ASUHAN KEPERAWATAN
ABORTUS
Disusun Oleh:
NAMA: DARMAWATI
NPM : 202091137
B. ETIOLOGI
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian
mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan
dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau
cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil
mudah. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan
pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam
uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis,
mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri
gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester ke-2 ialah servik inkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,
konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis
F. KLASIFIKASI
Abortus dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi abortus imminens,
insipiens, inkomplit, komplit, dan missed abortion.
1. Abortus Imminens
Abortus imminens disebut juga abortus mengancam. Pada jenis ini, hasil
konsepsi masih berada di dalam rahim dan ostium uteri masih tertutup.
2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah suatu keadaan yang lebih berat dibandingkan
abortus imminens. Pada jenis ini, hasil konsepsi masih di dalam rahim,
denyut jantung janin masih ada, tetapi ostium uteri sudah terbuka.
3. Abortus Inkomplit dan Komplit
Pada abortus inkomplit, denyut jantung janin sudah tidak ada. Sebagian
hasil konsepsi sudah keluar, tetapi masih ada jaringan tersisa di dalam
rahim. Sebaliknya, pada abortus komplit, seluruh hasil konsepsi sudah
keluar dari kavum uteri.
4. Missed Abortion
Pada missed abortion, hasil konsepsi sudah tidak viable, tidak ada denyut
jantung janin lagi, tetapi tidak ada jaringan yang keluar dari kavum uteri.
G. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah .Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak segera diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi.Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-amati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomie,dan tergantung
dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomie. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas; mungkin
pula terjadi perlukaan pada kandung kencing atau usus. Dengan adanya dugaan
atau kepastian terjadinya perforasi,laparatomie harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Abortus Infeksi osus ialah abortus yang disertai infeksi pada
genetalia.Diagnosis ditentukan dengana danya abortus yang disertai gejala dan
tanda infeksi alat genital, seperti panas,takikardia,perdarahan pervaginam yang
berbau, uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karenp erdarahan (syokhemoragik), dan karena
infeksi berat (syok Endoseptik).
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaanpenunjang
a. Teskehamilanpositifjikajaninmasihhidup dan negatifbilajaninsudahmati
b. pemeriksaanDopleratau USG untukmenentukanapakahjaninmasihhidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalamdarah pada missed abortion
2. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematocrit :hemoglobin terjadiPenurunan (< 10 mg%) dan
hematokritterjadiPenurunan (< 35 mg%)
c. menghitungtrombosit
d. kultur darah dan urine
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan abortus dapat dibedakan menjadi expectant
management atau explore management. Expectant management dilakukan
dengan membiarkan hasil konsepsi meluruh sendiri, sedangkan explore
management dilakukan dengan tindakan invasif terutama jika ada tanda infeksi
dan perdarahan masif.
Konfirmasi diagnosis penting dilakukan sebelum melakukan penatalaksanaan
abortus karena penatalaksanaan tanpa indikasi dapat menyebabkan gangguan
dan komplikasi kehamilan serta timbul defek pada janin.
J. PATHWAY
Abortus
(matijanin<20
minggu)
Perdarahan,
bercakadaancamankehamil
Risikoinfeksi
Kekurangan
volume cairan
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat
kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang
meliputi siklus haid, lama haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
Perhatian pendarahan yang terjadi
Adanya infeksi
Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
Ada riwayat masalah pengobatan
Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. DiagnosaKeperawatan yang mungkinmuncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan
muda
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
c. Ansietasberhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
d. RisikoInfeksib.dperdarahan, dan kondisi vulva lembab
e. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan
dengan kurang informasi.
1. IntervensiKeperawatan
N DiagnosaKeperawatan dan Tujuan Intervensi Rasional
o
.
1 Nyeri akut berhubungan dengan adanya Pain Management Pain Management
. kontraksi uterus dalam kehamilan muda
1. Lakukanpengkajiannyerise 1. Untukmemberikantindakankeperawata
Setelah
carakomprehensiftermasuk n yang sesuai
dilakukantindakankeperawatanselama 2
lokasi, karakteristik,
jam diharapkannyeriakanberkurang
durasi, frekuensi, kualitas
NOC:
dan faktorpresipitasi,. 2. Untukmengetahuikemajuanpersalinan
1. Pain level
2. Kajikontraksi uterus dan dan ketidaknyamanan yang
2. Pain control
ketidaknyamanan (awitan, dirasakanibu
3. Comfort level
frekuensi, durasi,
Kriteria Hasil:
intensitas, dan 3. Respondarinyeri yang dirasakanibu.
1. Mampu mengontrolnyeri
gambaranketidaknyamanan 4. Dapatmengurangifaktor yang
2. Menyatakan rasa nyaman
) memperparahtingkatnyeri
3. Mengungkapkanpenurunannyeri
3. Observasireaksi nonverbal
4. Menggunakantehnik yang
darireaksiketidaknyamanan 5. Membantumenguranginyeri
tepatuntukmempertahankankontroln
4. Kontrollingkungan yang 6. Untukdiberikantindakanselanjutnyadal
yeri.
dapatmempengaruhinyeris ammengatasinyeri yang
epertisuhuruangan,
pencahayaan, dan tidakberhasiltersebut
kebisingan
Analgesic administration
5. Kurangifaktorpresipitasiny
1. Verifikasidalampemberianobat,
eri
menghindarikesalahandalampemberian
6. Kolaborasikandengandokte
obat
rjikaadakeluhan dan
2. Menurunkantingkatnyeridenganteknikf
tindakanpenanganannyeri
armakologi
yang tidakberhasil
3. Penurunansirkulasidarahdapatterjadipe
Analgesic administration ningkatankehilangancairanmengakibat
1. Cek kanhipotensi dan takikardi
instruksidoktertentangjenis
obat, dosis dan frekuensi
2. Kolaborasidengandokterpe
mberianobatanalgesik pada
klien
3. Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan
sesudahdiberikananalgesik
2 Kekurangan volume cairan berhubungan NIC :
. dengan adanya pendarahan Fluid Management
NOC:Fluid Balance, Hydration, Intake 1. Monitor vital sign 1. mengetahuikeadaanumumpasien
Setelah dilakukantindakanselama 1x24 2. Monitor status hydrasi 2. mengetahuiperkembanganrehidrasi
jam, masalahteratasidengankriteriahasil: (kelembaban membrane 3.rehidrasi optimal evaluasiintervensi
Mempertahankanurin output mukosa, nadiadekuat, 4. mengurangirisikokekuranganvoume
dalambatas normal sesuaidenganusia, tekanandarahortostatik), cairansemakinbertambah
dan BB, jikadiperlukan 5. mengurangirisikokekuranganvoume
TD, nadi, suhutubuhdalambatas 3. Monitor masukanmakanan/ cairansemakinbertambah
normal cairan dan hitung intake 6. mengurangirisikokekuranganvoume
Tidakadatandadehidrasi kaloriharian cairansemakinbertambah
4. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab NIC: teaching disease process 1. Untuk mengetahui pengetahuan pasien
terjadinya keguguran berhubungan 1. Kaji tingkat pengetahuan tentang penyakitnya
dengan kurang informasi. pasien 2. Agar pasien mengetahui sebab adanya
Setelah di 2. Jelaskan pada pasien gangguan dari kehamilan
berikanasuhankeperawatanselama 1×1 tentang penyebab dari 3. Untuk mengetahui perkembangan
jam gangguan kehamilan, kehamilan pasien
diharapkanterjadipeningkatanpengetahu misalnya adanya penyakit
anpasien dan ibu, kelainan traktur
keluargadengankriteriahasil : genitalis, trauma, gizi
3. Anjurkan untuk
Knowledge :disease process, health
memeriksakan kehamilan
behavior
secara teratur
1. Pasien/Keluargadapatmenyebut
kanpenyebab abortus
2. Pasien/keluargadapatmenyebutk
ankembalitandagejala abortus
3. Pasien/keluargadapatmenyebutk
ankembaliefeksampingabortus
4. Pasien/keluargadapatmenyebutk
ankembalipenangananterhadape
feksamping yang
timbulakibatabortus