Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
ABORTUS

Disusun Oleh:
NAMA: DARMAWATI

NPM : 202091137

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI
2021
A. PENGERTIAN
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup
di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama
kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim. Manuaba, 2007:683).

B. ETIOLOGI
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian
mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan
dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau
cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil
mudah. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan
pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam
uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis,
mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri
gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester ke-2 ialah servik inkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,
konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan


organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan.
Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang
ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii),
rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris,
sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.
Gambar 1. Organ Interna Wanita
1. Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut
melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi
menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu
estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang
kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih
memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam
kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan
melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak
menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti
menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan
melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah
satu ovarium secara bergantian.
Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen.
Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi
korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen
yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel.
Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel
baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
2. Tuba falopii/oviduct (saluran telur)
Jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum
berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium
bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk
bergerak menuju uterus.
3. Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah
mengecil disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan
berkembangnya embrio, dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan
kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut
endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah. Endometrium
akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.
4. Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh
darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini
dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan.
Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran
kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi.
Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang
mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.
5. Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak
pada bagian paling atas dari vulva.
6. Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan
ditumbuhi rambut
Gambar 2. Organ Eksterna Wanita
7. Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium
mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora
menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi
vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan
lubang vagina di bagian bawah.
8. Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap
rangsang karena banyak mengandung saraf (Bobak, 2000).
D. MANIFESTASI KLINIS

Biasanya, tetapi tidak selalu, pertama-tama akan terjadi perdarahan, yang


setelah beberapa jam sampai beberapa hari akan diikuti oleh kram abdomen.
Nyeri pada abortus dapat terletak di sebelah anterior dan berirama seperti nyeri
pada persalinan biasa; serangan nyeri tersebut bisa berupa nyeri pinggang bawah
yang persisten disertai perasan tekanan pada pangggul; atau nyeri tersebut bisa
berupa nyeri tumpul atau rasa pegal di garis tengah pada daerah suprasimpisis
yang disertai dengan nyeri tekan di daerah uterus. Bagaimanapun bentuk nyeri
yang terjadi, kelangsungan kehamilan dengan perdarahan dan rasa nyeri
memperlihatkan prognosis yang jelek. Meskipun demikian, pada sebagian wanita
yang menderita nyeri dan terancam mengalami abortus, perdarahan bisa berhenti,
rasa nyeri menghilang dan kehamilan yang normal terjadi.
Pada mulanya perdarahan hanya sedikit kemudian berulang dan bertambah
banyak. Kadang-kadang perdarahan berulang dapat berlangsung berhari-hari atau
beberapa minggu bahkan berbulan lamanya. Warna darah lebih banyak merah
segar, kecuali telah bercampur dengan darah tua sehingga warnanya kecoklatan.
Tanda-tanda kehamilan muda tetap ada. Rasa nyeri pada suprasimfisis atau
pinggang mulanya belum ada atau ringan saja.
Tanda dan gejala pada abortus:
1. Perdarahan. Perdarahan atau keluarnya bercak darah
merupakan tanda awal keguguran
2. Nyeri. Perdarahan yang disertai rasa nyeri patut diwaspadai sebagai tanda-
tanda keguguran
3. Pergerakan bayi menurun
4. Perubahan gejala kehamilan
5. Keluar cairan atau jaringan dari vagina
E. PATOFISIOLOGI  

Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian


diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara
mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang
dapat menyebabkan perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya
yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu
kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan
lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.

F. KLASIFIKASI
Abortus dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi abortus imminens,
insipiens, inkomplit, komplit, dan missed abortion.

1. Abortus Imminens
Abortus imminens disebut juga abortus mengancam. Pada jenis ini, hasil
konsepsi masih berada di dalam rahim dan ostium uteri masih tertutup.
2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah suatu keadaan yang lebih berat dibandingkan
abortus imminens. Pada jenis ini, hasil konsepsi masih di dalam rahim,
denyut jantung janin masih ada, tetapi ostium uteri sudah terbuka.
3. Abortus Inkomplit dan Komplit
Pada abortus inkomplit, denyut jantung janin sudah tidak ada. Sebagian
hasil konsepsi sudah keluar, tetapi masih ada jaringan tersisa di dalam
rahim. Sebaliknya, pada abortus komplit, seluruh hasil konsepsi sudah
keluar dari kavum uteri.
4. Missed Abortion
Pada missed abortion, hasil konsepsi sudah tidak viable, tidak ada denyut
jantung janin lagi, tetapi tidak ada jaringan yang keluar dari kavum uteri.

G. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah .Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak segera diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi.Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-amati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomie,dan tergantung
dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomie. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas; mungkin
pula terjadi perlukaan pada kandung kencing atau usus. Dengan adanya dugaan
atau kepastian terjadinya perforasi,laparatomie harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi 
Abortus Infeksi osus ialah abortus yang disertai infeksi pada
genetalia.Diagnosis ditentukan dengana danya abortus yang disertai gejala dan
tanda infeksi alat genital, seperti panas,takikardia,perdarahan pervaginam yang
berbau, uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karenp erdarahan (syokhemoragik), dan karena
infeksi berat (syok Endoseptik).
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaanpenunjang
a. Teskehamilanpositifjikajaninmasihhidup dan negatifbilajaninsudahmati
b. pemeriksaanDopleratau USG untukmenentukanapakahjaninmasihhidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalamdarah pada missed abortion
2. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematocrit :hemoglobin terjadiPenurunan (< 10 mg%) dan
hematokritterjadiPenurunan (< 35 mg%)
c. menghitungtrombosit
d. kultur darah dan urine

I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan abortus dapat dibedakan menjadi expectant
management atau explore management. Expectant management dilakukan
dengan membiarkan hasil konsepsi meluruh sendiri, sedangkan explore
management dilakukan dengan tindakan invasif terutama jika ada tanda infeksi
dan perdarahan masif.
Konfirmasi diagnosis penting dilakukan sebelum melakukan penatalaksanaan
abortus karena penatalaksanaan tanpa indikasi dapat menyebabkan gangguan
dan komplikasi kehamilan serta timbul defek pada janin.
J. PATHWAY

Infeksiakut Gangguanendo Gangguan Trauma Gangguanfaal


krin Gizi/Anemia organ

Abortus
(matijanin<20
minggu)

Abortus Abortus Spontan Retensi Janin Abortus Resiko


Infeksiosa (missed abortion) tinggi

Perdarahan,
bercakadaancamankehamil

Perdarahan Nyeri abdomen Kurang


pengetahuan

Nyeri akut ansietas


Shock

Risikoinfeksi

Kekurangan
volume cairan
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat
kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang
meliputi siklus haid, lama haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
 Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
 Perhatian pendarahan yang terjadi
 Adanya infeksi
 Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
 Ada riwayat masalah pengobatan
 Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. DiagnosaKeperawatan yang mungkinmuncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan
muda
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
c. Ansietasberhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
d. RisikoInfeksib.dperdarahan, dan kondisi vulva lembab
e. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan
dengan kurang informasi.
1. IntervensiKeperawatan
N DiagnosaKeperawatan dan Tujuan Intervensi Rasional
o
.
1 Nyeri akut berhubungan dengan adanya Pain Management Pain Management
. kontraksi uterus dalam kehamilan muda
1. Lakukanpengkajiannyerise 1. Untukmemberikantindakankeperawata
Setelah
carakomprehensiftermasuk n yang sesuai
dilakukantindakankeperawatanselama 2
lokasi, karakteristik,
jam diharapkannyeriakanberkurang
durasi, frekuensi, kualitas
NOC:
dan faktorpresipitasi,. 2. Untukmengetahuikemajuanpersalinan
1. Pain level
2. Kajikontraksi uterus dan dan ketidaknyamanan yang
2. Pain control
ketidaknyamanan (awitan, dirasakanibu
3. Comfort level
frekuensi, durasi,
Kriteria Hasil:
intensitas, dan 3. Respondarinyeri yang dirasakanibu.
1. Mampu mengontrolnyeri
gambaranketidaknyamanan 4. Dapatmengurangifaktor yang
2. Menyatakan rasa nyaman
) memperparahtingkatnyeri
3. Mengungkapkanpenurunannyeri
3. Observasireaksi nonverbal
4. Menggunakantehnik yang
darireaksiketidaknyamanan 5. Membantumenguranginyeri
tepatuntukmempertahankankontroln
4. Kontrollingkungan yang 6. Untukdiberikantindakanselanjutnyadal
yeri.
dapatmempengaruhinyeris ammengatasinyeri yang
epertisuhuruangan,
pencahayaan, dan tidakberhasiltersebut
kebisingan
Analgesic administration
5. Kurangifaktorpresipitasiny
1. Verifikasidalampemberianobat,
eri
menghindarikesalahandalampemberian
6. Kolaborasikandengandokte
obat
rjikaadakeluhan dan
2. Menurunkantingkatnyeridenganteknikf
tindakanpenanganannyeri
armakologi
yang tidakberhasil
3. Penurunansirkulasidarahdapatterjadipe
Analgesic administration ningkatankehilangancairanmengakibat
1. Cek kanhipotensi dan takikardi
instruksidoktertentangjenis
obat, dosis dan frekuensi

2. Kolaborasidengandokterpe
mberianobatanalgesik pada
klien
3. Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan
sesudahdiberikananalgesik
2 Kekurangan volume cairan berhubungan NIC :
. dengan adanya pendarahan Fluid Management
NOC:Fluid Balance, Hydration, Intake 1. Monitor vital sign 1. mengetahuikeadaanumumpasien
Setelah dilakukantindakanselama 1x24 2. Monitor status hydrasi 2. mengetahuiperkembanganrehidrasi
jam, masalahteratasidengankriteriahasil: (kelembaban membrane 3.rehidrasi optimal evaluasiintervensi
 Mempertahankanurin output mukosa, nadiadekuat, 4. mengurangirisikokekuranganvoume
dalambatas normal sesuaidenganusia, tekanandarahortostatik), cairansemakinbertambah
dan BB, jikadiperlukan 5. mengurangirisikokekuranganvoume
 TD, nadi, suhutubuhdalambatas 3. Monitor masukanmakanan/ cairansemakinbertambah
normal cairan dan hitung intake 6. mengurangirisikokekuranganvoume
 Tidakadatandadehidrasi kaloriharian cairansemakinbertambah

 Elastisitas kulitbaik. 4. Kolaborasipemberiancairan


turgor 7. mengurangirisikokekuranganvoume

Membrane mukosalembab, tidakada IV cairansemakinbertambah

rasa haustambahan. 5. Dorongmasukan oral 8. mengurangirisikokekuranganvoume


6. Berikanpenggantian cairansemakinbertambah
nasogastric sesuai output
7. Aturkemungkinantransfusi 1. mengetahuiperkembanganrehidrasi
8. Persiapanuntuk transfuse 2. mencegahinfeksi dan mempertahankan
input cairan yang adekuat
3. mencegahmasuknyacairanberlebihan
Hypovolemia Management 4. mengetahui BB dan membandingkan
1. Monitor intake dan output BB pasiensebelum dan
cairan sesudahdiberikanintervensi
2. Pelihara IV line 5. memonitor status
3. Monitor kebutuhancairanpasien
adanyakelebihancairan 6. mengetahuijumlah output cairan
4. Monitor BB 7. membantumempermudah output
5. Monitor tingkat HB dan cairan, menjagakeseimbangancairan
hemtokrit
6. Pasangurinkateterjikadiperl
ukan
7. Kolaborasikanpemberian
diuretic sesuaiinteruksi

3. Ansietasberhubungan dengan NIC:


kemungkinan akan kehilangan janin Anxiety Reduction
NOC: 9. Kaji, sifat, sumber dan 1. mengidentifikasiperhatian pada
Anxiety self-control, anxiety level, manifestasikecemasan. bagiankhusus dan menentukanarah dan
coping. 10. Berikaninformasitentangp kemungkinanpilihan/ intervensi.
Setelah enyimpangan genetic 2. dapatmenghilangkanansietasberkenaan
dilakukantindakankeperawatanselama khusus, resiko yang denganketidaktahuan dan
(1x30 menit) dalamreproduksi dan membantukeluargamengenai stress,
Ansietasklienteratasidengankriteriahasil ketersediaantindakan/pilih membuatkeputusan, dan
: andiagnosa beradaptasisecarapositifterhadappilihan
1. Klienmampumengidentifikasi dan 11. Kembangkansikapberbagi .
mengungkapkangejalacemas rasa secaraterusmenerus. 3. kesempatanbagiklienuntukmencaripem
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan 12. Berikanbimbinganantisipa ecahansituasi.
dan sidalamhalperubahanfisik/ 4. dapatmenghilangkankecemasan/
menunjukkantekhnikuntukmengontr psikologis. depresi pada pasangan.
olcemas
3. Vital sign dalambatas normal
4. Posturtubuh, ekspresiwajah,
bahasatubuh dan
tingkataktivitasmenunjukkanberkura
ngnyakecemasan

4. RisikoInfeksif.rperdarahan, dan kondisi NIC: 


vulva lembab 1. Kaji kondisi 1. Perubahan yang terjadi pada dishart
NOC: keluaran/dischart yang dikaji setiap saat dischart keluar.
1. Imune Status keluar ; jumlah, warna, Adanya warna yang lebih gelap disertai
2. Knowledge: Infection Control dan bau bau tidak enak mungkin merupakan
3. Risk Control 2. Terangkan pada klien tanda infeksi
pentingnya perawatan 2. Infeksi dapat timbul akibat kurangnya
Setelah
dilakukantindakankeperawatanselama 4 vulva selama masa kebersihan genital yang lebih luar
jam perdarahan 3. Inkubasi kuman pada area genital yang
diharapkandiharapkantidakterjadiinfeksi 3. Lakukan perawatan relatif cepat dapat menyebabkan
vulva infeksi.
Kriteria Hasil
4. Amati 4. Daerah ini merupakan port de entry
1. Tidakditemukantanda- lukadaritandainfeksi kuman Penanda proses infeksi
tandaadanyainfeksi. (flebitis) 5. Mencegahinfeksi
2. JumlahLeukositdalambatas normal 5. Anjurkan pada ps untuk 6. Pengertian pada keluarga sangat penting
melaporkan dan artinya untuk kebaikan ibu; senggama

mengenali tanda-tanda dalam kondisi perdarahan dapat

infeksi memperburuk kondisi system reproduksi


ibu dan sekaligus meningkatkan resiko
6. Anjurkan pada suami
infeksi pada pasangan.
untuk tidak melakukan
hubungan senggama Infection Control
se;ama masa perdarahan 1. Proteksidiridariinfeksi
2. Mengetahuihasillaboratorium status
imunitasterhadapkemungkinaninfeksi
Infection Control
3. Mencegahinfeksisekunder
1. monitor tanda dan
4. Mengetahuikeadaanumumpasien
gejalainfeksi
5. Meningkatkandayatahantubuh
2. Pantauhasillaboratorium
6. Mencegahterjadinyaperpindahaninfeksi
3. Amati faktor-faktor yang
bisameningkatkaninfeksi
4. monitor Vital Sign
5. Kontrolinfeksi
6. Ajarkantehnikmencucita
ngan
7. Ajarkantanda-
tandainfeksi
8. Batasipengunjung
9. Cucitangansebelum dan 7. membantuproteksiinfeksi
sesudahmerawatps 8. Mencegahterjadinyainfeksi
10. Tingkatkanmasukangizi 9. Mencegahterjadinyainfeksi
yang cukup 10. Meningkatkanasupannutrisipasien agar
11. Anjurkanistirahatcukup meningkatkan status imunisasi
12. Pastikanpenanganan 11. Meningkatkanrelaksasi
aseptic daerah IV 12. Mencegahterjadinyainfeksimelalui IV
13. Berikan PEN-KES 13. Meningkatkanpengetahuanpasienterhad
tentang risk infeksi aprisikoinfeksi

4. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab NIC: teaching disease process 1. Untuk mengetahui pengetahuan pasien
terjadinya keguguran berhubungan 1. Kaji tingkat pengetahuan tentang penyakitnya
dengan kurang informasi. pasien 2. Agar pasien mengetahui sebab adanya
Setelah di 2. Jelaskan pada pasien gangguan dari kehamilan
berikanasuhankeperawatanselama 1×1 tentang penyebab dari 3. Untuk mengetahui perkembangan
jam gangguan kehamilan, kehamilan pasien
diharapkanterjadipeningkatanpengetahu misalnya adanya penyakit
anpasien dan ibu, kelainan traktur
keluargadengankriteriahasil : genitalis, trauma, gizi
3. Anjurkan untuk
Knowledge :disease process, health
memeriksakan kehamilan
behavior
secara teratur
1. Pasien/Keluargadapatmenyebut
kanpenyebab abortus
2. Pasien/keluargadapatmenyebutk
ankembalitandagejala abortus
3. Pasien/keluargadapatmenyebutk
ankembaliefeksampingabortus
4. Pasien/keluargadapatmenyebutk
ankembalipenangananterhadape
feksamping yang
timbulakibatabortus

Anda mungkin juga menyukai