sama dengan mukosa vagina; merah muda dan basah. Pembuluh darah yang
sangat
banyak
membuat
labia
berwarna
merah
kemurahan
dan
Perineum ialah daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus.Perineum membentuk dasar badan perineum. Penggunaan istilah vulva
dan perineum kadang-kadang tertukar,
Struktur Interna
1) Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, dibawah dan di belakang tuba
falopii.Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yangmemisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi Krista iliaka antero superior, dan ligamentum
ovarii proprium. Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon.Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat
banyak ovum primordial (primitif).Ovarium juga merupakan tempat utama
produksi hormon seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam
jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita
normal. Hormone estrogen adalah hormone seks yang di produksi oleh rahim
untuk merangsangpertumbuhan organ seks seperti payudara dan rambut
pubikserta mengatur sirkulasi manstrubasi.Hormone estrogen juga menjaga
kondisi kesehatan dan elasitas dinding vagina.Hormone ini juga menjaga
teksture dan fungsi payudara.pada wanita hamil hormone estrogen membuat
puting payudara membesar dan merangsangpertumbuhan kelenjar ASI dan
memperkuat dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan.
Hormone progesterone berfungsi untuk menghilangkan pengaruh hormone
oksitoksin yang dilepaskan oleh kelenjar pituteri.Hormone ini juga melindungi
janin dari serangan sel-sel kekebalan tubuh dimana sel telur yang di buahi
menjadi benda asing dalam tubuh ibu.hormon androgen berfungsi untuk
menyeimbangkan antara hormon estrogen dan progesterone.
2) Tuba Falopii (Tuba Uterin)
Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba
mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan otot tipis di bagian
tengah, dan lapisan mukosa di bagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari selsel kolumnar, beberapa di antaranya bersilia dan beberapa yang lain
seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas atau
bawah.Cairan sedikit asam.Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen
mempertahankan keasaman. Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi
vagina meningkat (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).
b. Kulit
1) Lapisan Epidermis
Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa bertingkat.Selsel yang menyusunya secara berkesinambungan dibentuk oleh lapisan
germinal dalam epitel silindris dan mendatar ketika didorong oleh sel-sel baru
kearah permukaan, tempat kulit terkikis oleh gesekan.Lapisan luar terdiri dari
keratin, protein bertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan
selselnya sangat rapat.
2) Lapisan Dermis
Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan
elastin.Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis berupa sejumlah
papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan subkutan dan
fasia, lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
3) Lapisan subkutan
Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi banyak pembuluh darah
dan ujung syaraf.Lapisan ini mengikat kulit secara longgar dengan organorgan yang terdapat dibawahnya. Dalam hubungannya dengan tindakan SC,
lapisan ini adalah pengikat organ-organ yang ada di abdomen, khususnya
uterus.Organ-organ di abdomen dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
peritonium.Dalam tindakan SC, sayatan dilakukan dari kulit lapisan terluar
(epidermis) sampai dinding uterus.
c. Fasia
Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak yang dangkal,
Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,.Fasia profunda terletak
pada otot-otot perut. menyatu dengan fasia profunda paha. Susunan ini
membentuk pesawat antara Scarpa's fasia dan perut dalam fasia membentang
dari bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot, maka
otot abdominis transverses, terletak fasia transversalis. Para fasia transversalis
dipisahkan dari peritoneum parietalis oleh variabel lapisan lemak. Fascias
d. Otot perut
a. Pengertian
Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah masa di mulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
trimester yaitu trimester pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan
trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Tanda-tanda kehamilan
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea
b) Nausea (enek) dan muntah
c) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d) Pingsan
e) Mammae menjadi tegang dan membesar
f) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
g) Sering kencing
h) Obstipasi
i) Pigmentasi kulit
j) Varises
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Tanda Hegar adalah hipertrofi ishmus akibat menjadi panjang dan
lunak
b) Tanda Chadwick adalah vagina dan vulva merah agak kebiruan
(livide).
c) Tanda Piscaseck adalag uterus membesar ke salah satu jurusan
hingga menonjol jelas ke jurusan pemebesaran tersebut.
d) Tanda Braxton- Hicks, bila uterus dirangsanng mudah berkontraksi.
Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan
misalnya pada mioma uteri.
e) Suhu basal yang sudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC
sampai 37,8oC adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
f) Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya human
chorionic gonadothropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama di pagi hari.
3) Tanda pasti kehamilan
a) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian bagian janin
b) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin beberapa cara
c) Dapat dirasakan gerakan janin dan ballottement
d) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tanpak kerangka janin
10
11
12
13
masalah
intoleransi
aktivitas.
Adanya
kelumpuhan
penyembuhan,
dan
perawatan
post
operasi
akan
14
15
paling aman ialah anastesi local akan tetapi tidak selalu dapat
dilakukan berhubung dengan sikap mental pasien.
3) Transfusi darah
Pada umumnya perdarahan pada sectio caesarea lebih banyak daripada
persalinan per vagina. Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi pada
uterus, ketika pelepasan plasenta, mungkin juga terjadi karena atonia
uteri postpartum. Berhubung dengan itu pada tindakan sectio caesarea
perlu diadakan persediaan darah.
4) Pemberian antibiotika
Walaupun pemberian antibiotika sesudah sectio caesarea elektif dapat
dipersoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.
16
4. Pathway
Panggul sempit, pre eklamsi, KPD,
bayi kembar, kelainan letak janin
Pre operatif
kekurangan
informasi
Insisi
Jaringan terbuka
Persalinan abnormal
Risiko
Syok
Perdarahan
Kurang proteksi
Tindakan pembedahan
Kekurangan
volume cairan
Invasi bakteri
Sectio caesaria
Resiko infeksi
Luka post op
post anestesi
jaringan terputus
Nyeri akut
Trauma jaringan
Kerusakan integritas
kulit dan jaringan
penurunan medula
oblongata
Reflek batuk
menurun
Sekret menumpuk
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Ansietas
17
5. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
-
18
h. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea
sedang.
6. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
a) Ansietas berhubungan dengan informasi yang diterima tidak
jelas dan krisis situasi.
Intra Operasi
a) Kekurangan volume cairan intravaskuler berhubungan dengan
perdarahan.
b) Risiko syok berhubungan dengan hipovolemia
c) Risiko cedara berhubungan dengan tindakan anastesi dan
pembedahan
Post Operasi
a)
b)
Kerusakan
intregritas
jaringan
Bersihan
jalan
nafas
inefektif
Resiko
infeksi
berhubungan
dengan
19
7. Rencana Keperawatan
Pre Operasi
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
1.
Cemas
berhubungan
dengan akan
dilaksanakan
operasi
Rasional
klien 1.Menambah
pengetahuan
klien sehingga klien tahu
bagaimana
jalannya
operasi dan rasa cemasnya
berkurang
20
kecemasan
Intra Operasi
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
1.
Risiko cedera
akibat
kondisi
operatif
berhubungan
dengan efek
anastesi,
lingkungan
intraoperatif
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
diharapkan pasien
tidak mengalami
cedera.
NOC
NIC
Environmental management (6480)
Risk control (1902)
1) Ciptakan lingkungan yang
1) Monitor factor risiko
seaman mungkin untuk pasien
lingkungan
secara
2) Identifikasi kebutuhan akan
konsisten
keamanan pasien berdasarkan
2) Monitor factor risiko
tingkat fungsi fisik dan kognitif
personal behavior secara
dan riwayat atau kebiasaan
3)
Singkirkan lingkungan yang
konsisten
berbahaya,benda-benda
yang
3) Mengembangkan strategi
berbahaya
dari
lingkungan
efektif mengontrol risiko
4) Amankan dengan side-rails/
4) Berkomitmen terhadap
lapisan side-rail
strategi control risiko
5) Menghindari eksposure
5) Sediakan
tempat
tidur
yang
mengancam
ketinggian rendah dan alat-alat
adaptive
kesehatan
secara
6)
Tempatkan benda yang sering
konsisten
digunakan dalam jangkauan
Rasional
1. mencegah cedera
2. memilih intervensi
yang sesuai
3. mencegah cedera
4. mencegah jatuh
5. memudahkan
prosedur
6. memudahkan
prosedur operasi
21
6) Pasien
berpartisipasi
dalam memantau yang
berhubungan
dengan
masalah kesehatan
7) Menyadari
perubahan
status kesehatan secara
konsisten
7. mencegah infeksi
8. memudahkan
prosedur
9. mencegah infeksi
nosokomial
22
Post Operasi
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
1.
Nyeri
akut
berhubungan
dengan injury
fisik
(luka
insisi operasi)
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
diharapkan
nyeri
klien berkurang
NOC:
NIC:
Tingkat Nyeri menurun Manajemen Nyeri (1400)
(2102)
1. Kaji tanda-tanda vital klien.
1. Mengetahui seberapa
1. Tidak ada ekspresi
besar nyeri
nyeri di wajah
2. Kaji secara komprehensif tentang
mempengaruhi TTV
2. Tidak menangis
nyeri klien meliputi lokasi,
pasien
3. Tidak ada nyeri yang
karakteristik, durasi, frekuensi, 2. Mengetahui lebih dalam
dilaporkan
kualitas, intensitas nyeri, dan
terhadap neyri yang
4. Fokus tidak menyempit
faktor pencetus.
dirasakan pasien
5. Tidak ada ketegangan otot 3. Observasi tanda-tanda non verbal
yang mengganggu klien, terutama 3. Ekspresi non verbal
dalam berkomunikasi efektif.
menunjukkan ekspresi
keadaan pasien yang
4. Kaji tingkat pengetahuan klien
sebenarnya
tentang nyeri.
4. Mengetahui pengetahuan
5. Kontrol faktor lingkungan yang
pasien tentang nyeri
menyebabkan
ketidaknyamanan
pada klien, misalnya pencahayaan 5. Mengontrol penyebab
ruang, temperatur ruang.
yang dapat menyebabkan
klien tidak nyaman
6. Ajarkan teknik non-farmakologis
sehingga nyeri semakin
Rasional
23
2.
Resiko infeksi
berhubungan
dengan
tindakan
invasif (insisi
post
pembedahan)
24
3.
Peningkatan
peran menjai
orang tua
berhubungan
dengan
dukungan dari
oarng sekitar
Setelah
dilaksanakan
tindakan
keperawatan
masalah
keperawatan
peningkatan peran
menjadi orang tua
meningkat
1. memberi pandangan
kepada klien bagaimana
menjadi ibu
2. membantu klien untuk
menyebutkan perilaku-
25
26
DAFTAR PUSTAKA
27