LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH:
Rischa Isrotul Nur Afida, S.Kep
NIM 182311101083
Mahasiswa
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ eksterna dan interna. Organ
eksterna berfungsi dalam berfungsi dalam kopulasi, sedangkan organ interna
berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan perpindahan
blastosis, dan sebagai tempat implantasi, dapat dikatakan berfungsi untuk
pertumbuhan dan kelahiran janin (Wiknjosastro, 2007).
a) Organ Eksterna
5) Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher.Tempat perlekatan
serviks uteri dengan vagina, membagi serviks menjadi bagian supravagina
yang panjang dan bagian vagina yang lebih pendek. Panjang serviks sekitar
2,5 sampai 3 cm, 1 cm menonjol ke dalam vagina pada wanita tidak hamil.
Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil
serabut otot dan jaringan elastis.
6) Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rektum dan di
belakang kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna
di vestibulum di antara labia minora vulva) sampai serviks. Vagina adalah
suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara
luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9
cm.
2. Definisi
3. Epidemiologi
4. Etiologi
Ada beberapa penyebab yang sering terjadi dan harus dilakukan SC yaitu
partus lama, partus tak maju, panggul sempit, dan janin terlalu besar, jika tidak
dilakukan SC akan membahayakan nyawa ibu dan dan janin (Wiknjosastro, 2007).
Prawihardjo (2010) mengatakan indikasi persalinan SC yaitu panggul sempit,
tumor jalan lahir, stenosis serviks, plasenta previa, disproporsi sefalopelvik,
rupture uteri, kelainan letak, dan gawat janin, sedangkan menurut Mochtar (2011)
indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar SC yaitu plasenta previa
sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi ulteri mengancam, partus lama,
partus tak maju, distosia serviks, preeklamsi dan malpresentasi janin (letak
lintang, letak bokong, presentasi bahu dan muka, presentasi rangkap, gemeli).
Tindakan SC dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan
risiko pada ibu ataupun pada janin seperti proses persalinan normal lama atau
kegagalan proses persalinan normal, plasenta previa, panggul sempit, distosia
serviks, pre eklamsi berat, ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini, janin letak lintang, letak bokong, fetal distres dan janin besar melebihi
4.000 gram (Prawirhardjo, 2000).
5. Klasifikasi
a) Sectio cesaria transperitonealis profunda
Sectio cesaria transperitonealis propunda dengan insisi di segmen bawah
uterus. insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau
memanjang. Keunggulan pembedahan ini adalah:
1) Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak.
2) Bahaya peritonitis tidak besar.
3) Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri
dikemudian hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah
uterus tidak seberapabanyak mengalami kontraksi seperti korpus
uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.
b) Sectio caesaria klasik atau section cecaria korporal
Pada cectio cacaria klasik ini di buat kepada korpus uteri, pembedahan ini
yang agak mudah dilakukan,hanya di selenggarakan apabila ada halangan
untuk melakukan section cacaria transperitonealis profunda. Insisi
memanjang pada segmen atas uterus.
Resiko syok
Ketidakcukupan
produksi ASI
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas Klien
Identitas klien yang perlu dikaji adalah meliputi, nama, umur (yaitu 19
tahun sampai 35 tahun), agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, nomor register, tanggal masuk rumah
sakit dan tanggal pengkajian
b) Riwayat Kesehatan
1) Diagnosa medik
2) Keluhan utama pda pasien post operasi pasien biasanya nyeri
3) Riwayat penyakit sekarang, rincian penyakit mulai dari awal sampai
saat pertama kali berhubungan dengan petugas kesehatan. Waktu
kejadian, cara (proses), tempat, suasana, manifestasi masalah,
perjalanan penyakit/masalah (riwayat pengobatan, persepsi tentang
penyebab dan penyakit)
4) Riwayat penyakit dahulu, penyakit kronis atau menular dan menurun
seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau
abortus.
5) Riwayat penyakit keluarga, adakah penyakit keturunan dalam keluarga
seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin dan abortusyang
mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada pasien.
c) Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Kurangnya pengetahuan pasien tentang tindakan SC dan perawatan
post SC
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada pasien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena
dari keinginan untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas
Pada pasien post partum pasien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga
banyak, cepat lelah, pada pasien nifas didapatkan keterbatasan
aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4) Pola eleminasi
Pada pasien post partum sering terjadi adanya perasaan susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari
trigono, yang menimbulkan infeksi dari uretra sehingga sering terjadi
konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
5) Pola istirahat dan tidur
Pada pasien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur
karena adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
6) Pola hubungan dan peran
Peran pasien dalam keluarga meliputi hubungan pasien dengan
keluarga dan orang lain.
7) Pola penanggulangan sters
Biasanya pasien sering melamun dan merasa cemas
8) Pola sensori dan kognitif
Pola sensori pasien merasakan nyeri luka insisi pasca SC
9) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaannya pasca SC
10) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
persalinan dan nifas
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan
pasien akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedrest total
setelah partus sehingga aktifitas pasien dibantu oleh keluarganya.
d) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum, penampilan fisik atau kondisi pasien secara umum
akibat penyakit atau keadaan yang dialami pasien (baik, lemah, sakit
akut, sakit kronis, merintih, berkeringat, gemetar), ekspresi wajah,
postur dan posisi tubuh, kebersihan diri, gaya bicara, derajat
kesadaran, GCS, warna kulit, status nutrisi, mood/afek.
2) Tanda- tanda vital, meliputi tekanan darah, nadi, respiratory rate,
suhu, SpO2
3) Pengkajian fisik head to toe, meliputi kepala, wajah, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, dada (jantung dan paru), abdomen, ekstemitas
(atas dan bawah), kulit, dan kuku.
d) Terapi obat yang digunakan
e) Pemeriksaan penunjang dan laboratorium
Meliputi pemeriksaan semua laboratorium, pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan penunjang lainnya
2. Diagnosis Keperawatan
No. Diagnosis Keperawatan
1. Ansietas (00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon otonom (sumber seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu) perasaan yang takut disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahay. Hal ini merupakan isyarat kepawasdaan yang memperingatkan
individu akan adanya bahaya dan memampukan individu bertindak
menghadapi ancaman
2. Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan kerusakan jaringan aktual atau potensial dengan intensitas
ringan hingga berat, dengan berakhirnya dapat diprediksi kurang dari 3
bulan
3. Resiko infeksi area pembedahan (00266)
Definisi: Rentan terhadap invasi 15rganism patogenik pada area
pembedahan, yang dapat mengganggu kesehatan
Risiko syok (00205)
4. Definisi:rentang mengalami ketikcukupan aliran darah kedaerah tubuh,
yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa,
yang dapat mengganggu kesehatan
5. Risiko infeksi (00004)
Definisi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi 15rganism
patogenik yang dapat menggangu kesehatan
6. Ketidakcukupan produksi ASI (00216)
Definisi: Ketidakadekuatan suplai ASI untuk mendukung status nutrisi
bayi atau anak
7. Hambatan mobilitas fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik atau lebih ekstremitas secara
mandiri dan terarah
3) Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC) PARAF
Keperawatan DAN
NAMA
TERANG
1. Ansietas (00146) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Pengurangan kecemasan (5820) Rischa I. N
menunjukkan hasil: 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan Afida
NOC: Tingkat kecemasan (1211) menyakinkan
No. Indikator Awal Tujuan 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
1 2 3 4 5 perilaku klien
1. (121101) Tidak dapat 3. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
√ yang akan dirasakan yang mungkin akan
istirahat
dialami klien selama prosedur dilakukan
2. (121105) Perasaan √ 4. Pahami situasi krisis yang terjadi dari
gelisah perspektif klien
3. (121107) Wajah √ 5. Berikan informasi faktual terkait
tegang diagnosis, perawatan dan prognosis
4. (121116 ) Rasa takut 6. Berada di sisi klien untuk meningkatkan
yang disampaikan √ rasa aman dan mengurangi ketakutan
secara lisan 7. Dorong keluarga untuk mendampingi
klien dengan cara yang tepat
5. (121117) Rasa cemas 8. Berikan objek yang menunjukkan
yang disampaikan √ perasaan aman
secara lisan 9. Lakukan usapan pada punggung/leher
dengan cara yang tepat
10. Dorong aktivitas yang
Keterangan: tidak kompetitif secara tepat
1. Berat 11.Dengarkan klien
2. Cukup berat 12. Ciptakan atmosfer rasa
3. Sedang aman untuk meningkatkan kepercayaan
4. Ringan 13. Dorong verbalisasi
5. Tidak ada perasaan, persepsi dan ketakutan
14. Identifikasi pada saat
terjadi perubahan tingkat kecemasan
15. Berikan aktivitas
pengganti yang bertujuan untuk
mengurangi tekanan
16. Bantu klien
mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
17. Dukung penggunaan
mekanisme koping yang sesuai
18. Instruksikan klien
untuk menggunakan teknik relaksasi
19. Kaji untuk tanda verbal
dan non verbal kecemasan
2. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Manajemen nyeri (1400) Rischa I. N
menunjukkan hasil: 1. Identifikasi faktor penyebab nyeri dan Afida
NOC: Kontrol nyeri (1605) berikan informasi mengenai penyebab
No. Indikator Awal Tujuan nyeri
1 2 3 4 5 2. Beri dukungan kepada pasien untuk bisa
1. (160502) Mengenali √ menahan nyeri
kapan nyeri terjadi 3. Lakukan kompres hangat pada daerah
2. (160505) √
perut dan punggung
Menggunakan
4. Kendalikan faktor yang mempengaruhi
tindakan pengurangan pasien terhadap ketidaknyamanan
dengan analgesik (misalnya lingkungan tempat tidur,
3. (160504) pencahayaan dan suhu ruangan)
Menggunakan √ 5. Kolaborasi pemberian analgesik
pengurangan nyeri
tanpa analgesik
4. (160511) Melaporkan
√
nyeri yang terkontrol
Keterangan:
6. Tidak pernah menunjukkan
7. Jarang menunjukkan
8. Kadang-kadang menunjukkan
9. Sering menunjukkan
10. Secara konsisten menunjukkan
3. Resiko infeksi area Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Kontrol infeksi: Intraoperatif (6545) Rischa I. N
pembedahan menunjukkan hasil: 1. Bersihkan debu dan Afida
(00266) permukaan mendatar dengan
NOC) Kontrol Risiko: Proses Infeksi (1924) pencahayaan di ruang operasi
N Tujuan 2. Monitor dan jaga suhu
Indikator Awal
o. 1 2 3 4 5 ruangan antara 20° dan 24° C
(192426) 3. Monitor dan jaga
1. Mengidentifikasi √ kelembaban relatif antara 20% dan
18actor risiko infeksi 60%
2. (192401) Mengenali √ 4. Monitor dan jaga aliran
18actor resiko individu udara yang berlapis
5. Batasi dan kontrol lalu
terkait infeksi lalang pengunjung
(192402) Mengetahui 6. Verifikasi bahwa
3. konsekuensi terkait √ antibiotik profilaksis telah diberikan
infeksi dengan tepat
(192405) 7. Lakukan tindakan-
4. Mengidentifikasi tanda √ tindakan pencegahan universal/
gejala infeksi Universal Precautions
(192415) Mencuci 8. Pastikan bahwa
5. √ personil yang akan melakukan tindakan
tangan
Keterangan: operasi mengenakan pakaian yang
1. Tidak menunjukan sesuai
2. Jarang menunjukan 9. Lakukan rancangan
3. Kadang-kadang menunjukan tindakan isolasi yang sesuai
4. Sering menunjuka 10. Monitor teknik isolasi
5. Secara konsisten menunjukan yang sesuai
11. Verifikasi keutuhan
kemasan steril
12. Verifikasi indikator
indikator sterilisasi
13. Buka persediaan
peralatan steril dengan menggunakan
teknik aseptik
14. Sediakan sikat, jubah,
dan sarung tangan, sesuai kebijakan
institusi
15. Bantu pemakaian jubah
dan sarung tangan anggota tim
16. Bantu mengenakan
pakaian pasien, memastikan
perlindungan mata, dan meminimalkan
tekanan terhadap bagian-bagian tubuh
tertentu
17. Pisahkan alat-alat yang
steril dan non steril
18. Monitor area yang
steril untuk menghilangkan kesterilan
dan penentuan waktu istirahat yang
benar sesuai indikasi
19. Jaga keutuhan kateter
dan jalur intravaskular
20. Periksa kulit dan
jaringan di sekitar lokasi pembedahan
21. Letakkan handuk basah
untuk mencegah penyatuan cairan
antimikroba
22. Oleskan salep
antimikroba pada lokasi pembedahan
sesuai kebijakan
23. Angkat handuk basah
24. Dapatkan kultur
jaringan jika diperlukan
25. Batasi kontaminasi
yang terjadi
26. Berikan terapi
antibiotik yang sesuai
27. Jaga ruangan tetap rapi
dan teratur untuk membatasi
kontaminasi
28. Pakai dan amankan
pakaian pakaian bedah
29. Angkat penutup beserta
barang-barang yang lain untuk
membatasi kontaminasi
30. Bersihkan dan sterilkan
instrumen dengan baik
31. Koordinasikan
pembersihan dan persiapan ruang
operasi untuk pasien berikutnya
4. Risiko syok (00205) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Penegahan syok (4260) Rischa I. N
menunjukkan hasil: 1. Monitor Afida
NOC: Reaksi transfusi darah (0700) terhadap adanya respon kompensasi awal
No. Indikator Awal Tujuan syok (misalnya, tekanan darah normal,
1 2 3 4 5 tekanan nadi melemah, hipotensi
1. (070020) Napas √ ortostatik ringan, ( 15 sampai 25 mmHg),
pendek perlambatan pengisian kapiler,
2. (070022) Penurunan pucat/dingin pada kulit atau kubt
√ kemerahan, takipnea ringan, mual dan
tekanan darah
muntah, peningkatan rasa haus, dan
3. (070002) Demam √ kelemahan)
2. Monitor
4. (070008) Menggigil √ terhadap adanya tanda-tanda respon
5. (070017) sindroma inflamasi sistemik (misalnya.,
√ peningkatan suhu, takikardi, takipnea,
Hemoglobinuria
hipokarbia, leukositosis, leukopenia)
3. Monitor
Keterangan: terhadap adanya tanda awal reaksi alergi
1. Berat (misalnya, rhinitis, mengi, stridor,
2. Cukup berat dipsnea, gatal-gatal disertai kemerahan,
3. Sedang angiodema pada kulit, gangguan saluran
4. Ringan pencernaan, nyeri abdomen, diare, cemas
5. Tidak ada dan gelisah)
4. Monitor
terhadap adanya tanda awal dari
penurunan fungsi jantung (misalnya,
penurunan CO dan urin output,
peningkatan SVR dan PCWP, bunyi
crackles pada paru, bunyi jantung S, dan
S, dan takikardia)
5. Monitor status
sirkulasi (misalnya., tekanan darah, warna
kuht, temperatur kulit, bunyi jantung, nadi
dan irama, kekuatan dan kualitas nadi
perifer, dan pengisian kapiler)
6. Monitor
tekanan oksimetri
7. Monitor suhu
dan status respirasi
8. Monitor EKG
9. Monitor berat
badan, masukan dan keluaran setiap hari
10. Monitor hasil
laboratorium, terutama nilai Hgb dan Hct,
profil pembekuan, AGO, laktat, elektrolit,
kultur dan kimia darah
11. Monitor
parameter hemodinamik invasif
(misalnya., CVP, MAP dan saturasi
oksigen arteri/campuran vena}. Sesuai
kebutuhan
12. Monitor C02
dengan tonometry sublingal atau gastrik,
sesuai
13. Berikan dan
pertahankan kepatenan jalan napas, sesuai
kebutuhan
14. Berikan cairan
melalui IV dan atau oral, sesuai kebutuhan
5. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Kontrol Infeksi (6540) Rischa I.N
(00004) menunjukkan hasil: 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah Afida
NOC: Keparahan infeksi (0703) digunkan untuk setiap pasien
No. Indikator Awal Tujuan 2. Ganti peralatan perawatan per pasien
1 2 3 4 5 sesuai protokol institusi
1. (070301) Kemerahan √ 3. Anjurkan pengunjung untuk mencuci
2. (070303) Cairan/luka tangan pada saat memasuki dan
√
yang berbau busuk meninggalkan pasien
3. (070330) √ 4. Batasi jumlah pengunjung
Ketidakstabilan suhu 5. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
4. (070333) Nyeri √
NIC: Perawatan daerah (area) sayatan
5. (070331) Lethargy √ (3440)
1. Periksa daerah sayatan terhadap
6. (070332) Hilang nafsu √ kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda
makan dehiscience atau eviserasi
7. (070326) Peningkatan √ 2. Monitor proses penyembuhan di daerah
jumlah sel darah putih sayatan
3. Monitor daerah sayatan untuk tanda-tanda
Keterangan: dan gejala infeksi
4. Berikan salep antiseptic
1. Berat
5. Gunakan pakaian yang sesuai untuk
2. Cukup berat melindungi sayatan
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
6. Ketidakcukupan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Konseling laktasi (5244) Rischa I. N
produksi ASI menunjukkan hasil: 1. Berikan Afida
(00216) NOC: Keberhasilan menyusui: Bayi (1000) informasi mengenai manfaat menyusui
No. Indikator Awal Tujuan baik fisiologis maupun psikologis
1 2 3 4 5 2. Tentukan
1. (100001) Kesejajaran keinginan dan motivasi ibu untuk
tubuh yang sesuai dan √ menyusui dan juga persepsi mengenai
bayi menempel menyusui
dengan baik 3. Beri
2. (100002) Genggaman kesempatan pada ibu untuk menyusui
tangan bayi]pada √ setelah melahirkan
areola dengan tepat 4. Jelaskan tanda
bahwa bayi membutuhkan makan
(misalnya, refleks rooting)
3. (100003) Kompresi 5. Bantu
pada areola dengan √ menjamin adanya kelekatan bayi ke dada
tepat dengan cara yang tepat (misalnya,
monitor posisi tubuh bayi dengan cara
4. (100013) Penempatan yang tepat, bayi memegang dada ibu serta
√
lidah yang tepat adanya kompresi dan terdengar suara
menelan)
5. (100006) Menyusui
6. lnstruksikan
minimal 5-10 menit √
posisi menyusui yang bervariasi
per payudara
(misalnya, menggendong bayi dengan
6. (100007) Minimal 8 posisi kepalanya berada di siku/
√ crosscradle, menggendong bayi di bawah
kali menyusui per hari
lengan pada sisi yang digunakan untuk
7. (100010) Penambahan menyusui /football hold, dan miring)
√ 7. Diskusikan
berat badan sesuai usia
kebutuhan untuk istirahat yang cukup,
8. (100011) Bayi puas hidrasi, dan diet yang seimbang
√
setelah makan 8. Dukung ibu
untuk memakai pakaian yang nyaman
dipakai dan BH yang mendukung
Keterangan:
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
7. Hambatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien NIC: Terapi latihan: Ambulasi (0221) Rischa I. N
mobilitas fisik menunjukkan hasil: 1. Beri pasien Afida
(00085) NOC: Ambulasi (0200) pakaian yang tidak mengekang
No. Indikator Awal Tujuan 2. Bantu pasien
1 2 3 4 5 untuk menggunakan alas kaki yang
1. (020002) Berjalan memfasilitasi pasien untuk berjalan dan
dengan langkah yang √ mencegah cedera
efektif 3. Sediakan
2. (020003) Berjalan tempat tidur berketinggian rendah, yang
√ sesuai
dengan pelan
4. Tempatkan
3. (020004) Berjalan saklar posisi tempat tidur di tempat yang
dengan kecepatan √ mudah dijangkau
sedang 5. Dukung pasien
untuk duduk di tempat tidur, di samping
4. (020005) Berjalan tempat tidur atau di kursi, sebagaimana
√
dengan cepat yang dapat ditoleransi pasien
5. (020006) Berjalan 6. Bantu pasien
√ untuk perpindahan, sesuai kebutuhan
menaiki tangga
7. Sediakan alat
6. (020007) Berjalan bantu (tongkat, walker, atau kursi roda)
√ untuk ambulasi, jika pasien tidak stabil
menuruni tangga
7. (020014) Berjalan
√
mengelilingi kamar
8. ( 020015 Berjalan
√
mengelilingi rumah
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
D. Discharge Planning
1) Dianjurkan untuk tidak hamil selama kurang lebih 1 tahun
2) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
3) Konsumsi air minum yang cukup dan konsumsi makanan yang bergizi
tinggi kalori dan tinggi protein
4) Jika bayi tidur usahakan ibu juga tidur
5) Jaga kebersihan luka post op sesuai anjuran tenaga kesehatan
6) Jaga kebersihan badan
7) Kehamilan selanjutnya hendaknya diawasi dengan pemeriksaan
antenatal yang baik dan bersalin di rumah sakit besar
DAFTAR PUSTAKA