HAMIL
Pada dasarnya proses hamil dan melahirkan merupakan proses alamiah yang bisa dialami
oleh wanita usia subur yang telah melakukan aktifitas seksual tanpa barrier (penghalang).
Namun hal ini terkadang membuat sebagian wanita, terutama yang belum memiliki
pengalaman mengenai proses hamil dan melahirkan mengalami kecemasan. Mereka mungkin
membayangkan bahwa proses persalinan merupakan hal yang menyakitkan dan ditambah
dengan beberapa mitos yang sudah berkembang dimasyarakat tentang proses persalinan
menambah tingkat kecemasan mereka terhadap proses persalinan itu sendiri.
Berikut adalah tanda – tanda persalinan yang harus dikenalkan kepada ibu hamil.
1. Terjadi lightening
Pada minggu ke-36 pada kehamilan primigravida mulai terjadi penurunan fundus uteri yang
karena kepala janin sudah mulai masuk pintu atas panggul, namun tanda ini tidak terlalu
terlihat pada multigravida. Hal ini disebabkan oleh adanya : kontraksi Braxton hiks (kontraksi
ini merupakan kontraksi Rahim sporadis yang umumnya terjadi pada trimester 2 atau 3 dan
tidak semua ibu hamil mengalami), ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum
rotundum (terletak pada sisi uterus bagian bawah dan didepan tuba falopi) serta gaya berat
janin kepala kearah bawah.
Masuknya bagian bawah janin ini membuat ibu merasakan beberapa hal, antara lain :
Penekanan pada kandung kemih oleh kepala janin sehingga peluang untuk melakukan
ekspansi berkurang dan menyebabkan frekuensi berkemih meningkat.
1. Kram kaki
Penekanan pada saraf yang melewati foramen obsturator yang menuju kaki oleh bagian
bawah janin yang menyebabkan terjadinya kram kaki.
1. Edema
Penekanan pada pembuluh darah vena oleh bagian bawah janin juga menjadi penyebab
terjadinya edema. Hal ini terjadi akibat bagian bawah janin menghambat darah yang kembali
dari bagian bawah tubuh menuju ke atas.
2. His permulaan
Kadar estrogen dan progesterone pada akhir masa kehamilan akan semakin berkurang
sehingga produksi oksitosin meningkat. Peningkatan kadar oksitosin inilah yang memicu
terjadinya kontraksi (his) yang lebih sering. His permulaan ini biasanya disebut sebagai his
palsu. Sifat his palsu antara lain :
Mendekati persalinan serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi obliterasi serviks dan
kemungkinan sedikit dilatasi. Keadaan serviks pada masa mendekati peralinan menjadi lunak,
mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, kadang bercampur darah (bloody show)
His persalinan ini hampir serupa dengan his palsu namun ada beberapa ciri lain yang
membedakan, antara lain :
Lendir ini berasal dari pembukaan yang menyebabkan keluarnya lendir dari kanalis
servikalis. Sedangkan darah yang dikeluarkan disebabkan karena robeknya pembuluh darah
pada saat serviks mulai membuka.
Perdarahan pascamelahirkan dapat menjadi tanda bahaya. Hal ini perlu dicurigai jika Anda harus
mengganti pembalut lebih dari satu kali per jam. Keadaan ini juga bisa disertai dengan pusing dan
detak jantung yang tidak teratur.
Bila mengalaminya, Anda dianjurkan untuk segera mencari pertolongan medis ke dokter atau rumah
sakit terdekat. Kondisi ini mungkin menandakan masih ada plasenta atau ari-ari yang tertinggal di
dalam rahim, sehingga perlu dilakukan tindakan kuretase sebagai penanganannya.
Demam tinggi dan tubuh mengigil bisa menjadi tanda infeksi. Keluhan ini juga bisa disertai dengan
nyeri pada bagian perut, selangkangan, payudara, ataupun bekas jahitan, bila melahirkan dengan
operasi. Selain demam, darah nifas yang berbau menyengat juga dapat menjadi gejala infeksi.
Sakit kepala yang terjadi satu minggu pertama masa nifas mungkin merupakan efek sisa pemberian
obat anestesi saat melahirkan. Namun, jika sakit kepala terasa sangat mengganggu disertai dengan
penglihatan kabur, muntah, nyeri ulu hati, ataupun bengkaknya pergelangan kaki perlu diwaspadai.
Nyeri tak tertahankan pada betis yang disertai dengan rasa panas, pembengkakan, dan kemerahan
bisa menjadi tanda adanya penggumpalan darah. Kondisi ini dikenal dengan deep vein thrombosis
(DVT) dan bisa berakibat fatal bila gumpalan darah tersebut berpindah ke bagian tubuh lain,
misalnya paru-paru.
Nyeri dada yang disertai dengan sesak napas bisa menjadi tanda emboli paru. Emboli paru adalah
kondisi tersumbatnya aliran darah di paru-paru akibat gumpalan darah. Kondisi ini bisa mengancam
nyawa, apalagi bila disertai muntah darah atau penurunan kesadaran.
Tidak bisa buang air kecil (BAK), tidak bisa mengontrol keinginan BAK, ingin BAK terus-menerus,
nyeri saat BAK, hingga gelapnya warna air kencing bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu.
Tergantung gangguan BAK yang dialami, masalah tersebut bisa menjadi tanda dehidrasi, gangguan
pada otot usus atau panggul, bahkan infeksi pada kandung kemih ataupun ginjal.
Namun, bila perasaan tersebut tak juga hilang, bahkan disertai rasa benci, keinginan bunuh diri, dan
halusinasi, kemungkinan itu merupakan tanda depresi pascamelahirkan. Kondisi ini tergolong
berbahaya dan perlu segera mendapat penanganan.
Itulah berbagai tanda bahaya masa nifas yang perlu diketahui. Jika Anda mengalami salah satu di
antaranya, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.