Anda di halaman 1dari 32

Mata Kuliah

Pengantar Asuhan Kebidanan

“ TANDA BAHAYA
MASA NIFAS “
Oleh :
Dwi Dianita Irawan S.Keb., Bd., M.Keb

Program Studi D3 Kebidanan (Semester II)


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
2022
Daftar Isi
2
1. Perdarahan Postpartum

2. Infeksi pada Masa Postpartum

3. Lochea yang Berbau Busuk

4. Sub Involusi Uterus

5. Nyeri pada Perut dan Pelvis

6. Pusing , Lemas dan Demam

7. Payudara yang Memerah, Panas dan Sakit

8. Rasa Sakit, Merah dan Pembengkakan di Ekstermitas


3


Tanda Bahaya Postpartum

adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi
yang dapat terjadi selama masa nifas,
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
4

1.
Perdarahan Postpartum
Let’s start with the first set of slides
Perdarahan Postpartum
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin 5

Perdarahan Postpartum Primer Perdarahan Postpartum Sekunder


Early Postpartum Haemorrhage Late Postpartum Haemorrhage

Perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam Perdarahan dengan konsep pengertian yang sama seperti
setelah anak lahir, atau perdarahan dengan volume perdarahan postpartum primer namun terjadi setelah 24
seberapapun tetapi terjadi perubahan keadaan umum ibu jam postpartum hingga masa nifas selesai. Perdarahan
dan tanda-tanda vital sudah menunjukkan analisa adanya postpartum sekunder yang terjadi setelah 24 jam,
perdarahan. biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15
postpartum.
Penyebab utama adalah atonia
uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan jalan Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan sisa
lahir. Terbanyak dalam 2 jam placenta
pertama
Penilaian Perdarahan Postpartum
6

Dalam kenyataannya tidak mudah untuk memperkirakan jumlah perdarahan dalam persalinan,
Estimasi jumlah perdarahan hanya mengandalkan Visual (Sangat Subyektif dan tidak akurat)

 Darah tercampur cairan ketuban/urin


 Darah terserap di alas partus, kain kassa, pakaian ibu, sprei
 Darah tercecer di lantai
 Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini
dapat tidak dikenali sampai terjadi syok
Tanda Perdarahan Postpartum
7

 Perdarahan tidak berkurang atau berhenti


 Tekanan darah menurun
 Detak jantung meningkat
 Suhu tubuh menurun
 Pernafasan meningkat
 Lemas dan pucat
 Uterus terasa lembek
 Rasa sakit di perut setelah melahirkan tidak kunjung membaik
 Pembengkakan daerah tubuh
8

2.
Infeksi Pada Masa Postpartum
Let’s start with the first set of slides
9


Infeksi Masa Nifas

Infeksi alat genital dalalm masa nifas yang ditandai dengan meningkatnya suhu
>38 yang terjadi selama 2 hari berturut-turut dalam waktu dalam 10 hari
pertama postpartum, kecuali 24 jam pertama postpartum
Tanda dan Gejala
Infeksi Luka Perineal dan Infeksi Endometrium
Luka Abdominal 10

 Nyeri yang terlokalisir  Takikardi, 100-140x/mnt


 Disuria  Suhu 38-40 C
 Demam ringan (biasanya di bawah  Menggigil
38,3 C)  Nyeri tekan uterus yang meluas secara lateral
 Nadi dibawah 100 x/menit  Sub involusi
 Oedema dan Inflamasi pada tempat luka  Distendi abdomen
 Pus, eksudat berwarna kelabu kehijauan  Lochea sedikit atau banyak berbau busuk
 Luka membuka  Jumlah sel darah putih meningkat
11

3.
Lochea Yang Berbau Busuk
Let’s start with the first set of slides
12


“Lochea”
Cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas, jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan
berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya atau implantasi placenta)

“Lochea Purulenta”
lochea yang keluar karena adanya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk
Jenis Lochea
13

a. Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c. Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
d. Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.

“Lochea yang keluar tidak sesuai dengan jenis lochea (bentuk dan hari)
bisa menjadi tanda bahaya “
Penyebab Pengeluaran Lochea Lebih Lama
14

a. Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik
b. Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena kontraksi
uterus dengan cepat
c. Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama
mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
d. Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan
analisa diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau
kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik
15

4.
Sub Involusi Uterus
Let’s start with the first set of slides
16


Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000
gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg pada 6 minggu kemudian.

Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut Sub Involusi
Kegagalan perubahan Fisiologis pada uterus untuk mengikuti pola normal involusi uterus atau proses
involusi yang tidak berjalan sebagaimana mestiny pada masa nifas ke keadaan tidak hamil
Tanda dan Gejala Sub Involusi
17

 Perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan


 Kram nyeri yang irreguler pada kasus tertahannya hasil konsepsi
 Kenaikan suhu pada kasus sepsis
 Saat uterus di palsasi terasa lembek
 Tinggi uterus lebih besar dari normal
 Pucat, pusing, gelisah, nadi lemah, ekstermitas dingin, tekanan darah rendah
 Keluarnya lochea abnormal yang berlebih dan atau berkepanjangan
 Keluarnya lochea sering kali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa, lalu ke
bentuk alba
18

5.
Nyeri Pada Perut dan Pelvis
Let’s start with the first set of slides
19


Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat merupakan tanda dan gejala komplikasi nifas seperti
Peritonitis.

Peritonitis (Radang selaput rongga perut) adalah peradangan pada peritonium yang biasa
disebabkan oleh infeksi selaput rongga perut ,
peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi
Tanda dan Gejala Peritonitis
Peritonitis Pelvio Berbatas Pada Daerah Peritonitis Umum
Pelvis 20

 Demam  Suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut


 nyeri perut bagian bawah dan bengkak nyeri tekan
 Kehilangan nafsu makan  Pucat muka cekung, kulit dingin
 Pada pemeriksaan dalam kavum dauglas  Anorexia
menonjol karena ada abses  Kadang-kadang muntah
 Nyeri perut hebat d sebagian besar abdomen
21

6.
Pusing, Lemas dan Demam
Let’s start with the first set of slides
22


Pusing, Lemas dan Demam

Adalah gejala dari suatu kondisi perubahan tubuh atau penyakit tertentu. Pusing, lemas dan demam
merupakan gejala yang sering terjadi dan bisa menjadi tanda bahaya dari suatu kondisi berbahaya
atau penyakit
23


Pusing  adanya gangguan keseimbangan, sensasi seperti melayang dan berputar. Bisa
disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140 mmHg dan distolnya ≥90 mmHg). Pusing yang
berlebihan juga perlu diwaspadai adanya keadaan preeklampsi/eklampsi postpartum, atau keadaan
hipertensi esensial.

Lemas  kondisi dimana tubuh mengalami penurunan kekuatan. Lemas yang berlebihan juga
merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas dapat disebabkan oleh kurangnya istirahat
dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat dan tekanan darah rendah.
24


Demam kondisi meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38 C. demam menandakan adanya
penyakit atau kondisi lain dalam tubuh
Demam umumnya terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam melawan infeksi virus, bakteri,
jamur, atau parasit penyebab penyakit.

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit meningkat antara 37,2 C-37,8 C oleh
karena reabsorbsi proses perlukaan dalam uterus, proses autolisis, proses iskemic serta mulainya
laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal ini adalah peristiwa fisiologis apabila tidak
diserta tanda-tanda infeksi yang lain. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 38 C berturut-turut
selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi
25

7.
Payudara Yang Memerah, Panas, dan
Sakit
Let’s start with the first set of slides
26


Payudara yang Memerah, Panas dan Sakit

Adalah kondisi perubahan tubuh yang menunjukan suatu ciri klinis atau gejala. Adanya 2 tanda
tersebut menunjukan adanya masalah atau bahaya yang terjadi di payudara.
Penyebab Payudara Memerah, Panas dan Komplikasi pada Payudara
Sakit 27
 Bendungan ASI
 Payudara yang tidak disusu secara adekuat Pembendungan ASI karena penyempitan duktus
 Terlambatnya pengosongan ASI laktiferi atau Penyempitan pada saluran ASI yang
 disebabkan karena ASI mengental sehingga
Putting susu yang lecet
menyumbat saluran.
 BH yang terlalu ketat
 Mastitis
 Ibu dengan diet yang kurang baik
Infeksi yang terjadi pada jaringan payudara
 Kurang istirahat sehingga menyebabkan peradangan
 Infeksi  Abses payudara
Peradangan dan munculnya nanah pada payudara
28

8.
Rasa Sakit, Merah dan
Pembengkakan di Ekstermitas
Let’s start with the first set of slides
29

Saat masa nifas kadar fibrinogen


cenderung meningkat 
meningkatankan kekentalan darah
“ Cenderung terbentuknya Trombus (gumpalan
darah) sementara pada vena-vena di tungkai
yang mengalami dilatasi

Peradangan

Tromboplebitis
30


Tromboplebitis
Peradangan pada pembuluh darah balik (vena), yang disebabkan terbentuknya gumpalan darah pada
satu vena atau lebih, umumnya terjadi di tungkai.

Tanda dan gejala yang muncul pada vena ekstermitas yang mengalami peradangan
 Pembengkakan
 Rasa sakit
 Kulit menjadi merah atau gelap
 Nyeri tekan
31


Referensi 32

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Baston, H., & Hall, J. (2011). Midwifery Essential Postnatal, Volume 4. United Kingdom: Elsevier.
Cunningham, dkk. (2012). Obstetri Williams, Volume 1. McGraw Hill Education (Asia) and EGC Medical Publisher.
Fraser D.M. & Cooper, M.A. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Edisi 14. Jakarta: EGC.
King, T.L., dkk. (2015). Varney’s Midwifery, Fifth Edition. United States of America: Jones & Bartlett Learning Books,
LLC, An Ascend Learning Company, Alih Bahasa oleh EGC Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI
Manuaba, IGB. (2010). Ilmu Kebidanan dan Kandungan untuk Bidan. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. & Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu kebidanan, Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Yayasan Sarwono
Prawirohardjo.
Stables, D. & Rankin, J. (2010). Physiology in Childbearing (3rd edn). Edinburg: Elsevier.
Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI.
Varney, H., Kriebs, J.M., & Gegor, C.L. (2002). Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
WHO (2013). Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Jakarta: Kemenkes, UNFPA,
POGI, IBI.

Anda mungkin juga menyukai