibu dalam masa
kehamilan sampai nifas
nifas memiliki ciri khas budaya yang berbeda-beda dan menjadi gambaran penting bagi bidan yang
bertugas di wilayah seluruh indonesia.

Pengaruh budaya-budaya tersebut ada yang menguntungkan dan ada pula yang
merugikan
Pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan
berkaitan dengan cara pendekatan untuk merubah prilaku dan keyakinan
masyarakat yang tidak sehat, menjadi masyarakat yang berprilaku sehat
ASPEK KULTURAL

Bentuk Budaya Masa Nifas di Indonesia


a) Kaki harus lurus
b) Tidak boleh keramas Hindari makan lembek
a) Pijat Perut/ Sengkak
b) Pilis dan tapel
c) Tidak boleh Tidur Siang
d) Tidak boleh Keluar Rumah Selama 40 hari
e) Budaya Panggang Api pasca-persalinan oleh masyarakat Desa Teriti Provinsi Jambi
f) Menggunakan Stagen Tradisi Masyarakat Kalimantan setelah melahirkan
g) Upaya Bidan dalam Pengaruh Budaya
Chapter 5

Nutrisi Dan
Biochemistry Masa Nifas
Dan Biochemistry Asi
A. NUTRISI MASA NIFAS
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama
kebutuhan protein dan karbohidrat gizi. Pada ibu menyusui sangat erat kaitannya
dengan produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi akan
meningkat, intergritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makanan yang
memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat. ibu menyusui tidaklah terlalu ketat
dalam mengatur nutrisinya yang terpenting adalah makanan yang menjamin
pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi nya (Vivian Nany Lia Dewi dkk, 2011, hal:71)
Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin,
pedas atau berlemak tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna.
Disamping itu harus mengandung :
1. Sumber tenaga atau energi

2. Sumber pembangun

3. Sumber pengatur dan pelindung (Mineral, Vitamin dan Air)


a. Zat kapur
b. Fosfor
c. Zat besi
d. Yodium
e. Kalsium
selain itu juga, ibu membutuhkan :
Kalori , Protein , Kalsium dan vitamin D , Magnesium, Sayuran hijau dan
buah, Karbohidrat kompleks, Lemak , Garam , Zinc, DHA, Vitamin A ,
Folic Acid , Vitamin C, Vitamin D , Vitamin K
Zat Makanan Wanita dewasa Wanita Hamil 20 Wanita Menyusui
Tidak hamil minggu terakhir
(BB 47 kg)
Kalori 2000 kal 3000 kal 800 kal
Protein 47 gram 30 gram 40 gram
Calcium 0,6 gram 0,6 gram 0,6 gram
Ferrum 12 mg 5 mg 5 mg
Vitamin A 4000 iu 1000 iu 2000 iu
Thamin 0,7 mg 0,2 mg 0,5 mg
Riblovavin 1,1 mg 0,2 mg 0,5 mg
Niacin 12,2 mg 2 mg 5 mg
Vitamin C 60 mg 30 mg 30 mg
Predicted Reach

50,000
New followers

18,000,000
Mention and interactions

Saturn
Saturn is the ringed one and
a gas giant
Follow the link in the graph to modify its data and then
paste the new one here. For more info, click here
B. BIOCHEMISTRY MASA NIFAS
BioChemytry /Biokimia atau kimia biologis, adalah ilmu yang mempelajari 
proses-proses kimia yang ada di dalam tubuh dan yang berhubungan dengan organisme
 hidup
Proses biokimia ini memungkinkan manusia untuk tumbuh, berkembang biak,
memperbaiki kerusakan dan merespons lingkungan mereka
Biokimia pada masa Nifas Tampak di system kardiovaskuler, Hematokogi, dan
Endokrin tubuh.
C. BIOCHEMISTRY ASI
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan
kebutuhan pertumbuhan bayi ASI adalah makanan yang sempurna baik secara kualitas maupun kuantitasnya
dengan tatalaksana menyusui yang benar. ASI sebagai bahan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tubuh
bayi normal sampai usia 6 bulan dan
Komposisi ASI ternyata tidak sama dan tidak konstan dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi komponen ASI adalah stadium laktasi, keadaan nutrisi dan diit ibu.
Adapun zat gizi yang terdapat dalam ASI yaitu sebagai berikut :
Adapun zat gizi yang terdapat dalam ASI yaitu sebagai berikut :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
Chapter 6

Seksualitas
Pada Masa Nifas
A. PENGERTIAN
Hasrat, keinginan, untuk pemenuhan kebutuhan seksual dengan melakukan hubungan suami
istri yang di lakukan setelah kelahiran bayi, setelah  ibu selesai masa nifasnya / setelah pulihnya
kembali alat kandungan atau genetalia ibu.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan seksual sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada
pasangan yang ebrsangkutan
Namun secara medis setelah tidak ada perdarahan lagi, bisa dipastikan ibu sudah siap
berhubungan seks yaitu setelah masa nifas yang berlangsung selama 30-40 hari.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SEKSUAL PASCA PERSALINAN
Faktor-faktor lain penyebab terganggunya atau berkurangnya keinginan berhubungan seksual pada seorang
wanita yang baru melahirkan antara lain.
a.       Perubahan faal atau keadaan tubuh yang menurunkan sensivitas.
b.      Terlalu lelah akibat mengurus bayi
c.       Kehadiran bayi menguras seluruh perhatian wanita
d.      Pada minggu pertama pasca kelahiran, hormon estrogen akan menurun secara drastic
Mengalami hal tersebut, ibu sudah sewajarnya mendiskusikan dengan suami. Selain itu, Ibu dapat
berkonsultasi dengan dokter untuk solusi terbaik. Moment – moment ini hanya akan terjadi sesaat saja
kok. Masa nifas dijelaskan terjadi antara jangka waktu 40 hingga 60 hari.
C. KELUHAN YANG TIMBUL SAAT HUBUNGAN SEKSUAL MASA NIFAS
a.   Rasa Nyeri
Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali
seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
b.      Sensivitas berkurang
Karena persalinan normal merupakan trauma bagi vagina yaitu
melebarnya otot-otot vagina.
D. CARA MENGATASI MASALAH YANG TIMBUL SAAT HUBUNGAN SEKSUAL
a.       Bila saat hubungan terasa sakit jangan takut berterus terang dengan suami
b.       Saat berhubungan memakai pelumas / jelly
c.        Saat berhubungan suami harus sabar dan hati-hati
d.       Melakukan senam nifas atau olahraga ringan

E. Tips untuk ibu pasca salin


Agar gairah seks segera kembali berkobar setelah masa nifas, berikut ini hal-hal bermanfaat yang
bisa dilakukan.
a.       Menjaga agar badan tetap sehat. Ingat badan sehat berarti hubungan seks juga sehat
b.       Makan makanan yang bergizi cukup, cukup berarti tidak berlebihan dan tidak kurang
c.        Cukup istirahat
d.       Olahraga secara teratur
e.        Hindari stres
f.        Hindari merokok dan mengkonsumsi alkohol
g.        Lakukan perawatan diri

Anda mungkin juga menyukai