Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN SECTIO CAESAREA DI RUANG


INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS)
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

disusun guna memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)


Stase Keperawatan Bedah
oleh
Putri Mareta Hertika, S.Kep
NIM 122311101014

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN SECTIO
CAESAREA
Oleh : Putri Mareta Hertika, S.Kep
1. Kasus (masalah utama)
Hamil dengan Sectio Caesaria
2. Anatomi Fisiologi
a. Sistem reproduksi
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ eksterna dan interna. Organ
eksterna berfungsi dalam berfungsi dalam kopulasi, sedangkanorgan interna
berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan perpindahan
blastosis, dan sebagai tempat implantasi, dapat dikatakan berfungsi untuk
pertumbuhan dan kelahiran janin.
Struktur eksterna
1) Mons Pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang diatas
simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak)
dan ditumbuhi Rambut berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas,
yakni sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan haid. Fungsinya sebagai
bantal pada saat melakukan hubungan sex.
2) Labia Mayora
Labia Mayora ialah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya
memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia mayora, meatus
urinarius, dan introitus vagina ( muara vagina ).
3) Labia Minor
Labia Minora, terletak diantara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang ke arah bawah dari
bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan
anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora

sama dengan mukosa vagina; merah muda dan basah. Pembuluh darah yang
sangat

banyak

membuat

labia

berwarna

merah

kemurahan

dan

memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau


stimulus fisik.
4) Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak tepat
dibawah arkus pubis. Dalam keadaan tidakterangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6 x 6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan
lebih sensitive daripada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang,
glans dan badan klitoris membesar. Fungsi klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksualitas.
5) Prepusium Klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah menjadi
bagian medial dan lateral.Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan
membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait.Bagian medial
menyatu di bagian bawah klitoris untuk membentuk frenulum.Kadang-kadang
prepusium menutupi klitoris.
6) Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.Vestibulum terdiri dari
muara utetra, kelenjar parauretra (vestibulum minus atau skene), vagina dan
kelenjar paravagina (vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin).
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh
bahan kimia (deodorant semprot, garam-garaman, busa sabun), panas, rabas
dan friksi (celana jins yang ketat).
7) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah
dibawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak
di antara fourchette dan hymen.
8) Perineum

Perineum ialah daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus.Perineum membentuk dasar badan perineum. Penggunaan istilah vulva
dan perineum kadang-kadang tertukar,
Struktur Interna
1) Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, dibawah dan di belakang tuba
falopii.Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yangmemisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi Krista iliaka antero superior, dan ligamentum
ovarii proprium. Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon.Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat
banyak ovum primordial (primitif).Ovarium juga merupakan tempat utama
produksi hormon seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam
jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita
normal. Hormone estrogen adalah hormone seks yang di produksi oleh rahim
untuk merangsangpertumbuhan organ seks seperti payudara dan rambut
pubikserta mengatur sirkulasi manstrubasi.Hormone estrogen juga menjaga
kondisi kesehatan dan elasitas dinding vagina.Hormone ini juga menjaga
teksture dan fungsi payudara.pada wanita hamil hormone estrogen membuat
puting payudara membesar dan merangsangpertumbuhan kelenjar ASI dan
memperkuat dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan.
Hormone progesterone berfungsi untuk menghilangkan pengaruh hormone
oksitoksin yang dilepaskan oleh kelenjar pituteri.Hormone ini juga melindungi
janin dari serangan sel-sel kekebalan tubuh dimana sel telur yang di buahi
menjadi benda asing dalam tubuh ibu.hormon androgen berfungsi untuk
menyeimbangkan antara hormon estrogen dan progesterone.
2) Tuba Falopii (Tuba Uterin)
Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba
mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan otot tipis di bagian
tengah, dan lapisan mukosa di bagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari selsel kolumnar, beberapa di antaranya bersilia dan beberapa yang lain

mengeluarkan secret. Lapisan mukosa paling tipis saat menstruasi.Setiap tuba


dan lapisan mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan vagina.
3) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang tampak
mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa yang belum pernah hamil, ringan
uterus ialah 60 g. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan teraba padat. Derajat kepadatan ini bervariasi bergantung kepada
beberapa faktor.Misalnya, uterus mengandung lebih banyak rongga selama
fase sekresi.
Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium,
kehamilan dan persalinan. Fungsi-fungsi ini esensial untuk reproduksi, tetapi
tidak diperlukan untuk kelangsungan fisiologis wanita.
4) Dinding Uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium, miometrium, dan
sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.
5) Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Tempat perlekatan
serviks uteri dengan vagina, membagi serviks menjadi bagian supravagina
yang panjang dan bagian vagina yang lebih pendek. Panjang serviks sekitar
2,5 sampai 3 cm, 1 cm menonjol ke dalam vagina pada wanita tidak hamil.
Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil
serabut otot dan jaringan elastis.
6) Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di
vestibulum di antara labia minora vulva) sampai serviks. Vagina adalah suatu
tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas.
Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior
vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9
cm. Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol tersebut disebut
forniks: kanan, kiri, anterior dan posterior. Mukosa vagina berespons dengan
cepat terhadap stimulasi estrogen dan progesterone.Sel-sel mukosa tanggal
terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang
diambil dari mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormone

seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas atau
bawah.Cairan sedikit asam.Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen
mempertahankan keasaman. Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi
vagina meningkat (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).
b. Kulit
1) Lapisan Epidermis
Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa bertingkat.Selsel yang menyusunya secara berkesinambungan dibentuk oleh lapisan
germinal dalam epitel silindris dan mendatar ketika didorong oleh sel-sel baru
kearah permukaan, tempat kulit terkikis oleh gesekan.Lapisan luar terdiri dari
keratin, protein bertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan
selselnya sangat rapat.
2) Lapisan Dermis
Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan
elastin.Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis berupa sejumlah
papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan subkutan dan
fasia, lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.
3) Lapisan subkutan
Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi banyak pembuluh darah
dan ujung syaraf.Lapisan ini mengikat kulit secara longgar dengan organorgan yang terdapat dibawahnya. Dalam hubungannya dengan tindakan SC,
lapisan ini adalah pengikat organ-organ yang ada di abdomen, khususnya
uterus.Organ-organ di abdomen dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
peritonium.Dalam tindakan SC, sayatan dilakukan dari kulit lapisan terluar
(epidermis) sampai dinding uterus.
c. Fasia
Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak yang dangkal,
Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,.Fasia profunda terletak
pada otot-otot perut. menyatu dengan fasia profunda paha. Susunan ini
membentuk pesawat antara Scarpa's fasia dan perut dalam fasia membentang
dari bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot, maka
otot abdominis transverses, terletak fasia transversalis. Para fasia transversalis
dipisahkan dari peritoneum parietalis oleh variabel lapisan lemak. Fascias

adalah lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-sama meliputi struktur


tubuh.

d. Otot perut

1) Otot dinding perut anterior dan lateral


Rectus abdominis meluas dari bagian depan margo costalis di atas dan pubis
di bagian bawah. Otot itu disilang oleh beberapa pita fibrosa dan berada
didalam selubung. Linea alba adalah pita jaringan yang membentang pada
garis tengah dari procecuss xiphodius sternum ke simpisis pubis, memisahkan
kedua musculus rectus abdominis. Obliquus externus, obliquus internus dan
transverses adalah otot pipih yang membentuk dinding abdomen pada bagian
samping dan depan. Serat externus berjalan kearah bawah dan atas ; serat

obliquus internus berjalan keatas dan kedepan ; serat transverses (otot


terdalam dari otot ketiga dinding perut) berjalan transversal di bagian depan
ketiga otot terakhir otot berakhir dalam satu selubung bersama yang menutupi
rectus abdominis.

2) Otot dinding perut posterior


Quadrates lumbolus adalah otot pendek persegi pada bagian belakang
abdomen, dari costa keduabelas diatas ke crista iliaca.

3. Proses terjadinya masalah

a. Pengertian
Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah masa di mulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
trimester yaitu trimester pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan
trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Tanda-tanda kehamilan
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea
b) Nausea (enek) dan muntah
c) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d) Pingsan
e) Mammae menjadi tegang dan membesar
f) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
g) Sering kencing
h) Obstipasi
i) Pigmentasi kulit
j) Varises
2) Tanda kemungkinan kehamilan
a) Tanda Hegar adalah hipertrofi ishmus akibat menjadi panjang dan
lunak
b) Tanda Chadwick adalah vagina dan vulva merah agak kebiruan
(livide).
c) Tanda Piscaseck adalag uterus membesar ke salah satu jurusan
hingga menonjol jelas ke jurusan pemebesaran tersebut.
d) Tanda Braxton- Hicks, bila uterus dirangsanng mudah berkontraksi.
Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan
misalnya pada mioma uteri.
e) Suhu basal yang sudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC
sampai 37,8oC adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
f) Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya human
chorionic gonadothropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama di pagi hari.
3) Tanda pasti kehamilan
a) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian bagian janin
b) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin beberapa cara
c) Dapat dirasakan gerakan janin dan ballottement
d) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tanpak kerangka janin

10

e) Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong


janin, panjang janin (crown - rump)
b. Sectio Caesarea
Menurut Sarwono (2005), sectio caesarea adalah pembedahan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus.
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin denggan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Sectio caesarea
adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk
melahirkan janin dari dalam rahim. Sectio caesarea dibedakan menjadi tiga
tipe berdasarkan tekniknya, yaitu :
1) Sectio caesarea segmen bawah (SCSB) atau sectio caesarea
transperitonealis profunda
Insisi melintang dilakukan pada segmen bawah uterus. Segmen bawah
uterus tidak begitu banyak mengandung pembuluh darah dibandingkan
segmen atas sehingga risiko perdarahan lebih kecil. Karena segmen
bawah terletak di bawah kavum peritonei, kemungkinan infeksi pasca
bedah juga tidak begitu besar. Di samping itu, risiko ruptura uteri pada
kehamilan dan persalinan berikutnya akan lebih kecil bilamana
jaringan parut hanya terbatas pada segmen bawah uterus. Kesembuhan
luka bisaanya baik karena segmen bawah merupakan bagian uterus
yang tidak begitu aktif.
2) Sectio caesarea klasik atau korporal
Insisi klasik hanya kadang-kadang dilakukan. Hal ini dilakukan kalau
segmen bawah tidak terjangkau karena ada perlekatan atau rintangan
plasenta, kalau terdapat vena verikosa pada segmen bawah, dan
kadang-kadang juga dilakukan bagi janin yang letaknya melintang
serta untuk histerektomi caesarea.
3) Sectio caesarea ekstraperitoneal
Sectio caesarea ekstraperitoneal dahulu dilakukan untuk mengurangi
bahaya infeksi puerperal, akan tetapi dengan kemajuan pengobatan
terhadap infeksi, pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi
dilakukan. Pembedahan tersebut sulit dalam tehniknya dan sering kali

11

terjadinya sobekan peritoneum tidak dapat dihindarkan. Mengingat


bahwa tindakan ini kini dalam praktek jarang sekali dilakukan, maka
tehniknya sudah tidak dibicarakan lagi.
c. Penyebab
1) CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul
ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang
panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga
panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika
akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan
atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam
proses persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul
menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi
abnormal.
2) PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas.
Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan
penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu
kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu
mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
3) KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan
di bawah 36 minggu.
4) Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
dilahirkan secara normal.

12

5) Faktor Hambatan Jalan Lahir


Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
6) Kelainan Letak Janin
Kelainan pada letak kepala
a) Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam
teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul,
kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar
panggul.
b) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang
terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira
0,27-0,5 %.
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah
kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi
bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki
tidak sempurna dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).
d. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/ hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/ spontan, misalnya
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, preeklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio

13

Caesarea (SC). Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang


akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan
menimbulkan

masalah

intoleransi

aktivitas.

Adanya

kelumpuhan

sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu


melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses
pembedahan,

penyembuhan,

dan

perawatan

post

operasi

akan

menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses


pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa
nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan
baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.
e. Tanda& Gejala
1) Plasenta previa sentralis dan lateralis
2) Panggul sempit
3) Ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul
4) Ruptur uteri mengancam
5) Pre eklamsia
6) Malprestasi janin
f. Komplikasi
Komplikasi dari tindakan sectio caesarea bisa terjadi pada ibu dan bayi.
Pada ibu dapat terjadi infeksi puerperal, perdarahan, luka pada kandung
kencing, embolisme paru-paru, ruptura uteri. Sedangkan pada bayi dapat
terjadi kematian perinatal.
1) Infeksi puerpuralis (nifas)
a) Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
b) Sedang: Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi
atau perut sedikit kembung
c) Berat : Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini
sering kita jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah
terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu
lama.
2) Perdarahan, disebabkan karena:

14

a) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka


b) Atonia uteri
c) Perdarahan pada placenta bed
3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi.
4) Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
g. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Sectio Caesarea
1) Sectio caesarea elektif
Sectio caesarea ini direncanakan lebih dahulu karena sudah diketahui
bahwa kehamilan harus diselesaikan dengan pembedahan itu.
Keuntungannya ialah bahwa waktu pembedahan dapat ditentukan oleh
dokter yang akan menolongnya dan bahwa segala persiapan dapat
dilakukan dengan baik. Kerugiannya ialah oleh karena persalinan
belum mulai, segmen bawah uterus belum terbentuk dengan baik
sehingga menyulitkan pembedahan, dan lebih mudah terjadi atonia
uteri dengan perdarahan karena uterus belum mulai dengan
kontraksinya.
2) Anastesia
Anastesia umum mempunyai pengaruh depresif pada pusat pernafasan
janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apnea yang
tidak dapat diatasi dengan mudah. Selain itu ada pengaruh terhadap
tonus uterus, sehingga kadang-kadang timbul perdarahan postpartum
karena atonia uteri. Akan tetapi bahaya terbesar ialah apabila diberi
anastesi umum sedangkan lambung pasien tidak kosong. Pada wanita
yang tidak sadar karena anastesi ada kemungkinan isi lambung masuk
ke dalam saluran pernafasan. Hal ini merupakan peristiwa yang sangat
berbahaya. Dapat diusahakan mengeluarkan isi perut dengan pipa
lambung sebelum anastesi umum, akan tetapi tindakan ini bisaanya
tidak memuaskan. Apabila ada seorang ahli anastesi dapat dilakukan
intubasi dengan memasang pipa endotrakeal sehingga anastesi
kemudian dapat dilakukan dengan aman. Anastesi spinal aman untuk
janin akan tetapi selalu ada kemungkinan bahwa tekanan darah pasien
menurun dengan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Cara yang

15

paling aman ialah anastesi local akan tetapi tidak selalu dapat
dilakukan berhubung dengan sikap mental pasien.
3) Transfusi darah
Pada umumnya perdarahan pada sectio caesarea lebih banyak daripada
persalinan per vagina. Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi pada
uterus, ketika pelepasan plasenta, mungkin juga terjadi karena atonia
uteri postpartum. Berhubung dengan itu pada tindakan sectio caesarea
perlu diadakan persediaan darah.
4) Pemberian antibiotika
Walaupun pemberian antibiotika sesudah sectio caesarea elektif dapat
dipersoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.

16

4. Pathway
Panggul sempit, pre eklamsi, KPD,
bayi kembar, kelainan letak janin

Pre operatif
kekurangan
informasi

Insisi
Jaringan terbuka

Persalinan abnormal

Risiko
Syok

Perdarahan
Kurang proteksi

Tindakan pembedahan
Kekurangan
volume cairan

Invasi bakteri

Sectio caesaria

Kesiapan peningkatan menjadi


orang tua

Resiko infeksi
Luka post op
post anestesi

jaringan terputus

Merangsang mediator nyeri

Nyeri akut

Trauma jaringan

Kerusakan integritas
kulit dan jaringan

penurunan medula
oblongata

Reflek batuk
menurun

Sekret menumpuk

Bersihan jalan
nafas tidak efektif

Ansietas

17

5. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
-

Identitas klien dan penanggung

Keluhan utama klien saat ini

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi klien


multipara

Riwayat penyakit keluarga

Keadaan klien meliputi :


a. Sirkulasi
Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi.
Kemungkinan kehilangan darah selama prosedur pembedahan
kira-kira 600-800 mL.
b. Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda
kegagalan dan atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai
wanita. Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan,
ketakutan, menarik diri, atau kecemasan.
c. Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan).
d. Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinal
epidural.
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma
bedah, distensi kandung kemih , efek - efek anesthesia, nyeri
tekan uterus mungkin ada.
f. Pernapasan
Bunyi paru - paru vesikuler dan terdengar jelas.
g. Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda / kering dan utuh.

18

h. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea
sedang.
6. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
a) Ansietas berhubungan dengan informasi yang diterima tidak
jelas dan krisis situasi.
Intra Operasi
a) Kekurangan volume cairan intravaskuler berhubungan dengan
perdarahan.
b) Risiko syok berhubungan dengan hipovolemia
c) Risiko cedara berhubungan dengan tindakan anastesi dan
pembedahan
Post Operasi
a)

Nyeri akut berhubungan dengan trauma


jaringan.

b)

Kerusakan

intregritas

jaringan

berhubungan dengan trauma jaringan


c)

Bersihan

jalan

nafas

inefektif

berhubungan dengan penumpukan secret pada jalan nafas.


d)

Resiko

infeksi

berhubungan

prosedur invasive dan kerusakan barier primer.

dengan

19

7. Rencana Keperawatan
Pre Operasi
No.

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

1.

Cemas
berhubungan
dengan akan
dilaksanakan
operasi

Setelah di berikan NOC:


Penurunan Kecemasan (5820)
asuhan
Kontrol Kecemasan (1402)
1. Kaji penyebab kecemasan klien
1.Mengetahui
penyebab
keperawatan
a. Tingkat ansietas klien
kecemasan klien
kecemasan
klien
menurun
2. Observasi tanda verbal dan non 2.Menilai tingkat kecemasan
berkurang bahkan b. Pengetahuan klien terhadap
verbal dari kecemasan klien
klien dengan tidak hanya
hilang
penyebab
ansietas
mengobservasi
verbal
meningkat
tetapi non verbal
c. Klien
mampu
menggunakan
teknik Calming technique (5880)
relaksasi untuk mengontrol 1. Kontrol faktor lingkungan yang 1.Mengurangi
kecemasan
menyebabkan klien cemas.
cemas
klien dan membuat klien
merasa lebih nyaman
2. Mempertahankan kontak mata 2.Membangun trust dengan
dengan pasien
pasien
3. Yakinkan
pasien
terhadap 3.Mengurangi
kecemasan
keselamatan diri dan keamanannya
klien
Coping enhancement (5230)
1. Tingkatkan pengetahuan
mengenai proses operasi

Rasional

klien 1.Menambah
pengetahuan
klien sehingga klien tahu
bagaimana
jalannya
operasi dan rasa cemasnya
berkurang

20

2. Ajarkan teknik relaksasi nafas 2.Mengurangi


dalam pada klien
klien

kecemasan

Intra Operasi
No.

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

1.

Risiko cedera
akibat
kondisi
operatif
berhubungan
dengan efek
anastesi,
lingkungan
intraoperatif

Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
diharapkan pasien
tidak mengalami
cedera.

NOC
NIC
Environmental management (6480)
Risk control (1902)
1) Ciptakan lingkungan yang
1) Monitor factor risiko
seaman mungkin untuk pasien
lingkungan
secara
2) Identifikasi kebutuhan akan
konsisten
keamanan pasien berdasarkan
2) Monitor factor risiko
tingkat fungsi fisik dan kognitif
personal behavior secara
dan riwayat atau kebiasaan
3)
Singkirkan lingkungan yang
konsisten
berbahaya,benda-benda
yang
3) Mengembangkan strategi
berbahaya
dari
lingkungan
efektif mengontrol risiko
4) Amankan dengan side-rails/
4) Berkomitmen terhadap
lapisan side-rail
strategi control risiko
5) Menghindari eksposure
5) Sediakan
tempat
tidur
yang
mengancam
ketinggian rendah dan alat-alat
adaptive
kesehatan
secara
6)
Tempatkan benda yang sering
konsisten
digunakan dalam jangkauan

Rasional

1. mencegah cedera
2. memilih intervensi
yang sesuai
3. mencegah cedera
4. mencegah jatuh
5. memudahkan
prosedur
6. memudahkan
prosedur operasi

21

6) Pasien
berpartisipasi
dalam memantau yang
berhubungan
dengan
masalah kesehatan
7) Menyadari
perubahan
status kesehatan secara
konsisten

7) Sediakan tempat tidur dan


lingkungan yang nyaman dan
bersih
8) Tempatkan tombol pengatur
tempat tidur dalam jangkauan
9) Singkirkan
material
yang
digunakan
saat
mengganti
pakaian dan eliminasi, serta
bahan-bahan residual lainnya
ketika kunjungan dan waktu
makan
10) Kurangi stimulus lingkungan
11) Hindari pajanan yang tidak
diperlukan
12) Manipulasi
cahaya
untuk
keuntungan terapi
13) Tingkatkan
keamanan
kebakaran
14) Kontrol lingkungan

7. mencegah infeksi
8. memudahkan
prosedur
9. mencegah infeksi
nosokomial

10. mengurangi resiko


cedera
11. mencegah cidera
12. mencegah cidera
13. mencegah cedera
14. mencegah cidera

22

Post Operasi
No.

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

1.

Nyeri
akut
berhubungan
dengan injury
fisik
(luka
insisi operasi)

Setelah diberikan
asuhan
keperawatan,
diharapkan
nyeri
klien berkurang

NOC:
NIC:
Tingkat Nyeri menurun Manajemen Nyeri (1400)
(2102)
1. Kaji tanda-tanda vital klien.
1. Mengetahui seberapa
1. Tidak ada ekspresi
besar nyeri
nyeri di wajah
2. Kaji secara komprehensif tentang
mempengaruhi TTV
2. Tidak menangis
nyeri klien meliputi lokasi,
pasien
3. Tidak ada nyeri yang
karakteristik, durasi, frekuensi, 2. Mengetahui lebih dalam
dilaporkan
kualitas, intensitas nyeri, dan
terhadap neyri yang
4. Fokus tidak menyempit
faktor pencetus.
dirasakan pasien
5. Tidak ada ketegangan otot 3. Observasi tanda-tanda non verbal
yang mengganggu klien, terutama 3. Ekspresi non verbal
dalam berkomunikasi efektif.
menunjukkan ekspresi
keadaan pasien yang
4. Kaji tingkat pengetahuan klien
sebenarnya
tentang nyeri.
4. Mengetahui pengetahuan
5. Kontrol faktor lingkungan yang
pasien tentang nyeri
menyebabkan
ketidaknyamanan
pada klien, misalnya pencahayaan 5. Mengontrol penyebab
ruang, temperatur ruang.
yang dapat menyebabkan
klien tidak nyaman
6. Ajarkan teknik non-farmakologis
sehingga nyeri semakin

Rasional

23

2.

Resiko infeksi
berhubungan
dengan
tindakan
invasif (insisi
post
pembedahan)

Setelah dilakukan NOC :


tindakan
Kontrol Resiko (1902)
keperawatan, resiko 1. Keluarga dapat
ineksi terkontrol
memodifikasi gaya hidup
untuk meminimalkan
risiko
2. Mengenali perubahan
status kesehatan

untuk mengatasi nyeri klien, misal


dirasa.
hypnosis, relaksasi, akupresur,
terapi musik.
6. Untuk mengurangi rasa
nyeri
NIC:
Kontrol infeksi
1. Bersihkan lingkungan dengan baik 1. Untuk mencegah
setelah digunakan untuk pasien
terjadinya penularan
penyakit
2. Ganti peralatan per pasien sesuai
2. Mencegah terjadinya
protokol
infeksi
3. Ajarkan cuci tangan bagi
3. Mencegah terjadinya
pengunjung
pemindahan kuman dari
orang luar
4. Cuci tangan sebelum dan sesudan
4. Mencegah terjadinya
tindakan keperawatan
infeksi dari tim
kesehatan ke pasien atau
sebaliknya
5. Kolaborasi pemberian antibiotik
5. Menghilangkan infeksi
6. Ajarkan keluarga dan klien
6. Menambah pengetahuan
bagaimana menghindari infeksi
keluarga dan klien
bagaimana cara untuk
mencegah infeksi
7. Ganti IV perifer max 3 hari sekali
7. Mencegah terjadinya
infeksi yang masuk
melalui pembuluh darah
yang terpasang infus

24

3.

Peningkatan
peran menjai
orang tua
berhubungan
dengan
dukungan dari
oarng sekitar

Setelah
dilaksanakan
tindakan
keperawatan
masalah
keperawatan
peningkatan peran
menjadi orang tua
meningkat

Penampilan peran (1501)


a. Klien
mampu
menerima informasi
tentang
perubahan
peran yang sesuai
b. Klien
mampu
menerima
keadaaan
dan
menyampaikan
keinginan
untuk
meningkatkan
performa peran
c. Klien
mampu
mengendalikan
emosional
d. Klien
mampu
meningkatkan koping

Peningkatan koping (5230)


1. Bina hubungan saling percaya
2. Bantu pasien untuk
menemukan sumber-sumber
yang ada untuk mencapai
tujuannya
3. Bantu pasien untuk
menemukan dukungan dari
orang lain yang memiliki
tujuan yang sama
4. Dukung pasien untuk
mengidentifikasi kemampuan
dan kekuatan yang dimiliki
yang dapat menunjang
performa diri
Peningkatan pengasuhan (8300)
1. Bantu pasien dalam
mengidentifikasi berbagai
peran yang ada dalam siklus
kehidupan
2. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku-

1. membangun trust dengan


pasien
2. membantu pasien
mengenali sumber yang
dapat memenuhi
keinginannya
3. dukungan orang lain
khususnya keluarga
dapat membuat klien
bersemangat dan lebih
siap menjadi ibu
4. membantu meningkatkan
kepercayaan diri klien

1. memberi pandangan
kepada klien bagaimana
menjadi ibu
2. membantu klien untuk
menyebutkan perilaku-

25

perilaku yang diperlukan


untuk mengembangkan peran
3. Ajarkan kepada pasien untuk
memonitor status kesehatan
anak, pemeriksaan anak, dan
status imunasi untuk proses
perkembangan anakn nantinya

perilaku yang dapat


menunjang status
barunya
3. memberi informasi
kepada klien bagaimana
cara memonitor status
kesehatan dan
perkembangan anak

26

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi


4. Jakarta: EGC
Bulechek, dkk. 2015. Nursing Intervension Classification. Jakarta: EGC.
Heather, Herdman. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius FK UI
Moorhead, dkk. 2015. Nursing Outcomes Classification. Jakarta: EGC
Sarwono, Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. Jakarta : PT
Gramedia
Smeltzer, Suzanna C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC

27

Anda mungkin juga menyukai